30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Terbantu Gol Hantu

Tottenham vs Chelsea

LONDON – Chelsea mendapat modal berharga saat menjamu Barcelona di leg pertama semi final Liga Champions Kamis dini hari WIB (19/4). Apa lagi jika bukan sukses melangkah ke final Piala FA seusai mengalahkan Tottenham Hotspur 5-1 di Stadion Wembley kemarin dini hari WIB (16/4).
Dalam partai puncak yang juga dilangsungkan di Wembley (5/5), The Blues “ sebutan – Chelsea akan ditantang Liverpool. Final tahun ini merupakan yang keempat bagi Chelsea dalam enam edisi terakhir. Dalam tiga edisi sebelumnya, Chelsea selalu merebut gelar.

Sukses Chelsea pun memperpanjang catatan positif pelatih interim Roberto Di Matteo. Yakni, selalu memenangi laga di Wembley baik sebagai pemain maupun pelatih. Juga tidak pernah kalah dari Spurs -sebutan Tottenham- baik sebagai pemain maupun pelatih.

“Anda melihat statistik dan itu sangat menarik. Tapi, catatan itu adalah masa yang sudah terlewati karena kami harus menatap masa depan.” ungkapnya kepada ITV.

Sayang, lolosnya Chelsea menuai kontroversi. Itu terkait dengan disahkannya gol kedua milik Juan Mata pada menit ke-49. Padahal, dari rekaman televisi bola masih di luar garis gawang saat dihalau bek kiri Spurs Benoit Assou-Ekotto. Kapten Chelsea John Terry yang juga dekat dengan posisi bola juga mengatakan belum terjadi gol.

Gol hantu Chelsea itu pun dituding Spurs sebagai biang keladi kekalahan. Sebelumnya, Spurs tertinggal oleh gol Didier Drogba (43’). Spurs memang merespons melalui Gareth Bale (59’). Tapi, upaya Spurs menyamakan kedudukan malah berbuah kebobolan tiga gol di 13 menit terakhir, masing-masing oleh Ramires (77’), Frank Lampard (80’), dan Florent Malouda di menit keempat masa injury time.

“Kami hanya bisa menyalahkan wasit (Martin Atkinson, Red),” kata striker Spurs Emmanuel Adebayor kepada Sky Sports.
“Seusai pertandingan, wasit mengakui kesalahannya. Saya pikir teknologi garis gawang sangat mendesak digunakan,” sahut pelatih Spurs Harry Redknapp.

FIFA sebagai penentu kebijakan teknologi garis gawang pun tidak tinggal diam. Rencananya, baru pada 2 Juli nanti mereka akan memutuskan apakah teknologi Hawk-Eye (sistem kamera seperti di tenis dan kriket) atau GoalRef (bola spesial yang terkoneksi dengan peralatan yang dikenakan wasit) yang akan digunakan untuk masa depan sepak bola. Tapi, seiring kasus gol hantu Chelsea, tes akan dilangsungkan lebih cepat alias akhir bulan ini. (dns/jpnn)

Tottenham vs Chelsea

LONDON – Chelsea mendapat modal berharga saat menjamu Barcelona di leg pertama semi final Liga Champions Kamis dini hari WIB (19/4). Apa lagi jika bukan sukses melangkah ke final Piala FA seusai mengalahkan Tottenham Hotspur 5-1 di Stadion Wembley kemarin dini hari WIB (16/4).
Dalam partai puncak yang juga dilangsungkan di Wembley (5/5), The Blues “ sebutan – Chelsea akan ditantang Liverpool. Final tahun ini merupakan yang keempat bagi Chelsea dalam enam edisi terakhir. Dalam tiga edisi sebelumnya, Chelsea selalu merebut gelar.

Sukses Chelsea pun memperpanjang catatan positif pelatih interim Roberto Di Matteo. Yakni, selalu memenangi laga di Wembley baik sebagai pemain maupun pelatih. Juga tidak pernah kalah dari Spurs -sebutan Tottenham- baik sebagai pemain maupun pelatih.

“Anda melihat statistik dan itu sangat menarik. Tapi, catatan itu adalah masa yang sudah terlewati karena kami harus menatap masa depan.” ungkapnya kepada ITV.

Sayang, lolosnya Chelsea menuai kontroversi. Itu terkait dengan disahkannya gol kedua milik Juan Mata pada menit ke-49. Padahal, dari rekaman televisi bola masih di luar garis gawang saat dihalau bek kiri Spurs Benoit Assou-Ekotto. Kapten Chelsea John Terry yang juga dekat dengan posisi bola juga mengatakan belum terjadi gol.

Gol hantu Chelsea itu pun dituding Spurs sebagai biang keladi kekalahan. Sebelumnya, Spurs tertinggal oleh gol Didier Drogba (43’). Spurs memang merespons melalui Gareth Bale (59’). Tapi, upaya Spurs menyamakan kedudukan malah berbuah kebobolan tiga gol di 13 menit terakhir, masing-masing oleh Ramires (77’), Frank Lampard (80’), dan Florent Malouda di menit keempat masa injury time.

“Kami hanya bisa menyalahkan wasit (Martin Atkinson, Red),” kata striker Spurs Emmanuel Adebayor kepada Sky Sports.
“Seusai pertandingan, wasit mengakui kesalahannya. Saya pikir teknologi garis gawang sangat mendesak digunakan,” sahut pelatih Spurs Harry Redknapp.

FIFA sebagai penentu kebijakan teknologi garis gawang pun tidak tinggal diam. Rencananya, baru pada 2 Juli nanti mereka akan memutuskan apakah teknologi Hawk-Eye (sistem kamera seperti di tenis dan kriket) atau GoalRef (bola spesial yang terkoneksi dengan peralatan yang dikenakan wasit) yang akan digunakan untuk masa depan sepak bola. Tapi, seiring kasus gol hantu Chelsea, tes akan dilangsungkan lebih cepat alias akhir bulan ini. (dns/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/