Chelsea vs Barcelona
Luar biasa pencapaian Chelsea paska ditangani pria asal Italia yang pernah memperkuat klub itu pada tahun 1996 hingga 2002, Roberto Di Matteo.
Ya, sejak dipercaya menangani The Blues menggantikan Andres Villas –Boas, pria berkepala plontos itu sukses membawa timnya menorehkan catatan 9 kali menang, dua kali imbang dan sekali kalah. Satu-satunya kekalahan yang dialami The Blues adalah ketika bertandang ke markas Manchester City pada 21 Maret lalu.
Dengan hasil ini, sontak popularitas Di Matteo mengapung ke permukaan. Bahkan beberapa pemain senior di tim itu seperti Frank Lampard, Didier Drogba dll secara tegas mengatakan bahwa mereka tak membutuhkan pelatih baru lagi.
“Itu adalah keputusan klub di musim panas. Apakah mereka ingin berbicara dengan Robbie (panggilan akrab Roberto Di Matteo) atau tidak. Saya tidak paham, namun saya tak dapat berbicara banyak atas apa yang dia lakukan,” ujar Lampard. “Ia datang dan langsung menyuntikkan kepercayaan diri, ia berbicara kepada para pemain di ruang ganti , raihlah yang terbaik, dan meminta hal-hal yang sederhana dilakukan dengan benar. Ia mencintai klub ini, Anda dapat melihat semangatnya dalam pertemuan tim, dan para fans telah bereaksi dengan sangat baik terhadapnya,” bilang Lampard di Soccernet.
Meski menginginkan Di Matteo bertahan di Chelsea, namun Lampard jangan over confidence menatap beberapa pertandingan ke depan, utamanya saat menjamu Barcelona di ajang Liga Champions yang berlangsung di Stamford Bridge, dini hari nanti.
“Menjamu Barcelona adalah ujian sesunggunya, untuk melihat sejauh mana klub ini telah melakukan perbaikan. Mereka (Barcelona) disebut sebagai tim terbaik dunia. Jadi wajar jika mereka adalah lawan tersulit yang kami hadapi pada periode ini,” bilang Roberto Di Matteo, tactician Chelsea. Beruntung bagi Di Matteo karena menatap pertandingan ini dirinya memiliki kartu truf yang paham bagaimana cara memporak-porandakan sekaligus membobol gawang Barcelona.
Memang, meski sejauh ini Fernando Torres masih tampil di bawah performa terbaiknya, namun pria berkebangsaan Spanyol yang pernah menjadi ikon Atletico Madrid pada era 2011 hingga 2007 itu memiliki catatan yang apik setiap kali sua Barcelona.
Bayangkan dari sepuluh kesempatan menghadapi Barcelona, Atletico Madrid menang sebanyak 4 kali, sedang Barcelona hanya menang 2 kali, dan 2 pertandingan lainnya berakhir imbang.
Dari seluruh pertandingan itu Torres membobol gawang Barcelona sebanyak delapan kali. Prestasi terbaiknya adalah ketika mencetak hat-trick pada pertandingan yang berlangsung 1 Februari 2003.
“Menghadapi mereka selalu memiliki arti tersendiri dan mampu membuat kita menjadi sosok pemain yang hebat. Selalu ada motivasi berlebih untuk dapat mengalahkan tim sebesar Barcelona,” tandas Torres.
Di tempat terpisah gelandang Barcelona Andres Iniesta mengatakan bahwa meski bermain di kandang lawan namun dirinya memberi garansi jika timnya bakal tampil menyerang.
“Kami akan datang ke markas mereka dengan mental kemenangan dan mental juara. Kami juga akan berusaha tak melakukan kesalahan, karena itu (kesalahan, Red) akan mahal harganya pada leg kedua nanti,” tegas Iniesta.
“Kami selalu masuk ke lapangan untuk menang. Tapi kami juga harus berpikir bahwa fase ini dimainkan dua leg. Artinya, kami akan menjalani laga yang berat di kandang mereka, besok (hari ini, Red),” lanjutnya. Sebuah pengakuan jika Stamford Bridge bukan venue yang bersahabat bagi Barcelona. Terlebih dari enam pertemuan yang berlangsung di Camp Nou, Chelsea menang 4 kali, sementara Barcelona menang sekali, dengan satu pertandingan lainnya berakhir imbang.
Dengan semua fakta di atas, masih pantaskah menjagokan Barcelona sebagai pemenang pertandingan dini hari nanti? (*)
Dibayangi Kasus Ovrebo
Di ajang Liga Champions, Barcelona dan Chelsea telah berhadapn sebanyak sebelsa kali. Namun dari seluruh pertemuan itu, yang paling dikenang adalah di musim 2008/09, dengan melibatkan wasit Tom Henning Ovrebo.
Laga yang dianggap penuh kontroversi tersebut terjadi di Stamford Bridge, pada leg kedua babak semifinal. Sebelumnya, pada leg pertama di Camp Nou, kedua tim bermain imbang tanpa gol 0-0.
Dalam pertandingan tersebut Chelsea unggul cepat melalui Michael Essien di menit sembilan. The Blues sepertinya akan masuk final karena sampai menit 90 keunggulan tersebut tetap terjaga, sampai akhirnya Andres Iniesta melepaskan tendangan keras yang merobek gawang Petr Cech di menit 93. The Catalans masuk final karena unggul agresifitas gol tandang.
Bukan gol telat tersebut yang disesali Chelsea. Pemain-pemain Frank Lampard dkk dibuat sangat emosional lantaran mereka menganggap banyak keputusan kontroversial dibuat wasit dan menguntungkan tim tamu.
“Tidak (dendam) sama sekali. Masa lalu adalah masa lalu dan itu sangat disayangkan dalam sebuah pertandingan dan terkait kerja wasit,” sahut Petr Cech, kiper Chelsea. (bbs/jpnn)