28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Ke Enam Atau Ke Ampat

17-06 Spanyol - Julen Lopetegui.2Dua tim raksasa di belahan benua Eropa, Italia dan Spanyol dini hari nanti akan saling jajal pada partai final Euro U-21 yang berlangsung di Teddi Malcha Stadium, Jerusalem.

Italia melangkah ke partai final setelah pada semifinal mengalahkan tim unggulan Belanda dengan skor 1-0. Sementara Spanyol yang berstatus juara bertahan berpeluang mempertahankan gelarnya setelah di semifinal menjungkalkan Norwegia dengan skor telak 3-0.
Bagi Italia, jika tim yang dibesut Devis Mangia itu mampu menaklukkan Spanyol, maka itu menjadi gelarnya yang keenam, karena sebelumnya mereka telah memenangi Euro U-21 pada tahun 1992, 1994, 1996, 2000 dan 2004.
Dari kelima gelar itu, kemenangan pada tahun 1996 di Barcelona justru diraih usai mengalahkan Spanyol lewat adu tendangan penalti, setelah kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal.
Tapi, anak asuh Mangia tak boleh terlena dengan catatan apik di atas. Pasalnya, sepuluh tahun sebelumnya, Spanyol justru tampil sebagai juara setelah dipartai final mengalahkan Italia, juga lewat adu tendangan penalti.
“Pertandingan yang melibatkan kedua tim ini selalu berlangsung ketat. Keduanya memiliki pemain berpengalaman yang telah matang ketika bermain di klubnya masing-masing. Ini menjadi modal yang bagus untuk meraih trofi,” tandas Devis Mangia.
“Kami siap menjadi yang terbaik dengan pemain yang kami miliki. Saya pikir pemain kami adalah yang terbaik, meski mereka (Spanyol) juga berisikan sejumlah pemain bintang yang telah malang melintang di kompetisi Eropa. Sungguh, ini pertandingan yang fantastis,” tambah Mangia lagi.
Terkait kekuatan calon lawannya nanti, mangia mengatakan bahwa dirinya kagum dengan katajaman Álvaro Morata yang sejauh ini telah mencetak empat gol. Tapi, masih menurut Mangia, pemain yang paling berbahaya di dalam tim Spanyol adalah Thiago Alacantara.
“Dia memiliki visi permainan yang sangat bagus. Dia tampil sangat dewasa, seolah usianya telah mencapai 25 tahun. Dia harus mendapat pengawalan ketat, jika tidak kami bisa dalam kondisi sulit,” tandas Mangia tentang pemain yang berkostum Barcelona itu.
Di tempat terpisah, pelatih timnas Spanyol Julen Lopetegui mengatakan bahwa semua pemainnya siap memberikan yang terbaik agar dapat mempertahankan gelar yang mereka rebut dua tahun lalu ketika mengalahkan Swis dengan skor 2-0.
Jika itu mampu diwujudkan maka gelar malam ini menjadi yang keempat, setelah sebelumnya Spanyol berhasil memenangi Euro U-21 pada tahun 1986, 1998 dan 2011.
“Kali ini kami memenangkan semua pertandingan. Ini menjadi bukti jika pemain kami semakin matang. Lihatlah, ketika kami hanya mampu mencetak satu gol pada dua pertandingan awal (melawan Rusia dan Jerman), namun kami justru tampil hebat pada dua pertandingan selanjutnya dengan mencetak tiga gol (melawan Belanda dan Norwegia),” tandas Lopetegui.
Sebagai refrensi, Italia dan Spanyol telah berhadapan sebanyak 8 kali. Keduanya sama-sama meraih tiga kemenangan, sedangkan dua pertandingan lainnya berakhir dengan skor imbang.
Di tempat netral, kedua tim juga  memiliki rekor pertemuan yang sama baiknya, yakni sama-sama meraih dua kemenangan dan sekali bermain imbang. Nah, jika merujuk pada catatan itu, maka akan sangat sulit untuk menentukan siapa yang menjadi pemenang pertandingan ini. Apakah Italia yang akan meraih gelar keenamnya, atau justru Spanyol yang mempertahankan gelar sekaligus meraih gelar keempat. (*)

17-06 Spanyol - Julen Lopetegui.2Dua tim raksasa di belahan benua Eropa, Italia dan Spanyol dini hari nanti akan saling jajal pada partai final Euro U-21 yang berlangsung di Teddi Malcha Stadium, Jerusalem.

Italia melangkah ke partai final setelah pada semifinal mengalahkan tim unggulan Belanda dengan skor 1-0. Sementara Spanyol yang berstatus juara bertahan berpeluang mempertahankan gelarnya setelah di semifinal menjungkalkan Norwegia dengan skor telak 3-0.
Bagi Italia, jika tim yang dibesut Devis Mangia itu mampu menaklukkan Spanyol, maka itu menjadi gelarnya yang keenam, karena sebelumnya mereka telah memenangi Euro U-21 pada tahun 1992, 1994, 1996, 2000 dan 2004.
Dari kelima gelar itu, kemenangan pada tahun 1996 di Barcelona justru diraih usai mengalahkan Spanyol lewat adu tendangan penalti, setelah kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal.
Tapi, anak asuh Mangia tak boleh terlena dengan catatan apik di atas. Pasalnya, sepuluh tahun sebelumnya, Spanyol justru tampil sebagai juara setelah dipartai final mengalahkan Italia, juga lewat adu tendangan penalti.
“Pertandingan yang melibatkan kedua tim ini selalu berlangsung ketat. Keduanya memiliki pemain berpengalaman yang telah matang ketika bermain di klubnya masing-masing. Ini menjadi modal yang bagus untuk meraih trofi,” tandas Devis Mangia.
“Kami siap menjadi yang terbaik dengan pemain yang kami miliki. Saya pikir pemain kami adalah yang terbaik, meski mereka (Spanyol) juga berisikan sejumlah pemain bintang yang telah malang melintang di kompetisi Eropa. Sungguh, ini pertandingan yang fantastis,” tambah Mangia lagi.
Terkait kekuatan calon lawannya nanti, mangia mengatakan bahwa dirinya kagum dengan katajaman Álvaro Morata yang sejauh ini telah mencetak empat gol. Tapi, masih menurut Mangia, pemain yang paling berbahaya di dalam tim Spanyol adalah Thiago Alacantara.
“Dia memiliki visi permainan yang sangat bagus. Dia tampil sangat dewasa, seolah usianya telah mencapai 25 tahun. Dia harus mendapat pengawalan ketat, jika tidak kami bisa dalam kondisi sulit,” tandas Mangia tentang pemain yang berkostum Barcelona itu.
Di tempat terpisah, pelatih timnas Spanyol Julen Lopetegui mengatakan bahwa semua pemainnya siap memberikan yang terbaik agar dapat mempertahankan gelar yang mereka rebut dua tahun lalu ketika mengalahkan Swis dengan skor 2-0.
Jika itu mampu diwujudkan maka gelar malam ini menjadi yang keempat, setelah sebelumnya Spanyol berhasil memenangi Euro U-21 pada tahun 1986, 1998 dan 2011.
“Kali ini kami memenangkan semua pertandingan. Ini menjadi bukti jika pemain kami semakin matang. Lihatlah, ketika kami hanya mampu mencetak satu gol pada dua pertandingan awal (melawan Rusia dan Jerman), namun kami justru tampil hebat pada dua pertandingan selanjutnya dengan mencetak tiga gol (melawan Belanda dan Norwegia),” tandas Lopetegui.
Sebagai refrensi, Italia dan Spanyol telah berhadapan sebanyak 8 kali. Keduanya sama-sama meraih tiga kemenangan, sedangkan dua pertandingan lainnya berakhir dengan skor imbang.
Di tempat netral, kedua tim juga  memiliki rekor pertemuan yang sama baiknya, yakni sama-sama meraih dua kemenangan dan sekali bermain imbang. Nah, jika merujuk pada catatan itu, maka akan sangat sulit untuk menentukan siapa yang menjadi pemenang pertandingan ini. Apakah Italia yang akan meraih gelar keenamnya, atau justru Spanyol yang mempertahankan gelar sekaligus meraih gelar keempat. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/