27.8 C
Medan
Friday, May 31, 2024

Pelatih Muda Bersejarah

DUBLIN – Kesuksesan FC Porto menjadi juara Liga Europa tak terlepas dari suksesnya sang manajer, Andre Villas-Boas. Pria berusia 33 tahun itu kini mengukir namanya dengan tinta emas dalam buku sejarah.

Dengan usianya yang masih menginjak 33 tahun itu, kini Villas-Boas menjadi pelatih termuda yang pernah menjuarai sebuah kompetisi antar klub Eropa. Sejumlah klub raksasa dikabarkan tengah mendekatinya, termasuk diantaranya Chelsea dan Inter Milan.

Sebelum mengantar Porto jadi juara Liga Europa, Villas-Boas terlebih dahulu sudah mempersembahkan gelar juara Piala Super Portugal dan titel jawara Liga Portugal.

Sosok Villas-Boas ini sangat mengundang perhatian, tidak cuma karena usianya yang masih muda, tetapi juga karena sosok bernama lengkap Luis Andre de Pina Cabral e Villas-Boas itu juga relatif tidak berpengalaman.

Saat ia dipilih sebagai pengganti Jesualdo Ferreira sebelum musim ini bergulir, banyak yang meragukan namanya. Maklum, Villas-Boas tidak datang dengan sejarah meyakinkan berupa karir membesut tim-tim besar.

Villas-Boas juga tidak pernah mengecap karir sebagai pesepakbola. Sejak awal, saat ia masih berusia belasan tahun, Villas-Boas sudah ‘memilih’ jalan untuk menjadi pelatih sepakbola.

Di usia belia, Villas-Boas mendapat pengalaman dengan menjadi pemandu bakat buat manajer Porto saat itu, Sir Bobby Robson. Ia kemudian semakin tertempa saat mengasisteni Jose Mourinho di Porto serta saat sang patron hijrah ke Chelsea dan Inter Milan.

Oktober 2009, Villas-Boas memutuskan keluar dari bayang-bayang Mourinho dan bekerja sebagai manajer Academica Coimbra. Villas-Boas menunjukkan sentuhan emasnya ketika membawa Academica ke posisi 11 dari awalnya merupakan tim posisi terbawah.

Selanjutnya, nama Villas-Boas bagai menjadi ‘jaminan’ datangnya prestasi. Tiga trofi sudah dikumpulkan dan satu lagi, gelar Piala Portugal, masih dalam kejaran saat Porto bertemu Vitoria Guimaraes, 22 Mei mendatang.  Memanggapi laga final dinihari tadi Villas-Boas mengaku merasa tidak puas. “Meski menang, saya sedih karena kami seharusnya bisa bermain lebih baik.,” akunya. (net/jpnn)

DUBLIN – Kesuksesan FC Porto menjadi juara Liga Europa tak terlepas dari suksesnya sang manajer, Andre Villas-Boas. Pria berusia 33 tahun itu kini mengukir namanya dengan tinta emas dalam buku sejarah.

Dengan usianya yang masih menginjak 33 tahun itu, kini Villas-Boas menjadi pelatih termuda yang pernah menjuarai sebuah kompetisi antar klub Eropa. Sejumlah klub raksasa dikabarkan tengah mendekatinya, termasuk diantaranya Chelsea dan Inter Milan.

Sebelum mengantar Porto jadi juara Liga Europa, Villas-Boas terlebih dahulu sudah mempersembahkan gelar juara Piala Super Portugal dan titel jawara Liga Portugal.

Sosok Villas-Boas ini sangat mengundang perhatian, tidak cuma karena usianya yang masih muda, tetapi juga karena sosok bernama lengkap Luis Andre de Pina Cabral e Villas-Boas itu juga relatif tidak berpengalaman.

Saat ia dipilih sebagai pengganti Jesualdo Ferreira sebelum musim ini bergulir, banyak yang meragukan namanya. Maklum, Villas-Boas tidak datang dengan sejarah meyakinkan berupa karir membesut tim-tim besar.

Villas-Boas juga tidak pernah mengecap karir sebagai pesepakbola. Sejak awal, saat ia masih berusia belasan tahun, Villas-Boas sudah ‘memilih’ jalan untuk menjadi pelatih sepakbola.

Di usia belia, Villas-Boas mendapat pengalaman dengan menjadi pemandu bakat buat manajer Porto saat itu, Sir Bobby Robson. Ia kemudian semakin tertempa saat mengasisteni Jose Mourinho di Porto serta saat sang patron hijrah ke Chelsea dan Inter Milan.

Oktober 2009, Villas-Boas memutuskan keluar dari bayang-bayang Mourinho dan bekerja sebagai manajer Academica Coimbra. Villas-Boas menunjukkan sentuhan emasnya ketika membawa Academica ke posisi 11 dari awalnya merupakan tim posisi terbawah.

Selanjutnya, nama Villas-Boas bagai menjadi ‘jaminan’ datangnya prestasi. Tiga trofi sudah dikumpulkan dan satu lagi, gelar Piala Portugal, masih dalam kejaran saat Porto bertemu Vitoria Guimaraes, 22 Mei mendatang.  Memanggapi laga final dinihari tadi Villas-Boas mengaku merasa tidak puas. “Meski menang, saya sedih karena kami seharusnya bisa bermain lebih baik.,” akunya. (net/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/