30 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Kecam Blatter via Twitter

ZURICH – Pernyataan Sepp Blatter mengenai perilaku rasis dan diskriminasi di lapangan mengundang cercaan. Pernyataan itu diungkapkan presiden FIFA tersebut saat diwawancarai CNN terkait dengan kasus dugaan rasis yang dilakukan Luis Suarez dan John Terry. Dalam pernyataannya, Blatter mengatakan bahwa tindakan rasial yang terjadi di lapangan bisa diselesaikan lewat jabat tangan setelah pertandingan.

Rio Ferdinand adalah pemain yang paling vokal menentang pernyataan Blatter. Itu bisa dimaklumi lantaran saudaranya, Anton Ferdinand, diduga menjadi korban rasis dari John Terry. “Saya baru saja membaca komentar Blater soal rasis di sepak bola. Saya terkejut.  Saya merasa bodoh untuk berpikir bahwa sepak bola melawan rasis,” papar Ferdinand lewat akun Twitter seperti dikutip Goal.

“Jika seorang pemain mencaci wasit, kemudian keduanya berjabat tangan setelah pertandingan, apakah itu selesai? Apakah Blatter punya Twitter? Pernyataan Anda soal rasis sangat menggelikan. Jika pendukung berteriak rasis, tetapi kemudian kami berjabat tangan, apakah setelah itu selesai?,” kecamnya.

Mendapat serangan seperti itu, Blatter pun segera melakukan klarifikasi. Menurut dia, organisasi yang dirinya pimpin tetap peduli pada hal-hal berbau rasis. “Saya ingin membuatnya jelas. Saya berkomitmen memerangi rasis dan segala jenis diskriminasi di sepak bola. Saya secara pribadi telah memimpin perang melawan rasis di sepak bola,” beber Blatter.
“Pernyataan saya telah disalahartikan. Apa yang ingin saya katakan bahwa sebagai pemain sepak bola, selama pertandingan, Anda memiliki lawan dan terkadang melakukan sesuatu yang salah. Namun, biasanya, pada akhir pertandingan, Anda meminta maaf kepada lawan jika Anda memiliki kesalahan. Anda akan berjabat tangan ketika pertandingan berakhir,” ujarnya. (dra/jpnn)

ZURICH – Pernyataan Sepp Blatter mengenai perilaku rasis dan diskriminasi di lapangan mengundang cercaan. Pernyataan itu diungkapkan presiden FIFA tersebut saat diwawancarai CNN terkait dengan kasus dugaan rasis yang dilakukan Luis Suarez dan John Terry. Dalam pernyataannya, Blatter mengatakan bahwa tindakan rasial yang terjadi di lapangan bisa diselesaikan lewat jabat tangan setelah pertandingan.

Rio Ferdinand adalah pemain yang paling vokal menentang pernyataan Blatter. Itu bisa dimaklumi lantaran saudaranya, Anton Ferdinand, diduga menjadi korban rasis dari John Terry. “Saya baru saja membaca komentar Blater soal rasis di sepak bola. Saya terkejut.  Saya merasa bodoh untuk berpikir bahwa sepak bola melawan rasis,” papar Ferdinand lewat akun Twitter seperti dikutip Goal.

“Jika seorang pemain mencaci wasit, kemudian keduanya berjabat tangan setelah pertandingan, apakah itu selesai? Apakah Blatter punya Twitter? Pernyataan Anda soal rasis sangat menggelikan. Jika pendukung berteriak rasis, tetapi kemudian kami berjabat tangan, apakah setelah itu selesai?,” kecamnya.

Mendapat serangan seperti itu, Blatter pun segera melakukan klarifikasi. Menurut dia, organisasi yang dirinya pimpin tetap peduli pada hal-hal berbau rasis. “Saya ingin membuatnya jelas. Saya berkomitmen memerangi rasis dan segala jenis diskriminasi di sepak bola. Saya secara pribadi telah memimpin perang melawan rasis di sepak bola,” beber Blatter.
“Pernyataan saya telah disalahartikan. Apa yang ingin saya katakan bahwa sebagai pemain sepak bola, selama pertandingan, Anda memiliki lawan dan terkadang melakukan sesuatu yang salah. Namun, biasanya, pada akhir pertandingan, Anda meminta maaf kepada lawan jika Anda memiliki kesalahan. Anda akan berjabat tangan ketika pertandingan berakhir,” ujarnya. (dra/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/