Satu grup berisi tiga tim yang pernah juara dunia. Italia, Uruguay, dan Inggris harus memperebutkan dua tempat di babak 16 besar. Begitulah rencananya.
Namun, outside the plan. Kostarika yang dianggap sebagai tim penggembira malah duluan lolos dan membenam Inggris didasar klasemen sekaligus pulang lebih dulu.
Maka, tinggal satu tempat yang diperebutkan. Italia sebagai peraih 4 gelar harus berebut dengan Uruguay yang telah mencatatkan namanya sebagai pemilik dua trofi Piala Dunia. Kedua tim juara ini dipastikan telah menetapkan rencana untuk laga nanti malam. Tapi, bagaimanapun ada yang tak lolosn
Rencana bisa keluar dari garis dan salah satu dari mereka harus gigit jari sertwa menyusul Inggris yang pernah meraih gelar juara sekali itu pulang kampung.
Alvaro Recoba yang punya faktor kedekatan sendiri kepada dua kubu, seperti tak habis pikir. Mantan penyerang internasional Uruguay yang namanya menjulang di Serie A Italia bersama Inter Milan (1997-2008) itu pun menganggap duel hidup mati Italia versus Uruguay sebagai skenario yang buruk. “Ini akan jadi duel maut, skenario terburuk untuk kedua tim,” kata Recoba kepada Gazzetta dello Sport yang dikutip Football Italia.
“Kemenangan (Uruguay) atas Inggris sudah mengangkat moral seluruh pemain, juga ada antusiasme besar. Saya tak ingin hasil yang tidak kontraproduktif. Kami semua harus menyadari kami menghadapi tantangan berat,” lanjutnya.
Pertandingan Itali kontra Uruguay memang sedikit tidak disangka-sangka menjadi partai hidup mati. Kedua tim sama-sama tumbang dari Kostarika. Yang sedikit di atas angin adalah Italia, karena cukup bermain imbang di laga ini. Seri akan membuat La Celeste yang kalah selisih gol terdepak dari klasemen. Sosok Luis Suarez pun digadang-gadang bisa menyelamatkan Uruguay.
“Luis Suarez? Ia merupakan seorang pemain yang luar biasa, seorang penyerang maut, komplet. Mari berharap ia baik-baik saja. Dan ia merupakan sosok yang menjadi pembeda,” tambah Recoba mengenai pemain yang di laga lawan Inggris lalu berhasil memborong dua gol buat Uruguay.
Di sisi lain, meski cukup mencari hasil imbang, Italia belum tampil terlalu cemerlang di dua laga sebelumnya. Hal ini disadari betul oleh Gianluigi Buffon. “Kami harus memberikan sinyal positif, dan satu-satunya cara adalah meningkatkan performa melawan Uruguay,” kata kiper veteran yang kembali merumput di Piala Dunia itu.
“Kami harus menunjukkan kekuatan dan kebanggaan, lantas menutupnya dengan kemenangan. Kami harus berkepala dingin tapi juga penuh motivasi. Jika kami gagal lolos dari babak penyisihan grup, ini jelas kegagalan,” tambahnya.
Sang pelatih talia, Cesare Prandelli harus memutar otak dalam pertandingan ini. Ia butuh seorang penyerang yang tajam dan konsisten. Hal itu tidak didapatkan dari Mario Balotelli yang angin-anginan. Sementara itu Uruguay bangkit dengan ketajaman Luis Suarez. Dua gol diborongnya saat melawan Inggris. Dengan target harus menang, bomber Liverpool ini akan menjadi target utama bersama sang pasangan, Edinson Cavani. Namun, La Celeste harus kehilangan Diego Lugano dan Alvaro Pereira.
Dalam delapan pertemuan kedua tim, Italia dan Uruguay sama-sama menghasilkan dua kemenangan. Namun, pada persuaan terakhir di Piala Konfederasi 2013, Azzurri menang via drama adu penalti. (bbs/rbb)