25.6 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Politisi Demokrat “Keroyok” Ruhut

Bukan saja Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Nurhayati Alie Assegafn yang dibuat meradang oleh Ruhut Sitompul. Waketum PD Max Sopacua juga berang lantaran Juru Bicara DPP PD itu menjual nama ketum partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyatakan dukungan ke pasangan calon presiden dan wakilnya Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Ruhut Sitompul
Ruhut Sitompul

Ya , sejak kemarin Ruhut selalu menyebut dukungannya ke pasangan yang akrab disapa Jokowi-JK itu atas izin dari SBY selaku Ketum PD. Pernyataan ini dinilai Max sebagai bentuk penggiringan opini oleh Ruhut. Max menegaskan partainya tidak mempersoalkan dukungan Ruhut asalkan tidak membawa-bawa nama SBY.

“Saya menyayangkan dan menyesalkan sikap Ruhut kalau dikatakan bertemu SBY. Dia (Ruhut) tidak punya waktu sembarangan bertemu SBY meminta restu SBY,” tegas Max di DPR RI, Senin (23/6).

Diakui Max bahwa FPD DPR telah resmi mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun, dukungan itu ada dasarnya, bukan fanatisme semata. Di antara alasan itu karena dalam visi-misinya Prabowo-Hatta bertekad melanjutkan program-program yang telah dijalankan pemerintahan SBY-Boediono.

Max mengaku sudah memperingatkan Ruhut agar tidak mengobral pernyataan telah mendapat restu SBY. Namun hal itu ternyata tak diindahkan. Malahan Ruhut mengeluarkan pernyataan akan membawa kader PD lain mendukung pasangan Jokowi-JK.

“Saya sudah ingatkan. Ketika ada di media bahwa sudah mendapat restu dan membawa kader lain. Ruhut selama ini selalu menjual nama SBY. Sebagai Jubir PD. Sebagai Jubir ada etika,” tegasnya.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Nurhayati Alie Assegaf menantang anggotanya, Ruhut Sitompul, membuktikan bahwa dirinya sudah mengantongi izin dari Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai restu atas sikapnya yang mendukung pasangan calon presiden dan wakilnya Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

“Saya yakin tidak ada bukti (izin dari SBY). Percakapan dengan Pak SBY, apapun tunjukkan ke media apa benar?” kata Nurhayati di ruang Fraksi Demokrat DPR RI, Senin (23/6).

Wakil Ketua Umum PD itu yakin selaku ketua umum partai sekaligus presiden, SBY yang sudah menyatakan netral dalam Rapimnas PD tidak mungkin lari dari dari keputusan Rapimnas tersebut.

“Dia orang taat kepada aturan dan undang-undang, pada keputusan yang diambil Rapimnas,” jelasnya Nurhayati.

Dikatakan, FPD tidak akan mendukung capres yang selama ini menjelek-jelekkan pemerintahan SBY-Boediono dan menganggap pemerintahannya gagal. Karena itulah FPD mendukung Prabowo-Subianto – Hatta Rajasa yang jelas-jelas menghargai kepemimpinan SBY.

Ditanyai soal dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Ruhut mengaku sudah meminta izin kepada Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Tapi yang jelas langkah yang aku ambil, aku mohon izin pada ketua umum Pak SBY dan Pak SBY betul seorang negarawan, beliau mengizinkan. Kemarin (aku mohon izinnya),” kata Ruhut, kemarin.

Saat meminta izin ke SBY, Ruhut menyampaikan dirinya berada akan mendukung kubu Jokowi-JK. “Ya silakan,” ucapnya meniru tanggapan SBY.

Keputusan Ruhut mendukung Jokowi-JK berbeda dengan keputusan beberapa kader PD yang memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Begitu dikonfirmasi soal itu, Ruhut menjawab itulah kelebihan PD dibanding partai lainnya.

“Itulah aku bangga, aku senang sebagai kader demokrat. Demokrasi sangat indah di Partai Demokrat. Jadi tidak seperti partai lain ada pecat memecat, di kami tidak, mengalir,” ucap Ruhut.

Ruhut menjelaskan, meskipun SBY bersikap netral, kader PD dipersilakan untuk memberikan dukungan kepada salah satu pasangan capres dan cawapres.

“Ketua umum kami presiden, beliau netral, tapi kadernya silakan (memberikan dukungan ke salah satu pasangan capres-cawapres). Tapi memang etika harus kita hormati. Aku datang menghadap ketum aku pak SBY,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ruhut menjelaskan, dirinya pada hari Rabu (25/6) akan menjadi juru kampanye Jokowi di beberapa daerah. Ia pergi mendampingi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan yang juga mendukung Jokowi-JK.

Ruhut mengaku sudah melakukan pertemuan dengan Luhut. “Karena sebelumnya kan aku diundang oleh Pak Luhut Panjaitan dan kawan-kawan. Hari Rabu (25/6) aku mulai jadi jurkam di Sulawesi Utara, Makassar, Medan, dan Pekanbaru. Aku mendampingi pak Luhut Panjaitan,” tandasnya.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens, mencibir sikap Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang tiba-tiba berbalik mendukung calon presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Boni, Ruhut merupakan politisi yang tak punya harga diri karena mudah melakukan manuver politik.

“Ruhut sudah enggak punya harga diri, dia enggak berintegritas,” kata Boni, saat dihubungi wartawan, Senin (23/6).

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia itu menjelaskan, dalam banyak kesempatan, Ruhut sering kali menyerang berbagai kebijakan yang digelontorkan Jokowi. Bahkan, Boni masih ingat betul saat Ruhut mengajak Jokowi berdebat terkait penuntasan masalah di DKI Jakarta.

Boni berpendapat, dukungan Ruhut itu sifatnya hanya bertepuk sebelah tangan. Pasalnya, Jokowi belum tentu menyambut baik dukungan dari anggota Komisi III DPR tersebut.

“Dia gampang saja berubah, padahal sebelumnya menyerang. Dukungan Ruhut enggak akan memberi pengaruh apa pun, Pak Jokowi juga belum tentu suka,” pungkas pria yang bersitegang dengan Ruhut itu.

Ruhut berubah sikap 180 derajat terkait pilihannya dalam Pemilu Presiden 9 Juli mendatang. Jika dulu Ruhut sering melontarkan kritik pedas terhadap Jokowi, kini Ruhut mengaku jatuh hati untuk mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Ruhut mengaku mendukung pasangan nomor urut 2 itu lantaran tidak terima dengan sikap Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pendukungnya yang menyerang kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. (bbs/val)

Ngaku Ketemu SBY di Lapangan Golf

Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul tak terima pernyataannya soal meminta izin ke ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diragukan oleh ketua fraksi PD DPR RI, Nurhayati Alie Assegaf dan Waketum PD Max Sopacua.

Saat mendeklarasikan dukungannya ke Joko Widodo Jusuf-Kalla di Jakarta Pusat, Senin (23/6) malam, Ruhut angkat bicara soal pertemuannya untuk meminta izin ke SBY.

“Saya ketemu Pak SBY di Emerald (lapangan golf Cikeas). Mohon maaf saya Kristiani tidak bohong,” kata Ruhut dengan nada tegasn
Bagi pihak-pihak yang meragukan pertemuannya itu, Ruhut menyarankan bertanya ke pihak-pihak yang menyaksikan pertemuannya dengan SBY, salah satunya menko Polhukam Djoko Suyanto.

“Yang menyaksikan apak Menkopolhukam Pak Djoko, Komandan Paspamres Pak Dony (Brigjen Donny Monardo), saya sudah minta izin, saya sadar betul, saya dibesarkan beliau,” bebernya.

Sebelumnya Ketua Fraksi PD DPR RI Nurhayati Alie Assegaf dan Waktum PD Max Sopacua meragukan pernyataan Ruhut yang mengaku telah meminta izin pada SBY untuk mendukung Jokowi-JK. Bahkan Max menyebut, selaku jubir PD, Ruhut sering menjual nama SBY. (fat/jpnn/rbb)

Bukan saja Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Nurhayati Alie Assegafn yang dibuat meradang oleh Ruhut Sitompul. Waketum PD Max Sopacua juga berang lantaran Juru Bicara DPP PD itu menjual nama ketum partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyatakan dukungan ke pasangan calon presiden dan wakilnya Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Ruhut Sitompul
Ruhut Sitompul

Ya , sejak kemarin Ruhut selalu menyebut dukungannya ke pasangan yang akrab disapa Jokowi-JK itu atas izin dari SBY selaku Ketum PD. Pernyataan ini dinilai Max sebagai bentuk penggiringan opini oleh Ruhut. Max menegaskan partainya tidak mempersoalkan dukungan Ruhut asalkan tidak membawa-bawa nama SBY.

“Saya menyayangkan dan menyesalkan sikap Ruhut kalau dikatakan bertemu SBY. Dia (Ruhut) tidak punya waktu sembarangan bertemu SBY meminta restu SBY,” tegas Max di DPR RI, Senin (23/6).

Diakui Max bahwa FPD DPR telah resmi mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun, dukungan itu ada dasarnya, bukan fanatisme semata. Di antara alasan itu karena dalam visi-misinya Prabowo-Hatta bertekad melanjutkan program-program yang telah dijalankan pemerintahan SBY-Boediono.

Max mengaku sudah memperingatkan Ruhut agar tidak mengobral pernyataan telah mendapat restu SBY. Namun hal itu ternyata tak diindahkan. Malahan Ruhut mengeluarkan pernyataan akan membawa kader PD lain mendukung pasangan Jokowi-JK.

“Saya sudah ingatkan. Ketika ada di media bahwa sudah mendapat restu dan membawa kader lain. Ruhut selama ini selalu menjual nama SBY. Sebagai Jubir PD. Sebagai Jubir ada etika,” tegasnya.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Nurhayati Alie Assegaf menantang anggotanya, Ruhut Sitompul, membuktikan bahwa dirinya sudah mengantongi izin dari Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai restu atas sikapnya yang mendukung pasangan calon presiden dan wakilnya Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

“Saya yakin tidak ada bukti (izin dari SBY). Percakapan dengan Pak SBY, apapun tunjukkan ke media apa benar?” kata Nurhayati di ruang Fraksi Demokrat DPR RI, Senin (23/6).

Wakil Ketua Umum PD itu yakin selaku ketua umum partai sekaligus presiden, SBY yang sudah menyatakan netral dalam Rapimnas PD tidak mungkin lari dari dari keputusan Rapimnas tersebut.

“Dia orang taat kepada aturan dan undang-undang, pada keputusan yang diambil Rapimnas,” jelasnya Nurhayati.

Dikatakan, FPD tidak akan mendukung capres yang selama ini menjelek-jelekkan pemerintahan SBY-Boediono dan menganggap pemerintahannya gagal. Karena itulah FPD mendukung Prabowo-Subianto – Hatta Rajasa yang jelas-jelas menghargai kepemimpinan SBY.

Ditanyai soal dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Ruhut mengaku sudah meminta izin kepada Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Tapi yang jelas langkah yang aku ambil, aku mohon izin pada ketua umum Pak SBY dan Pak SBY betul seorang negarawan, beliau mengizinkan. Kemarin (aku mohon izinnya),” kata Ruhut, kemarin.

Saat meminta izin ke SBY, Ruhut menyampaikan dirinya berada akan mendukung kubu Jokowi-JK. “Ya silakan,” ucapnya meniru tanggapan SBY.

Keputusan Ruhut mendukung Jokowi-JK berbeda dengan keputusan beberapa kader PD yang memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Begitu dikonfirmasi soal itu, Ruhut menjawab itulah kelebihan PD dibanding partai lainnya.

“Itulah aku bangga, aku senang sebagai kader demokrat. Demokrasi sangat indah di Partai Demokrat. Jadi tidak seperti partai lain ada pecat memecat, di kami tidak, mengalir,” ucap Ruhut.

Ruhut menjelaskan, meskipun SBY bersikap netral, kader PD dipersilakan untuk memberikan dukungan kepada salah satu pasangan capres dan cawapres.

“Ketua umum kami presiden, beliau netral, tapi kadernya silakan (memberikan dukungan ke salah satu pasangan capres-cawapres). Tapi memang etika harus kita hormati. Aku datang menghadap ketum aku pak SBY,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ruhut menjelaskan, dirinya pada hari Rabu (25/6) akan menjadi juru kampanye Jokowi di beberapa daerah. Ia pergi mendampingi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan yang juga mendukung Jokowi-JK.

Ruhut mengaku sudah melakukan pertemuan dengan Luhut. “Karena sebelumnya kan aku diundang oleh Pak Luhut Panjaitan dan kawan-kawan. Hari Rabu (25/6) aku mulai jadi jurkam di Sulawesi Utara, Makassar, Medan, dan Pekanbaru. Aku mendampingi pak Luhut Panjaitan,” tandasnya.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens, mencibir sikap Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang tiba-tiba berbalik mendukung calon presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Boni, Ruhut merupakan politisi yang tak punya harga diri karena mudah melakukan manuver politik.

“Ruhut sudah enggak punya harga diri, dia enggak berintegritas,” kata Boni, saat dihubungi wartawan, Senin (23/6).

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia itu menjelaskan, dalam banyak kesempatan, Ruhut sering kali menyerang berbagai kebijakan yang digelontorkan Jokowi. Bahkan, Boni masih ingat betul saat Ruhut mengajak Jokowi berdebat terkait penuntasan masalah di DKI Jakarta.

Boni berpendapat, dukungan Ruhut itu sifatnya hanya bertepuk sebelah tangan. Pasalnya, Jokowi belum tentu menyambut baik dukungan dari anggota Komisi III DPR tersebut.

“Dia gampang saja berubah, padahal sebelumnya menyerang. Dukungan Ruhut enggak akan memberi pengaruh apa pun, Pak Jokowi juga belum tentu suka,” pungkas pria yang bersitegang dengan Ruhut itu.

Ruhut berubah sikap 180 derajat terkait pilihannya dalam Pemilu Presiden 9 Juli mendatang. Jika dulu Ruhut sering melontarkan kritik pedas terhadap Jokowi, kini Ruhut mengaku jatuh hati untuk mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Ruhut mengaku mendukung pasangan nomor urut 2 itu lantaran tidak terima dengan sikap Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pendukungnya yang menyerang kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. (bbs/val)

Ngaku Ketemu SBY di Lapangan Golf

Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul tak terima pernyataannya soal meminta izin ke ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diragukan oleh ketua fraksi PD DPR RI, Nurhayati Alie Assegaf dan Waketum PD Max Sopacua.

Saat mendeklarasikan dukungannya ke Joko Widodo Jusuf-Kalla di Jakarta Pusat, Senin (23/6) malam, Ruhut angkat bicara soal pertemuannya untuk meminta izin ke SBY.

“Saya ketemu Pak SBY di Emerald (lapangan golf Cikeas). Mohon maaf saya Kristiani tidak bohong,” kata Ruhut dengan nada tegasn
Bagi pihak-pihak yang meragukan pertemuannya itu, Ruhut menyarankan bertanya ke pihak-pihak yang menyaksikan pertemuannya dengan SBY, salah satunya menko Polhukam Djoko Suyanto.

“Yang menyaksikan apak Menkopolhukam Pak Djoko, Komandan Paspamres Pak Dony (Brigjen Donny Monardo), saya sudah minta izin, saya sadar betul, saya dibesarkan beliau,” bebernya.

Sebelumnya Ketua Fraksi PD DPR RI Nurhayati Alie Assegaf dan Waktum PD Max Sopacua meragukan pernyataan Ruhut yang mengaku telah meminta izin pada SBY untuk mendukung Jokowi-JK. Bahkan Max menyebut, selaku jubir PD, Ruhut sering menjual nama SBY. (fat/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/