MUNCHEN- Empat tahun lalu, Louis van Gaal sudah harus terlibat perdebatan dengan pejabat teras Bayern Munchen di awal kepelatihannya. Alasannya, Van Gaal ngotot mempertahankan Thomas Mueller dalam skuadnya. Sedangkan petinggi Bayern menginginkan Mueller dipinjamkan karena diyakini sulit bersaing dengan Franck Ribery, Arjen Robben, dan Hamit Altintop.
Mueller yang baru setahun promosi ke tim utama itu dianggap bertipikal pemain nanggung. Bukan finisher dan mencetak banyak gol seperti Mario Gomez atau Mario Mandzukic. Dia juga tidak suka meneror lawan ala Robben dan Ribery.
Tapi, Van Gaal yang memang menyukai talenta muda itu melihat potensi pada diri Mueller. Sekalipun pelatih yang kini menangani timnas Belanda tersebut pergi dua tahun lalu, Mueller tetap menjadi salah satu pemain penting dalam skema main Bayern.
Kontribusi pemain 23 tahun itu sangat menonjol saat mengalahkan Barca kemarin. Oleh media Jerman, Mueller dijuluki “Raumdeuter” yang artinya penerjemah ruangan (biasa dipakai untuk istilah desain interior rumah). Jika melihat permainannya, Mueller adalah pemain yang selalu menempati celah-celah di pertahanan lawan.
“Anda membutuhkan insting karena (kemampuan) itu tidak didapat saat latihan,” kata Mueller kepada Bild.
“Tentu saja, saya ingin bermain seperti Lionel Messi. Tapi, saya tak bisa. Saya harus berpikir logis dan menemukan cara tersendiri untuk sukses dan memberi kontribusi bagi tim,” imbuh pemain pemain yang musim ini telah genap mengoleksi 20 gol dari 41 laga itu.
Mueller pun senang sekaligus bangga bisa melakukannya untuk kemenangan Bayern kemarin. “(Mencetak) dua gol benar-benar luar biasa dan 4-0 adalah skor impian. Anda tentu bersemangat menghadapi semifinal Liga Champions dan saya senang dengan hasil akhirnya,” tutur pemain yang musim ini telah genap mengoleksi 20 gol dari 41 laga itu.
Mueller kemudian menyebut bahwa daya magis Camp Nou bisa membuat tim manapun bertekuk lutut. Tetapi, dia akan berusaha menunjukkan bahwa itu tidak akan terjadi pada Die Roten.
Sementara asisten pelatih Barcelona, Jordi Roura mengungkapkan rasa sedih dan frustasi para pemain asal Catalan itu, saat berada di ruang ganti.
“Awalnya kami optimis tentang hasil pertandingan. Namun hasilnya sangat mengerikan. Tapi inilah sepakbola, kami harus tetap berjalan,” katanya dilansir situs resmi klub.
Dengan kekalahan menyakitkan 4-0, nyaris mustahil rasanya Barca dapat mempertahankan peluang mereka di Liga Champions. Namun dengan bermain di kandang sendiri, Camp Nou, Roura berjanji anak asuhnya akan berjuang mati-matian.
“Meski nyaris mustahil, kami akan berusaha mengubah ini di leg kedua. Kami butuh mukjizat, dan akan berjuang sekeras yang kami bisa. Kami akan terus berusaha sampai wasit meniupkan peluit terakhir,” janji Roura Pada laga itu, Barca harus bertekuk lutut lewat gol-gol Thomas Mueller, Mario Gomez dan Arjen Robben. (dns/bbs/jpnn)