(2)Barcelona vs Chelse(2)
BARCELONA – Ketika Fernando Torres mengakhiri paceklik golnya selama 1.541 menit ke gawang Leicester City (19/3), sehari kemudian (20/3), Lionel Messi justru menahbiskan diri sebagai top scorer sepanjang masa Barcelona berkat hat-tricknya ke gawang Granada.
Ketajaman Torres dan Messi sepanjang musim ini memang bak bumi dan langit. Jika Messi menjelma sebagai predator di depan gawang dengan lesakan 63 gol dari 55 laga, maka Torres seperti macan ompong dengan hanya menyumbang delapan gol dari 44 laga bersama Chelsea.
Namun, statistik itu tidak berlaku dalam leg kedua semifinal Liga Champions di Nou Camp kemarin. Messi tidak mampu membobol gawang Chelsea dan meneruskan scoreles-nya dari delapan laga melawan klub berjuluk The Blues tersebut.
Messi sebenarnya memiliki kesempatan kala menjadi eksekutor penalti Barca pada menit ke-49. Tapi, kesialan menimpa pemain yang musim ini telah mengoleksi sepuluh gol dari tendangan 12 pas tersebut. Tendangannya menerpa mistar gawang. Kesialan Messi bertambah setelah tembakan kaki kirinya juga mengenai tiang gawang sebelah kanan di menit ke-83.
Sebaliknya, Torres bernasib mujur. Turun menggantikan Didier Drogba pada menit ke-12, Torres berhasil menjaringkan gol pada menit kedua masa injury time (ke-92). Gol yang membuat skor akhir menjadi 2-2 dan memastikan Chelsea menembus final keduanya di Liga Champions setelah 2008.
Itu sekaligus menjadi gol kelima dari empat penampilan terakhir Torres di Nou Camp. Gol itu pun kembali menjadikan striker berjuluk El Nino itu sebagai sorotan dunia lagi sejak menahbiskan diri sebagai pemain termahal Inggris (50 juta pounds atau sekitar Rp740 miliar) kala diboyong Chelsea dari Liverpool 15 bulan lalu.
“Kami hanya mendapat satu peluang di akhir masing-masing babak dan saya tahu saya tidak boleh gagal,” kata Torres seperti dilansir di situs resmi UEFA.
Torres mengatakan apabila dirinya tidak memiliki feeling apapun saat turun ke lapangan. Yang diingat adalah instruksi dari pelatih interim Chelsea Roberto Di Matteo untuk mengisi posisi Didier Drogba dan itu bukan sebagai striker, melainkan bek kiri ! “Itu adalah penampilan pertama saya sebagai bek kiri dan benar-benar mengasyikkan!,” jelasnya.
Di kesempatan terpisah, entrenador Barca Josep Guardiola tidak menganggap kegagalan Barca karena kegagalan penalti Messi. Jika berbuah gol, Barca akan unggul 3-1 dan berpotensi mengakhiri perlawanan Chelsea lebih awal. Di babak pertama, Barca sudah unggul 2-1 via gol-gol Sergio Busquets (35’) dan Andres Iniesta (43’) yang dibalas Ramires sesaat sebelum turun minum. Tuan rumah juga unggul jumlah pemain menyusul kartu merah kapten Chelsea John Terry (37’).
“Kami sampai di level yang kami capai saat ini berkat dirinya dan saya ingin berterima kasih atas apa dilakukannya” kata Guardiola kepada Marca.
“Kekaguman saya kepadanya pun tak berbatas. Kami pernah bermain di Pamplona dalam suhu minus 10 derajat Celcius. Sangat dingin. Tapi, dia ingin bermain dan memenangi pertandingan. Dia adalah contoh bagi kami semua,” sambungnya.
Selain Messi, kiper Victor Valdes disebut media Spanyol punya andil atas kekalahan Barca. Sepanjang laga, Valdes kerap tampil ceroboh. Salah satunya insiden pada menit ke-17 ketika dia membuat Gerard Pique terkapar saat meninju bola yang mengarah kepada Drogba. Strategi Guardiola pun berantakan karena Pique menjadi sentral pertahanan Barca dalam skema 3-3-4. (dns/jpnn)