32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Ancaman LA Celeste

24-Uruguay-Abel HernandezBabak semifinal Piala Konfederasi yang berlangsung di Stadion Belo Horizone, dini hari nanti bakal mempertemukan tuan rumah Brasil yang menyandang status juara grup A, ditantang Uruguay yang menjadi runner up grup B.

Bagi Selecao (julukan Brasil), pertandingan menghadapi Uruguay nanti menjadi ajang pembuktian konsistensi anak asuh Luis Felipe Scolari yang selalu meraih kemenangan pada tiga laga di grup A.
Tak hanya itu, Selecao juga memandang penting laga ini, karena kemenangan berarti sukses mempertahankan dominasi setiap kali menjamu Uruguay. Betapa tidak, dari 24 kali menjamu Uruguay, tuan rumah meraih kemenangan sebanyak 17 kali dan hanya kalah 3 kali, dengan 4 pertandingan lainnya berkahir imbang.
Gengsi pertandingan ini pun terasa semakin tinggi karena reputasi kedua tim adalah yang terbaik di Amerika Latin.
Brasil misalnya, tim ini menjadi satu-satunya tim yang telah lima kali memenangi Piala Dunia (1958, 1962, 1970, 1994, 2002). Di pentas Copa Amerika pun tim ini sangat disegani berkat 8 trofi yang telah mereka koleksi dari even tersebut.
Sementara itu di ajang Piala Konfederasi, Selecao telah tiga kali memenanginya (1997, 2005 dan 2009). Dan itu merupakan jumlah terbanyak yang mampu diraih sebuah Negara di ajang juara antarbenua tersebut.
Lantas, bagaimana dengan Uruguay? Seakan tak ingin kalah dari Brasil, tim berjuluk La Celeste itu juga memiliki prestasi yang tak dapat dipandang sebelah mata.
Tim ini termasuk salah satu jagoan lawas di pentas sepak bola dunia. Ini bisa dilihat dari dua trofi yang mereka raih pada tahun 1930 dan 1950. Sementara itu di pentas Copa Amerika, tim ini adalah pengumpul trofi terbanyak dengan 14 trofi (1916, 1917, 1920, 1923, 1924, 1926, 1935, 1942, 1956, 1959, 1967, 1983, 1987 dan 1995). Nah, untuk Piala Konfederasi, La Celsete sekali menjadi yang terbaik yakni pada tahun 1997.
“Saya pikir banyak orang yang telah menanti pertandingan ini. Mereka adalah tim yang solid dengan materi pemain yang merata di setiap lini. Ini menjadi jaminan jika pertandingan besok (hari ini, Red) pasti alot,” bilang Luis Felippe Scolari, pelatih timnas Brasil.
Pun demikian, Scolari tetap memiliki keyakinan jika anak asuhnya mampu mengulangi kemenangan, seperti yang mereka raih pada pertemuan terakhir kedua tim di babak kualfikasi Piala Dunia.
Pada peratndingan yang berlangsung pada  6 Juni 2009 itu di Centenario Stadium, tuan rumah Uruguay harus menanggung malu akibat gol bagi Dani Alves (12′), Juan (36′), Luís Fabiano (52′) dan Kaka (75′).
“Itu (kemenangan, Red) pasti membawa dampak positif kepada tim ini. Motivasi pemain pasti semakin berlipat. Jika kami mampu melakukannya di sana (kandang Uruguay, Red), maka kami pun harus mampu melakukannya di sini (di kandang Brasil),” tandas Scolari.
Di tempat terpisah, pelatih timnas Uruguay Oscar Washington Tabarez mengatakan bahwa anak asuhnya tak takut saat melakoni laga di hadapan fans Brasil.
“Kami telah melewati masa-sama sulit. Untuk dapat berlaga di semifinal, kami telah mengalahkan Nigeria dan Tahiti. Meski nama terakhir (Tahiti) tak terlalu merisaukan kami, namun Nigeria adalah tim tangguh dengan reputasi yang mengkilap. Tapi kami mampu mengalahkannya. Saya berharap kemenangan atas mereka menjadi titik balik kebangkitan tim ini usai kalah dari Spanyol pada pertandingan pertama, pekan lalu,” harap Tabarez.
Sah-sah saja jika Tabarez mematok kemenangan saat menghadapi Brasil. Apalagi, masih menurutnya, saat ini Uruguay memiliki sekumpalan pemain bertalenta. Bahkan untuk posisi di lini depan, Tabarez mengatakan bahwa kemampuan striker yang dimilikinya lebih baik dari stok striker yang dimiliki Brasil.
“Mereka hanya punya Neymar, sementara kami memiliki banyak pemain yang bisa mencetak gol. Siapa yang menyangka jika (Abel) Hernández menjadi topskor tim ini. Padahal kami memiliki (Edinson) Cavani, (Luis) Suarez dan Diego (Forlan). Jadi mereka (Brasil, Red) harus berhati-hati,” ancam Tabarez. (*)

24-Uruguay-Abel HernandezBabak semifinal Piala Konfederasi yang berlangsung di Stadion Belo Horizone, dini hari nanti bakal mempertemukan tuan rumah Brasil yang menyandang status juara grup A, ditantang Uruguay yang menjadi runner up grup B.

Bagi Selecao (julukan Brasil), pertandingan menghadapi Uruguay nanti menjadi ajang pembuktian konsistensi anak asuh Luis Felipe Scolari yang selalu meraih kemenangan pada tiga laga di grup A.
Tak hanya itu, Selecao juga memandang penting laga ini, karena kemenangan berarti sukses mempertahankan dominasi setiap kali menjamu Uruguay. Betapa tidak, dari 24 kali menjamu Uruguay, tuan rumah meraih kemenangan sebanyak 17 kali dan hanya kalah 3 kali, dengan 4 pertandingan lainnya berkahir imbang.
Gengsi pertandingan ini pun terasa semakin tinggi karena reputasi kedua tim adalah yang terbaik di Amerika Latin.
Brasil misalnya, tim ini menjadi satu-satunya tim yang telah lima kali memenangi Piala Dunia (1958, 1962, 1970, 1994, 2002). Di pentas Copa Amerika pun tim ini sangat disegani berkat 8 trofi yang telah mereka koleksi dari even tersebut.
Sementara itu di ajang Piala Konfederasi, Selecao telah tiga kali memenanginya (1997, 2005 dan 2009). Dan itu merupakan jumlah terbanyak yang mampu diraih sebuah Negara di ajang juara antarbenua tersebut.
Lantas, bagaimana dengan Uruguay? Seakan tak ingin kalah dari Brasil, tim berjuluk La Celeste itu juga memiliki prestasi yang tak dapat dipandang sebelah mata.
Tim ini termasuk salah satu jagoan lawas di pentas sepak bola dunia. Ini bisa dilihat dari dua trofi yang mereka raih pada tahun 1930 dan 1950. Sementara itu di pentas Copa Amerika, tim ini adalah pengumpul trofi terbanyak dengan 14 trofi (1916, 1917, 1920, 1923, 1924, 1926, 1935, 1942, 1956, 1959, 1967, 1983, 1987 dan 1995). Nah, untuk Piala Konfederasi, La Celsete sekali menjadi yang terbaik yakni pada tahun 1997.
“Saya pikir banyak orang yang telah menanti pertandingan ini. Mereka adalah tim yang solid dengan materi pemain yang merata di setiap lini. Ini menjadi jaminan jika pertandingan besok (hari ini, Red) pasti alot,” bilang Luis Felippe Scolari, pelatih timnas Brasil.
Pun demikian, Scolari tetap memiliki keyakinan jika anak asuhnya mampu mengulangi kemenangan, seperti yang mereka raih pada pertemuan terakhir kedua tim di babak kualfikasi Piala Dunia.
Pada peratndingan yang berlangsung pada  6 Juni 2009 itu di Centenario Stadium, tuan rumah Uruguay harus menanggung malu akibat gol bagi Dani Alves (12′), Juan (36′), Luís Fabiano (52′) dan Kaka (75′).
“Itu (kemenangan, Red) pasti membawa dampak positif kepada tim ini. Motivasi pemain pasti semakin berlipat. Jika kami mampu melakukannya di sana (kandang Uruguay, Red), maka kami pun harus mampu melakukannya di sini (di kandang Brasil),” tandas Scolari.
Di tempat terpisah, pelatih timnas Uruguay Oscar Washington Tabarez mengatakan bahwa anak asuhnya tak takut saat melakoni laga di hadapan fans Brasil.
“Kami telah melewati masa-sama sulit. Untuk dapat berlaga di semifinal, kami telah mengalahkan Nigeria dan Tahiti. Meski nama terakhir (Tahiti) tak terlalu merisaukan kami, namun Nigeria adalah tim tangguh dengan reputasi yang mengkilap. Tapi kami mampu mengalahkannya. Saya berharap kemenangan atas mereka menjadi titik balik kebangkitan tim ini usai kalah dari Spanyol pada pertandingan pertama, pekan lalu,” harap Tabarez.
Sah-sah saja jika Tabarez mematok kemenangan saat menghadapi Brasil. Apalagi, masih menurutnya, saat ini Uruguay memiliki sekumpalan pemain bertalenta. Bahkan untuk posisi di lini depan, Tabarez mengatakan bahwa kemampuan striker yang dimilikinya lebih baik dari stok striker yang dimiliki Brasil.
“Mereka hanya punya Neymar, sementara kami memiliki banyak pemain yang bisa mencetak gol. Siapa yang menyangka jika (Abel) Hernández menjadi topskor tim ini. Padahal kami memiliki (Edinson) Cavani, (Luis) Suarez dan Diego (Forlan). Jadi mereka (Brasil, Red) harus berhati-hati,” ancam Tabarez. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/