30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kiper Terbaik Kedua

TURIN- Dalam 2-3 musim terakhir boleh dibilang penampilan Gianluigi Buffon menurun. Namun dengan apa yang ditunjukkannya musim ini, Buffon seakan sudah menjawab segala kritik yang menyerangnya.

Siapa yang tak tahu kemampuan seorang Buffon? Dengan gelar kiper termahal dunia saat dibeli dari Parma tahun 2001, Buffon adalah salah satu kiper terbaik di jagad sepakbola dan itu pun diakui hingga sekarang.

Berbagai gelar telah diberikannya untuk Juve dan puncak kariernya tentu saat membawa Italia jadi juara dunia tahun 2006. Namun kasus Calciopoli yang membuat Juve terdegradasi ke Seri B menjadi awal kemunduran karier Buffon.
Setelahnya Buffon sulit membawa Juve bersaing di jalur juara dan terlebih rentetan cedera membuatnya kerap tak mampu tampil maksimal. Musim lalu saja ia cuma tampil sebanyak 17 kali karena cedera lutut.

“Sebagian dari Anda mengatakan saya sudah habis. Anda tahu saya, saya tidak biasa berpura-pura. Dalam 6-7 bulan terakhir yang saya dengar begitu menyakitkan. Ada juga rasa kurang hormat dari orang-orang yang tidak memikirkan sedikitpun soal karier saya,” urai Buffon di Football Italia.

“Sejarah tidak bisa dilupakan. Saya bilang kepada orang-orang dalam 50 tahun ke depan, meskipun saya telah melalui masa-masa buruk dalam karier saya belakang, orang-orang mungkin masih akan membicarakan soal Buffon. Ini artinya saya sudah menghasilkan sesuatu yang baik. Mereka yang menghina hanyalah iri kepada saya,” lanjutnya.
Kini Buffon sudah fit sepenuhnya dan penampilannya musim ini dibilang bagus. Juve dibawanya berada di posisi puncak bersama AC Milan di akhir tahun. Bahkan gawang kiper 33 tahun itu baru kebobolan 11 kali, terbaik kedua di bawah Udinese (9 gol).

“Saya ingin bersama Juve seumur hidup. Tujuanku adalah tetap berada di sini, namun hanya sebagai Buffon yang sebenarnya. Saya sudah di sini selama 10 tahun dan akan di sini setidaknya sampai umur 34. Jadi saya bangga dengan apa telah saya raih. Anda tidak bisa bertahan lama di klub besar jika tak mempunyai kualitas,” pungkasnya. (bbs/jpnn)

TURIN- Dalam 2-3 musim terakhir boleh dibilang penampilan Gianluigi Buffon menurun. Namun dengan apa yang ditunjukkannya musim ini, Buffon seakan sudah menjawab segala kritik yang menyerangnya.

Siapa yang tak tahu kemampuan seorang Buffon? Dengan gelar kiper termahal dunia saat dibeli dari Parma tahun 2001, Buffon adalah salah satu kiper terbaik di jagad sepakbola dan itu pun diakui hingga sekarang.

Berbagai gelar telah diberikannya untuk Juve dan puncak kariernya tentu saat membawa Italia jadi juara dunia tahun 2006. Namun kasus Calciopoli yang membuat Juve terdegradasi ke Seri B menjadi awal kemunduran karier Buffon.
Setelahnya Buffon sulit membawa Juve bersaing di jalur juara dan terlebih rentetan cedera membuatnya kerap tak mampu tampil maksimal. Musim lalu saja ia cuma tampil sebanyak 17 kali karena cedera lutut.

“Sebagian dari Anda mengatakan saya sudah habis. Anda tahu saya, saya tidak biasa berpura-pura. Dalam 6-7 bulan terakhir yang saya dengar begitu menyakitkan. Ada juga rasa kurang hormat dari orang-orang yang tidak memikirkan sedikitpun soal karier saya,” urai Buffon di Football Italia.

“Sejarah tidak bisa dilupakan. Saya bilang kepada orang-orang dalam 50 tahun ke depan, meskipun saya telah melalui masa-masa buruk dalam karier saya belakang, orang-orang mungkin masih akan membicarakan soal Buffon. Ini artinya saya sudah menghasilkan sesuatu yang baik. Mereka yang menghina hanyalah iri kepada saya,” lanjutnya.
Kini Buffon sudah fit sepenuhnya dan penampilannya musim ini dibilang bagus. Juve dibawanya berada di posisi puncak bersama AC Milan di akhir tahun. Bahkan gawang kiper 33 tahun itu baru kebobolan 11 kali, terbaik kedua di bawah Udinese (9 gol).

“Saya ingin bersama Juve seumur hidup. Tujuanku adalah tetap berada di sini, namun hanya sebagai Buffon yang sebenarnya. Saya sudah di sini selama 10 tahun dan akan di sini setidaknya sampai umur 34. Jadi saya bangga dengan apa telah saya raih. Anda tidak bisa bertahan lama di klub besar jika tak mempunyai kualitas,” pungkasnya. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/