TURIN – Juventus melanjutkan catatan gemilang mereka di pentas Serie A. Seiring kemenangan dua gol tanpa balas atas Inter Milan di Juventus Stadium kemarin, Nyonya Tua -sebutan Juve- meneruskan catatan unbeaten mereka menjadi 29 laga.
Kemenangan dalam derby d’Italia edisi 215 tersebut memang tidak mengubah konfigurasi dua besar dengan Juve tetap tertinggal empat angka (59-63) dari capolista AC Milan. Tapi, capaian itu membuahkan rekor baru. Yakni, keberhasilan allenatore Juve Antonio Conte memperbarui catatan tidak terkalahkan Nyonya Tua dalam 28 laga (18 menang, sepuluh imbang) pada musim 2005-2006. Kala itu, Juve di bawah asuhan Fabio Capello.
Seusai laga, Conte menitikkan air mata. Conte pun menolak apabila air mata itu merupakan tangis bahagia karena memecahkan rekor Capello. Juga, tentu saja, bukan bermaksud menyindir koleganya, pelatih Inter Milan Claudio Ranieri.
Lalu, kenapa? “Air mata ini karena saya sangat terkesan dengan dukungan fans Juve dalam derby d’Italia,” kata Conte kepada Sky Italia.
“Kami dituntut memenangkan pertandingan, sedangkan Inter bermain nothing lose. Kami juga tahu pertandingan bakal berjalan sulit mengingat kami kelelahan setelah bermain 120 menit di semi final Coppa Italia (20/3). Kemenangan ini untuk fans kami,” sambungnya.
Juventus vs Inter Milan
Dukungan Juventini -sebutan fans Juve- membuahkan dua gol kemenangan yang masing-masing dicetak Martin Caceres pada menit ke-57 dan Alessandro Del Piero di menit ke-71. Bagi Del Piero, gol ke gawang Inter mengakhiri kebuntuannya di Serie A musim ini.
Conte juga mengungkapkan alasan lain di balik air matanya. “Saya baru saja kehilangan bibi saya. Bagi saya, dia seperti ibu kedua,” jelasnya.
Kendati meraih sukses dan rekor di derby d’Italia, Conte tidak mengubah pandangannya mengenai perburuan scudetto. Conte tetap menyebut Milan sebagai favorit setelah sang rival juga menang 2-1 atas AS Roma sehari sebelumnya. Belum lagi Juve kembali akan menjalani laga sulit lainnya pekan depan, yakni menjamu Napoli (1/4).
“Kuncinya masih di tangan Milan. Rossoneri (sebutan Milan) membuktikan apabila mereka tim yang sulit dikalahkan dan diuntungkan karena memiliki skuad besar dengan 34-35 pemain. Saya bahkan berdoa agar mereka mengalahkan Barcelona (di leg pertama perempat final Liga Champions, 28/3, Red,” jelas Conte.
Di pihak lain, Inter harus menelan pil pahit dengan kekalahan kemarin. Ambisi Nerazzurri -sebutan Inter- finis tiga besar alias merebut tiket ke Liga Champions musim depan mungkin tinggal mimpi. Inter yang belum beranjak dari peringkat kedelapan kini tertinggal sepuluh angka (41-51) dari peringkat ketiga Lazio dan kompetisi hanya tersisa sembilan laga.
“Kami tetap akan berjuang sampai akhir. Kami sebenarnya berharap menang (dalam derby d’Italia) sebagai dorongan besar atas perjalanan buruk kami sepanjang musim ini. Tapi, sekalipun kami berada di jalur rel yang bagus (tampil bagus, Red), kami salah menaiki kereta,” kata Ranieri kepada Football Italia. (dns/ang/jpnn)