32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kutukan Semifinal

Jerman vs Italia

DUA tim yang akan melakoni babak semifinal Euro 2012 di National Stadium, Warsawa, dini hari nanti adalah tim raksasa.

Selain menjadi tim yang disegani di daratan Eropa, kedua tim ini pun merupakan yang terbesar di pentas sepak bola dunia.
Ya, selain Brasil yang telah lima kali mengangkat tropi World Cup, Jerman dan Italia adalah dua tim yang berada di bawahnya dalam urusan mengoleksi tropi World Cup.

Betapa tidak, lihatlah ketika  Jerman telah tiga kali tampil sebagai yang terbaik di ajang World Cup (1954, 1974 dan  1990), Italia justru sudah empat kali meraihnya (1934, 1938, 1982, 2006)  atau terpaut satu tropi lebih sedikit dibanding Brasil.

Artinya apa? Selain menjadi adu aksi para bintang top sepak bola dunia, gengsi dan marwah kedua semifinalis ini pun turut dipertaruhkan pada laga nanti.
Jerman melangkah ke babak semifinal setelah menjadi pemuncak klasemen di grup B, untuk selanjutnya menjungkalkan Yunani dengan skor 4-2 pada babak perempat final.

Dari empat pertandingan yang telah dilakoni anak Joachim Loew itu sukses mengoleksi sembilan gol dan kebobolan 3 gol. Sementara Italia yang dibabak penyisihan grup bergabung dengan Spanyol, Kroasia dan Rep Irlandia hanya mampu mendulang satu kemenangan, ketika membekap Rep Irlandia dengan skor 2-0. Sementara dua pertandingan lainnya, harus puas berbagi angka imbang 1-1 saat menghadapi Spanyol dan Kroasia.
Jadi, terasa wajar jika pada pertandingan nanti Jerman lebih diunggulkan untuk tampil sebagai pemenang ketimbang Italia.

Apalagi, sejauh ini Jerman merupakan salah satu tim di Eropa yang memiliki penampilan paling konsisten,
Ini dibuktikan dengan rekor 15 kemenangan beruntun di laga resmi UEFA/FIFA. Torehan di atas satu angka lebih banyak dibanding Spanyol dan Prancis yang mengoleksi 14 kemenangan beruntun. Di sisi lain, Jerman pun selalu mencetak gol dalam 20 pertandingan terakhirnya.

Hanya saja, menatap laga menghadapi Italia nanti pelatih Jerman Joachim Loew sedikit pusing dengan kebugaran tiga pemain pilarnya yang masih dirundung cedera seperti Bastian Schweinsteiger, Mesut Ozil dan Mario Gomez.

“Kami membutuhkan mereka. Akan menjadi sangat gampang melalui pertandingan nanti dengan mereka. Italia bukan lawan yang gampang. Mereka sudah buktikan kualitasnya saat mengalahkan Inggris. Ini yang harus diwaspadai. Bagaimanapun mental mereka sedang tinggi,” bilang Loew.
Loew pantas was-was, sebab dari tujuh pertemuan di ajang resmi (World Cup dan Euro) tak sekalipun Der Panzer mengalahkan Gli Azzuri. Rekor di antara keduanya adalah Italia menang 3 kali, sedang 4 pertandingan berakhir imbang.

Namun, yang tak dapat dilupakan Loew tentu saja kekalahan yang mereka alami pada babak semifinal World Cup 2006 yang berlangsung di Dusseldorf. Terlebih, tujuh pemain yang turut berlaga di even itu masih menjadi pilihan utama Loew pada laga dini hari nanti.

Sesungguhnya selain kalah pada tahun 2006, Jerman juga pernah dibuat tak berdaya oleh Italia pada babak semifinal World Cup tahun 1970. Saat itu, kedua tim berbagi angka imbang 1-1 hingga usai masa ekstra time.  Italia akhirnya tampil sebagai pemenang dengan skor 4-3 pada adu tendangan penalti.
“Dalam sepakbola tidak ada balas dendam, itu tidaklah mungkin. Anda tidak bisa menggantikan apa yang terjadi di tahun 2006 karena itu masa lalu. Memang, beberapa pemain pada enam tahun lalu masih menjadi skuad di tim ini, tapi sekarang situasinya berbeda. Masa lalu tak menjadi penting bagi kami,” lanjutnya.
Apalagi, masih menurut Loew, Italia kini telah berubah. Mereka tak lagi memakai pakem catenaccio untuk mengalahkan lawan. Di sinilah kans kami untuk mengalahkan mereka. Jika mereka bermain terbuka, maka terbukalah beberapa posisi yang sebelumnya sulit ditembus tim manapun,” bilang Loew.
Lantas, bagaimana kesiapan Italia menatap laga ini? Cesare Prandelli, pelatih Italia kini dapat tersenyum karena kebugaran tiga pemainnnya yang sempat cedera Giorgio Chiellini, Ignazio Abate dan Daniele De Rossi mulai membaik.

Tak ayal, ketiganya pun berpeluang masuk dalam starting eleven menghadapi Jerman.
“Waktu 24-48 jam ke depan akan berguna, bisa jadi ini yang menentukan. Namun, kemauan untuk sembuh dan determinasi mereka sungguh impresif,” jelas Prandelli.

Selanjutnya Prandelli mengatakan bahwa Jerman adalah tim kuat di ajang Euro 2012. Itu sudah mereka buktikan di babak penyisihan grup serta di babak perempatfinal.

“Hanya saja saya tetap yakin kami mampu memenangkan pertandingan, karena saya melihat anak-anak selalu mampu memaksimalkan peluang yang didapat. Inilah yang menjadi modal kami menghadapi mereka,” bilang Prandelli.

“Mereka pasti akan tampil menyerang karena mereka ingin membalas kekalahan pada semifinal World Cup 2006 lalu. Tapi itu takkan gampang mereka lakukan. Fakta sudah menjawab jika kami selalu lebih baik dari mereka,” bilang Prandelli.

Memang, dari 30 pertandingan yang pernah terjadi di antara kedua tim, Italia menang 14 kali, Jerman hanya menang 7 kali, sedang 9 pertandingan lainnya berakhir imbang.  Dari 30 pertandingan tersebut, Italia berhasil mencetak 45 gol, dan kemasukkan 34 gol.
Catatan lainnya, sejak menang 2-0 pada laga persahabatan yang berlangsung di Zurich pada 21 Juni 1995, Jerman tak pernah lagi mengalahkan Italia.
Artinya, sudah 17 tahun tim sebesar Jerman tak mampu mengalahkan Italia. Jadi, masih layakkah Der Panzer diunggulkan dapat mengalahkan Italia pada pertandingan nanti? (*)

Jerman vs Italia

DUA tim yang akan melakoni babak semifinal Euro 2012 di National Stadium, Warsawa, dini hari nanti adalah tim raksasa.

Selain menjadi tim yang disegani di daratan Eropa, kedua tim ini pun merupakan yang terbesar di pentas sepak bola dunia.
Ya, selain Brasil yang telah lima kali mengangkat tropi World Cup, Jerman dan Italia adalah dua tim yang berada di bawahnya dalam urusan mengoleksi tropi World Cup.

Betapa tidak, lihatlah ketika  Jerman telah tiga kali tampil sebagai yang terbaik di ajang World Cup (1954, 1974 dan  1990), Italia justru sudah empat kali meraihnya (1934, 1938, 1982, 2006)  atau terpaut satu tropi lebih sedikit dibanding Brasil.

Artinya apa? Selain menjadi adu aksi para bintang top sepak bola dunia, gengsi dan marwah kedua semifinalis ini pun turut dipertaruhkan pada laga nanti.
Jerman melangkah ke babak semifinal setelah menjadi pemuncak klasemen di grup B, untuk selanjutnya menjungkalkan Yunani dengan skor 4-2 pada babak perempat final.

Dari empat pertandingan yang telah dilakoni anak Joachim Loew itu sukses mengoleksi sembilan gol dan kebobolan 3 gol. Sementara Italia yang dibabak penyisihan grup bergabung dengan Spanyol, Kroasia dan Rep Irlandia hanya mampu mendulang satu kemenangan, ketika membekap Rep Irlandia dengan skor 2-0. Sementara dua pertandingan lainnya, harus puas berbagi angka imbang 1-1 saat menghadapi Spanyol dan Kroasia.
Jadi, terasa wajar jika pada pertandingan nanti Jerman lebih diunggulkan untuk tampil sebagai pemenang ketimbang Italia.

Apalagi, sejauh ini Jerman merupakan salah satu tim di Eropa yang memiliki penampilan paling konsisten,
Ini dibuktikan dengan rekor 15 kemenangan beruntun di laga resmi UEFA/FIFA. Torehan di atas satu angka lebih banyak dibanding Spanyol dan Prancis yang mengoleksi 14 kemenangan beruntun. Di sisi lain, Jerman pun selalu mencetak gol dalam 20 pertandingan terakhirnya.

Hanya saja, menatap laga menghadapi Italia nanti pelatih Jerman Joachim Loew sedikit pusing dengan kebugaran tiga pemain pilarnya yang masih dirundung cedera seperti Bastian Schweinsteiger, Mesut Ozil dan Mario Gomez.

“Kami membutuhkan mereka. Akan menjadi sangat gampang melalui pertandingan nanti dengan mereka. Italia bukan lawan yang gampang. Mereka sudah buktikan kualitasnya saat mengalahkan Inggris. Ini yang harus diwaspadai. Bagaimanapun mental mereka sedang tinggi,” bilang Loew.
Loew pantas was-was, sebab dari tujuh pertemuan di ajang resmi (World Cup dan Euro) tak sekalipun Der Panzer mengalahkan Gli Azzuri. Rekor di antara keduanya adalah Italia menang 3 kali, sedang 4 pertandingan berakhir imbang.

Namun, yang tak dapat dilupakan Loew tentu saja kekalahan yang mereka alami pada babak semifinal World Cup 2006 yang berlangsung di Dusseldorf. Terlebih, tujuh pemain yang turut berlaga di even itu masih menjadi pilihan utama Loew pada laga dini hari nanti.

Sesungguhnya selain kalah pada tahun 2006, Jerman juga pernah dibuat tak berdaya oleh Italia pada babak semifinal World Cup tahun 1970. Saat itu, kedua tim berbagi angka imbang 1-1 hingga usai masa ekstra time.  Italia akhirnya tampil sebagai pemenang dengan skor 4-3 pada adu tendangan penalti.
“Dalam sepakbola tidak ada balas dendam, itu tidaklah mungkin. Anda tidak bisa menggantikan apa yang terjadi di tahun 2006 karena itu masa lalu. Memang, beberapa pemain pada enam tahun lalu masih menjadi skuad di tim ini, tapi sekarang situasinya berbeda. Masa lalu tak menjadi penting bagi kami,” lanjutnya.
Apalagi, masih menurut Loew, Italia kini telah berubah. Mereka tak lagi memakai pakem catenaccio untuk mengalahkan lawan. Di sinilah kans kami untuk mengalahkan mereka. Jika mereka bermain terbuka, maka terbukalah beberapa posisi yang sebelumnya sulit ditembus tim manapun,” bilang Loew.
Lantas, bagaimana kesiapan Italia menatap laga ini? Cesare Prandelli, pelatih Italia kini dapat tersenyum karena kebugaran tiga pemainnnya yang sempat cedera Giorgio Chiellini, Ignazio Abate dan Daniele De Rossi mulai membaik.

Tak ayal, ketiganya pun berpeluang masuk dalam starting eleven menghadapi Jerman.
“Waktu 24-48 jam ke depan akan berguna, bisa jadi ini yang menentukan. Namun, kemauan untuk sembuh dan determinasi mereka sungguh impresif,” jelas Prandelli.

Selanjutnya Prandelli mengatakan bahwa Jerman adalah tim kuat di ajang Euro 2012. Itu sudah mereka buktikan di babak penyisihan grup serta di babak perempatfinal.

“Hanya saja saya tetap yakin kami mampu memenangkan pertandingan, karena saya melihat anak-anak selalu mampu memaksimalkan peluang yang didapat. Inilah yang menjadi modal kami menghadapi mereka,” bilang Prandelli.

“Mereka pasti akan tampil menyerang karena mereka ingin membalas kekalahan pada semifinal World Cup 2006 lalu. Tapi itu takkan gampang mereka lakukan. Fakta sudah menjawab jika kami selalu lebih baik dari mereka,” bilang Prandelli.

Memang, dari 30 pertandingan yang pernah terjadi di antara kedua tim, Italia menang 14 kali, Jerman hanya menang 7 kali, sedang 9 pertandingan lainnya berakhir imbang.  Dari 30 pertandingan tersebut, Italia berhasil mencetak 45 gol, dan kemasukkan 34 gol.
Catatan lainnya, sejak menang 2-0 pada laga persahabatan yang berlangsung di Zurich pada 21 Juni 1995, Jerman tak pernah lagi mengalahkan Italia.
Artinya, sudah 17 tahun tim sebesar Jerman tak mampu mengalahkan Italia. Jadi, masih layakkah Der Panzer diunggulkan dapat mengalahkan Italia pada pertandingan nanti? (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/