26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Mou: Kenapa?

MADRID – Real Madrid harus menerima nasib yang nyaris sama dengan kontestan semifinal Liga Champions 2010-2011 lainnya, Schalke 04. Sama-sama harus takluk di kandang sendiri, juga dengan skor sama-sama menyolok 0-2, di mana kedua gol pun terjadi di paruh akhir babak kedua, serta sama-sama berat sebelah dalam hal ball possession. Well, mungkin, hanya ada beberapa perbedaan tipis saja.

Jika di laga Schalke v Manchester United, pencetak dua gol adalah Ryan Giggs dan Wayne Rooney, maka di laga kemarin (atau Kamis dinihari WIB) kedua gol diborong oleh bintang utama Barcelona, Lionel Messi. Yang pertama dicetak pada menit ke-74, hasil umpan crossing Ibrahim Afellay yang baru saja masuk, sementara gol kedua dicetak beberapa menit jelang bubaran dengan skill khasnya mendribbling bola beberapa meter memasuki kotak penalti.
Yang berbeda dari laga Schalke-United dan Real-Barca, yang pertama tentu saja adalah selisih kelas kedua tim yang saling berhadapan. Secara reputasi dan kekuatan di atas kertas, Schalke dengan United jelas beda, sementara Real dan Barca bisa disebut seimbang – tanpa perlu menyebut sebagai seteru abadi. Lalu, ada faktor kartu merah langsung (direct red card) terhadap gelandang Real, Pepe, dan pengusiran sang pelatih pada laga di Madrid semalam, sementara di Gelsenkirchen (kandang Schalke) tidak. Lantas perbedaan yang mungkin paling menyolok, komentar seusai laga.

Sehari sebelumnya, Schalke relatif bisa menerima kekalahan, setidaknya dengan kapten Manuel Neuer yang mengaku performa timnya memang tak sebaik di perempat final. Namun mereka juga tidak putus asa begitu saja, minimal lewat ungkapan pelatih Ralf Rangnick yang optimis menyebut segala sesuatu masih bisa terjadi di leg kedua (laga tandang) di mana mereka akan bermain tanpa beban. Sementara dari kubu Real, menerima kekalahan (dengan lapang dada) tampaknya tidak termasuk sesuatu yang mereka tunjukkan.

Adalah pelatih penuh kontroversi juga prestasi, Jose Mourinho, yang paling menunjukkan ketidakpuasannya terhadap laga itu, langsung dalam jumpa pers seusai laga. Bukan ketidakpuasan pada penampilan timnya, namun lebih pada kepemimpinan wasit dan official lainnya, serta lebih jauh, terhadap UEFA. Mou – sapaan Mourinho – bahkan mengungkapkan tudingan adanya konspirasi, terutama terkait perjalanan dan sukses Barca.
“Jika saya sebutkan (pada) UEFA apa yang benar-benar saya pikirkan dan rasakan (saat ini), karir saya akan berakhir sekarang,” ujar pelatih berjulukan The Special One itu, seusai pertandingan, seperti dikutip The New York Times, Kamis (28/4).

Pernyataan itu bukan berarti Mourinho akan bermain ‘rahasia-rahasiaan’. Malah sebaliknya, sejumlah kalimat bernada tudingan pun segera dibeberkannya di depan media. Antara lain yang intinya bahwa ada konspirasi selama ini antara Barcelona dengan UEFA. “Saya tak tahu apakah ini karena (sponsorship) dari Unicef yang mereka miliki, atau karena mereka adalah ‘orang-orang baik’. Saya tak mengerti. Selamat kepada Barcelona karena menjadi tim yang hebat, dan selamat atas ‘hal-hal lain’ yang mereka miliki,” ujarnya sarkastis.

Lebih jauh, Mourinho pun berkomentar soal faktor wasit yang ia sebut sebagai salah satu kebaikan UEFA pada Barcelona. “Saya hanya akan menanyakan satu pertanyaan yang saya harap suatu hari mendapatkan penjelasan: Kenapa? Kenapa Ovrebo? Kenapa Busacca? Kenapa De Bleeckere? Kenapa Stark? Kenapa?” ujar Mou lagi. (ito/jpnn)

MADRID – Real Madrid harus menerima nasib yang nyaris sama dengan kontestan semifinal Liga Champions 2010-2011 lainnya, Schalke 04. Sama-sama harus takluk di kandang sendiri, juga dengan skor sama-sama menyolok 0-2, di mana kedua gol pun terjadi di paruh akhir babak kedua, serta sama-sama berat sebelah dalam hal ball possession. Well, mungkin, hanya ada beberapa perbedaan tipis saja.

Jika di laga Schalke v Manchester United, pencetak dua gol adalah Ryan Giggs dan Wayne Rooney, maka di laga kemarin (atau Kamis dinihari WIB) kedua gol diborong oleh bintang utama Barcelona, Lionel Messi. Yang pertama dicetak pada menit ke-74, hasil umpan crossing Ibrahim Afellay yang baru saja masuk, sementara gol kedua dicetak beberapa menit jelang bubaran dengan skill khasnya mendribbling bola beberapa meter memasuki kotak penalti.
Yang berbeda dari laga Schalke-United dan Real-Barca, yang pertama tentu saja adalah selisih kelas kedua tim yang saling berhadapan. Secara reputasi dan kekuatan di atas kertas, Schalke dengan United jelas beda, sementara Real dan Barca bisa disebut seimbang – tanpa perlu menyebut sebagai seteru abadi. Lalu, ada faktor kartu merah langsung (direct red card) terhadap gelandang Real, Pepe, dan pengusiran sang pelatih pada laga di Madrid semalam, sementara di Gelsenkirchen (kandang Schalke) tidak. Lantas perbedaan yang mungkin paling menyolok, komentar seusai laga.

Sehari sebelumnya, Schalke relatif bisa menerima kekalahan, setidaknya dengan kapten Manuel Neuer yang mengaku performa timnya memang tak sebaik di perempat final. Namun mereka juga tidak putus asa begitu saja, minimal lewat ungkapan pelatih Ralf Rangnick yang optimis menyebut segala sesuatu masih bisa terjadi di leg kedua (laga tandang) di mana mereka akan bermain tanpa beban. Sementara dari kubu Real, menerima kekalahan (dengan lapang dada) tampaknya tidak termasuk sesuatu yang mereka tunjukkan.

Adalah pelatih penuh kontroversi juga prestasi, Jose Mourinho, yang paling menunjukkan ketidakpuasannya terhadap laga itu, langsung dalam jumpa pers seusai laga. Bukan ketidakpuasan pada penampilan timnya, namun lebih pada kepemimpinan wasit dan official lainnya, serta lebih jauh, terhadap UEFA. Mou – sapaan Mourinho – bahkan mengungkapkan tudingan adanya konspirasi, terutama terkait perjalanan dan sukses Barca.
“Jika saya sebutkan (pada) UEFA apa yang benar-benar saya pikirkan dan rasakan (saat ini), karir saya akan berakhir sekarang,” ujar pelatih berjulukan The Special One itu, seusai pertandingan, seperti dikutip The New York Times, Kamis (28/4).

Pernyataan itu bukan berarti Mourinho akan bermain ‘rahasia-rahasiaan’. Malah sebaliknya, sejumlah kalimat bernada tudingan pun segera dibeberkannya di depan media. Antara lain yang intinya bahwa ada konspirasi selama ini antara Barcelona dengan UEFA. “Saya tak tahu apakah ini karena (sponsorship) dari Unicef yang mereka miliki, atau karena mereka adalah ‘orang-orang baik’. Saya tak mengerti. Selamat kepada Barcelona karena menjadi tim yang hebat, dan selamat atas ‘hal-hal lain’ yang mereka miliki,” ujarnya sarkastis.

Lebih jauh, Mourinho pun berkomentar soal faktor wasit yang ia sebut sebagai salah satu kebaikan UEFA pada Barcelona. “Saya hanya akan menanyakan satu pertanyaan yang saya harap suatu hari mendapatkan penjelasan: Kenapa? Kenapa Ovrebo? Kenapa Busacca? Kenapa De Bleeckere? Kenapa Stark? Kenapa?” ujar Mou lagi. (ito/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/