LONDON-Semua daya dan upaya telah dilakukan untuk mendongkrak perfroma tim agar bisa menjadi yang terbaik di tanah Eropa. Namun apa yang menjadi keinginannya tak kunjung kesampaian.
Namun itu tak membuat Roman Abramovich berputus asa dalam membangun kekuatan Chelsea. Orang kaya asal Rusia itu terus mencurahkan semua energi untuk mencapai keinginannya.
Ketika kali pertama tiba di Stamford Bridge, Roman Abramovich adalah juragan minyak yang mencoba berbisnis di sepakbola. Kini, menurut Frank Arnesen, sang juragan Yahudi asal Rusia itu seolah menjadi pakar sepakbola.
“Tahun 2005, Abramovich hanya tahu sedikit soal sepakbola. Kini, dia seolah tahu semua hal soal sepakbola,” ujar Arnesen dengan nada sinis.Arnesen, kini direktur sepakbola Hamburg SV, adalah salah satu yang terdepak dari Chelsea akibat sikap sok tahu Roman Abramovich.
“Chelsea kini benar-benar dijalankan oleh Abramovich, bukan manajer” lanjut Arnesen.
Sejak Jose Mourinho masih menangani Chelsea, Abramovich juga kerap ikut campur dalam pengadaan pemain. Ia memaksakan kehendaknya untuk membeli sejumlah pemain yang diinginkan. Salah satunya Andriy Shevchenko. Namun, tidak satu pun pemain yang dibeli Abramovich meraih sukses di Stamford Bridge. Nah, kini setelah pelatih asal Italia Carlo Ancelotti didepak karena gagal, Abramovic mendatangkan pelatih muda asal Portugal Andre Villas-Boas yang sebelumnya menangani FC Porto.
Villas-Boas diikat dengan kontrak berdurasi tiga tahun.
“Dia (Andre Villas –Boas, Red) adalah salah satu pelatih paling berbakat. Ia bisa meraih sukses dalam waktu yang singkat. Ambisi dan semangatnya sesuai dengan apa yang diinginkan Chelsea,” bilang Roman Abramovic.
Datang ke Kota London untuk menangani tim sebesar Chelsea tentunya bukan pekerjaan mudah bagi Villas Boas yang baru berusia 33 tahun. Menyadari hal itu, dirinya segera melakukan langkah-langkah penting yang menurutnya berdampak positif untuk mengejar ambisi The Blues untuk menjadi penguasa di Eropa.
Kebijakan teranyar yang dilakukan Villas Boas adalah mencopot sejumlah staf kepelatihan seperti Paul Clement (asisten pelatih tim pertama), Glen Driscoll (pelatih kebugaran), dan Bryan English (dokter klub).
Tak sampai di situ, Villas Boas pun membatalkan salah satu laga persahabatan melawan Vitesse Arnheim di Belanda pada 9 Juli mendatang.
“Saya bukan diktator dan tak berbakat mengelola klub dengan tangan besi. Ini merupakan konsekuensi yang sangat mengganggu, terutama bagi suporter kami. Kami sudah berusaha keras untuk mengorganisir pertandingan dan kami sebelumnya telah menawarkan bagi pemegang tiket musiman bahwa ini merupakan pertandingan bonus,” bilang Villas Boas.
Lantas bagaimana kebijakan Villas Boas dibursa trasnfer musim ini? Beberapa nama besar digadang-gadang segera merapat ke Stamford Bridge. Sebut saja nama-nama seperti David Villa (Barcelona), Alexis Sanchez (Udinese), Radamel Falcao (Porto) dan banyak lagi bintang yang lainnya.
“Tim ini akan menjadi besar, tentunya dengan sederet pemain bermental yang baik pula. Peluang untuk itu sangat mungkin terjadi,” bilang Villas Boas. (bbs/jpnn)