BABAK semifinal Liga Champions leg kedua yang mempertemukan jagoan Spanyol Real Madrid versus jawara Bundesliga Jerman musim lalu Borussia Dortmund, dini hari nanti dipastikan berlangsung seru dan menarik.
Kewajiban meraih kemenangan dengan skor minimal 3-0 membuat Los Merengues (julukan Real Madrid) bakal mengeluarkan segenap kemampuan terbaiknya.
Hanya saja perlu dicermati jika Die Borussen (julukan Borussia Dortmund) pun pasti tak ingin melewatkan kans untuk melakoni pertandingan final keduanya di Liga Champions, setelah mereka pernah melakukannya ketika menang 3-1 atas Juventus pada tahun 1997.
Kemenangan 4-1 yang diraih Die Borussen di Westfalenstadion akan mempermudah langkah anak asuh Juergen Klopp. Betapa tidak, sejak final Liga Champions pertama kali digelar pada 1956, hanya ada satu tim yang mampu membalikkan kekalahan 4-1 di fase knock out menjadi kemenangan 4-0
Ya, Deportivo La Coruna yang mampu melakukannya pada babak perempatfinal Liga Champions tahun 1998. Usai kalah 4-1 di San Siro, Super Depor (julukan Deportivo La Coruna) mampu membalikkan keadaan menjadi 4-0.
“Ini akan menjadi pertandingan terbesar dalam sejarah klub. Kami memenangkan pertandingan pada hari Rabu lalu, tetapi itu belum cukup karena kami harus melakukannya lagi besok (hari ini),” bilang Juergen Klopp seakan mengisyaratkan jika timnya takkan merombak skema permainan.
Artinya, kendali permainan dini hari nanti masih akan tetap berada di tangan Real Madrid, sama seperti tiga pertemuan sebelumnya.
Pada pertemuan pertama yang berlangsung 24 Oktober saat Los Merengues takluk 1-2 di Westfalenstadion. Saat itu Ronaldo dkk yang mendominasi permainan dengan perbandingan 57% – 43 % tapi hanya dua kali melepaskan tendangan ke arah gawang, sementara Mario Goetze dkk melakukannya sebanyak 7 kali. Imbasnya, kiper Dortmund Roman Weidenfeller hanya sekali menyelamatkan gawangnya dari kebobolan. Sementara itu kiper Real Madrid Iker Casillas harus jatuh bangun sebanyak lima kali untuk menyelamatkan gawangnya dari serbuan pemain Die Borussen.
Hal yang sama juga terjadi pada pertemuan kedua di Santiago Bernabeu pada 7 November 2012 saat kedua tim berbagi skor imbang 2-2. Kala itu tuan rumah Real Madrid mendominasi pertandingan dengan 65% berbanding 35%. Tuan rumah 22 kali melakukan tendangan, namun hanya dua kali membahayakan gawang Dortmund, semenatara pemain Dortmund meski hanya sepuluh kali melakukan tendangan, namun tiga diantara nyaris berbuah gol jika Casillas tak sigap melakukan penyelamatan.
Kondisi tak berbeda juga tersaji pada semifinal leg pertama pekan lalu. Walau Real Madrid memenangi penguasaan bola 56% berbanding 44%, serta melakukan shooting sebanyak 21 kali, namun hanya satu yang menghasilkan gol. Berbeda dengan Die Borussien, dari sembilan kali melepaskan tendangan ke gawang Los Merengues, empat di antaranya justru berbuah gol.
“Real Madrid adalah tim yang fantastis dan pastinya akan terus menekan dan memaksa kami bermain bertahan. Tapi, kami harus bisa mencetak gol di Spanyol, karena itu akan membuktikan jika kemenangan 4-1 kami bukanlah sebuah kebetulan,” tandas pencetak empat gol Dortmund ke gawang Real Madrid, Robert Lewandowski.
Di tempat terpisah pelatih Real Madrid Jose Mourinho mengatakan pascameraih kemenangan 2-1 pada derby menghadapi Atletico, seluruh anak asuhnya sangat termotivasi untuk meraih kemenangan atas Dortmund.
“Ini kesempatan terakhir kami untuk membuat semuanya berjalan dengan benar. Dalam leg pertama kami tidak bermain meyakinkan dan kami bermain buruk. Sekarang kami harus menggapai hal yang tidak mungkin. Fans telah banyak melihat banyak keajaiban di Bernabeu. Kami ingin menambah daftar keajaiban itu di sana,” tuntas Mourinho.
Jika Mourinho mampu membawa anak asuhnya meraih kemenangan atas Dortmund, maka tim ini telah mengikuti jejak Super Depor yang mampu membalikkan keadaan dari kalah 1-4 menjadi kemenangan 4-0. Tapi bila gagal, maka Los Merengues telah membiarkan Die Borussen melenggang ke partai final keduanya di pentas Liga Champions. (*)