26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Di Lubuk Pakam, Orangtua Calon Siswa Mengamuk

Pelaksanaan penerimaan siswa kelas mandiri di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Lubuk Pakam bermasalah. Pasalnya sejumlah orangtua calon siswa, menilai komite sekolah sebagai penerima pendaftaran siswa kelas mandiri berlaku curang, Rabu (6/7).

Akibatnya, Purba, orangtua calon siswa mengamuk di hadapan guru SMAN 2 Lubuk Pakam yang terletak di jalan Hamparan Perak Kecamatan Lubuk Pakam. Dia kecewa karena anaknya tidak bisa mendaftar sebagai siswa kelas Mandiri SMAN 2 Lubuk Pakam dengan alasan jumlah siswa sudah memenuhi target.

“Kapan pendaftarannya dibuka, saya tidak tau. Kok sudah tutup. Tidak ada alasan lain selain ada ajang cari duit. Itu ajalah yang kalian lakukan,” ketusnya dengan nada marah di hadapan para guru yang ada kala itu.

Protes Purba itu turut mengundang perhatian orangtua siswa lain serta masyarakat yang tinggal di sekitar SMAN 2. Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung lama setelah adanya penjelasan dari pihak komite.

Saat hal tersebut dikonfirmasi wartawan kepada Ketua Komite SMAN 2 Lubuk Pakam Wagino via telepon, Wagino mengelak telah melarang siswa itu mendaftar di kelas mandiri. Menurutnya, kelas mandiri terbuka bagi siapa saja yang hendak mendaftarkan dirinya. “Tapi  masalahnya anak tersebut tidak mendaftar di kelas mandiri melainkan hanya mendaftar sebagai kelas reguler, kok tiba-tiba minta dimasukan dalam daftar kelas mandiri. Kalau masih ada bangku, tidak masalah, tapi kelasnya sudah penuh,” kata Wagino.

Saat ditanya soal transparansi pengumuman penerimaan siswa mandiri itu, Wagino mengaku memang tidak memberitahukannya melalui pengumuman berupa selebaran yang ditempel di media informasi sekolah, melainkan disampaikan kepada anggota komite dan siswa-siswa SMAN 2 Lubuk Pakam. “Tetapi kebijakan ini kita beritahukan kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Deliserdang, kok,” ucap Wagino.

Dijelaskannya, kelas mandiri menerima siswa sebanyak 80 orang, dengan ketentuan harus membayar Rp3 juta per orang untuk membangun 2 kelas, yang nantinya 1 kelas akan ditempati 40 siswa. (btr)

Pelaksanaan penerimaan siswa kelas mandiri di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Lubuk Pakam bermasalah. Pasalnya sejumlah orangtua calon siswa, menilai komite sekolah sebagai penerima pendaftaran siswa kelas mandiri berlaku curang, Rabu (6/7).

Akibatnya, Purba, orangtua calon siswa mengamuk di hadapan guru SMAN 2 Lubuk Pakam yang terletak di jalan Hamparan Perak Kecamatan Lubuk Pakam. Dia kecewa karena anaknya tidak bisa mendaftar sebagai siswa kelas Mandiri SMAN 2 Lubuk Pakam dengan alasan jumlah siswa sudah memenuhi target.

“Kapan pendaftarannya dibuka, saya tidak tau. Kok sudah tutup. Tidak ada alasan lain selain ada ajang cari duit. Itu ajalah yang kalian lakukan,” ketusnya dengan nada marah di hadapan para guru yang ada kala itu.

Protes Purba itu turut mengundang perhatian orangtua siswa lain serta masyarakat yang tinggal di sekitar SMAN 2. Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung lama setelah adanya penjelasan dari pihak komite.

Saat hal tersebut dikonfirmasi wartawan kepada Ketua Komite SMAN 2 Lubuk Pakam Wagino via telepon, Wagino mengelak telah melarang siswa itu mendaftar di kelas mandiri. Menurutnya, kelas mandiri terbuka bagi siapa saja yang hendak mendaftarkan dirinya. “Tapi  masalahnya anak tersebut tidak mendaftar di kelas mandiri melainkan hanya mendaftar sebagai kelas reguler, kok tiba-tiba minta dimasukan dalam daftar kelas mandiri. Kalau masih ada bangku, tidak masalah, tapi kelasnya sudah penuh,” kata Wagino.

Saat ditanya soal transparansi pengumuman penerimaan siswa mandiri itu, Wagino mengaku memang tidak memberitahukannya melalui pengumuman berupa selebaran yang ditempel di media informasi sekolah, melainkan disampaikan kepada anggota komite dan siswa-siswa SMAN 2 Lubuk Pakam. “Tetapi kebijakan ini kita beritahukan kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Deliserdang, kok,” ucap Wagino.

Dijelaskannya, kelas mandiri menerima siswa sebanyak 80 orang, dengan ketentuan harus membayar Rp3 juta per orang untuk membangun 2 kelas, yang nantinya 1 kelas akan ditempati 40 siswa. (btr)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/