25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Evaluasi Penanaman Pohon di Kota Medan

Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, tampak kesal dengan kerja asal-asalan yang berujung pada bencana. Puluhan pohon tumbang diamuk angin kencang di Jalan Brigjen Katamso mengakibatkan kemacetan dan kerugian tak sedikit. Ini sebenarnya tak perlu terjadi, seandainya puluhan tahun lalu pohon-pohon itu ditanam dengan benar.

“Tumbangnya pohon-pohon ini akibat perencanaan yang dulu salah karena ditanam di atas aspal, bukan di dalam aspal. Akibatnya pohon-pohon ini tidak memiliki akar tunggang, tapi bercabang di luar (permukaan tanah, red). Ini akan menjadi evaluasi kami ke depan dalam melakukan penghijauan. Penanaman harus dilakukan dengan mengorek aspal, bukan di atas aspal,” ujar Rahudman saat meninjau ke lokasi bencana, pekan lalu.

Agar bencana itu tak berulang, Pemko Medan berencana akan menghabisi semua pohon di Jalan Brigjen Katamso Medan. Pemko Medan beralasan, penanaman pohon sangat dangkal sehingga rawan tumbang bila angin datang. “Semua pohon di sepanjang Jalan Brigjen Katamso harus dibongkar. Dari hasil pemeriksaan kita semalam terhadap pohon-pohon yang tumbang, diketahui kalau penanamannya terlalu dangkal sehingga mudah tumbang,” ucapnya.
Menurutnya, pembongkaran pohon-pohon sepanjang jalan tersebut telah dirapatkan, dan segera direalisasikan. Karena melihat dangkalnya penanaman pohon, terpaksa dilakukan penanaman baru. “Kita telah melakukan evaluasi, dan hasilnya harus diganti tanaman baru. Dalam penanaman baru itu nantinya dipikirkan bagaimana ketahanannya sampai puluhan tahun ke depan. Selain di jalan tersebut, kita juga akan meneliti pohon-pohon di tempat lain. Ini akan dilakukan secara bertahap,” katanya.

Berdasarkan penelusuran wartawan koran ini, selain di Jalan Brigjen Katamso, penanaman pohon di sepanjang Jalan Gunung Krakatau, Jalan Kejaksaan dan Jalan Guru Patimpus juga dilakukan asal. Penanaman pohon di ketiga ruas jalan itu pada 2004 lalu juga mendapat kritikan yang tajam dari DPRD Medan. Saat ini ratusan pohon mahoni itu sudah mulai rimbun, ke depan dikhawatirkan rawan tumbang.

Sejumlah warga sekitar jalan yang kemarin ditemui wartawan koran ini mengisahkan, saat itu lubang tempat penanaman pohon-pohon itu memiliki kedalaman yang ala kadarnya. Seperti yang ditanam di median Jalan Gunung Krakatau. “Dulu jalan ini tak punya median jalan, lalu dibuat dan di atasnya ditanam pohon-pohon ini. Artinya pohon-pohon ini ditanam di atas aspal,” ujar Surya, warga setempat. Kondisi yang sama juga terjadi Jalan Guru Patimpus dan Jalan Kejaksaan.

Di dua ruas jalan ini, pohon mahoni ditanam di bidang kurang dari 30 Cm, antara aspal dan parit. Jika pohon semakin besar, jelas tidak akan kuat dan rawan tumbang. (adl)

Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, tampak kesal dengan kerja asal-asalan yang berujung pada bencana. Puluhan pohon tumbang diamuk angin kencang di Jalan Brigjen Katamso mengakibatkan kemacetan dan kerugian tak sedikit. Ini sebenarnya tak perlu terjadi, seandainya puluhan tahun lalu pohon-pohon itu ditanam dengan benar.

“Tumbangnya pohon-pohon ini akibat perencanaan yang dulu salah karena ditanam di atas aspal, bukan di dalam aspal. Akibatnya pohon-pohon ini tidak memiliki akar tunggang, tapi bercabang di luar (permukaan tanah, red). Ini akan menjadi evaluasi kami ke depan dalam melakukan penghijauan. Penanaman harus dilakukan dengan mengorek aspal, bukan di atas aspal,” ujar Rahudman saat meninjau ke lokasi bencana, pekan lalu.

Agar bencana itu tak berulang, Pemko Medan berencana akan menghabisi semua pohon di Jalan Brigjen Katamso Medan. Pemko Medan beralasan, penanaman pohon sangat dangkal sehingga rawan tumbang bila angin datang. “Semua pohon di sepanjang Jalan Brigjen Katamso harus dibongkar. Dari hasil pemeriksaan kita semalam terhadap pohon-pohon yang tumbang, diketahui kalau penanamannya terlalu dangkal sehingga mudah tumbang,” ucapnya.
Menurutnya, pembongkaran pohon-pohon sepanjang jalan tersebut telah dirapatkan, dan segera direalisasikan. Karena melihat dangkalnya penanaman pohon, terpaksa dilakukan penanaman baru. “Kita telah melakukan evaluasi, dan hasilnya harus diganti tanaman baru. Dalam penanaman baru itu nantinya dipikirkan bagaimana ketahanannya sampai puluhan tahun ke depan. Selain di jalan tersebut, kita juga akan meneliti pohon-pohon di tempat lain. Ini akan dilakukan secara bertahap,” katanya.

Berdasarkan penelusuran wartawan koran ini, selain di Jalan Brigjen Katamso, penanaman pohon di sepanjang Jalan Gunung Krakatau, Jalan Kejaksaan dan Jalan Guru Patimpus juga dilakukan asal. Penanaman pohon di ketiga ruas jalan itu pada 2004 lalu juga mendapat kritikan yang tajam dari DPRD Medan. Saat ini ratusan pohon mahoni itu sudah mulai rimbun, ke depan dikhawatirkan rawan tumbang.

Sejumlah warga sekitar jalan yang kemarin ditemui wartawan koran ini mengisahkan, saat itu lubang tempat penanaman pohon-pohon itu memiliki kedalaman yang ala kadarnya. Seperti yang ditanam di median Jalan Gunung Krakatau. “Dulu jalan ini tak punya median jalan, lalu dibuat dan di atasnya ditanam pohon-pohon ini. Artinya pohon-pohon ini ditanam di atas aspal,” ujar Surya, warga setempat. Kondisi yang sama juga terjadi Jalan Guru Patimpus dan Jalan Kejaksaan.

Di dua ruas jalan ini, pohon mahoni ditanam di bidang kurang dari 30 Cm, antara aspal dan parit. Jika pohon semakin besar, jelas tidak akan kuat dan rawan tumbang. (adl)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/