Mulai Nikah Massal hingga Kelahiran Massal
Mendapat angka cantik berharap meraih nasib yang baik. Setidaknya begitulah segelintir harapan orang pada tanggal 11, bulan 11 dan tahun 2011.
BERBAGAI peristiwa dan kegiatan mewarnai hari yang dianggap bersejarah oleh sebagian orang Jumat (11/11) kemarin. Seperti penikahan massal di Medan.
Sekitar 400 pasangan memutuskan menikah di Gedung Aceh Sepakat Medan.
Menurut pasangan dr Dewi Puspitasari dan Marwan Al Fajri, yang melangsungkan pernikahan massal mengatakan, pemilihan tanggal, bulan dan tahun dengan angka serba 11 itu, awalnya direncanakan oleh sang pengantin pria (Marwan), sedangkan pengantin wanita (Dewi) tidak menyadari penanggalan tersebut.
“Yang mencari tanggal dan segalanya itu suami, saya malah tidak menyadari makna pemilihan angka tersebut,” ucap Dewi yang merupakan putri bungsu dari Nasir Syarbaini, mantan Kepala BPS SU.
Marwan mengaku pemilihan tanggal dan bulan pernikahannya itu sudah ditentukannya sejak Maret lalu. “Ide untuk menikah pada tanggal 11-11-11 ini karena tanggalnya unik, lucu saja bila dilihat di surat nikah dan sertifikat nikah,” ujar Marwan, putra dari pasangan Asril Basrah dan Ratnawati Siregar.
Selain karena tanggal yang memiliki angka yang sama, tanggal kelahiran pasangan pengantin ini bila dijumlahkan sama dengan 11. Dewi lahir pada tanggal 8 Januari 1983 sedangkan Marwan lahir pada tanggal 3 Maret 1982, “Bila dijumlahkan tanggal kelahiran kita sama dengan 11, makanya saya setuju untuk menikah pada tanggal 11,” tambah Dewi.
Karena sudah merancakannya jauh hari, untuk mencari penghulu dan tempat melangsungkan pernikahan juga tidak terlalu rumit. Bahkan bisa dikatakan dipermudah. “Karena niat kita baik dan perencanaan sudah jauh hari, untuk mencari tempat dan penghulu juga dipermudah, tidak terlalu ribet seperti orang lain,” tambah Dewi.
Menikah ditanggal yang cantik, awalnya tidak terlalu istimewa, tetapi sejak digembor-gembor oleh media, menikah pada tanggal yang sangat jarang terjadi ini seperti memiliki sebuah sensasi yang berbeda. “Sensasi yang dirasakan dua kali lipat, pertama karena sensasi menikah yang umumya dirasakan oleh setiap pengantin, kedua karena nikahnya di tanggal yang sedang heboh dibicarakan orang,” ujarnya sambil tertawa.
Pernikahan yang identik dengan pesta kawinan, biasanya dilangsungkan pada hari yang sama dilaksanakannya pernikahan. Tetapi karena jatuh pada hari Jum’at, Dewi dan pasangan memutuskan untuk menunda pesta. “Kita hanya menikah pada hari ini (Jum’at, 11-11-11), sedangkan pestanya nanti hari Minggu,” tambah Dewi.
Membludaknya pasangan yang memutuskan menikah pada tanggal 11 kemarin, juga dirasakan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Medan Petisah, Untung Nasution. Ia menyatakan pada tanggal tersebut ada sekitar 17 pengantin yang memutuskan untuk menikah.
Tetapi karena keterbatasan waktu yang dimilikinya, tidak semua acara sakral ini ditanganinya sebagai penghulu. “Tidak semua yang menjadi penghulunya saya, dibagilah dengan kawan yang lain, tetapi saya akui pernikahan pada tanggal ini diatas rata-rata,” tambahnya.
Wali Kota Medan Rahudman Harahap memberikan apresiasi terhadap banyaknya warga Medan yang menikah di tanggal 11/11/2011 dengan jumlah sebanyak 475 pasangan.
“itu kan keistemewaan yang menganggap mempunyai makna, bagi umat islam sama saja itu bagaimana kita menjalani hidup dengan baik. Tapi yang jelas, kota Medan hampir 475 pasangan yang menikah di hari ini, Jumat (11/11),” kata Rahudman di Kantor Kota.
Dikatakanya, bagi warga Medan yang menikah hari ini, mudah-mudahan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah. “Tapi janganlah gara-gara mengejar tanggal itu, tapi yang menikah justeru belum siap,” ucap Rahudman.
Sementara, jumlah pasangan non islam yang mencatatkan pernikahannya di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) hanya 12 pasangan pada hari ini juga dengan rincian beragama kristen 10 pasangan (pribumi) dan yang beragama Buddha 2 pasangan (tionghoa). “12 pasangan ini merupakan pasangan yang menikah hari ini dan langsung mencatatkan pernikahannya hari ini juga,” terang Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadisdukcapil) Medan, Darussalam Pohan. (jon/mag9/mag10)