26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Daging Masih Melimpah

Soal stok daging tampaknya tidak begitu bermasalah. Ya, menyusul survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan populasi ternak di dalam negeri ternyata masih melimpah. Menurut data sementara Sensus Ternak 2011 yang dimulai sejak awal Juni 2011 dan diklaim telah rampung 93%-94%, jumlah populasi sapi potong di seluruh Indonesia ternyata mencapai 14 juta ekor, sapi perah 400.000 ekor, dan kerbau 1,1 juta ekor.

“Indonesia ternyata memiliki potensi populasi ternak yang sangat besar. Ini harus bisa dimanfaatkan optimal,” kata Kepala BPS Rusman Heriawan kepada wartawan Jumat (24/6) lalu.

Bahkan, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan data sementara sensus ternak tersebut menunjukkan Indonesia mampu berswasembada daging dan secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan impor daging dan sapi bakalan. “Data sementara ini pasti akan mengejutkan Australia bahwa peternak kecil sapi di tempat kita memiliki potensi menghasilkan ternak dalam jumlah besar. Karena itu, kita tidak perlu khawatir atas langkah bahkan ancaman Australia,” katanya.

Dengan mengacu pada cetak biru (blue print) swasembada pangan 2014, ujarnya, jika populasi sapi potong telah mencapai 14 juta ekor, impor sapi dan daging harus berkurang signifikan. “Jika populasi sudah mencapai 14,3 juta ekor, Indonesia sudah bisa dikatakan berswasembada dagaing karena 90% kebutuhan sudah terpenuhi. Kalau pun ada impor, jumlahnya tak lebih dari 46.000 ton. Jangan seperti tahun lalu di mana impor mencapai 120.000 ton daging,” ujarnya.

Menurut dia, populasi sapi potong sebanyak 14 juta ekor itu setara dengan 430.000 ton daging segar. Adapun, untuk konsumsi daging pada tahun ini diprediksi berkisar 400.000-430.000 ton. Meski begitu, tak semua jenis daging dapat dipenuhi di dalam negeri.

Dengan asumsi satu ekor sapi setara dengan 160 kg dan konsumsi daging sapi nasional sekitar 1,76 kg per kapita per tahun serta jumlah penduduk sebesar 240 juta jiwa, maka kebutuhan sapi potong hanya sekitar 2,3 juta ekor.
“Pada tahun ini, semestinya pemerintah harus berpegang pada proyeksi bahwa setidaknya impor paling besar mencapai 10% atau hanya setara dengan 43.000 ton dari total konsumsi,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, konsumsi daging sapi nasional per tahun berkisar 450.000 ton. Namun, pemerintah mematok impor daging sapi pada tahun ini mencapai 72.000 ton atau lebih tinggi 67,44% dibandingkan dengan masukan PPSKI yang hanya merekomendasikan impor 43.000 ton. Selain itu, impor sapi bakalan dipatok sekitar 600.000 ekor. Kuota impor sapi bakalan ini juga dinilai terlalu besar.  (bbs)

Soal stok daging tampaknya tidak begitu bermasalah. Ya, menyusul survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan populasi ternak di dalam negeri ternyata masih melimpah. Menurut data sementara Sensus Ternak 2011 yang dimulai sejak awal Juni 2011 dan diklaim telah rampung 93%-94%, jumlah populasi sapi potong di seluruh Indonesia ternyata mencapai 14 juta ekor, sapi perah 400.000 ekor, dan kerbau 1,1 juta ekor.

“Indonesia ternyata memiliki potensi populasi ternak yang sangat besar. Ini harus bisa dimanfaatkan optimal,” kata Kepala BPS Rusman Heriawan kepada wartawan Jumat (24/6) lalu.

Bahkan, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan data sementara sensus ternak tersebut menunjukkan Indonesia mampu berswasembada daging dan secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan impor daging dan sapi bakalan. “Data sementara ini pasti akan mengejutkan Australia bahwa peternak kecil sapi di tempat kita memiliki potensi menghasilkan ternak dalam jumlah besar. Karena itu, kita tidak perlu khawatir atas langkah bahkan ancaman Australia,” katanya.

Dengan mengacu pada cetak biru (blue print) swasembada pangan 2014, ujarnya, jika populasi sapi potong telah mencapai 14 juta ekor, impor sapi dan daging harus berkurang signifikan. “Jika populasi sudah mencapai 14,3 juta ekor, Indonesia sudah bisa dikatakan berswasembada dagaing karena 90% kebutuhan sudah terpenuhi. Kalau pun ada impor, jumlahnya tak lebih dari 46.000 ton. Jangan seperti tahun lalu di mana impor mencapai 120.000 ton daging,” ujarnya.

Menurut dia, populasi sapi potong sebanyak 14 juta ekor itu setara dengan 430.000 ton daging segar. Adapun, untuk konsumsi daging pada tahun ini diprediksi berkisar 400.000-430.000 ton. Meski begitu, tak semua jenis daging dapat dipenuhi di dalam negeri.

Dengan asumsi satu ekor sapi setara dengan 160 kg dan konsumsi daging sapi nasional sekitar 1,76 kg per kapita per tahun serta jumlah penduduk sebesar 240 juta jiwa, maka kebutuhan sapi potong hanya sekitar 2,3 juta ekor.
“Pada tahun ini, semestinya pemerintah harus berpegang pada proyeksi bahwa setidaknya impor paling besar mencapai 10% atau hanya setara dengan 43.000 ton dari total konsumsi,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, konsumsi daging sapi nasional per tahun berkisar 450.000 ton. Namun, pemerintah mematok impor daging sapi pada tahun ini mencapai 72.000 ton atau lebih tinggi 67,44% dibandingkan dengan masukan PPSKI yang hanya merekomendasikan impor 43.000 ton. Selain itu, impor sapi bakalan dipatok sekitar 600.000 ekor. Kuota impor sapi bakalan ini juga dinilai terlalu besar.  (bbs)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/