25 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

60 Ribu Kursi Kosong Disiapkan

Atasi Lonjakan Penumpang Jelang Natal dan Tahun Baru

Berbagai kesiapan dilakukan perusahaan angkutan dan Dinas Perhubungan (Dishub) Sumater Utara menjelang Natal dan Tahun Baru 2012.

Khusus di Sumatera Utara (Sumut), Dishub) akan mendirikan posko Natal dan Tahun  Baru 2012 yang dimulai 22 Desember 2011 hingga 4 Januari 2012.

“Kesiapan Posko berlangsung dari tanggal 22 Desember hingga 4 Januari 2012,” kata Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Darat Dishub Sumut Thomas Andrean kepada Sumut Pos, Senin (19/12).

Untuk jumlah penumpang, Dishub Sumut diperkirakan mengalami kenaikan rata-rata 10 hingga 15 persen. “U ntuk jalur laut dan darat itu bisa mencapai 10 persen, kalau udara bisa mencapai 15 persen,” urainya.
Perkiraan penumpang dengan jalur darat diperkirakan nantinya sebanyak 467.133 orang, dengan rincian kereta api 116.335 penumpang, laut 14.175 penumpang dan udara 276.797 penumpang. “Jadi total keseluruhan dari tiga kendaraan mudik tersebut jumlahnya 961.884 penumpang,” kiranya.

Sementara dari Stasiun Besar Kereta Api Medan mengatakan lonjakan penumpang diperkirakan terjadi pada tanggal 22-24 Desember mendatang dan 28-31 Desember “Untuk kereta api penumpang akan meningkat hingga 60 persen pada Natal dan Tahun  Baru dibanding hari biasa,” kata Humas Stasiun Besar Kereta Api Medan, Hasri kemarin.
Sejauh ini kata Hasri segala perbaikan demi kenyamanan penumpang sudah diberlakukan pihaknya mulai 1 Desember lalu. Diantaranya meniadakan penjualan untuk karcis berdiri dan para pedagang tidak boleh menjajakan dagangannya didalam kereta api.

Selain itu, penambahan gerbong kereta api akan dilakukan pada perayaan Natal dan Tahun  Baru di antaranya kelas bisnis dari 8 gerbong menjadi 12 gerbong yang satu gerbongnya berkapasitas sebanyak 64 penumpang. Untuk kelas eksekutif juga diadakan penambahan gerbong dari 8 menjadi 12 gerbong yang satu berkapasitas 52 penumpang. “Pada kelas ekonomi tidak dilakukan penambahan gerbong. Kelas ekonomi, satu gerbongnya berkapasitas 106 penumpang. Jumlah gerbong yang ditambah hanya pada kereta api kelas bisnis dan eksekutif. Jadi penumpang kita harapkan lebih nyaman dengan diberlakukannya peraturan tersebut,” ujarnya.

Dalam mengantisipasi maraknya calo, pihaknya sendiri bekerjasama dengan petugas kepolisian.

“Tidak dibenarkan calo lagi. Kalau memang ada calo yang menawarkan harga tiket lebih mahal, kita harap penumpang segera melapor. Kita akan terus berkoordinasi dengan pihak polisi untuk mengantisipasi hal-yang tidak diinginkan,” bebernya. Sedangkan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Sumatera Utara telah menyiapkan 60 ribu kursi kosong untuk mengangkut penumpang yang akan mudik ke kampung halaman masing-masing khususnya antar-kota antar provinsi (AKAP).

Upaya itu untuk mengantisipasi lonjakan arus penumpang menjelang perayaan Natal dan Tahun  Baru. ‘’Armada bus AKDP) yang sudah kita persiapkan mencapai 60 ribu tempat duduk untuk calon penumpang yang akan mudik. Hal ini untuk mengantisipasi tidak terangkutnya calon penumpang ataupun menghindari calon penumpang berdesak-desakan takut akan tidak dapat tempat duduk,’’ kata Ketua Organda Hasopan Siallagan.

Pantau wartawan Koran iniharga tiket sejumlah pool kini masih normal. (adl/mag11/ram/omi/rud)

Kenaikan Bisa Dua Kali Lipat

PENGAMAT transportasi Sumut Rafriandi menuturkan plus-minus mudik dengan menggunakan jalur udara dan darat antara lain, untuk pesawat kelebihannya adalah penumpang diuntungkan pada sisi waktu yang hanya ukuran 30 menit sampai dengan satu jam. “Itu sekitar 30 menit untuk terbang ke Aek Godang/Silangit dan satu jam ke Nias dan Tapanuli Tengah,” bebernya.

Sedangkan melalui jalur darat, lanjutnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai daerah tujuan mudik sekitar tiga sampai 10 jam.  “Misal ke Sibolga sekitar Sembilan jam, Tarutung sekitar enam jam atu ke Siantar sekitar tiga jam,” tambahnya.

Untuk harga tiket, minusnya biaya tiket relativ lebih mahal jika dibandingkan tiket kendaraan melalui jalur darat. Kemudian, jika melalui jalur udara kenyamanan dengan membawa barang terbatas, hanya 20 kilogram, sedangkan melalui jalur darat bisa mencapai 90 kilogram.

Untuk sisi kelelahan, jalur udara relativ lebih nyaman jika dibandingkan jalur darat. “Kelelahan lewat jalur darat lebih terasa jika dibandingkan jalur udara. Dan antrean jalur darat lebih panjang ketimbang jalur udara,” katanya.

Mengenai sisi resiko, mantan anggota DPRD Sumut ini menuturkan, semua kendaraan baik melalui jalur darat maupun udara sama-sama memiliki risiko. “Naik apapun sekarang ini tentu punya pilihan dan risikonya. Hanya saja, setiap mudik dibutuhkan perhatian pemerintah melalui aparatnya lebih ketat dan disiplin. Selain itu, pemerintah harus menjamin kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan darat, laut dan udara. Begitu juga fasilitas jalan. Sehingga dapat mengurangi rawan kecelakaan, kriminalitas dan bencana lainnya,” paparnya.

Ditambahkannya, dalam konteks arus mudik, perlu dicatat harus ada prosedur ketat untuk layak jalan bagi kendaraan darat dan udara yang perlu diantipasi sejak dini.

Begitu pula, sambungnya, mengenai data penumpang dan dukungan asuransi kecelakaan perlu mendapat jaminan. Sehingga, masyarakat yang mudik Natal dan tahun baru tidak lagi perlu was-was dan bias lebih tenang.
Sementara Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumut, Firsal Ferial Mutyara mengatakan, tidak ada persaingan antara pengusaha transportasi udara, maupun darat ataupun laut. Malah sebaliknya, antara pengusaha tersebut saling mengisi untuk dalam pelayanan jasa kepada masyarakat. Tiap pengusaha tersebut telah memiliki pangsa pasar masing-masing. “Ada segmen diantara para pengusaha, kebutuhan konsumen akan trasnportasi juga dipenuhi oleh darat dan udara tersebut.” ujar firsal.

Menurut Firsal menjelang perayaan Natal dan tahun baru ini, geliat para pengusaha mengambil kesempatan juga sangat tinggi, salah satunya dengan harga tiket yang dinaikkan hingga 2 kali lipat dari harga normal.

“Harga trasnportasi sudah naik 2 kali lipatkan?, malah kalau saya tidak salah hingga 10 Januari mendatang,” tambah Firsal. Dengan kenaikan harga ini, maka kesempatan para pengusaha untuk melipat gandakan keuntungannya. Bahkan, untuk memenuhi permintaan konsumen, para pengusaha juga menambah jam operasionalnya, hal ini akan menambah keuntungan bagi pengusaha. “Jadi saya rasa tidak benar, bila pengusaha sebuah trasnportasi gulung tikar karena transportasi lain,” tambahnya.

Walaupun Firsal mengakui, bahwa pengeluaran dari transportasi darat lebih tinggi dibandingkan dengan udara. “Ya darat lebih tinggi dibandingkan dengan udara, misalnya pesawat masa berlakunya bisa mencapai 20 tahun, sedangkan bus hanya 5 tahun,” lanjutnya. (ram/ari)

Atasi Lonjakan Penumpang Jelang Natal dan Tahun Baru

Berbagai kesiapan dilakukan perusahaan angkutan dan Dinas Perhubungan (Dishub) Sumater Utara menjelang Natal dan Tahun Baru 2012.

Khusus di Sumatera Utara (Sumut), Dishub) akan mendirikan posko Natal dan Tahun  Baru 2012 yang dimulai 22 Desember 2011 hingga 4 Januari 2012.

“Kesiapan Posko berlangsung dari tanggal 22 Desember hingga 4 Januari 2012,” kata Kepala Seksi (Kasi) Angkutan Darat Dishub Sumut Thomas Andrean kepada Sumut Pos, Senin (19/12).

Untuk jumlah penumpang, Dishub Sumut diperkirakan mengalami kenaikan rata-rata 10 hingga 15 persen. “U ntuk jalur laut dan darat itu bisa mencapai 10 persen, kalau udara bisa mencapai 15 persen,” urainya.
Perkiraan penumpang dengan jalur darat diperkirakan nantinya sebanyak 467.133 orang, dengan rincian kereta api 116.335 penumpang, laut 14.175 penumpang dan udara 276.797 penumpang. “Jadi total keseluruhan dari tiga kendaraan mudik tersebut jumlahnya 961.884 penumpang,” kiranya.

Sementara dari Stasiun Besar Kereta Api Medan mengatakan lonjakan penumpang diperkirakan terjadi pada tanggal 22-24 Desember mendatang dan 28-31 Desember “Untuk kereta api penumpang akan meningkat hingga 60 persen pada Natal dan Tahun  Baru dibanding hari biasa,” kata Humas Stasiun Besar Kereta Api Medan, Hasri kemarin.
Sejauh ini kata Hasri segala perbaikan demi kenyamanan penumpang sudah diberlakukan pihaknya mulai 1 Desember lalu. Diantaranya meniadakan penjualan untuk karcis berdiri dan para pedagang tidak boleh menjajakan dagangannya didalam kereta api.

Selain itu, penambahan gerbong kereta api akan dilakukan pada perayaan Natal dan Tahun  Baru di antaranya kelas bisnis dari 8 gerbong menjadi 12 gerbong yang satu gerbongnya berkapasitas sebanyak 64 penumpang. Untuk kelas eksekutif juga diadakan penambahan gerbong dari 8 menjadi 12 gerbong yang satu berkapasitas 52 penumpang. “Pada kelas ekonomi tidak dilakukan penambahan gerbong. Kelas ekonomi, satu gerbongnya berkapasitas 106 penumpang. Jumlah gerbong yang ditambah hanya pada kereta api kelas bisnis dan eksekutif. Jadi penumpang kita harapkan lebih nyaman dengan diberlakukannya peraturan tersebut,” ujarnya.

Dalam mengantisipasi maraknya calo, pihaknya sendiri bekerjasama dengan petugas kepolisian.

“Tidak dibenarkan calo lagi. Kalau memang ada calo yang menawarkan harga tiket lebih mahal, kita harap penumpang segera melapor. Kita akan terus berkoordinasi dengan pihak polisi untuk mengantisipasi hal-yang tidak diinginkan,” bebernya. Sedangkan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Sumatera Utara telah menyiapkan 60 ribu kursi kosong untuk mengangkut penumpang yang akan mudik ke kampung halaman masing-masing khususnya antar-kota antar provinsi (AKAP).

Upaya itu untuk mengantisipasi lonjakan arus penumpang menjelang perayaan Natal dan Tahun  Baru. ‘’Armada bus AKDP) yang sudah kita persiapkan mencapai 60 ribu tempat duduk untuk calon penumpang yang akan mudik. Hal ini untuk mengantisipasi tidak terangkutnya calon penumpang ataupun menghindari calon penumpang berdesak-desakan takut akan tidak dapat tempat duduk,’’ kata Ketua Organda Hasopan Siallagan.

Pantau wartawan Koran iniharga tiket sejumlah pool kini masih normal. (adl/mag11/ram/omi/rud)

Kenaikan Bisa Dua Kali Lipat

PENGAMAT transportasi Sumut Rafriandi menuturkan plus-minus mudik dengan menggunakan jalur udara dan darat antara lain, untuk pesawat kelebihannya adalah penumpang diuntungkan pada sisi waktu yang hanya ukuran 30 menit sampai dengan satu jam. “Itu sekitar 30 menit untuk terbang ke Aek Godang/Silangit dan satu jam ke Nias dan Tapanuli Tengah,” bebernya.

Sedangkan melalui jalur darat, lanjutnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai daerah tujuan mudik sekitar tiga sampai 10 jam.  “Misal ke Sibolga sekitar Sembilan jam, Tarutung sekitar enam jam atu ke Siantar sekitar tiga jam,” tambahnya.

Untuk harga tiket, minusnya biaya tiket relativ lebih mahal jika dibandingkan tiket kendaraan melalui jalur darat. Kemudian, jika melalui jalur udara kenyamanan dengan membawa barang terbatas, hanya 20 kilogram, sedangkan melalui jalur darat bisa mencapai 90 kilogram.

Untuk sisi kelelahan, jalur udara relativ lebih nyaman jika dibandingkan jalur darat. “Kelelahan lewat jalur darat lebih terasa jika dibandingkan jalur udara. Dan antrean jalur darat lebih panjang ketimbang jalur udara,” katanya.

Mengenai sisi resiko, mantan anggota DPRD Sumut ini menuturkan, semua kendaraan baik melalui jalur darat maupun udara sama-sama memiliki risiko. “Naik apapun sekarang ini tentu punya pilihan dan risikonya. Hanya saja, setiap mudik dibutuhkan perhatian pemerintah melalui aparatnya lebih ketat dan disiplin. Selain itu, pemerintah harus menjamin kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan darat, laut dan udara. Begitu juga fasilitas jalan. Sehingga dapat mengurangi rawan kecelakaan, kriminalitas dan bencana lainnya,” paparnya.

Ditambahkannya, dalam konteks arus mudik, perlu dicatat harus ada prosedur ketat untuk layak jalan bagi kendaraan darat dan udara yang perlu diantipasi sejak dini.

Begitu pula, sambungnya, mengenai data penumpang dan dukungan asuransi kecelakaan perlu mendapat jaminan. Sehingga, masyarakat yang mudik Natal dan tahun baru tidak lagi perlu was-was dan bias lebih tenang.
Sementara Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumut, Firsal Ferial Mutyara mengatakan, tidak ada persaingan antara pengusaha transportasi udara, maupun darat ataupun laut. Malah sebaliknya, antara pengusaha tersebut saling mengisi untuk dalam pelayanan jasa kepada masyarakat. Tiap pengusaha tersebut telah memiliki pangsa pasar masing-masing. “Ada segmen diantara para pengusaha, kebutuhan konsumen akan trasnportasi juga dipenuhi oleh darat dan udara tersebut.” ujar firsal.

Menurut Firsal menjelang perayaan Natal dan tahun baru ini, geliat para pengusaha mengambil kesempatan juga sangat tinggi, salah satunya dengan harga tiket yang dinaikkan hingga 2 kali lipat dari harga normal.

“Harga trasnportasi sudah naik 2 kali lipatkan?, malah kalau saya tidak salah hingga 10 Januari mendatang,” tambah Firsal. Dengan kenaikan harga ini, maka kesempatan para pengusaha untuk melipat gandakan keuntungannya. Bahkan, untuk memenuhi permintaan konsumen, para pengusaha juga menambah jam operasionalnya, hal ini akan menambah keuntungan bagi pengusaha. “Jadi saya rasa tidak benar, bila pengusaha sebuah trasnportasi gulung tikar karena transportasi lain,” tambahnya.

Walaupun Firsal mengakui, bahwa pengeluaran dari transportasi darat lebih tinggi dibandingkan dengan udara. “Ya darat lebih tinggi dibandingkan dengan udara, misalnya pesawat masa berlakunya bisa mencapai 20 tahun, sedangkan bus hanya 5 tahun,” lanjutnya. (ram/ari)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/