25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kemlu Kurang Sensitif

20 KBRI Terancam tanpa Duta Besar

Pemerintah dan DPR sebaiknya mempersiapkan pejabat-pejabatnya sebagai duta besar (Dubes) di luar negeri.
Pasalnya, tahun ini ada 20 Dubes yang bakal pensiun.

Bahkan untuk kursi Dubes di Belanda, Stockholm, Vatican, Aljazair, dan Italia sudah kosong, tak ada ada Dubesnya. Atas hal ini mitra kerja Kementerian Luar Negeri di DPR mendesak pemerintah segera menyiapkannya.

“Kita sudah meminta agar disiapkan penggantinya. Tapi nggak tahu ada hambatan apa, sampai saat ini nama-namanya belum masuk,” sesal Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada Rakyat Merdeka (grup Sumut Pos), di Jakarta, kemarin.

Anggota Fraksi PKS ini mengungkapkan, sejauh ini ada 12 kedutaan besar yang sudah kosong, dan tahun ini jumlahnya akan bertambah menjadi 18 buah.

Diungkapkan, Dubes yang saat ini sudah kosong di antaranya adalah Stockholm (Swedia), Vatican, Aljazair, Belanda, dan Roma (Italia). Sedangkan Dubes yang akan kosong pada 2011 ini diantaranya adalah Mesir, London (Inggris), Malaysia, Singapura, Rusia, dan New Delhi (India).

“Belum lagi adanya permintaan untuk mengisi kembali kedubes kita di Irak. Pemerintah Irak sudah meminta, dan memberikan jaminan kalau keadan sudah aman. Pemerintah kita belum meresponnya,” ungkapnya.

Anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat VIII ini menambahkan, rencananya pekan depan, DPR akan rapat dengan Kementerian Luar Negeri terkait masalah ini. “Kita akan mempertanyakan itu. Karena kan Dubes itu bagian terdepan dalam masalah hubungan luar negeri kita. Jadi harus segera dicari gantinya,” ucapnya.

Wakil Ketua Komisi I, DPR TB Hasanuddin menimpali. Secara prosedural semestinya nama-nama Dubes pengganti tersebut sudah diserahkan kepada DPR pada Juni atau Juli ini. “Masalahnya sampai saat ini belum ada pembicaraan ke arah sana,” tuturnya sambil bertanya-tanya.

Sepengetahuan Hasanuddin, tahun ini ada sekitar 20 kedutaan besar yang kosong. Penyebabnya, karena habis masa jabatan, dan ada yang ditarik untuk posisi lain.

“Misalnya Dubes Italia yang ditarik menjadi Sekretaris Wakil Presiden. Lalu kedubes Malaysia dan Belanda akan kosong karena habis masa jabatannya,” tuturnya.

Anggota Komisi I DPR, Helmi Fauzy menilai, kekosongan jabatan Dubes tersebut akibat kelalaian administrasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dalam melakukan monitoring. “Ini merupakan  kelalaian dan kelambanan administrasi Kemlu karena pos Dubes di negara Belanda dan Swedia sampai saat ini masih kosong. Padahal kekosongan pos di Swedia sudah berlangsung dua tahun. Dimana tanggung jawab Kemlu,” katanya.

Anggota Fraksi PDIP ini menuding, Kemlu tidak memiliki sensitifitas terhadap hubungan diplomasi antara negara sahabat. “Ini mesti dipertanyakan kepada pemerintah. Bagaimana mungkin hubungan diplomasi kita akan berjalan kalau KBRI tidak berfungsi. Bahkan Kemlu juga belum mengajukan fit and propert test untuk menggantikan kekosongan posisi di dua negara tersebut,” tegasnya.

Dia menambahakan, setidaknya ada 20 lebih Dubes di beberapa negara yang akan mengakhiri masa tugasnya pada tahun ini. “Saya tidak hafal semua namanya, jumlahnya 20 lebih. Di antaranya, Dubes Indonesia untuk India Pak Andi M Ghalib, Dubes RI untuk Swiss Pak Joko Susilo, Dubes RI untuk Inggris Pak Yuri Octavian Thamrin, dan Dubes RI untuk Jerman Pak Eddy Pratomo, serta Dubes RI untuk Chile,” ungkapnya.

Juru Bicara Kemlu Michael Tene membenarkan, ada beberapa Dubes yang akan pensiun pada tahun ini, hanya saja dia tidak tahu jumlahnya secara persis. “Saya lupa dan tidak hafal secara pasti jumlahnya, tapi memang ada yang akan berakhir,” katanya.

Anak buah Marty M Natalegawa ini juga mengakui, pos Dubes Belanda dan Swedia memang kosong karena Dubes yang bersangkutan sudah habis masa jabatannya.

Meski demikian, Michael mengatakan, kekosongan tersebut tidak akan mempengaruhi hubungan diplomatik dengan Indonesia dalam jangka pendek. Tentunya akan segera disiapkan penggantinya. “Pos kedua negara tersebut memang kosong, tapi tidak akan berpengaruh karena ada Kuasa Usaha Ad Interin (KUAI) di negara tersebut dan kedutaan tetap berfungsi,” jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Dubes Indonesia untuk India Andi Muhammad Ghalib membenarkan, selain dirinya setidaknya ada 19 Dubes yang akan pensiun pada tahun ini. “Jumlahnya mencapai 20 lebih, termasuk saya yang akan berakhir masa jabatannya pada Oktober 2011 nanti. Selebihnya saya tidak hafal,” katanya.

Meski akan mengakhiri jabatannya, Ghalib  mengaku  senang bisa ditugaskan di negara India dan tidak mempermasalahkan jika posisinya digantikan orang lain. Soal perpanjangan jabatan, bekas Jaksa Agung ini menyerahkan semua prosesnya kepada Presiden dan Menteri Luar Negeri. Makanya, Andi berpesan kepada orang yang nanti menggantikan jabatannya untuk selalu menjaga nama baik bangsa dan membela kepentingan Indonesia. (rm/jpnn)

20 KBRI Terancam tanpa Duta Besar

Pemerintah dan DPR sebaiknya mempersiapkan pejabat-pejabatnya sebagai duta besar (Dubes) di luar negeri.
Pasalnya, tahun ini ada 20 Dubes yang bakal pensiun.

Bahkan untuk kursi Dubes di Belanda, Stockholm, Vatican, Aljazair, dan Italia sudah kosong, tak ada ada Dubesnya. Atas hal ini mitra kerja Kementerian Luar Negeri di DPR mendesak pemerintah segera menyiapkannya.

“Kita sudah meminta agar disiapkan penggantinya. Tapi nggak tahu ada hambatan apa, sampai saat ini nama-namanya belum masuk,” sesal Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada Rakyat Merdeka (grup Sumut Pos), di Jakarta, kemarin.

Anggota Fraksi PKS ini mengungkapkan, sejauh ini ada 12 kedutaan besar yang sudah kosong, dan tahun ini jumlahnya akan bertambah menjadi 18 buah.

Diungkapkan, Dubes yang saat ini sudah kosong di antaranya adalah Stockholm (Swedia), Vatican, Aljazair, Belanda, dan Roma (Italia). Sedangkan Dubes yang akan kosong pada 2011 ini diantaranya adalah Mesir, London (Inggris), Malaysia, Singapura, Rusia, dan New Delhi (India).

“Belum lagi adanya permintaan untuk mengisi kembali kedubes kita di Irak. Pemerintah Irak sudah meminta, dan memberikan jaminan kalau keadan sudah aman. Pemerintah kita belum meresponnya,” ungkapnya.

Anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat VIII ini menambahkan, rencananya pekan depan, DPR akan rapat dengan Kementerian Luar Negeri terkait masalah ini. “Kita akan mempertanyakan itu. Karena kan Dubes itu bagian terdepan dalam masalah hubungan luar negeri kita. Jadi harus segera dicari gantinya,” ucapnya.

Wakil Ketua Komisi I, DPR TB Hasanuddin menimpali. Secara prosedural semestinya nama-nama Dubes pengganti tersebut sudah diserahkan kepada DPR pada Juni atau Juli ini. “Masalahnya sampai saat ini belum ada pembicaraan ke arah sana,” tuturnya sambil bertanya-tanya.

Sepengetahuan Hasanuddin, tahun ini ada sekitar 20 kedutaan besar yang kosong. Penyebabnya, karena habis masa jabatan, dan ada yang ditarik untuk posisi lain.

“Misalnya Dubes Italia yang ditarik menjadi Sekretaris Wakil Presiden. Lalu kedubes Malaysia dan Belanda akan kosong karena habis masa jabatannya,” tuturnya.

Anggota Komisi I DPR, Helmi Fauzy menilai, kekosongan jabatan Dubes tersebut akibat kelalaian administrasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dalam melakukan monitoring. “Ini merupakan  kelalaian dan kelambanan administrasi Kemlu karena pos Dubes di negara Belanda dan Swedia sampai saat ini masih kosong. Padahal kekosongan pos di Swedia sudah berlangsung dua tahun. Dimana tanggung jawab Kemlu,” katanya.

Anggota Fraksi PDIP ini menuding, Kemlu tidak memiliki sensitifitas terhadap hubungan diplomasi antara negara sahabat. “Ini mesti dipertanyakan kepada pemerintah. Bagaimana mungkin hubungan diplomasi kita akan berjalan kalau KBRI tidak berfungsi. Bahkan Kemlu juga belum mengajukan fit and propert test untuk menggantikan kekosongan posisi di dua negara tersebut,” tegasnya.

Dia menambahakan, setidaknya ada 20 lebih Dubes di beberapa negara yang akan mengakhiri masa tugasnya pada tahun ini. “Saya tidak hafal semua namanya, jumlahnya 20 lebih. Di antaranya, Dubes Indonesia untuk India Pak Andi M Ghalib, Dubes RI untuk Swiss Pak Joko Susilo, Dubes RI untuk Inggris Pak Yuri Octavian Thamrin, dan Dubes RI untuk Jerman Pak Eddy Pratomo, serta Dubes RI untuk Chile,” ungkapnya.

Juru Bicara Kemlu Michael Tene membenarkan, ada beberapa Dubes yang akan pensiun pada tahun ini, hanya saja dia tidak tahu jumlahnya secara persis. “Saya lupa dan tidak hafal secara pasti jumlahnya, tapi memang ada yang akan berakhir,” katanya.

Anak buah Marty M Natalegawa ini juga mengakui, pos Dubes Belanda dan Swedia memang kosong karena Dubes yang bersangkutan sudah habis masa jabatannya.

Meski demikian, Michael mengatakan, kekosongan tersebut tidak akan mempengaruhi hubungan diplomatik dengan Indonesia dalam jangka pendek. Tentunya akan segera disiapkan penggantinya. “Pos kedua negara tersebut memang kosong, tapi tidak akan berpengaruh karena ada Kuasa Usaha Ad Interin (KUAI) di negara tersebut dan kedutaan tetap berfungsi,” jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Dubes Indonesia untuk India Andi Muhammad Ghalib membenarkan, selain dirinya setidaknya ada 19 Dubes yang akan pensiun pada tahun ini. “Jumlahnya mencapai 20 lebih, termasuk saya yang akan berakhir masa jabatannya pada Oktober 2011 nanti. Selebihnya saya tidak hafal,” katanya.

Meski akan mengakhiri jabatannya, Ghalib  mengaku  senang bisa ditugaskan di negara India dan tidak mempermasalahkan jika posisinya digantikan orang lain. Soal perpanjangan jabatan, bekas Jaksa Agung ini menyerahkan semua prosesnya kepada Presiden dan Menteri Luar Negeri. Makanya, Andi berpesan kepada orang yang nanti menggantikan jabatannya untuk selalu menjaga nama baik bangsa dan membela kepentingan Indonesia. (rm/jpnn)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/