25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 13789

Sepatuku Bukan Buatan Menteng, Sepatumu Bagaimana?

Oleh: Ramadhan Batubara

Akhir pekan lalu saya berkesempatan mengunjungi Pusat Industri Kecil yang ada di Menteng Kecamatan Medan Denai. Begitu memasuki komplek itu, saya sedikit bingung. Ya, kemana saja saya selama ini, kenapa tempat tersebut jarang terlihat?

Jujur saja, saya bertambah shock ketika menyadari Pusat Industri Kecil itu ternyata tidak seperti saya bayangkan. Maksud saya begini, ketika seorang kawan mengajak saya ke sana, maka dalam bayangan saya adalah pusat industri yang menyegarkan. Teringat oleh saya kawasan Kasongan dan Kota Gede di Jogjakarta sana. Ternyata di Menteng yang saya temukan adalah kumpulan rumah toko; kebanyakan malah kosong.

Memang, ada beberapa pengerajin sepatu dan kulit terlihat beraktivitas, namun tidak mendominasi. Suasana pertokoan tersebut malah terlihat seperti pemukiman. Ada anak yang bermain. Ada jemuran di sisi depan. Ada pula, di ruko itu, menjual sayur-sayuran. Sementara, beberapa warganya duduk di depan ruko sambil berbincang. Tak terbayangkan kalau tempat itu sejatinya adalah sentra industri kerajinan rumah tangga yang andal.

Padahal, menurut Ismed, ketua koperasi di tempat itu, awalnya komplek itu cukup ramai.  Ya, pada 1996 silam, PIK Menteng yang dibangun di Jalan Menteng VII, Medan melalui Wali Kota Bachtiar Djafar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan mulai berhasil membangkitkan gelora industri rumah tangga. Berbagai macam produk pun berhasil diciptakan dengan pendapatan yang cukup memuaskan. Ekonomi masyarakat menengah ke bawah mulai dapat diperbaiki. Sayang, hal itu tidak bertahan lama. Ketika 1998 Indonesia dihantam krisis moneter, laju industri kecil di kawasan Menteng inipun kena imbas.

Begitupun ketika era Abdillah memimpin Medan. PIK Medan tak beranjak menuju peningkatan. Kata Ismed, wali kota itu terlalu peduli dengan pengusaha besar. Sementara, PIK semakin ditinggalkan. Ismed pun menceritakan hasil karya PIK ini berupa sepatu, sendal pakaian, tas, bordir dan masih banyak lagi akhirnya ‘punah’ satu-persatu. Kawasan PIK yang terdiri dari 100 ruko ini juga kini banyak beralih fungsi sebagai rumah pribadi yang sudah dijual kepada orang lain.

Hal ini makin diperparah dengan kehadiran barang impor. Setidaknya, sepatu asal China, Thailand, dan Korea masuk bebas ke Sumut. Ujung-ujungnya memang soal uang. Ya, pengusaha kecil yang masih berkecimpung di usaha kulit dan sepatu di PIK Medan memang masih bermasalah dengan modal.

Nah, soal uang dan sepatu ini mengingatkan saya pada sebuah film Iran. Film ini berjudul Children of Heavens diproduksi pada 1997 lalu. Film ini dinominasikan dalam Academy Award untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik pada 1998. Selain itu, film ini juga meraih penghargaan pada Montreal World Film Festival, Newport International Film Festival, dan Silver Screen Awards di Singapore International Film Festival.

Kisah dalam film ini memang tentang uang dan sepatu. Sebuah kisah yang mengharukan. Bayangkan saja, kakak beradik yang karena miskinnya harus bergantian mengenakan sepatu ke sekolah. Si adik yang perempuan pun terpaksa menggunakan sepatu boot milik kakaknya yang laki-laki. Nah, di akhir cerita, sang kakak mengikuti kontes lari. Hadiahnya adalah sepatu. Si kakak pun mengincar juara tiga yang berhadiah sepatu karet. Rencananya, sepatu hadiah itu akan diberikan pada sang adik. Sayang, sang kakak malah meraih juara satu. Peringkat pertama ini meraih sepatu olahraga untuk laki-laki. Sepatu karet untuk adiknya pun gagal teraih.

Ironi. Memang, seperti film tadi, usaha sepatu di PIK Menteng jelas menyisakan ironi. Bagi saya, PIK harus memiliki suatu modal lebih. Ini bukan sekadar soal uang, tapi soal kreativitas. Sebagai sentra industri kecil, komplek itu kan sejatinya bisa diset tidak hanya untuk memproduksi barang. Dia bisa menjelma menjadi tempat tujuan wisata. Seperti yang saya katakan di awal tadi tentang Kasongan dan Kota Gede. Begini, ketika orang ke Jogja dan terpikir tentang gerabah, maka dia akan langsung menuju Kasongan. Begitu pun ketika teringat tentang perak, maka Kota Gede bisa jadi tujuan.

Tentu ini tentang imej yang harus dibangun PIK Menteng. Ismed sempat mengatakan kalau di lokasi itu memang cenderung mengarah pada kerajinan kulit dan sepatu. Nah, kenapa tidak dipromosikan oleh Pemko Medan? Jadikan Menteng sebagai kawasan wisata sepatu dan kerajinan kulit. Dan, pengerajin pun harus siap bersaing dengan sepatu dan kerajinan kulit dari daerah atau negara lain. Harus ada ciri khas. Harus ada keunikan.

Terbayang di otak saya, suatu saat ke depan, ketika ada seorang tamu dari luar kota memaksa saya untuk ke Menteng. Atau, ada seorang kawan di luar daerah yang sibuk menghubungi saya agar dikirimkan sepatu dan kerajinan kulit dari Menteng. Ah…

Tapi sudahlah, sore di pekan lalu itu memang menjadi pengetahuan baru bagi saya. Setidaknya, ketika berbincang dengan Ismed, saya tersadar kalau sepatu yang saya kenakan malah buatan China…. ups. (*)

Persib Urung Datangkan Noh Alam Shah

BANDUNG – Mantan penyerang Arema berkebangsaan Singapura Noh Alam Shah kabarnya tak jadi didatangkan kubu Persib Bandung. Kurang begitu jelas alasan manajemen membatalkan rencana itu.

Padahal awalnya menurut Manajer Persib Umuh Muhtar, pihaknya sudah menyekapati harga dengan striker timnas Singapura tersebut. Bahkan striker yang akrab disapa Along itu siap datang ke Bandung untuk menandatangani kontrak.

“Kita memutuskan berhenti memburu Along. Tadinya dia mau datang minggu besok, tapi kita batalkan,” ujar Umuh di kediamannya di Jalan Desa, Sabtu (10/3) kemarin.

Kegagalan merekrut Along dikarenakan yang bersangkutan ingin satu paket hijrah ke Persib bersama eks rekan setimnya di Arema Indonesia, Leonardo Tupamahu.

Awalnya, Umuh sempat menyanggupinya namun akhir nya urung dilakukan karena ada protes dari beberapa pihak. “Saya awalnya tidak tahu kalau Leo sempat bermasalah dengan bobotoh. Saya sempat minta Along agar tidak sepaket dengan Leo, tapi dia enggak mau,” ungkapnya.

Dengan berat hati Umuh kemudian mengurungkan niatnya mengontrak Along karena ia bersikukuh ingin sepaket dengan Leo.  Sementara Umuh hanya menginginkan Along tanpa Leo untuk gabung ke Persib demi menghormati bobotoh.

Disinggung alasan kenapa Along ingin bergabung ke Persib dengan syarat Leo juga ikut dibawa, Umuh memberi penjelasan singkat. (net)

“Katanya solidaritas. Leo itu kan cukup dekat sama Along, jadi dia pengen bawa Leo,” tandas Umuh.

Persibo Puncaki Klasemen

BOJONEGORO – Persibo Bojonegoro sukses memuncaki klasemen sementara Indonesian Premier League (IPL) usai menaklukkan Persebaya Surabaya dengan skor 1-0 kemarin sore.

Persibo sudah unggul 1-0 ketika waktu memasuki menit ke-12. Adalah M Nur Iskandar yang menjebol gawang Persebaya yang dikawal Endra Prasetya.

Setelahnya kedua tim saling jual beli serangan di mana Persebaya yang tampil tanpa enam pemain intinya mencoba mencuri gol. Salah satunya lewat sepakan Randy di menit 75 dari jarak yang berhasil ditepis dengan baik oleh Fauzi Toldo.

Begitu juga dengan tembakan Feri Ariawan beberapa saat setelahnya yang masih tepat di pelukan Toldo. Skor 1-0 pun bertahan hingga laga usai.

Dengan tambahan tiga poin itu, Persibo kokoh di urutan teratas dengan 23 poin dari 12 laganya. Sementara itu ‘Bajul Ijo’ tertahan di posisi ketiga dengan 16 poin dari 11 laga. (net)

Pro Duta Istirahatkan Pemain

MEDAN- Jeda kompetisi selama sebulan ke depan akhirnya dimanfaatkan Pro Duta Deliserdang FC untuk mengistirahatkan pemainnya. Pelatih Pro Duta, Roberto Bianchi memberikan libur selama 10 hari kedepan terhitung sejak Sabtu (10/3) kemarin.

Pelatih berkebangsaan Spanyol itu mengatakan masa libur tersebut akan cukup untuk memberikan istirahat bagi pemainnya. Setelah itu pihaknya akan langsung mempersiapkan diri menghadapi laga pembuka putaran kedua.

“Kita liburkan pemain sampai tanggal 19. Setelah itu latihan kita akan difokuskan untuk menghadapi pertandingan berikutnya,” ujar pelatih yang akrab disapa Beto itu, Sabtu (103) kemarin.

Beto sepertinya sadar betul pentingnya libur diberikan. Apalagi Abdelhadi Laakkad dkk telah melakoni laga-laga yang cukup berat di putaran pertama. Ketatnya kompetisi pun membuat beberapa pemain berkutat dengan cedera. Artinya waktu istirahat yang diberikannya bermanfaat untuk masa pemulihan pemain. “Dengan istirahat lebih lama,mereka bisa fit saat pertandingan kontra PSSB Bireuen nanti,” lanjutnya.

Memang Beto tidak langsung meliburkan pemain pasca laga terakhir putaran pertama ke markas PSLS Lhoukseumawe. Ia sempat memberikan latihan ringan selama sepekan terakhir. Itu dilakukannya sembari memperbaiki psikologis pemain pasca kekalahan tersebut. “Sebelumnya kita latihan ringan saja. Hanya untuk jaga kondisi,” katanya.

Empat pemain yang masih berkutat cedera adalah Hardiansyah, Abdelhadi Laakkad, Antonio Soldevilla dan Tambun Naibaho. Sepekan belakangan mereka masih alfa. (mag-18)

Sukses Itu, Berguna Bagi Sesama

Ir Andi Atmoko H Panggabean, Pengusaha dan Tokoh Pemuda Medan

Ukuran kesuksesan, bukan hanya dinilai dari harta dan uang yang berlimpah. Baiknya, sukses itu terlihat dari besarnya manfaat yang diberikan individu bagi keluarga, lingkungan sekitar, bahkan bagi bangsa dan negara. Setidaknya, lebih mulia orang yang meletakkan tangannya di atas ketimbang selalu menempatkan tangannya di bawah.

Ya, filosofi inilah yang selalu dipegang dan dikedepankan sosok Ir Andi Atmoko H Panggabean. Pria kelahiran Pematangsiantar, 12 Maret 1970 silam ini pun merasa nyaman atas apa yang telah direngkuhnya. Kondisi ekonomi mapan,  keluarga bahagia, serta interaksi sosial yang terjalin secara apik dari berbagai elemen masyarakat.

“Hidup saya mengalir saja seperti air. Dan apa yang saya peroleh saat ini, sangat saya syukuri. Sukses itu dalam maindset saya, bisa berguna dan membantu orang-orang yang ada di sekeliling kita yang mengalami dan merasakan kesusahan,” ungkap pria yang akrab disapa Moko ini ketika berbincang dengan Sumut Pos, Kamis (8/2).

Berbicara perjalanan hidup, alumni Fakultas Teknik Jurusan Manajemen Industri Universitas Sumatera Utara (USU) lantas mengurainya. Ia menempuh pendidikan dasar di SDN 1 PTPN 8 (sebelum merger menjadi PTPN IV, Red), di Bahbirong Ulu, 1975-1981, kemudian menapaki pendidikan lanjutan di SMPN 4 Siantar Tahun 1981-1984, selanjutnya di SMAN 2 Siantar sampai menamatkan studi di Fakultas Teknik USU pada 1992 silam, dirinya tidak pernah bercita-cita seperti layaknya anak-anak dan remaja-remaja pada umumnya.

“Saat kuliah, pola pikir kita terus terpacu. Dari bangku kuliah inilah, saya mendapati jika untuk menikmati dan menyelami kehidupan di dunia ini bukan hanya dari satu aspek, tapi banyak sisi. Jika anak-anak atau remaja-remaja pada umumnya, bercita-cita ingin jadi dokter, guru, pilot dan lain sebagainya, saya tidak pernah mencantumkan itu dalam kamus hidup saya. Bahkan itu sejak kecil. Saya hanya berpikir, bagaimana caranya menjadi orang yang sukses. Sukses dari berbagai aspek,” tutur ayah dua putra dan satu putri ini.

Dikatakan pria yang sempat melakoni profesi sebagai penyiar di Radio Didranusa 103 FM dari 1990 sampai 1998 tersebut, dirinya juga berkecimpung di sejumlah organisasi kepemudaan dan organisasi sosial kemasyarakatan (Ormas) serta partai politik, dirinya juga berprofesi sebagai pengusaha property.

“Ya seperti yang saya bilang tadi, perjalanan hidup saya bak air mengalir saja. Dengan kesibukan seperti ini, saya tidak merasa terbebani. Misalnya, sebagai pengusaha sering banyak investor yang ingin bekerjasama dan tidak terlayani. Tapi saya tidak menyesalkan itu.  Syukurnya, usaha saya sudah seattle. Intinya, cintailah pekerjaan kita, supaya kita nyaman dengan pekerjaan itu,” cetus suami Aflina Desianty Yusren SH (35) ini.

Pria yang sempat mendapat pengajaran saat di bangku kuliah, oleh Gatot Pujo Nugroho yang saat ini menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu, selalu memegang teguh dan menjalankan prinsip, sampai saat ini. Prinsip itu terealisasi saat dirinya sempat menjabat sebagai Marketing Manager pada usia 25 tahun, sekira 1995 di perusahaan property milik tokoh Sumut Yopie S Batubara, PT IRA.

“Di tahun-tahun itu, saya diberi kepercayaan Pak Yopie Batubara sebagai Marketing Manager di usia saya 25 tahun. Saya juga saat itu masih menjadi penyiar. Kepercayaan yang diberikan di usia relatif muda. Padahal saat itu ada yang lebih senior dari saya. Pada 1998, saat resesi ekonomi yang melanda dunia, perusahaan meminta saya bisa memberi income  Rp3 miliar per bulan. Saya terus berpikir untuk merealisasikan target itu. Saya mengubah pola marketing konvensional dengan mengalihkan fokus pemasaran kepada pengusaha lokal ke para pengusaha asing. Perdagangan internasional saat itu menggunakan dolar, yang kursnya mencapai Rp15 ribu lebih. Akhirnya target itu tercapai. Itu bukti selalu ada pengecualian di hukum alam,” urai pria yang juga sempat menjabat direktur salah satu perusahaan milik Ciputra Grup di Medan.

Berbicara mengenai organisasi, pria yang kerap menjadi utusan sekolah saat mengikuti lomba cerdas cermat tingkat SD di Siantar tersebut, menjadikan organisasi menjadi salah satu bagian terpenting dalam hidupnya.

Eksistensinya di organisasi dimulai dari menjadi pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sejak SD hingga SMA. Kemudian, saat kuliah masuk dalam organisasi pengajian dakwah.

Di Tahun 1999, anak pertama dari empat bersaudara pasangan, Daulat Panggabean dan Hj Nurmala Nasution ini, terjun bebas di salah satu Organisasi Kemasyarakatan dan Kepemudaan (OKP), Yakni Ikatan Pemuda Karya (IPK) Sumut, dan diberi kepercayaan menjadi Wakil Sekjen DPP IPK mendampingi Budi Panggabean dari Tahun 2011 sampai sekarang.

Sempat diberi kepercayaan menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Medan dari Tahun 2005-2009, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pembina Indonesia (MPI) KNPI Kota Medan dan saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua III Bidang Pangkajian dan Strategi Partai Golkar Medan 2010-2015, serta banyak lagi jejak organisasi yang dijalaninya.

Dari semua perjalanan organisasi itu, banyak hal yang menggerus hati dan pikirannya, bila dihadapkan pada realita kehidupan yang dihadapi masyarakat dan rakyat, khususnya pemuda di Medan, Sumut dan bahkan Indonesia.

Diungkapkan pria yang masuk ke Fakultas Teknik, Jurusan Manajemen Industri USU melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) tersebut menilai, saat ini bangsa ini sudah menjelman sebagai bangsa bar-bar. Bangsa yang tidak lagi punya welas asih, bangsa yang suka berjibaku dengan konflik.

Khusus untuk pemuda, latarbelakang yang memyebabkan para pemuda bertindak anarkis dan sebagainya, tidak lain dan tidak bukan karena masalah ekonomi, pengangguran, pola pikir serta kurangnya pembinaan yang terskema dan berkesimabungan dari pemerintah, khususnya oleh KNPI sebagai wadah yang menaungi kepemudaan.

Untuk itu, KNPI sebaiknya membuat dan memberikan satu program riil dalam pembinaan ke arah yang lebih baik.

“Perjalanan saya di organisasi sempat diberi amanah sebagai Wakil Sekjen DPP IPK mendampingi Abangda Budi Panggabean. Sekarang sudah seperti bangsa bar-bar. Nilai-nilai welas asih sebagai bangsa timur, sudah hilang. Setiap hari ada demo, ada kerusuhan, perkelahian dan semuanya. Saya pribadi miris dengan itu. KNPI sebagai wadah pemuda, saya pikir harus bisa berbuat lebih dalam sisi pembinaan pemuda. Buat dan realisasikan program pembinaan, dan dengan catatan harus dilakukan secara berkesinambungan. Pemerintah juga harus fokus melakukan pembinaan kepada masyarakat dan pemuda ke arah yang lebih baik. Agar kita kembali menjadi bangsa yang dikenal dengan ramah tamahnya, welas asih, bersifat kekeluargan dan sebagainya. Tanpa mengecilkan organisasi lainnya, menurut saya KNPI merupakan laboratorium bagi saya untuk lebih memaknai hidup dan realita yang ada,” cetusnya.

Obsesi Moko dalam kehidupannya ke depan adalah membantu dan berbagi dengan masyarakat dan rakyat, yang membutuhkan uluran tangan.

“Saya ingin selalu meletakkan tangan saya di atas. Karena tangan di atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah. Saya pikir, andai semua orang kaya di Indonesia ini menyisihkan sebagian kecil saja harta mereka untuk masyarakat Indonesia, saya pikir tidak ada lagi masyarakat miskin di Indonesia. Kita lihat, banyak hal-hal yang terkesan percuma yang dilakukan para orang-orang kaya di Indonesia. Ya, lihat saja di Medan. Banyak rumah-rumah yang besar-besar, tapi kalau kita ke dalam rumah itu yang memempati nanti hanya pembantu, paling dua sampai tiga orang. Yang punya rumah katakanlah sebulan sekali atau berapa bulan sekali,” kritik pria yang  sempat kuliah sambil kerja ini. (ari)

Keluarga Tempat Me-Nol-kan Segala Pikiran

Seberapa penting arti keluarga bagi ayah Anantha Thariq Panggabean (11), Rafi Bhagawanta Panggabean (9) dan Makayla Anlifia Fasya Panggabean (5) ini?

Menurutnya, keluarga adalah hal yang terpenting bagi dirinya. Keluarga mendapatkan posisi paling atas dalam hidupnya.

Moko “mengharamkan” dirinya, untuk membawa dan menceritakan masalah yang dihadapinya di dalam keluarga dan rumah tangga. Ia bertekad ingin selalu melihat, istri dan ketiga buah hatinya serta keluarganya tersenyum dan bahagia.

“Sebagai manusia, apalagi saya yang lebih suka kerja di lapangan ketimbang duduk di belakang meja, secara kodrati tidak pernah terlepas dari masalah. Jangan pernah sekalipun membawa masalah di kerjaan atau dimanapun di rumah dan keluarga. Rumah dan keluarga itu, tempat me-nol-kan pikiran. Kalau saya mengibaratkan, rumah dan keluarga itu tempat mengecas batere. Dan kita juga harus sadar, di rumah itu kita bisa banyak mendapatkan ide. Maka dari itu, keluarga bagi saya adalah prioritas utama,” tutup pria yang berdomisili di Komplek Bumi Asri Blok G No.2011 ini.(ari)

DATA DIRI:

  • Nama                    : Ir Andi Atmoko H Panggabean
  • Kelahiran            : Siantar, 12 Maret 1970
  • Agama                  : Islam
  • Alamat                  : Komplek Bumi Asri Blok G No.2011
  • Istri                        : Aflina Desianty Yusren SH (35)

Anak :

  1. Anantha Thariq Panggabean (11),
  2. Rafi Bhagawanta Panggabean (9),
  3. Makayla Anlifia Fasya Panggabean (5)

Orangtua  :

  • Ayah : Daulat Panggabean
  • Ibu : Hj Nurmala Nasution

Pendidikan

  • 1975-1981                            SDN I PTPN 8 Bahbirong Ulu Siantar
  • 1981-1984                            SMPN 4 Siantar
  • 1984-1987                            SMAN 2 Siantar
  • 1987-1991                            Fakultas Teknik, Jurusan Manajemen Industri USU

Karier:

  • Penyiar Radio Dranusa 1990-1998
  • Marketing Manager PT IRA 1995-1999
  • Direktur Perusahaan Grup Ciputra Cabang Medan
  • Pengusaha Property Sampai Sekarang

Organisasi

  • Lembaga Pengajian Dakwah USU
  • Anggota Ikatan Pemuda Karya (IPK) Sumut sejak 1999
  • Wakil Sekretaris (Wasek) IPK Sumut : 2009-2010
  • Sekretaris IPK Sumut : 2010-2011
  • Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IPK : 2011- sekarang
  • Bendahara Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Medan : 2002-2005
  • Ketua KNPI Medan : 2005-2009
  • Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) KNPI Medan : 2009- sekarang
  • Wakil Ketua Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Sumut : 2010-2015
  • Wakil Ketua III Bidang Pengkajian dan Strategi Partai Golkar Medan : 2010-2015
  • Dst

 

Pasar Rumah Mewah Terganggu 6 Bulan

Pertengahan tahun 2012 ini, perkembangan perumahan mewah diprediksi akan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan baru pemerintah, yang mewajibkan pelaporan transaksi setara Rp500 juta ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Ketua Real Estate Indonesia (REI) Tomi Wistan mengatakan kemungkinan perlambatan penjualan rumah mewah pasti akan terjadi menyusul akan diberlakukan aturan wajib lapor transaksi properti perusahaan dan agen-agen properti tesebut ke PPATK pada 20 Maret 2012.

“Mungkin akan terjadi sedikit perlambatan penjualan, namun waktunya mungkin tidak lama, sekitar 6 bulan, mulai dari berlakunya hingga awal 2013,” ujarnya.

Menurut Tomi, aturan ini tertuang dalam Undang Undang nomor 8 Tahun 2010. Dimana perusahaan dan agen properti atau broker yang melaporkan setiap transaksi properti setidaknya atau setara Rp500 juta akan terlindungi secara pidana dan perdata.

Bagi yang menyembunyikan atau menyamarkan transaksi akan dikenai hukuman penjara paling lama 20 tahun dan denda maksimal Rp5 miliar. Serta, bagi mereka pelaku pasif akan dipidana penjara lima tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar.

Menghadapi kejutan ini, REI akan terus melakukan sosialisasi dengan pengembang di Sumut. Untuk itu dukungan dari PPATK sangat diharapkan.

Dijelaskannya, pada tahun 2010 dan 2011, penjualan rumah mewah di Sumut memang booming, terutama untuk ruko. Seperti di beberapa lokasi di kota Medan, yakni di Jalan Brigjen Katamso, Jalan Baru, Kawasan Ringroad, Jalan Helvetia, Jalan Cemara serta Jalan Jawa.

Tomi juga bilang, pada tahun 2012, diperkirakan permintaan properti akan tumbuh kembang dengan baik. Bukan hanya di sektor rumah menengah ke atas atau rumah mewah, namun semua sektor akan mengalami pertumbuhan. Untuk meningkatkan pertumbuhan pengembangan perumahan ini, imbuhnya, memang masih banyak kendala yang dihadapi pengembang. Diantaranya, karena lahan yang terbatas, dukungan yang tidak maksimal dari pemerintah daerah dan mitra stakeholder.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU) Jhon Tafbu Ritonga mengatakan kebijakan pelaporan kepada PPATK ini tujuan awalnya karena pemerintah ingin mencari koruptor, padahal koruptor kita bukanlah buyer.

“Pemerintah sudah hilang akal, sehingga tidak kreatif, padahal mereka sadari bahwa koruptor kita bukanlah pembeli,” ujar Jhon.

Oleh karena itu, menurut Jhon, seharusnya REI teriak untuk mendapatkan perhatian, dan juga saling berusaha bersama dengan cara memperbaiki APBD/APBN dan sistem pengadaan barang jasa.

“Kalau di swasta sudah terlebih dahulu diperbaiki, maka banyak pengusaha yang go internasional, maka mari kita bersama memperbaiki sistem penyusunan APBD/APBN ini,” tutp Jhon. (ram)

Air Laut di Pesisir Utara Masih Tinggi

BELAWAN-Ketinggian air pasang laut di pesisir Utara kota Medan persisnya di Kecamatan Medan kota Belawan hingga, Sabtu (10/3) siang, masih tinggi. Bahkan volume air laut yang mencapai satu meter itu tidak hanya menenggelamkan ribuan pemukiman warga. Namun juga mengakibatkan infrastruktur jalan terendam dan berdampak pada terganggunya aktivitas nelayan melaut.

“Dibanding kemarin, hari ini pasang air laut lebih tinggi lagi. Kalau kemarin tak semua badan jalan yang terendam, tapi kali ini banjir pasang menenggelamkan hampir seluruh badan jalan,” ungkap, M Nasir (56) warga Lorong Papan Lingkungan 28 Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan kepada Sumut Pos.

Berdasarkan perhitungan nelayan sebut, Nasir gelombang pasang air laut yang terjadi di Belawan merupakan hari ke tujuh belas bulan. Ini diketahui dengan melihat kondisi dan posisi bulan pada malam hari.”Dan ketinggian air akan semakin naik apabila memasuki hari dua puluh bulan. Itu dilihat dari kondisi bulan pada malam hari, dan air akan kian meninggi pada hari 20 bulan. Setelah itu air akan kembali normal,” terangnya.

Meski sudah dianggap biasa oleh warga, namun yang bermukim di kawasan pesisir utara tersebut mengaku tetap waspada datangnya banjir maupun genangan rob yang terjadi pada malam hari. “Yang ditakutkan kalau pasang laut terjadi malam hari, ditambah lagi curah hujan tinggi, maka akan menambah tingginya genangan air yang merendam lingkungan kami. Seperti terjadi pada dua hari sebelumnya,” beber kakek bercucu satu ini.

Curah hujan yang tinggi bila digabungkan dengan tingginya air pasang dapat berdampak buruk bagi warga yang tinggal di sekitar muara Sungai Deli seperti di Jalan Yuong Panah Hijau, Kec.Medan Marelan. Sebab, aliran air dari hulu sungai yang sedianya mengalir ke laut bisa meluber saat permukaan air laut sudah tinggi.

“Dampak dari pasang laut yang kian naik di Belawan juga kami rasakan disini (Marelan, Red). Belum lagi adanya genangan air hujan yang sering terjadi malam hari, ini mengakibatkan warga kerepotan menguras genangan air laut bercampur air hujan,” keluh, Masitah (29) warga setempat.

Sejak memasuki periode pasang air laut di pesisir pantai Utara kota Medan pada awal tahun ini, ketinggian air laut hampir selalu di atas batas normal. Bahkan, pada beberapa hari pertama ketinggian air laut sempat mencapai hampir 100 centimeter.

Tak urung, kondisi tersebut sempat menimbulkan genangan di beberapa lokasi, seperti di kawasan Jalan TM Pahlawan, Pajak Baru, Kampung Kurnia, Pulau Sicanang dan Bagan Deli Kec.Medan kota Belawan.

Tak hanya, pemukiman dan ruas jalan saja yang menjadi sasaran gelombang pasang air laut. Namun sebahagian besar nelayan terpaksa tak berangkat melaut karena kondisi cuaca yang kurang bersahabat.”Saat ini cuaca di laut memang lagi buruk, kemarin saja ada beberapa kapal penangkap ikan nelayan yang terpaksa tambat di lampu tiga perairan Belawan begitu melihat ombak cukup besar,” kata Khairuman (53), nelayan asal Gabion, Belawan.

Menurut pria berdomisili di Jalan Belanak Pajak Baru, Belawan ini, imbas dari buruknya kondisi cuaca sudah dapat dipastikan juga berdampak buruh pada kebutuhan ekonomi para nelayan itu sendiri. “Kalau tak melaut macam mana bisa dapat uang, ya terpaksalah menambah daftar hutangan di warung buat belanja di rumah,” tuturnya sambil tertawa.

Sementara, Kepala BMKG Maritim Stasiun Belawan, Drs Sampe Siamngunsong ketika dihubungi mengatakan, naiknya air laut disejumlah daerah di Indonesia belakangan ini akibat dari terjadinya air pasang maksimum. Ini  fenomena alam yang terjadi setiap tahun, meskipun waktunya dapat mengalami pergeseran.

“Berdasarkan analisa sementara naiknya air laut karena pasang maksimum dampak dari posisi bulan, bumi dan matahari serta bertiupnya angin timur yang dominan,” ujarnya. (mag-17)

Malam, Stop Makan Apapun

Paulina Ginting Kesehariannya Menjaga Penampilan

Menjadi wanita mandiri. Begitulah  sosok sosialita Kota Medan ini.

Didukung kemandirian yang dimilikinya, dia mampu menjadi Direktur Utama PT Batak Nature yang bergerak di bidang musik. Dia juga sukses mengelola  Restoran Jepang miliknya Takigawa dan Kobar.

Menyadari perannya dalam kalangan sosial, Paulina Ginting menjaga dengan tepat penampilannya. Mulai dari berpakaian, berdandan, dan aksesoris yang digunakannya diperhatikan dengan seksama. “Semua pada tubuh kita menjadi satu paket, jadi kalau satu bagian yang penting, yang lain juga harus penting,” ujar Paulina yang lahir di Kabanjahe, 28 April 1974 ini.

Sebagai ibu dengan 2 orang anak yang beranjak dewasa, penampilan Paulina masih menarik, dengan berat badan yang proporsional, cara berpakaian yang menarik, tata rias wajah yang sesuai. Semua hal tersebut bukanlah hal yang mudah baginya, berbagai cara dilakukannya untuk mendapatkan tubuh yang ideal. “Saya diet, makan nasi hanya saat siang saja, sisanya makan buah,” ujar Paulina.

Soal berpakaian, yang penting lanjutnya, warna pergaulan seperti hitam, putih, dan biru dongker harus ada dilemari. “Prinsipnya begini, bila baju memiliki corak akan terlihat mahal atau murahnya, tetapi baju polos, tidak akan ketahuan. Nah, karena style saya konservatif, jadi lebih banyak yang polos,” ungkapnya.

Karena cara berpakaiannya yang konservatif, maka lebih gampang baginya untuk memadupadankan pakaiannya. “Hanya tinggal menggunakan jas, tank top, tapi yang harus diperhatikan warnanya,” ungkap wanita yang memiliki rambut panjang ini. Walau suka yang polos, bukan berarti pakaian yang selalu digunakannya merupakan produk yang beredar luas di pasaran. Tidak jarang, dirinya berbelanja ke luar negeri untuk mendapatkan model yang diinginkannya. “Saya dapat panduan berpakaian dari TV, majalah wanita, dan lainnya. Modelnya pun lebih mudah kita dapatkan di luar negeri, karena pada umumnya, model kita ketinggalan sekitar 3 hingga 6 bulan,” tambahnya.

Tapi, jangan tanya soal koleksi tas. Wanita yang termasuk suka difoto ini menyimpan berbagai merek, baik luar dan dalam negeri dengan berbagai model.  “Kalau tas, saya termasuk gilanya. Saya tidak mau yang KW, karena takut kecewa, yang penting kan kualitas barang,” tambahnya. Dan harganya juga beraneka ragam, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta.

Tidak hanya soal penampilan berpakaian, Paulina juga tetap memperhatikan  perawatan kulit dan rambutnya. “Creambath, luluran, treatment wajah, dermatologi, wajib dilakukan setiap bulan,” ungkapnya. (ram)

Mie Cia Ca Mien ala Restoran Kim Cu

Kalau bagi kita di Kota Medan, Cia Ca Mien bentuknya tidak ubahnya seperti mie kuah. Penampilan, bahan, dan cara buat juga tidak beda jauh. Yang membedakan secara mendetail hanya rasa pada masakan tersebut. Karena pada mie yang sangat digemari di Hongkong ini menggunakan saus khusus yang terbuat dari tiram.

Cia Ca Mien ini biasanya disajikan untuk disantap bersama keluarga atau dengan kata lain dibuat dalam porsi besar, terutama dalam pesta pernikahan atau santap keluarga di kalangan masyarakat Tionghoa, makanan ini disajikan.”Kalau di restoran kita, saat santap keluarga, mie ini tidak pernah ketinggalan. Selalu ada saja yang minta,” ujar Marijono koki Restoran Kim Cu Hotel Soechi Internasional yang menyediakan menu Mie Cia Ca Mien ini.
Untuk membuat makanan ini, ada beberapa bahan makanan yang harus disediakan. Seperti mie kuning, toge, jamur tiram, bawang bombay, ebi, ayam, udang, cabe merah, dan cabe rawit.

Bawang Bombay, ayam, udang, cabe merah, dan cabe rawit dipotong kecil dan memanjang. Bersama dengan toge, semua bahan ini ditumis ditambah dengan garam dan gula secukupnya. Sementara itu, mie kuning direbus, tetapi jangan terlalu lembut, karena saat ditambah dengan saus panas akan membuat mie menjadi lebih lembut.

Saat bahan yang ditumis sudah mengeluarkan bau yang harum, diangkat. Ingat, jangan sampai gosong karena dapat membuat rasa pahit pada mie.
Untuk membuat saus, atau kuah, siapkan bahan seperti tomat, saus tiram, kecap kental, dan samsu (minuman khas ala Cina), dan tepung kanji. “Tepung kanji untuk membuat kuah mie lebih kental, usahakan untuk menyantapnya saat masih dalam keadaan panas,” tambah Marijono. Sedangkan untuk membuatnya, air ditambah dengan tepung kanji, dan dicampur semua bahan tomat, saus tiram, kecap kental dan samsu.

Menyajikan makanan ini, letakkan mie kuning dalam sebuah wadah yang lebar, tambahkan kuah atau saus yang telah disiapkan. Setelah itu, bahan makanan yang telah ditumis letakkan di atas mie. “saus tiram dan samsu ini yang mempertajam rasa makanan,” tambah Marijono. (ram)

Moratorium CPNS Bakal Diperpanjang 5 Tahun

JAKARTA- Asisten Deputi SDM bidang Aparatur Kementerian PAN dan RB Nurhayati mengatakan, pemerintah berupaya memperpanjang moratorium CPNS. Karena itu, seluruh instansi pusat dan daerah diwajibkan membuat data kepegawaian serta estimasi kebutuhan aparatur untuk lima tahun ke depan.
“Salam ketentuan moratorium, setiap instansi wajib memberikan rincian penyebaran pegawainya saat ini dan gambaran posisi pegawainya selama lima tahun ke depan,” kata Nur, saat dihubungi, Jumat (9/3).

Dengan data tersebut, pemerintah pusat akan menentukan apakah akan ada penerimaan CPNS atau tidak. Namun, dia memprediksi moratorium akan diperpanjang. Mengingat dengan akan diangkatnya 67 ribu honorer kategori I dan 30 persen kategori II, akan menambah gemuk jumlah PNS.
“Moratorium CPNS kemungkinan besar akan diperpanjang lagi. Dengan melihat jumlah PNS sekarang, bukan tidak mungkin perpanjangannya sampai lima tahun terhitung dari September 2011,” ujarnya.

Lantas bagaimana untuk memenuhi kebutuhan aparatur di daerah yang kurang pegawainya? Menurut perempuan berjilbab ini, langkah paling bijak adalah dengan melakukan mutasi. Daerah yang kelebihan pegawai, akan didistribusikan ke lokasi kurang.
“Untuk mutasi ini, Menpan&RB tengah membahasnya bersama Mendagri dan Menkeu,” ujarnya.

Cara lainnya adalah dengan menerima tenaga outsourching atau PTTP (Pegawai Tidak Tetap Pemerintah). PTTP ada masa tenggat kerjanya. Kalau masih dibutuhkan pemerintah, kontraknya diperpanjang.

“Dengan PTTP, pemerintah tidak akan terbebani dengan pembayaran gaji karena tidak masuk di APBN. Sebaliknya pemdalah yang bertanggung jawab. Karena itu, pemda harus hati-hati menambah pegawai. Kalau tidak butuh, jangan menerima pegawai karena nanti susah sendiri bila kas daerah tidak mencukupi,” terangnya. (esy/jpnn)