24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 13790

Jual Wine Palsu, WNI Ditangkap FBI

CALIFORNIA – Warga Negara Indonesia (WNI) Rudy Kurniawan alias Zhen Wang Huang ditangkap penyelidik federal AS (FBI) di Los Angeles karena menjual wine atau minuman anggur palsu, Kamis (8/3). Pembeli anggur miliknya ini bukan saja dari kalangan biasa, tapi juga seperti miliuner William I Koch.

Menurut FBI, Rudy menjual minuman anggur palsu itu senilai USD1,3 juta (sekira Rp11,8 miliar dengan kurs Rp9.125 per USD). Bahkan, Rudy juga berhasil menjual anggur senilai USD35 juta atau Rp319 miliar pada 2006 lalu dan saat ini dia berada dalam tahanan Kepolisian Los Angeles.
Berdasarkan penyelidikan, Rudy Kurniawan juga dituduh menjual sekira 84 wine palsu di sebuah lelang pada 2008 lalu. Saat itu Rudy mengaku anggur yang dijualnya merupakan produksi Domaine Pondsot, di Burgundi, Prancis.

“Anggur-anggur itu mampu dijualnya seharga USD600 ribu (sekira Rp5,4 miliar). Meski dirinya bersikeras anggur ini asli, tapi kenyataannya tidak,” ujar jaksa penuntut seperti dikutip The New York Times, Jumat (9/3).

Selain terlibat penjualan wine palsu, pria berusia 35 tahun itu juga dituduh menggelapkan uang USD3 juta (sekira Rp27,3 miliar). Uang tersebut ternyata digunakan untuk membiayai gaya hidupnya yang mewah.

Saat ditanya, Rudy bersikeras, dirinya mendapatkan anggur palsu itu dari seorang pria di Asia. Rudy pun sudah memberikan informasi dua nomor telepon dari pria pemasok anggur palsu tersebut. Namun dua nomor telepon itu justru merujuk pada nomor telepon sebuah maskapai penerbangan Indonesia dan sebuah mal di Jakarta.

Sementara pengacaranya, Luis Li mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengevaluasi dakwaan yang akan dijatuhkan kepada Rudy Kurniawan. (net/bbs)
Penangkapan Rudy Kurniawan ini juga menyita perhatian kalangan kaya AS. Sementara pihak Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, Rudy saat ini sudah didampingi pengacara. “Kasus penangkapan RK ini sudah dipantau oleh KJRI Los Angeles. Tersangka RK sudah didampingi oleh pengacara,” ungkap juru bicara Kemlu RI Michael Tene.(net/bbs)

Dhana Borong Produk Investasi di LN

JAKARTA- Jejak-jejak duit miliaran rupiah milik Dhana Widyatmika terus diendus Kejaksaan Agung (Kejagung). Yang terbaru, tersangka kasus korupsi pajak itu diduga memborong sejumlah produk investasi di dalam dan luar negeri untuk mengelabui asal-usul uang yang dia peroleh. Sejumlah bank tempat rekening Dhana dan rekanan investasi terus diperiksa.

“DW memiliki uang yang cukup besar dan itu berasal dari transaksi baik pribadi maupun ada beberapa perusahaan. Dan itu akan kami kejar terus,” tegas Direktur Penyidikan pada JAM Pidsus Arnold Angkouw di Jakarta, kemarin (9/3).

Arnold mengakui, Dhana cukupa lihai menghapus jejak asal-usul duitnya. Mantan PNS Ditjen Pajak yang kini berdinas di Dispenda DKI itu memindahkan duitnya ke berbagai rekening di sejumlah bank. Alirannya, kata Arnold, cukup ruwet dan berliku-liku. “Kami harus telusuri satu per satu bank. Sangat rumit tapi terdeteksi dengan jelas itu milik DW,” katanya.

Apa saja bentuk investasi Dhana? Arnold membeberkan, Dhana membeli banyak produk investasi. Selain investasi dalam bentuk penyertaan modal, dia juga memborong reksadana dan deposito di luar negeri. Nilainya mencapai miliaran. Keuntungan dari investasi itulah yang ditransfer langsung ke rekeningnya.

Mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara itu mengakui, menelusuri aliran duit Dhana di luar negeri hampir tidak mungkin. Prosedurnya bakal susah. Tapi, bukan berarti itu mustahil. Sebab, keuntungan semua produk investasi itu akan disalurkan ke rekening Dhana di dalam negeri. Nah, dari situlah penyidik bisa mengetahui berapa besar uang yang diraup bapak satu anak itu dari usaha memutar uang tersebut.
Karenanya, dalam penelusuran aset miliaran Dhana itu penyidik bekerja sama dengan sejumlah bank. Mereka minta bank tempat duit Dhana ditanamkan membeber datanya.(aga/agm/jpnn)

Paru-paru Ketua DPRK Lhokseumawe Alami Pendarahan

MEDAN- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Lhokseumawe Saifuddin Yunus yang menjadi korban penembakan misterius (Petrus), di depan rumahnya menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Columbia Asia, Jalan Listrik, Medan Petisah, Jumat (9/3). Kondisi Syaifuddin saat ini masih stabil, namun berdasarkan diagnosa dokter ditemukan adanya pendarahan di paru-parunya.

Chief Medical Service RS Columbia Asia Kianto Nazar kepada wartawan menjelaskan, secara umum Saifuddin tetap bisa diajak berkomunikasi. Dan untuk memaksimalkan proses penyembuhan, tim medis yang merawatnya terpaksa menidurkan korban.
“Kondisi dia (Syaifuddin, red) sadar, tapi sengaja ditidurkan biar bisa istirahat,” kata Kianto.

Dari hasil diagnosa yang dilakukan, diketahui adanya luka tembakan dari punggung masuk ke perut. Tapi Kianto mengaku belum bisa memastikan, apakah peluru yang mengenai Syaifuddin, masih bersarang di tubuh korban atau tembus ke luar.

Dikemukakannya, sedikit mengkhawatirkan adalah pendarahan di paru-paru yang terjadi. Hanya saja, tim medis tetap optimis jika luka tersebut tidak berakibat fatal. Dengan catatan, andai dalam waktu dekat gumpalan darah di paru-paru bisa dibersihkan. “Pendarahan itu akan dibersihkan. Itu menunggu kondisinya lebih baik lagi, kami observasi dulu,” jelasnya.

Berdasarkan hal itu pula, Kianto meminta agar kerabat dan wartawan untuk jangan menjenguk Syaifuddin guna memberi keleluasaan bagi korban beristirahat. Apa yang dikemukakan pihak RS Columbia Asia itu, ternyata disambut baik pihak keluarga.

Kakak ipar korban, Cut Marlia menyatakan, Saifuddin memang selalu dijenguk sahabatnya saat dirawat di RS TNI AD Lhokseumawe. Kenyataan itu membuat Syaifuddin menjadi lelah, sehingga kondisi kesehatannya sempat menurun.

“Jadi dia dibawa ke Medan bukan karena kritis, tapi untuk memaksimalkan waktu istirahatnya,” kata Marlia.
Menariknya, Marlia mengatakan saat dalam perjalanan ke Medan, Saifuddin sempat terlihat merokok. Hal itu disebutnya sebagai bukti kalau Saifuddin tidak mengalami luka serius. “Ya tidak habis satu batang memang, tapi itukan bukti kalau dia sehat,” tukasnya.

Istri korban sendiri, Cut Asmanidar terlihat enggan memberikan keterangan menyangkut musibah yang dialami suaminya tersebut. Ketika dihampiri, Asmanidar hanya mengatakan, suaminya menitip pesan kepadanya agar tidak mempublikasikan musibah tersebut. “Suami saya tidak mau kasusnya dipublikasikan, saya minta maaf tak bisa kasih keterangan,” ujarnya.

Sedangkan Mahdi, sopir pribadi korban mengatakan, perjalanan mereka dari Lhokseumawe ke Medan dikawal personel polisi. Menurutnya, tiba di RS Columbia Asia sekira pukul 05.00 WIB. “Bapak langsung dibawa ke ICU, setelah itu tak tau kondisinya,” kata Mahdi.(ari)

Kapten Mabuk Diduga Penyebab Karamnya Titanic

NEW YORK- Sebuah surat dari seorang wanita yang selamat dari tragedi tenggelamnya kapal penumpang legendaris Titanic telah menunjukkan kemungkinan baru tentang penyebab tabrakan kapal raksasa tersebut dengan sebuah gunung es raksasa di perairan Atlantis pada  1912. Dilaporkan, saat tabrakan terjadi justru sang kapten kapal, Edward Smith justru meninggalkan posisinya untuk minum minuman keras.

Seorang wanita bernama Emily Richards menuliskan dalam sebuah surat yang rencananya akan dilelang untuk umum pada akhir Maret mendatang, dia melihat Smith sedang minum minuman keras di bar kapal, sesaat sebelum kejadian. Sebagaimana dikutip The Sun, Jumat (9/3), dalam surat tersebut dituliskan bahwa Smith sama sekali tidak menyadari bahaya yang mengintai kapal naas tersebut karena dia mabuk.

Sang kapten justru menyerahkan tugas mengemudikan kapal kepada seorang anak buahnya. Emily, yang berasal dari kota  Penzance di provinsi Cornwall, Inggris,  berhasil menyelamatkan diri dengan sekoci penyelamat bersama dengan kedua putranya, ibunya dan saudara perempuannya. Namun kakak lelakinya bernama George, tenggelam bersama sekitar 1,522 penumpang lainnya.

Kapal berukuran panjang lebih dari 200 meter dan tinggi 50 meter tersebut karam dalam perjalanan  dari Southampton, Inggris ke New York, Amerika Serikat. “Kapal kami menabrak gunung es sekitar pukul 11 hari Minggu malam. Semua insiden itu kesalahan si Kapten. Saudaraku George yang malang telah meninggal karena dia,” ungkapnya lagi dalam surat tersebut.(ara/jpnn)

Mewujudkan Mahkamah (yang) Agung

Setelah terpilih menggantikan mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Harifin Andi Tumpa yang telah pennsiun, Hatta Ali resmi dilantik menjadi Ketua MA pada 1 Maret lalu. Sekadar mengingatkan, Hatta Ali dipilh melalui ‘pemilu’ ala hakim agung dalam satu putaran. Hatta terpilih dengan mendapatkan suara mayoritas yaitu 28 suara dari 54 hakim agung. Urutan kedua, Ahmad Kamil 15 suara, Abdul Kadir Mappong 5 suara dan M Saleh 3 suara dan Paulus Effendi Lotulung 1 suara. Adapun suara tidak sah 3 orang.

Terpilihnya Hatta Ali memang sedikit mengejutkan. Bukan saja karena prestasinya yang tidak terlalu menonjol di antara beberapa hakim agung yang menjadi seteru sebelumnya. Namun beberapa catatan miring juga patut dialamatkan pada putra kelahiran Makassar 62 tahun silam ini. Hatta pernah menuai kritik saat ikut memutus bersalah atas kasasi kasus Prita Mulyasari, seorang pasien yang terseret kasus hukum karena mengeluhkan pelayanan RS Omni Internasional. Hatta juga menjadi majelis hakim yang ikut mengurangi pidana Ayin saat kasasi ke MA. Bandingkan, misalnya dengan aksi kolega sekaligus pesaingnya, Artidjo Alkostar, yang akhir-akhir ini mendapat respon positif dari publik karena dissenting opinion-nya dalam putusan kasasi Rasminah.

Harapan kita, semoga terpilihnya Hatta Ali benar-benar karena kualitas dan integritasnya sehingga dianggap mampu menakhodai MA dengan baik. Semoga berita miring yang menyebutkan peredaran uang 1 miliar untuk setiap hakim agung menjelang pemilihan Ketua MA tidak benar adanya. Begitu juga dengan isu diskriminasi antara hakim agung karier dan non-karier. Karena bagaimana pun, sebagai peradilan tertinggi di negeri ini, MA harus tetap menjaga keadilan dan kebenaran serta jauh dari faktor-faktor ekstern, termasuk permainan politik uang ataupun oligarki kekuasaan.

Tugas Berat

Tak bisa dipungkiri bahwa dunia peradilan Indonesia saat ini mendapat sorotan dan kritikan bertubi-tubi dari publik. Berbagai putusan kontroversial hingga dianggap sebagai sarangnya mafia peradilan telah menjadikan peradilan tingkat kasasi ini seperti tak berdaya lagi menegakkan keadilan. Oleh karena itu, Hatta Ali tak punya banyak waktu untuk berleha-leha. Empat ikrar yang diucapkan Hatta Ali begitu terpilih menjadi Ketua MA harus ditagih secepatnya. Yakni pertama, meningkatkan kualitas para hakim. Kedua, menjaga citra, martabat dan harga diri seorang hakim. Ketiga, menciptakan kesejahteraan hakim, dan keempat, mewujudkan impian agar hakim menjadi pejabat negara.

Keempat ikrar Hatta tersebut memang menjadi persoalan pokok yang dialami MA saat ini. Kualitas hakim agung mulai dipertanyakan terkait rendahnya kualitas dan kuantitas putusan. Kondisi yang sama, bahkan lebih buruk juga terjadi di pengadilan negeri dan pengadilan tingkat banding. Sehingga mau tidak mau, hal ini mendegradasi citra, martabat dan harga diri seorang hakim serta memperburuk wajah peradilan kita.

Setidaknya, ada beberapa tugas  berat yang diemban MA di bawah nakhoda yang baru, pertama, menyelesaikan tumpukan perkara yang masih menggunung. Berdasarkan Catatan Tahunan MA, tercatat kurang lebih 12.000 perkara sepanjang tahun 2011 sampai sekarang. Tingginya arus perkara yang masuk setiap tahunnya, telah menyebabkan MA memiliki tunggakan 8.000 perkara. Angka yang sungguh fantastis. Penumpukan perkara ini sesungguhnya tidak semata-mata karena kurangnya personil hakim agung seperti yang menjadi alasan klasik MA selama ini. Melainkan lebih pada manajemen perkara yang tidak baik oleh para pimpinan MA terdahulu. Apalagi dengan seringnya hakim agung mengadakan perjalanan ke luar negeri, mengakibatkan penumpukan perkara semakin luar biasa.

Kedua, meningkatkan kualitas putusan. Salah satu indikasi rendahnya kualitas putusan MA terbukti dengan semakin banyaknya putusan yang saling bertentangan. Sehingga putusan hakim agung yang terdahulu sering tidak bisa dijadikan yurisprudensi bagi putusan hakim berikutnya.
Ketiga, meningkatkan penggawasan hakim. Lemahnya pengawasan hakim agung, baik internal maupun eksternal telah mengakibatkan kualitas dan kinerja kinerja hakim agung buruk.

Dalam pengawasan eksternal (Komisi Yudisial), sangat banyak terganggu oleh mandulnya kewenangan yang dimiliki lembaga tersebut. Berbeda dengan pengawasan internal yang lebih disebabkan oleh kaburnya ruang lingkup pengawasan terhadap hakim. Hal ini disebabkan normanya belum dirumuskan secara. Sehingga tidak dapat diketahui secara pasti, mana perbuatan hakim yang menyimpang dan tidak menyimpang, baik dalam kedinasan maupun diluar kedinasan. Oleh karena itu, sangat mendesak dibuat pedoman pengawasan bagi hakim yang dituangkan dalam perundang-undangan sehingga memiliki daya mengikat, disertai bentuk sanksi dan prosedur penindakannya. Sebagai mantan Ketua Muda Bidang Pengawasan, Hatta Ali seharusnya menjadikan masalah ini sebagai tujuan pokok.

Eksaminasi putusan hakim juga menjadi salah satu cara pengawasan yang perlu digalakkan. Ironisnya, selama ini eksaminasi lebih banyak dilakukan kalangan eksternal pengadilan.

Padahal, di internal pengadilan juga terdapat lembaga eksaminasi. Eksaminasi putusan sesungguhnya merupakan cara paling efektif dalam melakukan pengawasan bagi seorang hakim dan hakim agung. Sebbagai mahkota bagi seorang hakim, kualitas putusan berkorelasi kuat dengan tingkat kualitas dan independensi hakim bersangkutan.

Eksaminasi putusan, menyangkut penerapan hukum materiil maupun formil dalam kerangka penilaian secara obyektif menyangkut perkara yang bersangkutan, dapat dijadikan ukuran dalam melakukan reward and punishment. Dengan demikian, setiap hakim akan berusaha mengeluarkan putusan yang sebaik-baiknya, demi terpenuhinya rasa keadilan masyarakat. Dengan demikian, mimpi mewujudkan Mahkamah Agung yang agung sebagai tempat masyarakat mencari keadilan bisa segera tercapai. (*)

Penulis adalah alumnus Departemen Hukum Tata Negara FH USU Medan.
Kini mahasiswa Magister Ilmu Hukum UGM Yogyakarta

SMAN 5 Medan Terbukti Curang

Di-Blacklist karena Manipulasi Data

JAKARTA-Para pejabat yang mengurusi masalah pendidikan di Kota Medan tidak perlu lagi umbar omongan terkait ditutupnya peluang lulusan SMAN 5 Medan untuk kuliah di PTN lewat jalur undangan. Panitia SNMPTN secara tegas menyatakan, masuknya SMAN 5 Medan dalam daftar blacklist karena berbuat curang.

Hal ini memutus pernyataan yang selama ini berkembang yang mengatakan SMAN 5 diblacklist karena siswa yang pernah diterima lewat jalur undangan tidak melakukan daftar ulang alias tidak mengisi kursi yang didapat. “Bukan, bukan itu. Ini karena ada kaitannya dengan soal kejujuran” ujar Sekretaris Panitia Pusat SNMPTN 2012 Rochmat Wahab saat dihubungi Sumut Pos dari Jakarta, Jumat (9/3).

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu langsung mengatakan hal tersebut saat koran ini mengatakan, apa benar SMAN 5 Medan di-blacklist gara-gara sebelumnya ada siswa yang diterima tapi tidak melakukan daftar ulang. Rochmat menjelaskan, pada tahun lalu ada satu siswa yang diterima lewat jalur undangan. Sesuai prosedur administrasi penerimaan mahasiswa baru, pendaftaran dan pengisian formulir dikirim via e-mail secara online. Lantas, setelah diseleksi, ada satu siswa yang dinyatakan lolos.

Begitu dinyatakan lolos, saat melakukan pendaftaran ulang, si siswa itu lantas diminta untuk membawa dokumen-dokumen asli, termasuk data nilai-nilainya selama sekolah di situ. “Nah, dokumen aslinya itu, setelah dikonfrontir dengan data yang di-online, ternyata beda. Ada perubahan skor. Dokumen dimanipulasi. Itu persoalannya, bukan karena masalah lain,” tegas Rochmat.

Dia mengatakan, begitu diketahui data skor dimanipulasi, si siswa diberi sanksi berupa pembatalan menjadi mahasiswa jalur undangan. “Dan sekolah itu tidak diberi kesempatan lagi tahun ini. Ini sanksi,” imbuhnya.

Dijelaskan Rochmat, dalam persoalan seperti ini maka Kepala Sekolah SMAN 5 Medan yang harus bertanggung jawab. Alasannya, sejak semula pihak panitia SNMPTN sudah memberikan rambu-rambu yang tegas terkait pentingnya mengisi formulis online dengan jujur. “Yang bertanggung jawab kepala sekolahnya. Dia menggunakan kewenangannya dengan sengaja atau tidak sengaja memanipulasi skor,” terangnya.

Rochmat juga tidak bisa menerima alasan pihak sekolah, jika berdalih pengisian formulir diserahkan kepada orang lain yang punya keahlian di bidang IT. “Karena ini menyangkut siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala SMAN 5 Medan, Lindawati saat dikonfirmasi, Selasa (6/3), membantah jika telah memanipulasi data siswa yang didaftarkan pada 2011 lalu. Karena itu dia menyayangkan blacklist yang diberikan ke sekolah yang dipimpinnya baru setahun belakangan itu. Pasalnya, blacklist tersebut tanpa ada pemberitahuan resmi secara tertulis dari panitia pusat.

Padahal menurut pengakuan Lindawati, pihaknya tidak melakukan manipulasi data yang menyebabkan sekolah tersebut diblacklist sehingga tidak bisa mengikuti SNMPTN jalur undangan. “Yang mengerjakan data adalah Pembantu Kepala Sekolah 1 yaitu Pak Edi Sepianto, dan yang mengetik data tersebut anggotanya Reza. Saya sudah berulang kali mempertanyakan kepada mereka mengenai data yang dikirim apakah telah direkayasa. Keduanya mengaku tidak ada melakukan manipulasi data seperti yang dituduhkan. Bahkan mereka meminta bukti data yang menurut dugaan telah dimanipulasi,” tegasnya.
Disinggung mengenai dampak yang akan ditimbulkan atas kejadian ini, Lindawati mengakui SNMPTN jalur undangan tidak begitu mempengaruhi terutama minat pelajar untuk sekolah di SMAN5 Medan. “Ini hanya salah satu jalur masuk perguruan tinggi negeri. Jalur ujian tulis kan masih ada, jadi saya pikir ini tidak begitu berpengaruh,” ucapnya. (sam/uma)

 

Kadisdik Medan Tutupi Kesalahan

Pernyataan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Medan, Rajab Lubis, yang terkesan membela SMAN 5 langsung ditanggapi Sekretaris Panitia Pusat SNMPTN 2012 Rochmat Wahab. Bahkan, Rajab dianggap menutupi kesalahan SMA tersebut. Hingga, cenderung melakukan kebohongan publik.
“Kadisdik Medan Rajab Lubis yang malah menyalahkan alumni terkait blacklist yang diterima sekolah tersebut, kok begitu dia. Dia malah menutupi kesalahan sebenarnya SMA Negeri 5 Medan.

Bahkan menyalahkan alumni. Tidak benar ucapannya itu,” tegas Rochmat Wahab.

Apa yang diungkapkan Rochmat terkait pernyataan Rajab beberapa hari lalu. Menurut  Rajab, ada empat alumni SMAN 5 yang bermasalah. Akibat ulah mereka, sekolah itu pun mendapat sanksi. Alhasil seluruh siswa semester akhir pada 2012 ini tak lagi mendapat kesempatan mengikuti SNMPTN jalur undangan ke universitas-universitas negeri favorit se-Indonesia.

“Maklum, semua pasti menyadari pilihan kedua atau ketiga merupakan pilihan alternatif. Karena memang kelulusan yang sudah di depan mata bukanlah harapan utama, lantas keempat alumni ini tak mau melakukan daftar ulang ke universitas yang sudah menyediakan satu kursi untuk masing-masing mereka,” ungkap Rajab.

Apa yang mereka lakukan merupakan satu kesalahan fatal dalam sistem SNMPTN jalur undangan. Hasilnya, SMA Negeri 5 Medan akhirnya menerima hukuman blacklist.

Penuturan Rajab ini berdasar hasil data yang dihimpun pihaknya melalui tim yang dibentuk khusus untuk menangani kasus tersebut. “Kita juga sudah mengklarivikasi hal ini ke pihak panitia lokal seperti USU dan Unimed. Dan hasilnya pihak sekolah dirugikan karena tindakan alumni tahun lalu,” katanya.
Menariknya, saat itu, selain menyalahkan alumni, Rajab juga berkoar kalau SMAN 5 tidak melakukan manipulasi data. “Setelah kita telusuri, itu tidak ada kesalahan dari pihak sekolah, dan tidak ada rekayasa nilai siswa. Permasalahannya hanya ketika tahun 2011, ada 21 siswa dari SMA Negeri 5 yang lolos di beberapa perguruan tinggi negeri. Namun, dari 21 siswa itu, 4 siswa di antaranya yang sudah dinyatakan lolos justru tidak melakukan daftar ulang, dan ini menjadi kesalahan dan dianggap tidak mentaati aturan, sehingga sekolahnya kena sanksi itu,” terang Rajab. (sam/saz/adl)

Banjir, Warga Belawan Takut Kesetrum

Ribuan Rumah Terendam Air Pasang

BELAWAN-Banjir pasang yang menimbulkan keresahan bagi warga pesisir di Kecamatan Medan Belawan kembali terjadi, Jumat (9/3) siang. Ribuan rumah di pesisir Utara kota Medan ini terendam air laut. Kondisi ini pun membuat warga takut kesetrum.

Akibatnya, sebahagian warga terpaksa mengungsi dan menumpang ke rumah warga lainnya yang lebih tinggi. “Kondisinya sudah semakin parah, jangankan untuk memasak, untuk ditempati sebagai tempat tinggal saja payah. Karena bukan cuma rumah terendam, tapi perabotan juga ikut hanyut terbawa air,” ujar, Halima (33) warga Pajak Baru Ujung Banting Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan kepada Sumut Pos.

Halima, menuturkan air pasang yang melanda daerahnya sudah tiga hari ini terjadi. Dan ketinggian volume air sudah mencapai hampir satu meter. “Sehari semalam air laut bisa naik sampai tiga kali. Biasanya air naik ke darat pada tengah malam, subuh dan siang hari,” katanya.
Datangnya air laut pada malam hari justru membuat para warga merasa khawatir. Bagaimana tidak di saat mereka sedang pulas tertidur, secara perlahan gelombang pasang air laut mulai naik ke darat dan merendam rumah mereka. “Nggak hanya itu, warga di sini juga takut terjadi korsleting listrik.

Sebelumnya juga pernah kejadian seorang warga tewas kesetrum begitu memijak genangan air di lantai rumahnya yang dialiri arus listrik,” ucapnya.
Keluhan senada juga diutarakan, Masriani (40). Ibu rumah tangga ini mengaku, tak bisa keluar rumah saat banjir pasang memasuki ruangan rumahnya, ia dan keluarganya terpaksa kerja keras. Meraka menguras air pasang laut yang membawa berbagai sampah dan dikhawatirkan hewan laut seperti ular laut, kepiting serta ubur-ubur kerap masuk bila tak segera dikuras. “Biasanya pasang besar ini perlu waktu 5 jam untuk kembali surut, tapi kalau hampir setiap harinya dalam seminggu kondisi pasang begini terus ya, membuat pusing kepala serta mengancam datangnya penyakit muntaber serta diare dan gatal-gatal,” keluh, ibu lima anak yang berdomisili di kawasan Jalan Kampar Belawan I.

Warga menuding banjir pasang kian besar belakangan ini akibat maraknya aksi perambahan hutan bakau serta gencarnya pembuatan tambak alam di sekitar kawasan Percut Seituan, Belawan, serta Langkat. “Kondisinya kini kian kritis, kawasan Belawan sekitarnya terancam tenggelam dilanda banjir pasang,” kata, Amri (32) seorang warga lainnya.

Dari pantauan Sumut Pos di Belawan, tampak di beberapa kelurahan seperti di Kelurahan Bagan Deli, Belawan I, Belawan Bahagia, Kampung Kurnia Belawan Bahari, serta Belawan Sicanang kondisi pasang kian besar dan tinggi. Bahkan, usai pasang menyebabkan kondisi lingkungan kian kotor apalagi air pasang laut selalu membawa berbagai sampah dan kotoran limbah pabrik masuk ke pemukiman warga. Banjir pasang air laut tak hanya merendam ribuan rumah milik warga pesisir, namun banjir pasang kali ini terbilang besar merambah ke sejumlah badan jalan sehingga mengganggu aktivitas warga.(mag-17)

Anas Siap Digantung di Monas

JAKARTA-Penyelidikan dugaan praktik korupsi dalam proyek Hambalang nampaknya terus dikebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan komisi yang dipimpin Abraham Samad itu akan memeriksa Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang disebut-sebut sebagai pelaku utama dalam proyek tersebut. Di sisi lain, Anas mengaku siap digantung di Monas jika memang korupsi.

“Saya yakin. Yakin. Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di Monas,” ujar Anas, di kantor DPP Partai Demokrat, Jl Kramat Raya, Jakarta, JUmat (9/3).

Ungkapan ini dia keluarkan setelah kesabarannya menerima berbagai tudingan kalau dirinya terlibat sejumlah kasus korupsi makin menipis. Ketua umum DPP Partai Demokrat itu benar-benar gerah namanya yang terus dikait-kaitkan dengan kasus korupsi yang melibatkan mantan bendahara umumnya M Nazaruddin, khususnya kasus Hambalang.

Anas juga menyatakan kalau KPK sesungguhnya tidak perlu repot-repot mengurusi kasus Hambalang. Terutama, tudingan yang berusaha mengait-ngaitkan dirinya dengan kasus tersebut. Sebab, menurut mantan ketua umum PB HMI itu, berbagai tudingan yang menyebut dirinya terlibat dalam kasus korupsi Hambalang hanyalah isu belaka.

Apalagi, hingga KPK berencana memanggil dirinya untuk meminta keterangan. “Saya tegaskan ya, KPK sebetulnya tidak perlu repot-repot mengurusi Hambalang. Mengapa? Karena itu kan asalnya dari ocehan dan karangan yang tidak jelas, lalu ngapain repot-repot,” imbuhnya.

Selanjutnya, terkait kabar kalau dirinya termasuk pihak yang ikut mengancam terpidana kasus suap Wisma Atlet yang sekaligus mantan anak buah Nazaruddin, Rosalina Manulang, Anas juga tegas membantahnya. “Tudingan itu fitnah, itu amat sangat keji bin keji,” katanya.

Menurut dia, tidak ada kaitan antara dirinya dan Rosa. Sehingga, tidak ada alasan pula kalau dirinya dianggap merasa perlu mengancam yang bersangkutan. “Anda kan tahu saya tidak punya status hukum apa-apa, lalu apa kaitanya? Apa relevansinya?” imbuh Anas.

Tidak merasa cukup mengutarakan kegerahannya kepada media di kantor DPP, Anas juga menumpahkan isi hatinya di salah satu situs jejaring social twitter. “Maaf, saya lama-lama merasa agak capek ditanya dan disudutkan terus urusan yang saya tidak tahu dan tidak terlibat,” tulis Anas.

Di bagian lainnya, dia menyebut, kasus Wisma Atlet dan kasus Hambalang yang terus berusaha direkayasa untuk menyeret-nyeret namanya. “Kalau saya korupsi Wisma Atlet dan Hambalang, satu rupiah pun, saya bersedia ditembak mati atau digantung di Monas,” tegas Anas, dalam bagian seri tulisannya yang lain.

Sebelumnya, pihak KPK memang menyatakan akan memanggil Anas terkait kasus Hambalang. “Dalam tahap ini (penyelidikan) kemungkinan besar kami akan meminta keterangan kepada yang bersangkutan (Anas),” kata juru bicara KPK Johan Budi di kantornya, kemarin.

Menurutnya, pengambilan keterangan Anas adalah untuk mendalami adanya dugaan praktik korupsi di proyek Hambalang. Namun Johan buru-buru membantah apabila nantinya Anas benar-benar diperiksa maka mantan anggota Komisi X DPR itu akan ditetapkan sebagai tersangka. Seperti biasa, Johan menerangkan secara normatif bahwa seseorang ditetapkan sebagai tersangka apabila sudah memenuhi dua alat bukti.

Saat ditanya apakah KPK sudah mengantongi alat bukti dalam kasus tersebut, dia tidak menerangkan lebih lanjut. Yang jelas, katanya hingga saat ini penyidik masih terus berupaya mengumpulkan bukti dan hingga kini status proyek Hambalang masih dalam tahap penyelidikan dan belum ada tersangka.
Johan juga belum bisa memastikan kapan waktu pasti Anas akan dipanggil dalam penyelidikan Hambalang. “Saya belum tahu waktunya kapan,” ujar pria yang pernah mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK.

Sebenarnya, dalam persidangan kasus suap wisma atlet pernah terungkap bahwa sebenarnya para politisi Partai Demokrat terlibat dalam proyek Hambalang. Bahkan, Ketua Komisi X Mahyuddin saat dihadirkan sebagai saksi untuk Nazaruddin menceritakan bahwa Nazaruddin telah melaporkan beresnya pengurusan sertifikat Hambalang kepada Menpora Andi Mallarangeng saat menggelar pertemuan di Gedung Kemenpora.

Nazaruddin sendiri menuding Anas sebagai orang yang mengatur proyek tersebut dan keuntungan dari proyek wisma atlet yang didapat digunakan sebagai pemenengan Anas sebagai Ketum Partai Demokrat dalam kongres 2010 silam. (kuh/dyn/jpnn)

Medan tak Genit Lagi?

Oleh: Herdiansyah
Wakil Pemimpin Redaksi Sumut Pos

“Medan tak indah lagi.” Demikian kalimat pendek yang dikirim seorang teman lama melalui short message service (SMS). Awalnya saya tak menghiraukannya. Saya juga tak berniat membalas pesan singkat tersebut.

“Mana lampu hias yang gemerlap dan taman yang indah dulu?” SMS keduanya juga tak saya jawab. Dan, memang saya merasa tak berwenang menjawabnya.

Saya bukan pejabat, apalagi penentu kebijakan di kota ini.

Meski SMS yang dikirim teman lama itu tak saya jawab, SMS ketiga, keempat dan selanjutnya terus masuk ke handphone saya. Isinya tentang kesannya selama tiga hari terakhir berada di Medan, setelah bertahun-tahun mengadu nasib ke bagian timur Indonesia.
Dia protes, kemudian membanding-bandingkan keindahan kota di Indonesia timur, tempatnya merantau dengan kota tempatnya dilahirkan dan dibesarkan. Dia juga membandingkan wajah Kota Medan saat dinahkodai Drs H Abdillah Ak MBA, dan kondisi saat ini.

Banyak protes disampaikannya kepada saya yang tentu saja salah alamat. Protes atau tepatnya masukan itu, sejatinya disampaikan kepada penentu kebijakan di kota ini. Tapi dia bingung ke mana menyampaikan ‘aspirasi’ tersebut. “Ya, nanti kita sampaikan kepada yang berkompeten bos!” Balasan SMS saya akhirnya menghentikan SMS yang dikirimnya secara bertubi-tubi.

Bagi orang Medan yang lama tak pulang kampung memang akan segera merasakan atmosfer berbeda begitu menjejakkan kaki di kota ini. Kota yang sejak tahun 2000 lalu rajin bersolek, kini terlihat tak ‘genit’ lagi.

Taman-taman di kota ini dibiarkan terlantar. Tak dirawat sama sekali. Aneka tanaman hias yang dulu menghias pedestrian dan persimpangan, kini telah musnah. Kalau pun masih ada, kondisinya lebih mirip semak belukar. Pemangkasan pohon pelindung di jalanan, juga tak lagi memperhatikan unsur estetika.

Con block yang dulu melapisi seluruh trotoar, kini telah berganti dengan lapisan semen permanen. Wajar saja jika sekarang banyak jalan yang mudah tergenang saat hujan turun. Pasalnya,  lapisan semen tak lagi mampu menyerap guyuran air yang turun dari langit. Akar pepohonan yang ada di sepanjang trotoar, juga tak ‘leluasa’ lagi mendapatkan air.

Lampu hias yang dulu menjadikan Medan ‘mandi’ bianglala saat malam menyambut, kini dibiarkan menjadi besi tua. Sebagian memang telah ditertibkan, namun sebagian lagi masih dibiarkan mangkrak. Lihat saja lampu hias berbentuk buruk merak di perempatan Jalan Imam Bonjol-Jalan Sudirman. Kepala burungnya telah hilang, tinggal pantatnya. Saat ini, gemerlap lampu hias memang masih terlihat, tapi hanya di sedikit tempat. Itupun dalam bentuk yang sangat biasa.

Saya memahami dan memaklumi uneg-uneg teman lama itu. Dia baru tiga hari tiba di Medan. Jadi wajar jika dia tak banyak tahu soal Kota Medan saat ini. Maaf juga bila dia tak tahu gebrakan yang telah dilakukan Wali Kota Medan, Drs H Rahudman Harahap MM.

Persoalan di Medan bukan hanya lampu hias dan taman. Banyak persoalan lain yang sebenarnya lebih penting dan menjadi  prioritas. Ah, nanti saat ketemu teman lama itu akan saya ceritakan bagaimana gebrakan yang telah dilakukan penerus Abdillah itu. Mulai gerakan bersih-bersih, penghijauan, hingga peningkatan pelayanan publik.

Teman saya pasti terkejut kalau saya ceritakan di Medan saat ini ada ambulan sampah. Dia juga mungkin tak percaya soal perahu dan petugasnya yang membersihkan sampah dari sungai-sungai yang membelah kota ini. Saya juga akan ceritakan bagaimana keberhasilan penataan pedagang kaki lima (PKL) di berbagai titik yang sebelumnya gagal dilakukan para pendahulunya.  (*)