26 C
Medan
Tuesday, December 30, 2025
Home Blog Page 13952

Sedikitnya 43 Balita Butuh Susu

Kebakaran hebat Senin (6/2) lalu di Jalan AR Hakim Gang Bakung Lingkungan XII Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area tidak hanya menyisakan duka. Sedikitnya 43 bayi lima tahun (balita) pun kini kesulitan mendapatkan makanan dan pakaian.

Setidaknya hal ini diungkapkan Hasan Basri, Kepala Lingkungan XII kelurahan Tegal Sari I.

Kecamatan Medan Area. “Untuk keperluan sembako bagi korban kebakaran sudah cukup menurut saya, yang saat ini diperlukan kebutuhan balita dan perlengkapan sekolah yang ikut terbakar dalam kebakaran ini,” ujar Hasan.

Menurut Hasan, akibat kebakaran tersebut ada 43 balita yang kini kesulitan mendapatkan makanan dan pakaian. “Yang diperlukan itu pampers, susu, dan roti balita,” kata Hasan.

Selain itu, 37 anak tingkat SD dan 33 anak SMP serta 37 anak SMA telah kehilangan baju seragam. Seperti diketahui, perlengkapan yang dimaksud di atas tadi memang tidak bisa diselamatkan saat kebakaran itu. “Sebanyak 88 rumah ludes terbakar. Rumah-rumah itu ditempati sebanyak 124 kepala rumah tangga terdiri dari 542 jiwa,” terang Hasan lagi.

Selain itu warga memerlukan penerangan lampu. “Listrik padam, saat ini warga dibantu penerangan dari genset bantuan orang lain. Saya minta PLN untuk melakukan perbaikan inslansi lisitrik yang rusak dan menghidupkan kembali listrik sehingga warga tidak kegegelapan pada malam hari,” jelasnya.
Sementara itu, Humas PLN Medan Ade Budhi F mengklarifikasi tudingan kebakaran karena arus pendek. Pasalnya, pada hari kejadian Senin (6/2) PLN sedang melakukan pekerjaan Pemeliharaan/Penggantian Jamperan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)/Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) yang menyuplai ke lokasi. “Pekerjaan ini di mulai pukul 08.55 WIB dan diselesaikan pukul 13.38 WIB,” ujarnya.

Menurut Budi, setiap dilakukan perbaikan, aliran listrik selalu dipadamkan. Begitu juga di lokasi itu, selama kurun waktu perbaikan aliran listrik dalam kondisi padam. “Tidak benar bahwa sekitar pukul 10.30 WIB listrik sempat atau sudah menyala kembali ke lokasi yang dimaksud. Hal ini perlu kami sampaikan untuk menghindari kesalahan persepsi pada pembaca atau masyarakat,” jelas Budi.

Sebelumnya, Tim Labotorium Forensik (Labfor) Polda Sumut mengalami kesulitan saat menyelidiki Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pasalnya, lokasi awal menculnya api sudah berubah karena warga sibuk melakukan pengkaisan sehingga TKP sudah seperti semula setelah terbakar atau bahasa kepolisiannya TKP rusak.

“Cuma ini yang bisa saya lakukan mencari harta benda karena rumah dengan isinya ludes terbakar sudah,” ungkap salah seorang warga Herman (60) di lokasi kebakaran.

Karena itu, tambah Herman, dia dan kelaurga kini menumpang ke rumah kerabat dekat yang tidak jauh dari lokasi kebakaran tersebut. “Ya, numpang di rumah tetangga dekat yang rumahnya tidak terbakar,” ungkapnya.

Begitu juga dilakukan Aci Khon (32) yang juga menjadi korban kebakaran. Selain rumahnya habis terbakar, surat-surat penting juga tidak bisa diselematkan. “Iya, coba mencari barang bisa digunakan, ijazahku ikut terbakar juga.”ungkapnya sambil terus mengais, mencari barang yang masih dapat dimanfaatkan.

Kemarin, pihak Poldasu memang menurunkan tiga personel Labfor sehari setelah kebakaran hebat itu terjadi. Polsekta Medan Area juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap dua saksi untuk mengetahui asal api yang membakar pemukiman warga etnis Tianghoa tersebut. Kedua saksi itu adalah Khocin, warga Jalan AR Hakim Gang Bakung No 13 Medan  dan sang kepling, Hasan Basri.
“Sudah dua orang kita minta keterangan atas peristiwa kebakaran ini,” ungkap Kanit reskrim Polsekta Medan Area AKP Jonser Banjarnahor di TKP, Selasa (7/2) siang.

Setelah melakukan pemeriksaan dan meminta keterangan, hasil sementara menyebutkan api berasal dari rumah ditempati oleh Jhoni, warga Jalan AR Hakim Gang Bakung No 12 Medan. “Hasil yang pasti tunggu dari Labfor Polda Sumut yang sedang bekerja ini,” sebutnya.

Dengan bermodal keterangan kedua saksi tersebut, kemarin ketiga petugas Labfor Polda Sumut memulai penyeledikan dari rumah Jhoni. Petugas mengambil sampel sisa bakaran dan memintai keterangan kembali dari saksi. Selanjutnya penyeledikan akan kembali dilakukan hari ini.
Hasan menuturkan, menurut keterangan Khocin, api memang berasal dari rumah Jhoni. Saat kejadian itu, Jhoni sedang masak. Diduga api berasal dari kompor yang meledak, namun Hasan belum memastikan dengan jelas. “Itu menurut tetangan Jhoni yakni Khocin. Katanya, Jhoni masak untuk perayaan Cap Go Meh,” tutup Hasan.

Sementara itu, Camat Medan Area Khoiruddin Rangkuti saat konfirmasi mengatakan dirinya sudah melakukan pendataan terhadap keperluan yang dibutuh warga korban kebakaran ini. “Pemko sudah memberikan bantuan warga korban kebakaran ini, untuk total kerugian belum bisa menaksir semua,”sebutnya.

Pantauan Sumut Pos di lapangan, bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak seperti organisasi sosial hingga partai politik. Tidak itu saja, beberapa partai politik bahakn mendirikan posko, contohnya Partai Demokrat dan PDI-P. “Ya, kita turut berduka untuk kejadian ini. Kita sudah membuka posko bantuan untuk memperingan beban korban,” ujar A Hie, anggota Komisi C DPRD Kota Medan dari Farksi P Demokrat saat dijumpai di lokasi.
Begitu pun  Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Rahmad Shah. Dia telah memberikan bantuan sandang dan pangan. “Untuk sementara ini, masih sandang family kit seperti selimut, kelambu, dan bahan sembako lainnya. Kalau tenda dan obat-obatan mungkin akan menyusul,” jelas Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Sumut ini.

Untuk pembukaan posko milik PMI, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak Camat Medan Area. Pihak PMI berencana akan membuka dua posko dan akan menyediakan air bersih untuk korban. “Kita lihat dulu di mana yang pas kita dirikan posko miliki kita ini,” pungkas Rahmad. (gus/ila)

Sumut Pos Raih Cover Terbaik

Cover Sumut Pos Edisi 13 Agustus 2011 lalu meraih IPMA 2012. PU Sumut Pos Marganas Nainggolan (kiri) saat menerima penghargaan dari Ketua SPS Dahlan Iskan, Selasa (7/2).

JAMBI-Sumut Pos berhasil meraih penghargaan sebagai surat kabar harian dengan cover terbaik untuk wilayah regional Sumatera. Pengumuman ini disampaikan dalam sebuah acara bertajuk Indonesia Print Media Award (IPMA) 2012 di Hotel Novita, Jambi, Selasa (7/2) malam.
Sumut Pos sendiri mendapat penghargaan Silver, merupakan katagori tertinggi sebagai koran harian terbaik pada desain, layout atau tampilan perwajahan di Regional Sumatera.

IPMA digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2012 yang puncaknya dilaksanakan Kamis (9/2) besok yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. IPMA merupakan penghargaan khusus untuk perwajahan terbaik media cetak komersial di Indonesia dan tahun ini memasuki periode ketiga penyelenggaraannya. Ajang pertama digelar di Jakarta pada 2010, tahun berikutnya di Bali, dan yang ketiga diselenggarakan di Kota Jambi.

Acara ini dihadiri oleh para pemimpin surat kabar dan sejumlah tokoh pers seperti Atmakusumah, Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Ketua PWI Margiono dan Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS) Dahlan Iskan.

Pimpinan Umum Harian Sumut Pos, Marganas Nainggolan mengaku gembira dan senang karena Sumut Pos mampu meraih penghargaan koran terbaik di Regional Sumatera. “Sumut Pos mampu menyingkirkan beberapa pesaingnya. Penghargaan Silver ini merupakan penghargaan katagori tertinggi, meski paling tinggi adalah penghargaan Gold. Tapi, belum ada satupun media yang mendapatkannya,” ujar Marganas Nainggolan.
Dengan meraih pengharagan ini, Marganas berharap ke depannya Sumut Pos akan semakin lebih maju lagi dan selalu terdepan dalam penyajian berita maupun dalam tampilan korannya.

IPMA 2012 kali ini diminati penerbit surat kabar. Terbukti dengan banyaknya peserta yang mengikuti ajang tersebut. Tahun ini ada sebanyak 500 peserta yang berkompetisi.

“Tahun ini pesertanya naik hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu. Pada 2010 ada 350 peserta, pada 2011 turun 270 peserta dan 2012 ada 500 peserta. Persaingan semakin ketat. Tapi selamat bagi para pemenang yang berhasil meraihnya,” tutur Executive Director Dewan Pers, Asmono Wikan.
Prof Ibnu Hamad dari Fisip UI yang juga ikut menilai ratusan item peserta lomba, mengatakan tahun ini lebih banyak yang dinilai, jadi memerlukan konsentrasi lebih dan kompetisi jadi lebih ketat. “Ini harus jadi benchmark satu sama lain di kalangan penerbit,” kata Ibnu. (ila)

Medan Kekurangan 3.950 Hidran

Saat Bencana, Pemadam Kebakaran Kesulitan Air

MEDAN-Kebakaran yang terus berulang di Kota Medan seakan sulit ditanggulangi. Usut punya usut, beberapa fasilitas penanggulangan bencana kebakaran malah tak berfungsi. Bagiamana tidak, Medan hanya memiliki 50 hidran –keran sumber air saat kebakaran—dari 4.000 yang dibutuhkan.
Setidaknya hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPRD Medan, Ikrimah Hamidy ST Msi. Menurutnya, Kota Medan seharusnya memiliki minimal dua unit hidran di setiap lingkungan, artinya Medan butuh 4 ribu unit hidran. Hal itu dikeranakan jumlah penduduk dan kepadatan rumah sudah cukup banyak. “Kalau sekarang jumlahnya hanya ratusan, tentunya ini masih membahayakan dan menyulitkan pemadam untuk memperoleh air,” katanya, Selasa (7/2).

Dia menyebutkan, selain persoalan jumlah hidran yang minim, ternyata PDAM Tirtanadi masih kembang kempis dalam menyediakan airnya. Jika Kota Medan memiliki 4 ribu hidran, tentunya PDAM Tirtanadi yang kesulitan. Dia menyarankan, sebaiknya PDAM Tirtanadi membangun hidran dan selanjutnya dihibahkan ke Pemko Medan untuk dirawat oleh Dinas Pemadan dan Pencegahan Kebakaran (DP2K) Kota Medan. “Dengan begitu, Pemko Medan memiliki tanggung jawab dalam hal pengawasan dan perawatan hidran,” sarannya.

Sebagai informasi, saat ini Medan hanya memiliki 141 unit hidran. Dari jumlah tersebut yang masih bisa digunakan hanya 50 unit, sedangkan 91 lainnya dalam kondisi tak laik. Dengan kata lain, jika mengacu pada pemikiran Ikrimah tadi, berarti Medan membutuhkan 3.950 unit hidran lagi.
Kondisi ini diamini oleh Kadis Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran (P2K), Marihot Tampubolon. Menurutnya, kebakaran di Jl AR Hakim, Senin (6/2) lalu tidak akan sehebat itu jika hidran berfungsi dengan baik. “Kalau hidran di jalan itu aktif, tentu mobil pemadam kita tidak perlu harus kembali ke kantor untuk mengambil air, tapi cukup mengambil air dari hidran yang ada. Namun, hingga saat ini hidran yang bagus itu tinggal 30 persen,” jelas Marihot.

Pemko Medan, kata Marihot, tidak bisa untuk merawat hidran. Sebab, hidran yang ada di jalan itu merupakan aset dari Pemprovsu. “Kita tidak dibenarkan untuk merawat hidran. Makanya, kita berharap agar PDAM dapat merawat hidran,” terang Marihot.
Disebutkan Marihot, selama ini P2 K terus berupaya untuk memaksimalkan petugas kebakaran dalam mengatasi setiap kebakaran yang terjadi di Kota Medan. Namun, jika terjadi kebakaran terkadang informasi yang diterima P2K sudah 15 menit.

Seharusnya, lanjut dia, Standar Opersional Prosedur (SOP) dari kejadian kebakaran dalam kurun waktu 15 menit api harus sudah dipadamkan. “Namun itulah, kadang korban menangis dulu baru menghubungi kita. Padahal nomor kita 113 atau 4515356 itu bisa dihubungi di saat menit pertama terjadinya kebakaran,” kata Marihot.

Antisipasi lainnya, tambah Marihot,  P2K menambah portabel lima unit lagi yakni seperti mesin pompa air. Mesin Portabel inilah yang bisa masuk ke dalam gang. “Ini sangat efektif untuk lokasi yang sulit diakses, seperti di lokasi kemarin (kebakaran di Jalan AR Hakim). Namun, kemampuan portable ini hanya berjarak 100 meter, sehingga kalau lokasi yang sulit diakses 500 meter harus dibutuhkan lima unit portable. Mesin portable ini bisa sambung menyambung, estafet menghisap dan mengeluarkan air hingga ke lokasi yang dituju,” terang Marihot.

Dipaparkannya, saat ini Pemko Medan hanya memiliki dua unit portable. Selebihnya, alat yang dimiliki P2K adalah mobil rescue yang menampung 3,5 ton air sebanyak 15 unit, mobil penyuplai air yang menampung 10 ton air sebanyak 2 unit dan mobil tangga untuk mengantisipasi kebakaran di rumah bertingkat sebanyak 4 unit. “Masyarakat kita imbau jugalah agar dapat tanggap di saat terjadinya kebakaran. Kalau kebakaran disebabkan kompor meledak, maka dapat segera diatasi dengan menutup kompor dengan selimut atau kain basah. Untuk menghindari korsleting sebaiknya masyarakat menggunakan kabel listrik yang tebal dan jangan asal murah saja,” paparnya.

Marihot Tampubolon mengatakan, peristiwa kebakaran di Medan sudah cukup tinggi. Sepanjang 2011 terjadi 159 peristiwa kebakaran. Sedangkan pada tahun 2012 hingga bulan Febuari ini, sudah lebih dari 10 kali peristiwa kebakaran atau bisa ditotal kurang lebih sudah terjadi 169 dari tahun 2011 hingga saat ini. “Kebakaran yang terbesar adalah di Jalan AR Hakim (Senin 6/2, Red). Sedangkan, kejadian kebakaran yang berada di luar Kota Medan, seperti di Deliserdang yang ditangani Pemko Medan sebanyak 31 kali,” ujar Marihot.

Sementara itu, terkait kebakaran Senin lalu, Pemerintah Kota (Pemko) Medan  terus melakukan tanggap darurat. Hal itu diungkapkan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (7/2) siang. “Pertama yang kita lakukan adalah mendata jumlah korban dan jumlah yang terbakar. Baru beberapa hari kemudian kita akan undang para korban untuk mematangkan langkah apa yang selanjutkan akan kita lakukan,” kata Rahudman.

Sekda kota Medan, Syaiful Bahri menambahkan hingga saat ini Pemko Medan masih
tetap akan memberikan perhatian dan bantuan kepada korban kebakaran. Bantuan itu juga dapat berupa memberikan kemudahan bagi korban dalam hal pengurusan izin membangun rumahnya kembali. “Yang jelas pastilah akan ada bantuan yang kita berikan. Bahkan, untuk mengurus IMB nya nanti juga akan kita berikan kemudahan dan bantuan langsung juga pasti akan kita berikan untuk korban setelah pendataan selesai,” terang Syaiful.
Untuk mengantisipasi peristiwa kebakaran di Medan, lanjut Syaiful, memang sudah mengimbau masyarakat untuk memiliki alat pemadam api ringan (APAR). Selain itu, Pemko Medan juga meminta agar PDAM dapat mengaktifkan kembali hidran yang ada di Medan. “Pak Wali sudah meminta kepada PDAM agar hidran yang ada di Medan itu harus diaktifkan sebagai upaya cepat tanggap dalam kejadian peristiwa kebakaran di Medan,” kata Syaiful. (adl)

Ruang Orang Batak Perantau Melepas Penat

Hugo Cafe, Pelepas Rindu Kampung Halaman di Jakarta

Merantau telah menjadi pilihan hidup berbagai suku di Nusantara sejak dulu. Satu dari sekian suku yang ‘doyan’ merantau adalah Batak. Nah, karena merantau, rindu kampung halaman pun menjadi hasrat yang harus dituntaskan. Di Jakarta, ada tempat yang dapat mewakili rindu kampung itu. Dia adalah Hugo Cafe.

Ken Girsang, Jakarta

Bagi warga Jakarta berdarah Batak yang bekerja di sekitar bilangan Kalibata, Jakarta Selatan, Hugo Cafe sepertinya menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Apalagi, bagi mereka yang lelah bekerja seharian masih harus dihadapkan pada kemacetan Jakarta saat hendak menuju kediaman masing-masing. Jadi, daripada berlelah ria di jalan, mending menghibur diri sejenak. Pasalnya, cafe khas Sumatera Utara ini telah dibuka sejak pukul 17.00 WIB.
Hanya saja memang dari segi tempat, ruangan yang ada tidak begitu besar. Apalagi ia menyempil di antaran bangunan-bangunan perkantoran, persis hanya berjarak beberapa meter dari lampu merah pertigaan Duren Tiga-Kalibata, berhadapan dengan Optik Melawai.

Namun bicara nuansa yang dihadirkan, dijamin Anda akan jatuh cinta. Pasalnya, konsep yang diterjemahkan sang pemilik Jack Nainggolan, tidak seperti cafe kebanyakan. Pria Medan ini lebih mengutamakan pelayanan. Sehingga begitu memasuki cafe, pengunjung seperti berada di rumah sendiri. Saat Anda belum memesan hidangan aneka soft drink dan lain sebagainya sekali pun, dapat langsung memesan lagu yang paling disukai. Dan kalau mau, juga dapat langsung mengambil microphone dan bernyanyi. Maka dengan senang hati pemain keyboard akan melayani lagu apapun yang dipesan, asal lagu tersebut benar-benar dapat menghibur Anda.

Selepas senja demi menghadirkan suasana yang semarak, manajer kafe Darwin Nainggolan menghadirkan rangkaian live band, dipandu penyanyi-penyanyi solo maupun trio yang memang profesional di bidangnya. Sebut saja saat Sumut Pos menyambangi kafe tersebut, terlihat Nafiri Trio tampil dengan sejumlah lagu-lagu yang begitu familiar di telinga. Sebut di antaranya Hancur Au Ito, Haholongi Au Ito dan sejumlah lagu-lagu karya Dakka Hutagalung, terdengar lembut mengalun.

Sontak dengan lagu-lagu yang ada, pengunjung dibawa terbang. Hingga tidak dapat menahan diri hanya sekadar duduk diam. Bahkan mulai dari laki-laki maupun perempuan seakan tak sabar secara bergantian menyumbangkan lagu. “… unang tinggal hon au, sasada au lungun-lungunan…,” teriak seorang pengunjung yang terlihat begitu larut dalam lagu yang ia nyanyikan.

Tentu saja hal tersebut dapat terpenuhi, karena memang home band cafe ini orang-orang yang tidak diragukan lagi kemampuan bermusiknya. Sebut saja di antaranya sang gitaris, Gunawan Singarimbun. Pria ini tidak saja dikenal selama puluhan tahun malang melintang bermain musik di hotel-hotel bintang lima di Indonesia. Namun, ia juga dikenal sebagai seorang pencipta lagu, sekaligus pria belakang layar dibalik lahirnya sejumlah album-album Batak kenamaan. Demikian juga dengan sang pembetot bass, Bang Baron. Ia juga cukup dikenal di panggung musik Indonesia. Jadi tunggu apalagi lagi? Hugo Cafe siap menanti siapa saja warga Jakarta yang sangat mencintai musik etnik khas Sumatera Utara. Dan, bagi mereka yang lama tak pulang kampung, Hugo Cafe mungkin bisa menjadi pelepas dahaga. (*)

Izin Berkemah, Siswi SD Dicabuli Lalu Dipenggal

Siantar- Dikira turut serta berkemah di organisasi Pramuka Sekolah, Dewi Hartati (10) justru raib selama 5 hari. Setelah melakukan pencaharian, ternyata bocah ini ditemukan sudah jadi mayat busuk tidak jauh dari lokasi sekolahnya di SD Muhammadiyah, Kecamatan Sialu Laut, Asahan, Selasa (7/2).
Tragisnya, mayat sudah membusuk serta kepala terpisah dengan tubuhnya. Kuat dugaan, korban sengaja dibunuh untuk menghilangkan jejak, setelah sebelumnya diperkosa.

Guna mengetahui penyebab kematiannya, Polsek Air Joman membawa mayat ke RSU Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar guna diotopsi. Di sini, Rosmawati Sinaga (40) Uwak korban menuturkan, penemuan jenazah keponakannya diketahui setelah beberapa anak sekolah mencium aroma busuk yang sangat menyengat diareal kebun sawit persisnya di Dusun V Bangun Sari, Kecamatan Silau Bangun, Asahan, sekitar pukul 12.00 WIB. Lantas, warga berbondong-bondong ke lokasi setelah mengetahui adanya mayat bocah perempuan hingga selanjutnya dievakuasi petugas kepolsian.

Sebelumnya, keluarga sudah mencari kemana-mana terkait keberadaan Dewi yang terakhir pamit dari rumah untuk berkemah dengan temannya di organisasi Pramuka Sekolah. Malah pencarian, melibatkan orang  pintar dengan versi berbeda-beda. “Kami nyaris putus asa mencarinya, karena anak itu belum tau apa-apa, tapi kok malah hilang,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Korban anak kedua dari empat bersaudara ini, Jumat (3/2), sekitar pukul 13.00 WIB, pamitan kepada ibunya, Nurani br Sinaga untuk berangkat ke sekolah tempat di mana siswi pramuka ditunggu dan selanjutnya berangkat kemah ke Kampung Banjar Minggu, Asahan.

Dengan sungkem, Dewi yang kini duduk di bangku Kelas V SD itu, melangkah dengan senyuman menuju sekolah dan Nurani berangkat perwiritan. Ternyata perpisahan itu untuk selamanya karena Dewi sama sekali tidak berkemah justru mayatnya terabaikan di ladang sawit sekitar 700 meter dari rumahnya.

Masih keterangan Rosmawati ditemani adiknya, Fatimah (35), kalau selama kepergian Dewi, ibunya beranggapan sedang berkemah.  Namun hingga Senin (6/2) Dewi malah belum tiba ke rumah, sedangkan teman-teman satu pramukanya yang berjumlah 9 orang sudah berada di rumah masing-masing.
Kapolsek Air Joman, AKP B Tambunan saat ditemui di kamar mayat RSU Dr Djasamen Saragih mengaku, di lokasi penemuan, jasad korban ditemukan terlentang dengan rok tersikap ke atas. Belum diketahui pasti penyebab kematian, namun dugaan sementara mengarah ke pencabulan. Bahkan diduga untuk mengaburkan jejak, korban sengaja dibunuh. “Itu masih dugaan, begitupun kita masih menunggu hasil otopsi forensik,” tegasnya.(mag-5/smg)

Hari Ini, 6 Kapolres Diganti

MEDAN- Berdasarkan Telegram Rahasia Kapolri nomor ST/148/I/2012 dan telegram nomor ST/149/1/2012, tanggal 26 Januari 2012, terkait mutasi sejumlah perwira menengah di jajaran Poldasu. Pergantian posisi jabatan tersebut, akan dilaksanakan dalam sebuah acara serah terima jabatan di aula Kamtibmas Poldasu, hari ini (8/2).

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso melalui Kasubbid Pengelola Informasi dan Data (PID) AKBP MP Nainggolan kepada sumut pos mengatakan, ada enam Kapolres di jajaran Polda Sumut serta Direktur Dit Lantas Polda Sumut yang bakal diserahterimakan.

“Besok (8/1) di aula Kamtibmas Polda Sumut akan dilaksanakan sertijab, enam pejabat Kapolres plus Direktur Lalu Lintas Polda Sumut. Acara akan dimulai sekitar pukul 09.00 WIB langsung dipimpin Kapoldasu,” terang Nainggolan kepada Sumut Pos, Selasa (7/2).

Nainggolan juga menyebutkan, enam Kapolres yang bakal diganti masing-masing, Kapolresta Medan, Kapolres Langkat, Kapolres Karo, Kapolres Asahan, Kapolres Nias Selatan dan Kapolres Dairi.

Dijelaskan Nainggolan, Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga (dalam rangka Diksespimti) digantikan Kombes Monang Situmorang yang sebelumnya menjabat Direktur Pam Ovit Polda Riau. Direktur Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut Kombes Bambang Sukamto dimutasi menjadi Sespimti/Sespim Polri Lemdikpol (dalam rangka pendidikan), digantikan Kombes M Arkan Hamzah yang sebelumnya menjabat Kasubdit Patwal Divisi Shabara Baharkam Polri.
Kapolres Tanah Karo AKBP Ignatius Agung Prasetyo menjadi Wadir Reskrim Narkoba Polda Jambi. Agung digantikan AKBP Marselino Sampao, sebelumnya di Pusdiklat Lemdikpol.

Kapolres Langkat AKBP Mardiyono pindah ke SSDM Polri. Penggantinya AKBP Leo Eric Bismo, sebelumnya menjabat Kapolres Nias Selatan. (mag-5)
Sedangkan Kapolres Nias Selatan diisi oleh AKBP Juliat Permadi Wibowo dari Kadiv Madya Setupa Polri Lemdikpol. Sedangkan Kapolres Asahan AKBP Marzuki menjadi Wadir Pam Ovit Polda Kaltim. Posisinya digantikan AKBP Yustan Alpiani yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Dairi. Posisi AKBP Yustan Alpiani digantikan AKBP Enggar Pareanom S, sebelumnya menjabat Dit Reskrimum Polda Jabar.

Puluhan Sopir Demo

TEBING TINGGI- Sebanyak 27 armada angkutan CV Netis trayek Tebingtinggi-Medan via Dolok Masihul melakukan blokade jalan terkait larangan ngetem (menunggu sewa) di Simpang Dolok, Jalan Ir H Juanda, Kota Tebingtinggi, Selasa (7/2).

Aksi sopir angkutan kota ini, sempat membuat kemacatan total di Jalan Sudirman dan Ir H Juanda Kota Tebinggtinggi. Namun akhirnya berhasil dibubarkan petugas Sat Lantas Polres Tebingtinggi.

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi, AKP Juliani Prihatini Sik meminta kepada sopir CV Netis agar berunjuk rasa kedinas terkait. “ Jalan raya bukan tempat aksi unjuk rasa, jalan reya tidak boleh diblokade karena menganggu pengguna jalan lain. Silahkan berunjuk rasa kedinas terkait yaitu Dinas Perhubungan Kota Tebingtinggi,” ungkap Juliani kepada puluhan sopir.

Tak kehilangan akal, puluhan abang sopir ini, menggelar aksi di kantor Dinas Perhubungan Tebingtinggi di Jalan Gunung Lauser. Perwakilan sopir langsung diterima oleh Kadis Perhubungan Kota Tebingtinggi Djayardi Rinal BE.
Suwandi, perwakilan salah seorang sopir CV Netis mengungkapkan kekecewaan terhadap pihak Dishub Kota Tebingtinggi yang terkesan menganak tirikan CV Netis dengan angkutan lainnya.

“Kami punya izin kenapa tidak diperbolehkan masuk, sementara angkutan lainnya diperbolehkan ngetem di Simpang Dolok itu. Kami hanya menuntut keadilan pak,” keluh Suwandi.

Menurut Djayardi, selama ini CV Netis tidak memiliki izin trayek untuk menunggu sewa di Simpang Dolok, Jalan Ir H Juanda Kota Tebingtinggi. CV Netis mempunyai trayek di Terminal Bandar Sakti hingga ke Terminal Bandar Kajum.

“Karena tidak memiliki izin trayek resmi, makanya kami akan tetap menertibkan semua angkutan CV Netis yang masih ngetem di Simpang Dolok. Sudah mereka angkutan pendatang malah membuat rusuh di Kota Tebingtinggi, lebih baik ke depan pihak kami tidak memberi mereka izin memasuki Kota Tebingtinggi,” geram Djayardi.

Usai pertemuan tersebut, puluhan sopir CV Netis langsung membubarkan diri karena permintaan mereka ditolak Dinas Perhubungan.

Narkoba di Komplek Brayan Prima

085358955xxx

Yth Pak Polisi hampir tiap malam di teras rumah sebelah Gedung Romas, seberang Jalan Komplek Brayan Prima, Jalan Medan Belawan Km 6,1 pukul 22.00 WIB-03.00 WIB kumpul-kumpul 4 sampai 8 orang pakai/edar narkoba. Mohon Pak Polisi cek/pantau ke lapangan, terima kasih banyak.

Kami Teruskan agar Dilidik

Informasi masyarakat yang disampaikan melalui layanan pesan singkat ini sangat membantu kepolisian Sumatera Utara dalam memberantas peredaran narkoba di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu sesuai instruksi Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Drs Wisjnu A Sastro, laporan ini segera kami teruskan untuk ditindaklanjuti. Terima kasih

Kombes Raden Heru Prakoso
Kabid Humas Polda Sumut

Luna ‘f(x)’ & Jiyeon ‘T-ara’ Tinggalkan Bangku SMA

Tahun ini ada beberapa idola Korea yang akan meninggalkan bangku SMA. Diantaranya adalah dua personel girlband Luna ‘f(x)’ dan Jiyeon ‘T-ara’.
Luna menghadiri prosesi kelulusan sekolahnya Lila Arts High School Seoul hari ini, Selasa (7/2/2012). Sayang, teman sekelasnya Jiyeon tak bisa hadir karena berada di Paris, Prancis untuk KBS ‘Music Bank’.

Luna terlihat dengan seragam sekolahnya dan rambut diikat dua. Ia tampil layaknya anak sekolah biasa dan tak mengenakan make up.
“Setelah kelulusan, aku akan mengobrol sebanyak-banyaknya dengan temanku. Aku sedih harus berpisah dengan mereka. Ini adalah awal yang baru, aku harus bekerja keras di semua bidang mulai sekarang,” jelas Luna pada Star News dilansir AllKPop, Selasa (7/2)

Setelah lulus Luna akan melanjutkan kuliah di jurusan Drama dan Sinema Universitas Chung Ang. Universitas tersebut memang banyak dipilih selebriti seperti aktor Kim Bum, Park Shin Hye, Seungri ‘Big Bang’, dan Yuri ‘SNSD’. (ast/mmu/dtc)

Dirut PDAM Tirtasari Segera Diganti

BINJAI- Menyikapi kondisi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtasari yang kian memprihatinkan, Pemerintah Kota (Pemko) Binjai akan mengambil langkah tegas. Dalam waktu dekat, Pemko Binjai akan mengganti Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirtasari demi membangkitkan kembali badan usaha tersebut.

“Sebenarnya masalah PDAM Tirtasari ini sudah kita tindak lanjuti. Bahkan, dalam waktu dekat ini, kita akan segera mengganti Dirut PDAM dengan orang yang memiliki kreadibilitas dan memahami ilmu tentang menajemen PDAM,” kata Asisten II Pemko Binjai yang juga Badan Pengawas PDAM Tirtasari, wahyudi kepada Sumut Pos, Selasa (7/2).

Wahyudi juga mengakui kalau PDAM Tirtasari memiliki utang di Departemen Keuangan (Depkeu). Namun kata Wahyudi, utang tersebut tidak mencapai Rp42 miliar. “Kalau masalah utang, seluruh PDAM yang ada di setiap daerah memiliki utang. Tapi, utang PDAM Tirtasari tidak sampai Rp42 miliar,” bantahnya.

Selain itu, Wahyudi mengakui, kalau bangkrutnya PDAM Tirtasari Binjai disebabkan lebihnya karyawan di perusahaan tersebut. “Kita tidak ada menutupi. Memang hal itu benar, bangkrutnya PDAM Tirtasari juga disebabkan banyaknya pegawai di perusahaan itu. Tentunya ini menjadi tanda tanya besar, kenapa pegawai dapat berlebih? Ya hal itu diakibatkan pengangkatan pegawai tidak diketahui Badan Pengawas. Dan hal itu dilakukan Dirut yang lama,” terang Wahyudi, seraya menambahkan, kalau kelebihan karyawan PDAM mencapai 50 persen.

Disinggung soal kebijakan Pemko Binjai untuk mengurangi karyawan PDAM Tirtasari Binjai, Wahyudi menjelaskan, kalau hal itu akan dibahas lebih lanjut. “Karyawan PDAM Tirtasari Binjai, kemungkinan besar dapat dipertahankan. Sebab, kita sudah kedatangan investor untuk membangun WTP di daerah Binjai Utara. Dengan demikian, kemungkinan besar kita juga akan kekurangan karyawan. Kalau bisa, kita minta investor itu lebih cepat membuat MoU dengan Pemko Binjai,” kata Wahyudi.

Dengan adanya WTP di Binjai Utara, sambungnya, Pemko Binjai pastinya sudah bisa memasok air dengan deras kepada para pelanggan. Bahkan, air dari Binjai dapat dijual ke Langkat serta Deliserdang.

“Sekarang ini sumber air PDAM Tirtasari hanya di Marcapada. Bahkan, selama saya jadi Badan Pengawas, tidak pernah diberikan anggaran dari APBD. Karena saya takut, kalau dirutnya tak mampu membangkit usaha itu apa gunanya. Jadi kita harapkan, agar WTP itu segera dibangun demi kenyamanan pelanggan,” harap Wahyudi.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi C DPRD Binjai Arjuli Indrawan mengaku sepakat jika Dirut PDAM Tirtasari diganti. “Ini terpulang kepada Badan Pengawas. Badan Pengawas harus mencari dirut yang benar-benar mempunyai kemampuan dalam bidang PDAM serta keberanian mengambil sikap,” ujar Arjuli.

Dia juga mengatakan, jika PDAM Tirtasari Binjai sudah tahu penyebab bobroknya usaha itu, harusnya dirut berani mengurangi jumlah pegawainya agar usaha tersebut dapat lebih maju. (dan)