27 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 14024

20 Kg Ganja Asal Aceh Diamankan

BINJAI- Sebanyak 20 Kg ganja kering asal Aceh diamankan petugas Polsek Binjai, saat menggelar razia rutin di Jalan Tanjung Pura, Kamis (26/1) pagi pukul 09.00 WIB. Ganja kering tersebut, diangkut menggunakan Bus Pelangi menuju Medan.

Selain barang bukti ganja kering yang dibungkus kotak kardus, petugas juga mengamankan seorang tersangka, Alan Isnanda, warga Lambaru, Aceh Besar.
Penangkapan ini berawal dari razia rutin yang digelar Polsek Binjai. Dalam razia itu, petugas menghentikan Bus Pelangi BK 7654 A dari Aceh menuju Medan. Petugas kemudian memeriksa semua barang bawaan milik penumpang dan menemukan kotak kardus di bawah kursi penumpang, tepat di pojok belakang bus tersebut.

Begitu dibuka, ternyatakardus tersebut berisi 20 kilogram daun ganja kering siap edar. Selanjutnya, petugas menggiring Bus Pelangi itu ke Mapolsek Tandam.

Petugas langsung menginterogasi supir dan kernet terkait kepemilikan daun ganja itu. Akhirnya diketahui kalau pemiliknya adalah Alan Isnanda.
Sementara, Alan Isnanda kepada wartawan membantah kalau barang haram itu miliknya. “Saya tidak tahu siapa pemilik barang itu. Kernet itu saja yang menuduh saya,  karena posisi duduk saya tepat di kursi belakang. Apalagi kernet itu baru bangun tidur. Saya memang mau ke Medan, tapi saya hanya mau mengambil mobil milik paman saya untuk dibawa ke Aceh,” bantahnya.

Akibat adanya temuan ini, dua orang supir dan dua orang kernet, terpaksa ikut diamankan untuk dimintai keterangan. Sementara, 14 orang penumpang Bus Pelangi itu, terpaksa menunggu di Polsek Binjai. Namun, karena proses pemeriksaan terhadap tersangka, dua orang supir dan dua kernet itu memakan waktu lama, serta Bus Pelangi tersebut juga ikut ditahan, akhirnya para penumpang yang terlantar sekitar 1 jam diangkut dengan angkutan umum lainnya menuju Medan.

Sementara itu, Alan Isnanda kepada sejumlah wartawan membantah kalau barang haram itu miliknya. “Saya tidak tahu siapa pemilik barang itu. Kernet itu saja yang menuduh saya, karena posisi duduk saya tepat di kursi belakang. Apalagi kernet itu baru bangun tidur. Saya memang mau ke Medan, tapi saya hanya mau mengambil mobil milik paman saya untuk dibawa ke Aceh,” bantahnya.

Meski tersangka membantah, tapi petugas tetap melakukan pemeriksaan terhadapnya. Bahkan, petugas tak segan-segan memasukan tersangka ke dalam jeruji besi. Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon yang hadir dalam penangkapan itu, sempat melakukan rekontruksi awal naiknya tersangka ke Bus Pelangi, sampai barang bawaanya diangkat oleh kernet dan diletekan ke bawah kursi paling belakang.

Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon, kepada sejumlah wartawan menerangkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap tersangka. “Untuk saat ini, kita masih melakukan pemeriksaan terhadap tersangka, supir dan kernet. Hal itu kita lakukan, agar dapat mengembangkan kasus ini,” ujarnya, seraya mengatakan, kalau pihaknya akan terus melakukan razia yang tempatnya secara berpindah-pindah, agar peredaran narkoba saat melintas di Kota Binjai menjadi sempit.(dan)

Tambah Modal Usaha, Emas Ibu pun Dicuri

BINJAI- Ingin menambah modal usaha dan membeli sepetak tanah, Edi Suranta (33), warga Dusun Benteng Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, nekat mencuri 70 gram emas milik ibunya. Akibat perbuatannya, ia terpaksa mendekam di Polres Binjai.

Menurut Edi Suranta saat ditemui di balik jeruji besi Polres Binjai, sehari-hari dia bekerja sebagai pedagang jambu. Karena kehabiskan modal, ia bingung untuk mencari uang guna menambah modal usahnya tersebut.

“Saya bingung mau cari uang tambahan agar usaha saya terus berjalan dan maju. Karena saya sudah lelah berpikir. Akhirnya saya nekat mengambil emas milik ibu saya seberat 70 gram,” ujar Edi.

Selain itu, ia juga mengakui, kalau ia ingin membeli tanah. Tapi, uangnya belum cukup untuk membeli tanah tersebut. “Rencananya, setelah saya jual emas itu, saya akan membeli tanah. Sisanya baru saya alihkan untuk modal usaha,” ungkapnya.

Edi juga menerangkan, kalau ia diamankan petugas ketika ia sedang menjual emas milik orangtuanya itu. “Emas itu mau saya jual dengan harga Rp31 juta. Tapi, begitu saya lagi transaksi dengan pedagang emas kaki lima, saya keburu diamankan polisi,” terangnya.(dan)

Samsung Tablet Galaxy 7.7 Ramping dan Ringan

Agresifitas Samsung nampaknya semakin sulit dihentikan, Kamis (26/1) siang, Samsung kembali meluncurkan seri tablet atau sabak-e (sabak elektronik) berbasis Android.

Kali ini, hadir dengan Galaxy Tab 7.7, sabak-e dengan layar sentuh kapasitif super AMOLED plus pertama dunia untuk tablet.
Sistem operasi Android Honeycomb yang telah disempurnakan, disebut dengan Android versi 3.2. Teknologi baru semakin membuat tablet ini makin ramping dan makin ringan dari sebelumnya.

Jenis layar super AMOLED ini membuat makin sempurna untuk warna, contrast ratio, ketajaman maupun kecepatan merespons. Ini membuat teks semakin jelas dan tajam, termasuk warna yang lengkap, tidak peduli dari sudut manapun memandangnya.

“Kekuatan tablet ini terutama memang pada layar,” kata Produk Marketing Manager Mobile Phone Business Samsung Electronics Indonesia Adinda Nesvia, saat peluncuran.

Layar selebar 7,7 inci dalam format WXGA ini memiliki ukuran 1280 x 800 pixel dengan resolusi 197 pixels per inch (ppi) dan empat arah rotasi.
Ketebalan hanya 7,89 mm, lebih tipis dari pensil dan berat hanya 340 gram, seberat ponsel pintar biasa. Membuatnya nyaman ditaruh dalam kantong, baik saat berjalan, duduk maupun berbaring.

Kerampingan ini disempurnakan dengan prosesor dual core 1,4 GHz. Kecepatan ini akan semakin mendukung kinerja multitasking, memuat halaman web lebih cepat, transisi UI yang lembut dan pengaktifan daya yang ultra cepat.

Kapasitas memori RAM 1 GB, dengan ROM yang bisa dipilih dari 16 GM, 32 GB dan 64 GB. Inipun masih diberikan slot memori eksternal microSD hingga 32 GB, ini sangat bermanfaat untuk mengelola berkas dari luar. Dan baterai built-in 5.100 mAh yang mampu memutar video hingga 10 jam atau musik 50 jam. (net/jpnn)

Dibanderol Rp7,5 Juta

Hadir dengan berbagai kelebihan, Samsung Galaxy Tab 7.7 dipasarkan pada pertengahan Februari mendatang, dengan harga sekira Rp7,499 juta.
“Galaxy 7.7 ini merupakan visual paradise on the go, karena kekuatannya memang pada layarnya,” ujar Adinda Nesvia, Product Marketing Manager Mobile Phone business Samsung, di Plaza Indonesia, Kamis (26/1).

Ketipisan tablet berbasis Android Honeycomb 3.2 ini hanya 7,89 milimeter, dengan berat 340 gram, sehingga perangkat ini lebih mudah dibawa karena ukurannya yang tak terlalu besar.

“Memang dengan ketipisan saat ini, membuatnya gampang dipegang dan terlebih lagi juga bisa digunakan sebagai telepon,” jelas Fabiant Kayatmo, Product Marketing Senior Manager HHP Business Department Samsung.

Hadir dengan metal body, membuat tablet ini memiliki premium feeling. Samsung membekali Galaxy Tab 7.7 ini dengan prosesor dual core 1.4GHz, 32 GB memori internal, slot microSD, kamera 3MP (belakang) dan 2MP (depan). Selain itu juga dilengkapi dengan fitur TouchWiz UX ‘mini Apps’, yang dapat mengoperasikan task manager ataupun kalender secara bersamaan.(net/jpnn)

Spesifikasi Samsung Galaxy Tab 7.7

  • Dimension: 196.7x 133 x 7.89 mm
  • Weight: 335g
  • Display: 16M colors 7.7” Super AMOLED Plus capacitive touchscreen of WXGA resolution (1280 x 800 pixels)
  • OS: Android 3.2 Honeycomb, TouchWiz UI
  • Chipset: 1.4 GHz dual-core Cor    tex-A9 CPU, Mali-400MP GPU, 1GB of RAM, Exynos chipset
  • Camera: 3.2 MP autofocus camera with 720p video recording; LED flash; 2 MP front-facing camera
  • Memory: 16/32/64 GB internal memory, expandable through a microSD card slot
  • Connectivity: quad-band GSM/GPRS/EDGE and quad-band (850/900/1900/2100 MHz) UMTS with 21 Mbps HSDPA and HSUPA 5.76 Mbps support, dual-band Wi-Fi a/b/g/n, Assisted GPS, Bluetooth 3.0, 30-pin connector
  • Battery: 5,100mAh (Up to 10 hours of video playback)
  • Misc: Gyro sensor, accelerometer sensor for automatic UI rotation, ambient light sensor, Adobe Flash Player 10.3 support, DivX/XviD support, TV-out (through an adapter)

Petani Jagung Dapat Bantuan Benih

MEDAN- Petani jagung di Sumatera Utara (Sumut) akan mendapatkan Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) seluas 10.050 hektare yang akan didistribusikan Februari atau memasuki musim tanam.

Alokasi bantuan ini, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya seluas 12.855 hektare. Untuk Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) sudah diterima dari masiang-masing daerah dan tinggal menunggu distribusi benih dari pusat.

Kepala Bidang Bina Tanaman Pangan Dinas Pertanian Sumut, Jhon Albertson, mengatakan, alokasi benih ini sudah ditetapkan pemerintah untuk membantu petani dalam meningkatkan produksi jagung di Sumut.

“Untuk alokasi dan varietasnya, telah ditetapkan pemerintah, jadi daerah tinggal menerima distribusinya saja,” ujar Jhon, Kamis (26/1).
BLBU ini, jelasnya, diharapkan dapat menambah target produksi jagung di Sumut, meski hanya 10 persen petani yang mendapatkan bantuan. “Kita berpacau dalam pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) padi non hibrida, padi hibrida, jagung, kedelai dan kacang tanah, agar dapat terlaksana dengan cepat,” jelasnya. Sementara untuk varietas benih jagung yang diterima, diakui Jhon, memang ada yang tidak sesuai dengan kondisi daerahnya, seperti Kabupaten Karo. Bahkan tahun kemarin, daerah produksi pertanian tersebut tidak menerima jatah BLBU, sehingga direlokasikan ke Kabupaten Langkat.

Untuk varietas jagung yang diinginkan petani Kabupaten Karo, yakni Pioneer dan NK. Namun harga beli kedua varietas tersebut tidak sesuai atau lebih mahal dari yang ditetapkan pemerintah.

“Yang ditetapkan pemerintah bantuan benih dengan harga Rp50.000 per kilo, sedangkan benih yang diingkan petani harga belinya Rp60.000 hingga Rp70.000 per kilo. Memang kedua varietas yang diingkan itu sangat sesuai dan paling bagus, sehingga produksi jagung petani bertambah,” ungkap Jhon.
Namun, karena pengadaan barang dan jasa dari pusat, maka daerah  tinggal terima. BLBU yang diberi itu sebenarnya bisa saja ditanam di Sumut, karena komoditas jagung merupakan tanaman universal bisa ditanam dimana dan kapan saja. “Sebenarnya produksi jagungnya sama saja, berkisar 8 hingga 10 ton per hektar, asal perlakuan terhadap tanaman ini baik, mulai dari pemupukan maupun jarak tanam,” jelasnya.
Tahun ini, lanjutnya, BLBU akan diterima Pemkab Karo, karena memang petani masih membutuhkan bantuan benih jagung dengan varietas A1 nusantara.

Ketua Himpunan Petani Jagung Indonesia (Hipajagi) Sumut, Jemat Sebayang mengatakan, petani memang sangat membutuhkan benih jagung untuk meringankan beban produksi. “Varietas jagung bantuan ini, memang ditolak petani, karena produktivitas tanaman menjadi menurun,” ucapnya.
Bahkan, katanya, varietas benih jagung bantuan pemerintah itu ada yang kadaluarsa dan hanya memiliki produksi 3 hingga 4 ton per hektare. “Jadi bantuan itu hanya sia-sia kalau Pemkab nanti mau menerima bantuan itu, karena petani tidak mau menanamnya,” pungkasnya.

Karena petani yang tidak mau menggunakan benih bantuan tersebut, akhirnya akan menimbulkan mafia benih di pasaran. “Kita tidak mau pakai, tetapi benih tersebut masih ada di pasaran,” pungkas Jemat. (ram)

Monitoring Saham Lewat AKSes Mobile

MEDAN- Saat ini, para pengusaha tak perlu bersusah payah memonitoring bursa saham. Soalnya, kini telah hadir AKSes Mobile yang mempermudah informasi terkait saham.

Aplikasi handphone ini, diperkenalkan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di Hotel Aryaduta Medan, Kamis (26/1).
Menurut Kepala Divisi Penelitian dan pengembangan Usaha KSEI, Syafruddin, aplikasi AKSes Mobile ini akan mempermudah nasabah pasar modal untuk melakukan monitoring, tinggal melakukan install di smart phone, masukan User ID, dan password seperti biasa, monitoring bisa langsung dilakukan. “Ini akan mempermudah pemantauan saham, baik untuk pembelian maupun pemindahan saham nasabah,” ujar Syafruddin.

Salah satu kemudahan yang diberikan, nasabah dapat mengetahui perkembangan saham, uang masuk, dan uang keluar hanya melalui pemantauan di aplikasi ini. “Kadang, nasabah tidak mengetahui adanya pemindahan dan pembelian saham, nah dengan aplikasi ini bisa dipantau setiap saat,” tambah Syafruddin.

Berdasarkan data tanggal 24 Januari 2012, secara nasional pengguna Kartu AKSes yang tercatat di KSEI sebanyak 203.607 pengguna, dan hanya 23.478 yang login ke website AKSes, dengan jumlah perusahaan efek 118 perusahaan.

Sedangkan untuk Medan, ada 27 perusahaan efek, dengan jumlah nasabah sekitar 15.223 dan hanya 945 nasabah yang sudah menggunakan fasilitas AKSes ini.

Dipastikan, dengan menggunakan aplikasi mobile ini, pelanggaran yang biasanya dilakukan oleh perusahaan efek dapat dihindari. Kalaupun terjadi pelanggaran yang dilakukan, perusahaan efek tersebut akan mendapatkan sanksi berupa pencabutan lisensi.

“Sanksi paling keras yang bisa kita lakukan dengan pencabutan lisensi bagi perusahaan efek yang melakukan pelanggaran,” ungkap Syafruddin.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Lily Widjaja, mengatakan, aplikasi AKSes Mobile ini akan memudahkan nasabah untuk memantau Sub rekening Efek. “Ini akan mencegah terjadinya pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh perusahaan efek. Nah dengan sering memantau, tentu dapat membuat nasabah mengetahui jumlah dana yang dimilikinya,” tutur Lily.

Pengalaman menggunakan AKSes Mobile juga disampaikan oleh Oentoeng Prasetyo, selaku pemilik dan pengguna kartu AKSes.
“Aplikasi AKSes Mobile ini sangat mudah dan praktis, saya bisa memeriksa kepemilikan saham saya setiap saat yang disimpan di KSEI,” ujar Oentoeng. (ram)

Polres Pakpak Bharat Amankan Kayu Ilegal, Pelaku Mengaku Anggota TNI

PAKPAK BHARAT- Kepolisian Resor (Polres) Pakpak Bharat menangkap tiga pelaku ilegal logging saat melakukan razia rutin di Pos Lantas Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kamis 26/1) sekira pukul 01.00 WIB.

Ketiga pelaku yang ditahan berinisial R (24) warga Desa Teluk Bakung, Kabupaten Langkat, S (27) warga Dusun V Kebun Baru Hamparan Perak dan H (29) warga Dusun V Kebun Baru, Hamparan Perak.

Pelaku mengangkut kayu olahan diduga hasil ilegal logging  dari kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Aceh. Saat melintas dari NAD menuju Medan, ketiga pelaku membawa kayu olahan menggunakan satu unit truk colt diesel berplat TNI 8672-I.

Petugas yang curiga dengan muatan truk tersebut, memberhentikan truk. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata muatan truk tersebut berisi kayu jenis damar laut, kayu kapur dan kayu hutan lainnya sebanyak 120 batang berbentuk broti dengan ukuran bervariasi. Saat diamankan, ketiga pelaku memakai kaos loreng TNI dan mengaku sebagai anggota TNI.

Kapolres Pakpak Bharat AKBP Giueseppe Reinhard Gultom didampingi Waka Polres Kompol Bulmar Pasaribu dan Kasat Reskrim AKP Bonar Silalahi saat dikonfirmasi Sumut Pos, membenarkan penangkapan tersebut. “Saat ditangkap, ketiga pelaku mengaku aparat dan kayu tersebut hendak mereka bawa ke Simpang Merek. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, ketiga pelaku masih diamankan di Mapolres Pakpak Bharat,” kata Gultom. (mag-14)

Minta Jatah Mobil, DPRD Langkat Dikecam

LANGKAT- Kecaman keras spontan ditujukan kepada anggota DPRD Kabupaten Langkat, terkait permintaan 30 unit jatah mobil dinas dengan judul pinjam pakai.

Bukan hanya dinilai tidak pro rakyat, malah sekumpulan legislator disebut pongah.

“Semestinya anggota dewan berkaca kepada kondisi yang ada, banyak kebutuhan masyarakat belum terakomodir dan mungkin sudah mereka (DPRD) kantongi sesuai serapan dari aspirasi rakyat,” kata M Nuh, mantan anggota DPRD Langkat.

Nuh yang duduk masa bhakti 1992-1997, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (26/1), dengan nada tinggi menyikapi hal itu sekaligus berharap DPRD Kabupaten Langkat tidak disambangi penyidik apakah kepolisian, jaksa atau bahkan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) seperti yang saat ini mengemuka.

Legislator asal Fraksi Karya Pembangunan (ketika itu) menambahkan, anggaran diperuntukkan kepada 30 unit mobil yang disebut-sebut bernilai Rp6 miliar lebih, lebih baik dipergunakan untuk membangunan infrastruktur. Pasalnya, mobil dimaksud tidak bisa menjangkau konstituen di pelosok karena sarananya tidak memadai.

“Kita sepakati dulu, kesampingkan aturan maupun peraturan terhadap kelayakan apa dan siapa saja di legislatif mendapat atau terima fasilitas dari pemerintah. Bagaimana mungkin mobil jatah diminta legislator mampu menembus ke pelosok, guna menyerap aspirasi kalau sarana infrastrukturnya saja tidak diperbaiki,” urai Nuh.

Idealnya, saran dia, legislator berpikir lebih sederhana dan introspeksi terhadap hasil kinerja sebelum mewacanakan sesuatu. Pasalnya, kesilafan mengambil kebijakan seketika dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap embanan status wakil rakyat.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Langkat, Syafril, saat dimintai tanggapan melalui sambungan telepon menilai, sikap tersebut kendati masih rumor sangat tidak pro sekaligus melukai rakyat. Pasalnya, dengan segala keprihatinan saat ini masih saja legislator itu tidak memahami keadaan (rakyat) yang diwakilinya.

“Untuk kader kita (PDI-P) yang duduk di legislatif saat ini, dengan segala hormat diharapkan tidak terlibat dalam mewacanakan jatah mobil tersebut. Karenanya, anggota (DPRD) kita wanti-wanti agar tidak terjerumus dalam kebijakan aneh ini. Setiap anggota tidak pro rakyat, tentunya kita punya rumusan menyikapinya,” tegas mantan legislator dua periode ini.

Ralin Sinulingga anggota DRPD Kab Langkat menduduki posisi panitia anggaran saat ini dimintai tanggapan mengaku, belum mengetahui secara detail tentang hal dimaksud sampai sejauh ini. Pun demikian, apabila tetap dilangsungkan wacana itu dengan ketentuan berlaku maka penerima mobil (jatah) harus menanggung jawabi kebutuhan bahan bakar ataupun perawatan sendiri bukannya pemerintah.  (mag-4)

Antisipasi Gangguan Kamtibmas

PAKPAK BHARAT- Demi menjaga keamanan dan kondusivitas, Kapolres Pakpak Bharat AKBP Giueseppe Reinhard Gultom, mengundang Muspida dalam acar temu ramah di Mapolres Pakpak Bharat, Selasa (24/1).

Acara tersebut dihadiri Wakil Bupati Pakpak Bharat Maju Ilyas Padang, Ketua DPRD Agustinus Manik, Kodim 0206 DM Ginting, Ketua MUI Kabupaten Pakpak Bharat Daud Sagala, para tokoh masyarakat, tokoh adat, serta organisasi kepemudaan.

Dikatakan JH Manik, selaku tokoh masyarakat, perlu dilakukan penertiban pengendara sepeda motor yang ugal-ugalan di jalan raya, terutama para pelajar sebagai generasi penerus. Selain itu, meningkatkan pengamanan di setiap daerah sebagai antisipasi maraknya tindak kriminal, seperti pencurian.
Sementara Daud Sagala, mewakili tokoh agama, meminta kepada pihak kepolisian dan pemkab untuk memberantas penyakit masayarakat seperti, perjudian dan prostitusi.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Pakpak Bharat Maju Ilyas Padang, mengimbau seluruh masyarakat untuk bersama-sama menciptakan dan mewujudkan suasana yang aman dan kondusif di lingkungan masing-masing.

Selain itu, dia juga mengharapkan adanya kerja sama apik antara masyarakat dengan kepolisian demi terciptanya Kamtibmas di daerah tersebut. (mag-14)

JR Saragih Bungkam Soal Dugaan Korupsi Rp48 M

SIMALUNGUN- Bupati Simalungun JR Saragih, memilih bungkam atau tidak memberikan komentar tentang dugaan korupsi Rp48 miliar APBD 2006 yang dilaporkan anggota DPRD Bernhard Damanik ke KPK. JR Saragih terlihat tidak senang ditanya tentang masalah ini, ketika dita nya wartawan, Kamis (26/1) sekira pukul 13.00 WIB, saat JR Saragih melaksanakan makan siang di RM Garuda di Jalan Medan Siantar Utara.

Acara makan siang para pejabat Pemkab ini, berlangsung hingga pukul 14.30 WIB.  Usai makan siang, JR Saragih didampingi Sekda Ismail Ginting, Asisten I Jhonni Saragih, Asisten II Ramadani Purba dan beberapa pimpinan SKPD di Pemkab Simalungun, enggan memberikan komentar terkait kasus dugaan korupsi Rp48 miliar yang diduga melibatkan dirinya.

Saat memperkenalkan diri dari METRO (grup Sumut Pos), muka JR Saragih tampak tidak senang dan makin tidak senang lagi ketika disebutkan hendak konfirmasi terkait pengaduan Bernhard Damanik ke KPK.

“Sama Kabag Humas aja, Kabag Humas,” teriak JR seraya menoleh ke belakang dan bergegas masuk ke bus yang membawa mereka.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Simalungun Trully Anto Sinaga menyebutkan, sejak menjabat sebagai Bupati Simalungun pada akhir 2010 lalu, JR Saragih minim komunikasi politik atau komunikasi politiknya selama ini kurang memadai.

“Saya lihat, dari Bupati Simalungun sebelumnya, mulai dari Djabanten Damanik, Jhon Hugo Silalahi dan Zulkarnain Damanik, dialah (JR Saragih) yang paling minim komunikasi politiknya, baik kepada DPRD, LSM dan media massa.

Seharusnya, lanjut Trully, sebagai bupati, dia harus berani berdialog dengan orang yang mengkritisi atau memposisikan diri sebagai opisisi selama ini.
Dikatakan Trully, bukti JR Saragih minim komunikasi politik bisa dilihat dari isu keretakan bupati dan wakil bupati. Sejak mereka memimpin Simalungun, wakil bupati hanya diberikan satu kali kesempatan melantik pejabat, sisanya diberikan kepada Sekda Ismail Ginting.

Selanjutnya, pengakuan Trully, 90 persen saran dan kritikan fraksi-fraksi di DPRD pada saat rapat paripurna, tidak ditanggapi. Begitu juga kritikan dari media dan praktisi hukum maupun LSM, dianggap sebagai angin lalu saja.(ral/smg)

Diduga Arus Pendek Empat Ruko Ludes Terbakar

TEBING TINGGI- Empat ruko di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi ludes terbakar,Kamis (26/1) sekira pukul 03.00 WIB.
Keempat ruko terdiri dari, dua ruko sebagai tempat penampungan barang bekas (botot) dan dua ruko lagi sebagai tempat bengkel dan toko spare part mobil. Kerugian ditaksir mencapai Rp2 miliar.

Sejauh ini, pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab kebakaran. Dugaan sementara, api berasal dari arus pendek listrik di gudang botot milik Tio Jam Hing (56).

Untuk memadamkan api, tiga mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan Pemerintah Kota Tebing Tinggi bersama Tim Siaga Bencana (Tagana) Kota Tebing Tinggi. Karena tiupan angin begitu kencang, proses pemadaman berlangsung lambat. Butuh waktu 4 jam untuk menjinakkan kobaran api.
Menurut Adi Putra (31), pemiliki toko spare part mengatakan, saat kebakaran terjadi, dirinya sedang tidur. Tiba-tiba kobaran api menyambar ruko miliknya dan membuatnya tersentak. “Untung saja kami masih bisa meyelamatkan diri,” jelas Adi.

Kapolres Tebing Tinggi AKBP Andi Rian Djajadi, mengatakan, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihaknya. (mag-3)
“Kami masih menyelidiki penyebab kebaran dengan meminta bantuan tim Labfor Poladsu.(mag-3)