29 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14125

Mobil KTP akan Kelilingi Kota Medan

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadisdukcapil) Medan Darussalam Pohan mengatakan, dua unit mobil KTP yang diluncurkan ini memang dilengkapi dengan peralatan online KTP, mulai dari monitor , kamera, alat scan juga database kependudukan. “Seperti kita lihat tadi pak Wali mencoba pelayanan dari mobil KTP hanya dibutuhkan waktu lima menit. Jadi prosesnya sangat cepat sekitar lima hingga sepuluh menit, karena sistemnya online. Nanti kita akan melayani seberapa banyak masyarakat yang datang,” kata Darussalam.

Mobil KTP ini, lanjutnya, akan berkeliling Medan, dan tentunya akan ada jadwal yang dibuat oleh Pemko Medan. “Meskipun mobilnya nanti berkeliling, tapi bagi masyarakat di mana saja bisa langsung mengurus KTP nya. Seperti pak Wali, penduduk Kecamatan Helvetia, tapi tadi bisa mengurus KTP-nya meskipun mobil KTP ini berada di Marelan. Namun, pelayanan yang bisa dilakukan mobil KTP ini hanyalah untuk perpanjangan KTP saja,” terangnya.
Ditambahkan dia, pelayanan KTP diproyeksikan untuk melayani KTP bagi masyarakat di seluruh kecamatan. Untuk sekarang memang baru dua unit. “Ke depan akan kita tambah lagi unitnya,” janjinya.

Hanya saja, sebutnya, mobil tersebut memang belum bisa dioperasikan untuk pelayanan e-KTP. “Mobil ini hanya untuk perpanjangan KTP lama saja,” tegasnya.

Launching mobil KTP yang digelar di Medan Marelan karena banyak masyarakat Medan di bagian utara yang KTP nya sudah berakhir. “Kita konsentrasikan launchingnya di Medan Marelan, karena memang selama ini banyak masyarakat bagian utara yang KTP nya sudah mati, dan belum diperpanjang. Makanya menjadi alasan kita untuk melakukan launching di di sini,” cetus Darussalam. (adl)

Mobil KTP Sia-sia

Peluncuran mobil KTP di Kecamatan Medan marelan, sangat disayangkan Pengamat Pemerintahaan Ahmad Taufan Damanik. Pasalnya, Pemko Medan seharusnya lebih mengutamakan pelayanan e-KTP yang sejauh ini bertele-tele penyelesaiannya.

“Untuk apa itu, tidak banyak manfaat dari mobil KTP. Seharusnya, Pemko Medan lebih fokus pada pelayanan e-KTP agar dapat dipercepat prosesnya. Masyarakat sudah jenuh dengan pelayanan e-KTP yang tidak selesai-selesai hingga berhari-hari mengantri,” kata Taufan.

Taufan juga terkejut mendengar Pemko Medan meluncurkan Mobil KTP disaat proses e-KTP tengah berlangsung. “e-KTP sedang dalam proses, tiba-tiba ada program mobil KTP. Setelah e-KTP selesai, apakah KTP lama masih bisa digunakan, kan tidak dipakai lagi, jadi mobil itu akan menjadi barang tak berharga,” kritiknya.

Menurut Taufan, bila Pemko Medan dapat mengubah mobil KTP menjadi mobil e-KTP sangat bagus juga untuk membantu pelayanan e-KTP sekarang ini. “Seharusnya Pemko lebih serius menggarap program e-KTP ketimbang meluncurkan mobil KTP yang akhirnya akan sia-sia,” sarannya.(adl)

The Virgin Jadi Trending Topic Dunia

Duo The Virgin  ternyata tidak hanya populer karena prestasinya di bidang musik, tapi juga karena loyalitas fans yang luar biasa. Bahkan karena fans, ulang tahun The Virgin yang awalnya tidak direncanakan meriah, bisa jadi lebih bermakna dan diketahui masyarakat seluruh dunia.

“Kita baca juga di twit, pas Mitha ultah mereka jadiin semacam percakapan jadi Trending Topic World Wide(TTWW), katanya seluruh dunia tahu ultah The Virgin,” ungkap Mitha.

“Sempet Posisi 1 berapa detik, posisi 2, 3 sampai 4 jam. Kita mah gak ngerti kayak gitu. Dan itu katanya susah banget jadi kayak gitu, itu Virginiti yang buat,” lanjut Mitha.

Melihat prestasi itu, tentu saja The Virgin pun merasa bangga dan terharu. Pasalnya, butuh perjuangan berat untuk mencapai trending topic dunia. Dengan adanya Virginiti, The Virgin merasa punya teman setia yang selalu ada di saat mereka susah dan senang.

“Kita twit ada, pas tahu itu, kita seneng banget diomongin bisa masuk sepuluh list TTWW itu, sempet kaget dan bangga gak gampang masuk itu,” tandasnya. (net/jpnn)

Lebih Nyaman dalam Pergaulan

Okka Fauzie

Profesi   model  oleh sebagian masyarakat  masih  dipandang sebelah mata.  Walaupun begitu, kenyataannya  banyak  wanita yang tetap memilih  profesi ini untuk digeluti. Salah satunya , Okka Fauzie.  “Sejak tahun 2008  yang lalu, aku sudah mulai menggeluti profesi sebagai  model, awalnya ikut agency, tetapi lama kelamaan jadi pilihan,” ujar Okka Fauzie.

Menjadi model diakuinya menjadikan rasa percaya dirinya lebih tinggi. Dia pun lebih nyaman dalam pergaulan.  Dengan menjadi model dirinya bisa memahami cara berpakaian dan berpenampilan yang baik.  ‘’Karena bagi perempuan, memiliki penampilan yang baik dan enak dipandang mata, membuat dirinya menjadi lebih percaya diri,”unggal Okka.

Walau masih remaja, dara kelahiran  3 Juni 1994 ini tidak menganggap remeh profesi yang digelutinya. Baginya semua pekerjaan adalah sama, hanya saja bagaimana seseorang menjalani  pekerjaannya,  itu yang menjadi perbedaan. “Semua pekerjaankan sama, tidak ada yang beda, hanya bagaimana kita menjalani nya itu yang menjadi perbedaan,” tambahnya.

Diakuinya,  sebagaian masyarakat  menggap model  bukan sebuah kerjaan yang baik. Tapi itu disikapinya   sebagai tantangan.  Dirinya tidak menyalahkan orang yang memandang sebelah mata akan profesinya. Dia menyadari,  karena tuntutan pekerjaan berbagai model pakaian yang harus digunakannya terutama yang mini, memunculkan anggapan yang miring.  Karena itu, yang bisa dilakukannya untuk menjaga image salah satunya dengan menjaga sikap.   Menjaga jarak dan memberikan senyuman adalah salah satu yang bisa dilakukannya. Saat menjalani tugas, lanjutnya, banyak kaum adam yang menggoda dan terkadang mencolek dirinya. Kalau sudah begitu, yang bisa dilakukannya hanyalah menggambil langkah seribu. “Sering banget dapat colekan, karena pakaian kita yang mini dan lainnya. Dan biasanya kejadian ini saat aku show, ‘’ungkapnya.

Anak kedua dari 3 bersaudara ini, sudah sangat menyukai dunia kecantikan sejak masih kecil, hal ini dikarenakan sang mama yang berprofesi sebagai guru SMK N 8 bagian tata rias. Karena itu, dirinya dan sang kakak juga sudah sangat akrab dengan perlengkapan make-up.  Bahkan, tekhnik merias wajah dan bagian wajah yang memiliki kekurangan dan kelebihan juga sudah sangat dipahami olehnya.

“Aku lebih bagus kalau difoto dari sebelah kiri, kalau yang sebelah kanan tidak terlalu ya,” ungkap siswi SMAN 4 ini.
Walau masih remaja, Okka juga sudah memahami tanggung jawabnya sebagai anak, adik, dan personal. Karena itu, orangtuanya yang berfikir terbuka dan menerima bahkan mendukung profesinya sebagai model sangat disyukuri olehnya.  (ram)

Kunis, Wajah Baru Dior

NEW YORK – Black Swan dan Friends with Benefit menjadi dua film yang melejitkan nama Mila Kunis sepanjang 2011. Aktris kelahiran Ukraina itu mulai menuai reward atas kesuksesan peran-perannya. Yang terbaru, dia ditunjuk sebagai duta label top Christian Dior. Uniknya, dia mengikuti jejak Natalie Portman, lawan mainnya di Black Swan, yang sudah lebih dahulu jadi ikon parfum Dior.

Kunis sudah tampil dalam kampanye koleksi spring 2012. Dalam iklan itu, dia mengenakan gaun hitam dan memperagakan beberapa varian handbag Miss Dior. Bagi Kunis, bergabung dengan label avant garde yang terkenal memiliki style klasik elegan cukup membuat canggung. Sebab, selama ini dia mengidentifikasi diri sebagai cewek bertipe ”jins dan T-shirt”.

”Sejujurnya, saya masih belajar soal fashion. Saya orang yang sangat kasual. Dalam keseharian saya, saya tidak pernah mengenakan baju-baju berpotongan feminin,” ungkap Kunis kepada WWD. ”Tapi, saya suka tampil feminin di red carpet,” imbuh perempuan 28 tahun itu.

Delphine Arnault, deputi general manager Dior, menyebut akting Kunis di Black Swan yang membuat pihaknya memilih dia sebagai ikon baru. ”Dia sangat bertalenta dan menjadi representasi perempuan modern yang sesungguhnya. Itu sejalan dengan misi kami,” ungkapnya. Kampanye yang dibintangi Kunis resmi diedarkan mulai 15 Januari mendatang. (na/c6/ayi/jpnn)

Medan Gerimis hingga Pekan Depan

MEDAN-Hujan gerimis yang terjadi hampir satu harian seperti kemarin akan berlangsung selama sepekan ke depan. Hujan ini disebabkan cuaca buruk dan disebabkan aktivitas cuaca angin dari timur laut yang mengarah ke Sumatera Utara.

“Sumatera Utara khususnya di Medan sekitarnya, Langkat, Deli Serdang dan perbatasan Aceh akan kena dampaknya,” kata Kepala Data dan Informasi (Datin) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Stasiun Bandara Polonia Medan, Hartanto, di ruang kerjanya, Senin (9/1).

Lebih lanjut, diterangkannya, hujan akan turun dengan potensi ringan hingga sedang ini akan berlangsung hampir satu hari penuh. “Konsentrasi penuh terjadi di wilayah Pantai Timur sekitarnya saja,” tambahnya.
Lalu, dengan intensitas hujan seperti itu, akankah menimbulkan banjir di Kota Medan?

“Dalam sepekan ke depan, jika hujan seperti ini, tidak akan menimbulkan banjir. Di atas (Tanah Karo, Red) juga cenderung tidak menimbulkan banjir kiriman,” jelasnya.

“Tapi, kalau masalah genangan air di Medan, mungkin terjadi. Tapi, itu kan tinggal masalah saluran parit yang kurang bagus saja,” tambahnya.

Mengenai jarak pandang untuk penerbangan, Hartanto menerangkan, bahwa jarak pandang untuk penerbangan masih tergolong aman dan tidak mengganggu. Pasalnya, hujan yang diprediksi berdasarkan penumpukan awan itu terjadinya pagi hingga sore hari saja. “Masih tergolong aman dengan jarak pandang 3 hingga 6 km. Cuacanya tidak begitu buruk, tapi hanya hujan dengan potensi ringan saja,” terangnya.

Untuk wilayah pesisir, Hartanto mengimbau warga tetap waspada. Bagaiamanpun potensi gelombang tinggi tetap ada. “Ini juga terjadi di perairan Tanjung Balai, Langkat, Belawan dan perairan-perairan yang berada di wilayah Pantai Timur,” bebernya.

Hartanto juga berharap, meski cuaca tidak begitu ekstrim, warga Medan harus tetap waspada dan menjaga kondisi tubuh. “Kepada warga Medan agar mengkonsumsi makanan dan minuman berserat dan berfungsi untuk mekanisme tubuh. Hal ini perlu mengingat hujan juga bisa mengganggu stamina tubuh dan membuat kondisi tubuh menurun,” imbaunya.

Terlepas dari itu, meski Hartanto memprediksi tak akan ada banjir dalam sepekan ke depan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan dan rumah sakit rupanya sudah bersiaga terhadap segala kemungkinan yang tidak menyenangkan. “Kita sudah ada tim tanggap darurat dan mobil bekerja sama dengan Rumah Sakit Adam Malik. Karena, musim penghujan ini rentan timbulnya berbagai penyakit,” ujar Kadis Kesehatan Sumut dr Candra Syafei SpOG, kemarin.

Tidak hanya itu, sebut Candra, Dinkes Sumut juga sudah menyiapkan semuanya termasuk persediaan obatyang cukup bila diperlukan. “Kita juga ada gudang peralatan untuk menghadapi bencana, juga telah menyiapkan SDM-nya,” kata Candra.

Begitupun, dalam musim pancaroba ini, sambungnya, penyakit yang sering dan patut diwaspadai adalah ISPA dan diare. Untuk itu, dirinya mengimbau agar masyarakat jangan keluar rumah kalau tidak benar-benar penting dan menjaga stamina serta banyak mengkonsumsi buah-buahan. “Yang penting tingkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti cuci tangan pakai sabun dan lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” harapnya.

Terpisah, Kadis Kesehatan Medan dr Edwin Effendi MSc juga mengatakan pihaknya tetap mengingatkan jajaran Dinkes Medan untuk mengantisipasi berbagai penyakit di musim penghujan ini. “Kita juga sudah mengimbau Puskesmas dan unit pelayanan agar tetap siaga dengan perkembangan atau siatuasi yang terjadi,” ujar Edwin.

Kepada masyarakat, ia juga mengharapkan kerja samanya dalam menjaga kebersihan. Namun, hal yang paling efektif, menurut Edwin dengan melakukan pembasmian sarang nyamuk baik perorangan dan keluarga mengantisipasi DBD. “Musim hujan, pastinya perkembangbiakan nyamuk juga tinggi. Tentunya fogging dilakukan secara selektif,” imbuhnya.

Sementara, Kasubbag Hukum dan Humas RSU Dr Pirngadi Medan (RSUPM) Edison Perangin-angin SH MKes mengatakan tidak ada kesiapan khusus rumah sakit dalam menghadapi musim penghujan ini. “Kesiapan khusus tidak ada, karena kita sidah siap 24 jam. Ada unit gawat darurat dan ambulans center,” katanya.

Sedangkan pasien DBD yang menjalani rawat inap di RSUPM, ujar Edison sejak Desember 2011 hingga 9 Januari 2011 berjumlah 5 orang. “Yang rawat jalan tidak ada,” imbuhnya. (jon/mag-11)

Panglima TNI: Serahkan Senjata!

Jakarta Anggap Konflik Aceh hanya Kriminal Murni

JAKARTA-Para petinggi di Jakarta masih bersikukuh bahwa serangkaian penembakan di Aceh dan terakhir penggergajian tiang tower PLN hingga roboh, merupakan aksi kriminal biasa. Namun, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, menyebut ada kelompok-kelompok bersenjata yang bermain di Aceh.

Dia pun memperingatkan agar kelompok bersenjata ini segera menyerahkan senjatanya. “Serangkaian peristiwa itu merupakan kriminal murni. Memang kita ketahui masih ada senjata di luar yang dipegang oleh kelompok-kelompok tertentu. Kita berharap semua senjata segera diserahkan,” ujar Agus Suhartono usai menghadiri rapat di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (9/1) sore.

Apakah kelompok bersenjata itu eks kombatan-kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)? Agus menampiknyan
Dia hanya menyebut berkali-kali bahwa kelompok itu merupakan ‘kelompok bersenjata’. Saat Sumut Pos menanyakan bahwa ada indikasi ini kelompok terorganisir terbukti ada penyelundup senjata ditangkap di Langkat, Agus mengatakan, masalah penyelundupan senjata bisa terjadi di mana saja. Aparat, katanya, tetap terus melakukan patroli untuk mengeliminir aksi penyelundupan senjata. “Di Selat Malaka itu, sejak dulu sudah ada penyelundupan senjata di sana,” ujarnya.

TNI sendiri, lanjutnya, secara rutin melakukan pemeriksaan gudang senjata yang ada di Aceh untuk memastikan tidak ada yang hilang dan dipakai kelompok bersenjata. Berulang kali dikatakan, masih banyak senjata ilegal yang beredar di Aceh.

“Tapi kita tidak tahu persis bahwa senjata itu masih ada yang ilegal. Kami akan terus ikuti dan mengadakan kegiatan yang mengeliminir adanya senjata-senjata itu,” ungkap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut ini.

Terkait dengan ambruknya tower PLN di Desa Matang Sijuk Barat, Baktia Barat, Aceh Utara, Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Pusat, Bambang Dwiyanto, menjelaskan, kondisi listrik di daerah tersebut sudah normal. “Kami sampaikan bahwa sampai saat ini kondisi kelistrikan di Aceh aman dan tidak ada pemadaman listrik,” terangnya.

Diakui, sesaat setelah tower tersebut roboh pada hari Sabtu 7/1 jam 23.06 WIB memang sempat terjadi pemadaman. Hanya saja, lanjut Bambang, kondisi listrik langsung normal kembali pada Sabtu itu juga, yakni mulai pukul 23.06 WIB (lihat grafis). “Karena satu circuit masih bisa beroperasi,” terangnya.

Pasca kurang kondusifnya kondisi di NAD, jajaran Polres Langkat mengintensifkan penjagaan baik darat maupun laut. Patroli sejumlah titik Jalan Lintas Sumatera (jalinsum) hingga pulau terluar berbatasan dengan NAD, sengaja digencarkan.

Kapolres Langkat, AKBP H Mardiyono, memberdayakan segenap kekuatan dari jajaran perwira hingga personel dari berbagai unit satuan guna menghempang ekses ditimbulkan keadaan dimaksud. “Hal yang sama juga dilakukan untuk jalur laut, patroli intensif sebagai pencegahan,” kata Kapolres Langkat, AKBP H Mardiyono, di Stabat, kemarin.

Dalam melaksanakan sweeping, lanjut Kapolres, pihaknya melakukan tindakan antisipasi pengamanan terhadap personel. Maksudnya, menggunakan rompi antipeluru guna menghindari kemungkinan terburuk, menyusul tertangkapnya dua warga NAD membawa senpi.

Kapolres lebih lanjut menegaskan, guna mendukung operasi sedikitnya lima puluh personel Polres Langkat berpatroli di kawasan perairan dan pulau teluar yakni Pulau Kampai dan Pulau Sembilan di Kecamatan Pangkalan Susu, menggunakan kapal patroli milik polisi air, speedboat dari PT Pertamina, serta perahu nelayan. “Sasaran hendak kita capai bukan hanya penggagalan dugaan transaksi senjata api, bahkan peredaran narkoba masuk dari NAD. Sedikitnya, ada tiga pulau terluar masuk kawasan Polres Langkat berbatasan dengan Aceh serta Selat Malaka yang memungkinkan menjadi tempat pelarian penembak misterius,” urai Kapolres.

Terkait dua warga NAD, Syaiful Amri dan Wahyudi pembawa senpi ditangkap kemarin, dijelaskan dia tidak tertutup kemungkinan sebagai tersangka. Karena pemeriksaannya dilakukan secara intensif di Mapoldasu, pihaknya belum dapat mengetahui hasil pengembangan.

Gatot, Kapolda, Pujakusuma Bersama Aceh Sepakat Bertemu

Sementara itu, hari ini, Selasa (10/1), Plt Gubsu bersama Kapoldasu serta DPP Pujakusuma dan DPP Aceh Sepakat duduk bersama membahas situasi di Aceh. Mereka berkumpul di RM Jimbaran, Jalan Babura Baru  Medan untuk membahas situasi di Aceh.

“Kehadiran Pak Gatot sebagai wakil dari suku Jawa bersama Pujakusuma. Kita sama-sama tahu kalau korbannya adalah orang-orang Jawa yang merantau di Aceh. Nah, kita semua tidak ingin ada konflik kesukuan menjadi meluas. Makanya kita duduk bersama dan menyatukan persepsi,” kata Wakil Sekretaris DPP Aceh Sepakat Dinar Nyak Idin Waly.
Dinar Nyak Idin Waly mengakui kalau penembakan itu terjadi dilatarbelakangi oleh muatan politik, termasuk ada hubungannya dengan Pilkada di Aceh. “Penilaian ini berdasakan kacamata dan analisa DPP Aceh Sepakat. Kalau pemerintah mengelak bahwa penembakkan di Aceh tidak ada unsur politik atau berhubungan dengan Pilkada, itu bohong. Kami sudah melakukan analisa dengan memintai keterangan masyarakat Aceh,” kata dia.

Menurutnya, penembak misterius di Aceh sengaja mengambil korbannya adalah suku Jawa yang bekerja di Aceh. “Tujuannya untuk menarik perhatian pemerintah pusat. Karena korban-korbannya dari Pulau Jawa. Lalu orang-orang Jawa di Aceh ketakutan sehingga balik ke Pulau Jawa dengan difasilitas pemerintah. Nah, berarti tujuan perusuh di Aceh jadi tercapai,” ujarnya.

Sementara itu, Mabes Polri mengklaim telah berhasil memetakan wilayah-wilayah rawan tindak kriminal khususnya penembakan yang akhir-akhir ini marak di Aceh.  Kepala Divisi Humas Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, mengatakan Kepolisian Daerah Nangroe Aceh Darussalam telah memerintahkan jajaran Kepolisian Resor yang ada di Aceh untuk terus bekerja. “Itu sebagai upaya antisipasi. Kapolda Aceh sudah memetakan lokasi yang rawan penembakan di Aceh,” kata Saud di Mabes Polri, Jakarta, Senin (9/1)

Saud mengatakan seluruh jajaran Polres Aceh sudah menugaskan tim khusus untuk memantau lokasi-lokasi rawan tersebut. Selain itu upaya patroli akan terus dilakukan oleh Polda Aceh.

“Kami akan melakukan patroli rutin dan tidak menutup kemungkinan menggelar razia tertentu mengantisipasi terjadinya kembali penembakan misterius di Aceh. Tim back-up dari Mabes Polri juga sudah berada di Aceh,” ujar Saud.

Sedangkan terkait dampak tumbangnya tower PLN nomor 354 di Desa Matang Sijeuk, Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara, Minggu (8/1) dini hari akibat digergaji OTK hingga putus, kini butuh dua minggu membangun tower saluran udara tegangan tinggi (Sutek) LSW secara permanen. “Dua minggu baru siap diperbaiki dan dipasang kembali secara permanen. Sekarang ini masih menggunakan yang cadangan,” ujar Manager Area PLN Lhokseumawe, Delfiar Anis, kepada koran ini, kemarin.

Meski menggunakan tower cadangan ungkapnya, namun suplay listrik yang berada di tujuh kabupaten berjalan normal kembali seperti biasanya. Sementara menyangkut pengawasan tower agar tidak terulang kembali dilakukan sabotase oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan aparat keamanan.
“Sebelumnya juga petugas kita telah melakukan patroli setiap malamnya, namun karena jumlah tower ini mencapai ratusan buah, maka agak sulit dilakukan,” katanya melanjutkan kalau saat ini patroli dilakukan bersama dengan aparat keamanan.

Begitu juga dikatakan Kapolres Aceh Utara yang telah memerintahkan personelnya untuk membantu pengamanan di lokasi tumbangnya tower.  “ Pihak PLN sudah berkoordinasi dengan kita terkait mekanisme pengamanannya,” terang kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE. (sam/mag-4/ ila/ den/agt/msi/smg)

Warga Tembung Tinggalkan Pidie

SEJUMLAH pekerja asal Pulau Jawa yang saat ini bekerja di Pidie lebih memilih pulang kampung. Hal itu dilakukan menyusul terjadinya penembakan terhadap beberapa pekerja di Banda Aceh, Bireuen, dan Aceh Utara.

Pantauan Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) bahwa sejumlah pekerja itu bukan semuanya asal Pulau Jawa, akan tetapi sebahagian mereka dari Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan warga Riau.

Seperti Tukimin (30), warga Tembung, Medan, Sumatera Utara. Dia pun bergegas tinggalkan Aceh karena khawatir dengan nyawanya. Apalagi, dia bekerja sebagai buruh bangunan dengan meninggalkan dua anak dan istrinya di Tembung. “Kami lebih baik pulang Mas daripada kena imbasnya,” jelasnya.

Tambah Tukimin, dia bekerja sebagai buruh bangunan dengan gaji per hari Rp80.000, tentu saja sangat membantu keluarganya . Setiap bulan uang tersebut dikirim ke Medan untuk anak istrinya. Namun, harapan Tukimin untuk memperbaiki ekonomi keluarga pupus sudah setelah rentetan senjata kembali terjadi di Aceh. “Saya takut Mas mendingan pulang ke Medan saja bisa kumpul sama anak istri daripada hidup dalam ketakutan,” paparnya sedih.
Hal senada dialami Suryono (28), warga Malang Jawa Tengah yang bekerja sebagai tukang bangunan di Pidie. Dia mengaku, mulai dikepung rasa ketakutan dan cemas: jangan-jangan peristiwa itu akan menimpa mereka. Maka, pada Minggu (8/1) lalu, sekira pukul 22.00 WIB dia berangkat pulang kampung bersama lima teman lainnya.

“Saya takut Mas dengan kejadian itu dan saya sama teman lain lebih memilih pulang kampung saja,” ungkapnya.
Tambah dia, setelah terjadi penembakan terhadap beberapa pekerja di Aceh maka dua hari kemudian banyak kawan-kawannya yang duluan pulang. Dia terlambat pulang dikarenakan menunggu pembayaran gaji sedikit telat, rencana Suryono. dia akan pulang kampung dan tidak mau balik ke Aceh lagi. “Saya takut terjadi seperti konflik 30 tahun yang lalu dan kami mau menyelamatkan diri dari ancaman itu,” tutur Suryono. (mag-36/smg)

Macet

Dame Ambarita, Pemimpin Redaksi Sumut Pos

Oleh Dame Ambarita
Pemimpin Redaksi Sumut Pos

Ekspresi ketat terekam di wajah para pengendara roda dua maupun roda empat, di lintasan Jalan AH Nasution, Asrama Haji, malam Senin dua hari lalu. Klakson ‘berteriak’ di sana sini. Pengendara berebut saling mendahului. Semua lelah. Semua kesal. Tapi, kendaraan tetap saja hanya bisa beringsut-ingsut 1 meter… 2 meter
Brmmm… tetttt… tinnn… tinnnn… tetttt….

Kemacetan di Kota Medan tahun-tahun belakangan ini memang semakin parah. Titik terparah berada di Simpang Pos, Titi Kuning, perempatan Pulo Brayan, Thamrin, Simpang Aksara, Simpang HM Yamin dan Sutomo, Simpang SM Raja-Pandu, dan beberapa titik lainnya. Efeknya, waktu tempuh yang dialami pengendara bisa berlipat hingga dua bahkan tiga kali dari normal.

Jumlah kendaraan bermotor di Sumatera Utara (Sumut) dalam dua tahun terakhir menunjukkan peningkatan pesat. Data dari Dirlantas Polda Sumut, jumlah kendaraan dari seluruh jenis pengelompokan sudah menembus angka 4 juta unit. Kondisi pada posisi per September 2010, totalnya mencapai 3,9 juta unit.

Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan 321.674 unit dibandingkan tahun 2009 sebanyak 3,36 juta unit.  Jika kenaikan jumlah kendaraan dari 2010 ke 2011 kita samakan saja dengan angka dari 2009 ke 2010, berarti jumlah kendaraan saat ini sekitar 4,2 juta unit. Dari jumlah itu, Medan menampung sekitar 2,9 juta unit. Jika dikalikan hingga lima tahun ke depan menggunakan angka kenaikan serupa, pada 2016 jumlah kendaraan di Sumut mencapai 5,8 juta.
Banyaknya jumlah kendaraan ini dituding sebagai penyumbang terbesar kemacetan lalu-lintas. Tudingan ini memunculkan ide untuk membatasi kuantitas pembelian kendaraan pribadi. Tapi itu ide menggelikan dan melanggar hak individu. Lagipula, bagaimana mengatur siapa yang berhak memiliki kendaraan pribadi dan siapa yang tidak? Itu bisa memicu diskriminasi.

Menyalahkan pemerintah kota yang sejak dulu tidak memiliki visi master plan memadai mengenai infrastruktur jalan, jauh lebih mudah. Idealnya, seharusnya jauh-jauh hari pemerintah kota sudah memperhitungkan peningkatan jumlah kendaraan tiap tahun, sehingga infrastruktur jalan sudah dirancang beberapa jalur.

Tapi ya sudahlah… mencari siapa yang salah tidak akan memecahkan masalah. Eloknya, kita sama-sama mencari solusi mengurai kemacetan ini. Ide Pemko Medan untuk membangun bus  Trans Medan–mirip Trans Jakarta-barangkali menjadi satu solusi yang patut diapresiasi. Membangun jalan layang adalah satu solusi lain lagi. Melebarkan jalan, meski biaya tinggi, juga patut dipikirkan. Kalau biayanya tinggi, pembebasan lahan bisa dilakukan bertahap.
Kebijakan pemerintah pusat membatasi BBM bersubsidi untuk kendaraan pribadi, mungkin bisa juga mengurangi kemacetan. Tetapi, jika alat transportasi publik kita tetap saja ‘menjengkelkan’ seperti saat ini, kebijakan itu tidak akan memberi pengaruh berarti.

Solusi lainnya yang lebih masuk akal adalah membangun transportasi publik yang mumpuni. Singapura misalnya, berhasil menerapkan sarana transportasi kereta bawah tanah sebagai alat transportasi publik favorit warganya. Tingginya pajak kendaraan dan biaya parkir, serta mahalnya bahan bakar minyak, menjadi beberapa alasan warga Singapura memilih naik kereta api. Tapi, alasan utamanya adalah kepuasan yang dirasakan saat menggunakan kereta api.

Membangun sarana kereta api bawah tanah di Kota Medan yang qualified, mungkin sulit dan berbiaya tinggi. Tapi, bukan mission impossible. Jenisnya tak harus KA bawah tanah. Boleh saja sarana transportasi publik lainnya, asalkan mampu mengatasi kemacetan jangka panjang. Selain mampu mengurai kemacetan yang pasti akan semakin padat di tahun-tahun mendatang, transportasi publik yang mumpuni juga memerdekakan hak orang untuk memilih: alat transportasi pribadi atau publik.

Setelah menyediakan transportasi publik yang mumpuni, barulah pemerintah menggarap misi kedua, yakni mengajar warganya agar memandang kendaraan pribadi dari azas manfaat, bukan dari azas konsumerisme. (*)

Polisi Amankan 28 Kg Sabu-sabu di Polonia

60 Kg Berhasil Lolos, Tiga Warga Malaysia Buron

MEDAN-Sepasukan polisi dari Tim Mabes Polri (bukan BNN)  yang bekerja sama dengan beberapa tim khusus (Timsus) dari Mapolresta Medan berhasil menggagalkan peredaran sabu-sabu di Medan. Tidak tanggung-tanggung, sabu-sabu seberat 28 kg berhasil diamankan dari dua orang tersangka yang diduga sebagai jaringan internasional.

Informasi yang dihimpun, penangkapan gembong pereda ran sabu-sabu internasional ini dilakukan Senin (9/1) dini hari, sekira pukul 04.00 WIB, di kawasan Polonia Medan Timsus berhasil mengamankan dua orang tersangka warga negara Malaysia.

Seorang anggota Timsus, yang ikut dalam penyergapan ini mengatakan, bahwa penangkapan itu yang mengkoordinir adalah Mabes Polri. “Memang aku ikut tadi pagi, cuma yang berhak memberikan keterangan orang Mabes Polri lah. Karena ini langsung dipegang orang Mabes Polri,” ujar salah seorang sumber di kepolisian yang namanya takut dikorannya.

Bukan itu saja, sumber ini menambahkan, selain mengangkap dua orang, masih ada tiga warga Malaysia lainnya yang berhasil lolos melarikan diri dengan satu unit mobil jenis toyota kijang dan membawa lari 60 kg sabu-sabu.  “Mungkin ini tidak langsung dipaparkan di Mabes, karena tiga orang lagi masih dalam pengejaran. Memang yang dapat tadi pagi lumayan besar. Tapi, yang lebih besar, yang dibawa lari itu. Bayangkan, 60 kg lolos. Memang Medan ini mau dijadikan orang itu sebagai targetnya,” jelasnya.

Lanjut sumber terpercaya wartawan koran ini, sabu-sabu sebanyak itu dipasok dari Malaysia melalui pelabuhan kecil di Aceh. Dan, dari Aceh dikirim ke Medan dengan jalan darat. Diduga, para bandar narkoba ini akan kembali mengirimkan kembali sabu-sabu itu ke Jakarta. “Kalau dugaan, sabu-sabu ini  mau dikirim lagi ke Jakarta. Tapi gak taulah, yang nangani Mabes Polri. Katanya ini udah target Mabes dan udah 2 minggu ini TO mereka,” ujar sang sumber ini kepada POSMETRO MEDAN (grup Sumut Pos).

Nah, kedua tersangka itu langsung diboyong dengan menggunakan pesawat pagi kemarin, sekira pukul 07.30 WIB. Sebagian tim dari Mabes Polri masih berada di Medan, guna melakukan pengejaran terhadap tiga tersangka yang berhasil lari. “Bagusan ke Mabes Polri lah Bro, kami gak berhak. Nanti bocor pula,” ujar narasumber ini mengakhiri.

Penangkapan ini merupakan tindak lanjut dari pengembangan polisi yang berhasil membongkar gudang narkoba senilai Rp308 M di Apartemen Mal Taman Anggrek. Ceritanya, petugas Polres Metro Bandara Soekarno-Hatta dibantu Polda dan Mabes Polri membongkar kasus penyimpanan narkotika berupa sabu seberat 50 kg dan ekstasi 357.000 pil ekstasi yang disimpan di Apartemen Mal Taman Anggrek pada Minggu (8/1) sekitar pukul 12.30 WIB. “Ini berawal dari penangkapan salah satu tersangka.

Barang-barang tersebut berasal dari luar negeri, yakni sabu dari Iran, ekstasi dari Malaysia,” ujar Kapolres Metro Bandara Soekarno-Hatta, Kombes Pol Reynhard Silitonga pada wartawan, Senin (9/1).
Menurut dia, pelaku adalah pelaku sindikat narkoba internasional yang bekerja sama dengan pelaku antar provinsi di Indonesia. “Ini mereka main dari jalan darat dulu, sesampai di Medan, baru mereka mengirim melalui udara, sesuai dengan permintaan narkotika,” imbuhnya.

Berdasarkan keterangan pelaku tersebut, polisi akhirnya mengembangkan. Dan, ditemukan barang bukti sabu dan ekstasi tersebut di Apartemen Mal Taman Anggrek, tepatnya di Tower 7 lantai 46. “Kami terkejut ada sabu 50 kg di sana. Ada pun ekstasinya bermerek macan, batman, mc donalds, toyota, cross, dan banteng,” katanya.
Selain sabu dan ekstasi, Polres Bandara juga menggagalkan pengiriman ganja dari Aceh ke Jakarta melalui penerbangan domestik. “Total ada 57 kg ganja,” ujarnya.

Seluruh tersangka ada berjumlah 5 orang, di antaranya seorang WN Malaysia berinsial KTC alias KN. “Mereka tidak ada yang memproduksi, tapi di sana hanya peyimpanan,” ujar Reynhard. (ala/smg)