24 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14132

Dugaan Korupsi Rp4,5 Miliar di Polmed

Lagi, Berkas Dua Tersangka P21

MEDAN-Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) kasus dugaan korupsi pengadaan alat peraga Laboratorium Teknik Elektro Politeknik Negeri Medan (Polmed) senilai Rp4,5 miliar tahun 2010, dengan dua tersangka Dirut PT Astasari Sartika, Herman Taher dan Direktur CV Karya Medika Dewi Komariah dinyatakan lengkap (P21).

“BAP kedua tersangka yakni Herman Taher dan Dewi Komariah yang kini berstatus tahanan penyidik Poldasu secepatnya akan kita lanjutkan,” kata Kasipenkum/Humas Kejatisu, Marcos Simaremare SH, Minggu (8/1).

Dikatakan Marcos, kini berkas kedua tersangka sedang diteliti oleh jaksa peneliti Kejatisu. Itu dilakukan untuk melihat apakah penyidik Polda Sumut telah melengkapi berkas sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh jaksa peneliti.
Berkasnya sudah dua kali dilimpahkan penyidik Poldasu ke Kejatisu. Namun, dua kali dikembalikan dengan alasan belum lengkap. Atas dasar itu, jaksa peneliti memberi petunjuk kepada penyidik Poldasu untuk dilengkapin
Kini pelimpahan berkas yang ketiga.

Seperti diketahui, ada empat tersangka dalam kasus dugaan korupsi di Polmed yakni Sihar Situmorang selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Syahbuddin Siregar selaku pejabat penandatangan. Kedua tersangka kini ditahan di Rutan Klas IA Tanjung Gusta Medan oleh kejaksaan setelah berkasnya sudah P21. Sementara tersangka Dirut PT Astasari Sartika Herman Taher dan Direktur CV Karya Medika Dewi Komariah akan menyusul.

Dugaan korupsi berawal adanya tender pengadaan alat laboratorium, pendidikan bengkel jurusan Elektro Polmed 1 Oktober 2010 yang dimenangkan PT Astasari Sartika milik tersangka Herman Taher.

Kemudian Herman Taher membuat surat kerjasama dengan Thomas Sembiring dari PT Get untuk pembelian dua set sistem kontrol mistor dan sensor robot, dua set robot sistem empat roda dan urasonic serta dua set factory pneumetic robot trainner.

Barang bukti yang disita berupa satu paket alat peraga masing-masing, tiga item robot, mikrowelle, network analyzer (untuk menangkap sinyal) serta sejumlah dokumen yang berkaitan dengan kasus itu.
Berdasarkan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sumut menyatakan, proyek itu mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp2,1 miliar dari total anggaran Rp4,5 miliar dari APBN 2010.(rud)

32 Klub di Sumut Desak KLB

MEDAN: Sebanyak 32 klub anggota PSSI di Sumut mendesak Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) untuk segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dalam upaya menyelamatkan sepak bola nasional.

Kesepakatan 32 klub itu tergabung dalam Forum Klub Anggota PSSI Sumut Pro Statuta disampaikan kepada Sekretaris Jendral (Sekjen) KPSI Hinca Panjaitan dalam pertemuan di Medan Sabtu (8/1) malam.

Pertemuan dalam rangka menyamakan persepsi ini berlangsung lancar dan aman tanpa ada intrupsi, karena ke-32 klub itu sepakat berkeinginan sepak bola nasional diselamatkan dari orang-orang yang mempunyai kepentingan pribadi. Sehingga membuat  pengurus PSSI dibawah pimpinan Prof Ir H Djohar Arifin Husin melanggar statuta PSSI hasil dari kongres PSSI di Bali beberapa waktu lalu.

Pertemuan yang diprakarsai oleh Idris Nasution (Langkat), Syawal Rifai (Medan Jaya) dan seorang utusan dari PSKB Binjai juga menetapkan Sekretaris Umum dan CEO PSMS Medan Idris SE sebagai ketua Forum Klub Anggota PSSI Pro Statuta.

Sebelumnya Sekjen KPSI Hinca Panjaitan telah memaparkan kenapa KLB di gelar. “Penjelasan ini perlu disampaikan supaya di KLB nanti pesertanya khususnya dari Sumut tidak lagi mempertanyakan alasan digelarnya KLB,” kata Hinca Panjaitan yang merupakan putra daerah Kisaran itu.

Hinca Panjaitan yang didampingi Togar Manahan Nero Simanjuntak menegaskan pertemuannya dengan 32 klub di Sumut, karena permintaan klub.

Salah seorang pemakarsa pertemuan tersebut Idris Nasution menyebutkan, pertemuan yang dihadiri puluhan wartawan itu bertujuan menyamakan persepsi menghadapi desakan Kongres Luar Biasa 6 Maret 2012 mendatang.
“Yang hadir 32 klub antara lain PSMS yang berlaga di Liga Super, PSDS Deli Serdang. PSSA Asahan, PSKB Binjai, PSL langkat. Namun satu klub anggota PSSI Medan United tidak hadir,” kata Idris Nasution.

Klub milik Anggota Eksekutif Komite PSSI ini adalah klub Divisi Satu bermarkas di Medan. “Hanya klub milik Sihar yang tidak hadir,” ujar Idris Nasution.

Idris SE mengatakan, pertemuan dengan KPSI hanya bertujuan membahas persiapan KLB PSSI untuk mengganti Djohar Arifin. “Sikap PSMS satu, Djohar Arifin harus diganti melalui Kongres Luar Biasa,” katanya.
Selain itu, 32 klub yang bertemu dengan KPSI, menurut Idris SE juga telah membentuk Forum Klub Anggota PSSI Sumut Pro Statuta. (ful)

Jelang Imlek, Harga Cabai Naik

MEDAN-Menjelang perayaan Imlek harga kebutuhan pokok di berbagai pasar tradisional di Kota Medan melonjak naik.
Seperti di Pasar Central, Minggu (8/1), harga cabai merah naik menjadi Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp22 ribu per kilogram. Cabai hijau naik menjadi Rp16 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp13 ribu per kilogram, cabai rawit naik menjadi Rp40 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp25 ribu per kilogram.

Selain itu, tomat naik menjadi Rp6 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp5 ribu per kilogram. Bawang putih naik menjadi Rp10 ribu per kilogram dari Rp8 ribu per kilogram. Bawang merah masih normal Rp12 ribu per kilogram.

Menurut seorang pedagang, Amoy, harga tersebut akan semakin tinggi mengingat semakin dekatnya perayaan Imlek.
“Pembeli memang masih minim. Nanti pasti naik lagi, karena stok barang kita juga minim,” jelasnya.

Sementara harga sayur-sayuran masih stabil seperti sawi Rp5 ribu per kilogram sebelumnya juga Rp5 ribu per kilogram, begitu juga wortel Rp5 ribu per kilogram, kol Rp5 ribu per kilogram, bayam Rp2 ribu per ikat. Harga beras juga masih stabil. Seperti beras IR per kilonya Rp1.500, beras kuku balam per kilonya Rp9.300, beras ramos per kilonya Rp9.000.
“Harga beras sama seperti seminggu lalu. Memang harga beras sempat naik saat Natal kemarin, tapi nggak jauh kali kenaikannya. Harganya rata-rata masih stabil,” ucap Ali, pedagang beras di Pasar Central. (mag-11)

Merawatnya Sulit, Harganya Mahal

700 Burung Lomba Berkicau

MEDAN- Sebanyak 700 ekor burung dari berbagai jenis diperlombakan pada Pameran dan Lomba Burung Berkicau Kejatisu Cup Tingkat Nasional, Minggu (8/1), di Jalan Karya Indah Medan Johor.

Panitia Pameran dan Lomba Burung Berkicau Kejatisu Cup Tingkat Nasional, Marcos Simaremare mengatakan, ada 450 peserta dari berbagai daerah yang mengikuti perlombaan tersebut.

“Setiap peserta membawa berbagai macam jenis burung. Pesertanya ada yang berasal dari Sibolga, Tapanuli Selatan, Kisaran, Dairi, Medan, Padang dan lainnya,” kata Marcos Simaremare.

Menurutnya, diadakannya perlombaan tersebut dilatarbelakangi hobi terhadap pemeliharaan burungn
Sehingga diharapkan sebagian besar jenis burung yang dilindungi ini dapat terjaga kelestariannya dan diminimalisir tingkat kepunahannya yang semakin tinggi.

“Banyak jenis burung yang dilindungi dan diikutsertakan pada perlombaan ini. Seperti burung jenis Murai Batu, Kacer, Jago Tembak, Kenari, dan banyak lagi. Kita harap dengan kegiatan ini, rasa kepedulian terhadap kelestarian burung semakin tinggi,” jelasnya.

David, selaku juri Pameran dan Lomba Burung Berkicau Kejatisu Cup Tingkat Nasional tersebut mengaku ada beberapa penilaian yang dilakukan pada perlombaan tersebut. Di antaranya irama lagu atau keindahan berbunyi dan fisik burung.

“Kriteria penilaiannya seperti itu. Memang agak sulit, karena masing-masing punya kelebihan. Tapi kita pilih terbaik dari yang terbaik. Nantinya akan dipilih sebanyak 7 orang pemenang,” ungkapnya.

Sementara itu seorang peserta, Bambang (35) asal Medan mengatakan pada perlombaan tersebut, dirinya membawa 6 ekor jenis burung masing-masing burung Murai, Jago Tembak dan Pentet.“Melatihnya bisa sampai 2 tahun. Melatihnya dengan merekam suara pada burung jenis lain. Lalu rekaman itu didekatkan ke sangkarnya. Nantinya suara burung itu akan berubah,” terangnya.

Menurut Bambang, dirinya memelihara sebanyak 17 ekor burung dari berbagai jenis. Untuk melatih burung tersebut harus penuh ketelatenan dan keseriusan. Jika kualitasnya bagus, maka harga jualnya otomatis mahal.
“Makanannya juga harus dijaga. Untuk menambah staminanya bisa diberi jangkrik, telur semut. Memberi makannya juga harus rutin. Agar kualitas suara dan kesehatannya terjaga. Kalau burungnya bagus, harganya bisa mahal, dapat mencapai Rp150 juta,” bebernya. (mag-11)

Berharap Tuah Zulkarnain

NAMA Zulkarnain belakangan naik lagi. sempat dianggap sudah habis karena cedera, Zul-sapaan akrabnya malah menampakkan kedigdayaan. Meski diplot sebagai penyerang lubang, Zul sejauh ini sudah mengemas dua gol penting bagi PSMS.  Malah striker asing yang kerap jadi andalan, Osas Saha belum sekalipun membobol gawang lawan.
Gol pertama Zul memastikan poin tiga untuk PSMS saat menjamu Persisam Samarinda. Sementara gol kedua nya tercipta saat PSMS Medan menghadapi Pelita Jaya. Gol tersebut pula yang menjadi momentum kebangkitan anak-anak Medan saat tertinggal dua gol lebih dahulu.

Menghadapi Persib Bandung, pemain yang pernah merumput di Persiraja Banda Aceh tersebut berjanji untuk berusaha mempertahankan permainannya. “Kalau urusan mencetak gol itu bukan yang utama. Yang penting, tim bisa bermain baik dan bisa mengambil poin di Bandung,” ujarnya.

Sementara itu, Osas Saha yang gagal mengemas gol dalam tiga laga awal, berjanji akan menunjukkan peforma yang lebih baik dan akan berjuang untuk mencetak gol. “Saya memang belum cetak gol. Saat lawan Persib, saya akan berusaha. Saya ingin bermain baik dan berharap tim ini menang,” harap Saha. (ful)

Geng Motor Berulah Lagi

MEDAN-Geng motor kembali berulah, Minggu (8/1) dini hari 01.00 WIB. Mereka membuat onar di Jalan Mandala By Pass, Tembung, Percut Seituan, dan Jalan Sei Serayu Medan Sunggal.

Hendra (30), warga Jalan Sei Serayu menuturkan, saat warga sedang tertidur, tiba-tiba mereka terganggu dengan ulah remaja yang membuat keribuatan dan mengacung-acungkan senjata tajam berupa kelewang ke arah pemuda setempat yang sedang duduk.

Melihat hal itu, terangnya, warga pun langsung mengambil inisiatif dan berusaha mengejar mereka.
Dari lbeberapa lokasi itu polisi berhasil mengamankan tiga orang geng motor. “Saya anak baik-baik Pak dan saya baru pulang dari rumah teman. Bapak telepon saja Mama saya pak,” kata seorang geng motor.

Kapolsekta Percut Seituan, Kompol Maringan Simanjuntak SH mengaku, mereka diamankan karena membuat kerusuhan dan membuat onar serta saling lempar batu.

“Mereka diamankan karena laporan warga. Mereka membuat kerusuhan dan mengganggu ketertiban warga sekitar yang sudah terlelap tidur,” ujarnya.

Di Jalan Sei Serayu, Polsekta Medan Sunggal mengamankan satu orang. “Saya hanya diajak teman saya,” ujarnya.
Kapolsekta Medan Sunggal, Kompol Budi mengaku, pihaknya mendapatkan laporan warga bahwa sejumlah remaja menggunakan sepeda motor membuat keributan di Jalan Sei Serayu, Medan Sunggal. Mendapatkan informasi itu, terangnya, pihaknya langsung turun ke lokasi dan berhasil mengamankan satu remaja. (jon)

Peralatan Cabor Senam Sudah tak Layak

MEDAN-Para pengurus KONI Sumatera Utara, Jumat (6/1) lalu melakukan tinjauan ke tempat latihan cabor senam yang berada di Gedung Jepta Hutabarat Jalan Stadion Teladan.

Hasil tinjauan itu pengurus KONI Sumut mendapati fakta jika seluruh peralatan yang ada disana sudah tak layak lagi dipergunakan. “Matrasnya telah usang, triplek alas matras juga sudah patah. Sementara itu bantalan busa telah mengempis serta banyak bersarang laba-laba disetiap sudut ruangan,” bilang Jhon Ismadi Lubis, Ketua Harian KONI didampingi para penijau lainnya H Sakiruddin SE, Prof Dr Agung Sunarno dan pengurus lainnya.

Selanjutnya Jhon Lubis mengatakan bahwa kondisi yang sangat memprihatinkan itu akan berdampak buruk terhadap suasana latihan para atlet yang sedang bersiap menatap PON XVIII mendatang.

“Yang paling parah, resiko atlet cedera kapan saja bisa terjadi. Inilah yang harus segera diantisipasi. Apalagi PON XVIII hanya tinggal beberapa bulan lagi,” tandas Jhon Lubis.

Meski mengaku prihatin dengan kondisi yang ada, Jhon Lubis mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan terkait kondisi yang ada.

Menurutnya, yang paling berhak memperbaiki semua sarana dan prasarana yang ada di sana adalah pihak pemerintah provinsi.

“Begitupun, kami tetap akan memerhitungkan apa-apa saja yang kira-kira bisa kami lakukan untuk membenahi keadaan yang ada,” bilangya,
“ Yang jelas, sebagai prioritas pertama kita tentu saja mencari alat ataupun barang yang akan dipergunakan para atlet untuk berlatih. Karena inilah yang paling penting, sehingga program latihan yang diberikan kepada para atlet tidak terganggu,” tuntas Jhon Lubis.

Saat ini beberapa atlet Sumut yang sedang dipersiapkan berlaga pada PON XVIII mendatang, setiap hari berlatih di Gedung Jepta Hutabarat. Adapun atlet yang berlatih di sana adalah Muhammad Fariz Nasution, Septian, Intan Sugiarti, Vega Pratama, Regina Gita Valentine, Tasya SelivyaValentine dan Revinta Dita Valentine. (omi/mag10)

Wim Pantau Pemain di Surabaya

SURABAYA – Laga Persebaya Surabaya versus PSM Makassar ternyata memiliki daya magnet yang kuat. Buktinya pelatih timnas senior Indonesia Wim Risjbergen hadir di Stadion Gelora 10 Nopember kemarin (8/1). Kehadiran pelatih berkebangsaan Belanda itu menegaskan komitmennya untuk mencari pemain dari Indonesia Premier League (IPL).
Ya, sebagai tindak lanjut atas bergulirnya dua kompetisi sepak bola yang berbeda, PSSI memang mengutamakan para pemain yang berkompetisi di bawah naungannya. Karena itulah nama-nama pemain timnas senior seperti Firman Utina atau Boas Salossa yang bermain di level Indonesia Super League (ISL) sepertinya akan tersingkir.

Sayangnya, Wim pelit berkomentar mengenai kedatangannya ke markas Persebaya kemarin. “Saya kesini untuk menonton pertandingan Persebaya lawan PSM. Itu saja. Jadi, tak akan ada pernyataan apapun dari saya sebagai pelatih timnas atau wawancara dengan media,” kata Wim. Agenda terdekat timnas adalah laga lawan Bahrain di Pra Kualifikasi Piala Dunia 2014, 29 Februari mendatang.

Namun menurut salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya, setidaknya ada tiga nama yang dipantau Wim kemarin. Yakni Andik Vermansyah, Rendi Irawan, dan Taufiq. Kalau Andik tentunya sudah membuktikan kemampuannya saat membela timnas U-23 di SEA Games XXVI/2011 lalu.

Sedang asisten pelatih timnas Liestiadi mengomentari hal serupa dengan kompatriotnya tersebut. “Kami datang untuk menikmati pertandingan. Tentunya juga mencari pemain baru untuk timnas. Kami tak bisa berkomentar banyak kenapa kami disini hari ini (kemarin, red.),” ucap Liestiadi.

Masuknya tiga pemain Persebaya dalam radar timnas Indonesia tersebut memberikan motivasi berlipat bagi  si pemain. (dra/jpnn)

Perda HIV, Tekan Penularan

Peraturan Daerah  (Perda) HIV disahkan Kamis (22/12) lalu. Bagaimana pelaksanaannya? Berikut petikan wawancara waratwan koran ini, Kesuma Ramadhan dengan dr Umar Zein.

Menurut Anda apakah disahkannya Perda HIV di Kota Medan mampun  mengurangi laju pertumbuhan para penderita HIV?
Kalau saya lihat di beberapa daerah yang telah menerapkan Perda HIV, belum bisa untuk mengurangi penularan. Untuk Standar Operasional Prosedur (SOP) kita ketahui bahwa penangan HIV sama dengan penanganan penyakit menular lainnya. Penemuan kasus yang ada di tiap daerah memiliki masalah dan penanggulangan yang berbeda.  Jika Perda ini nantinya memang benar-benar menyangkut penanganan maka akan sangat bagus tapi kalau cuma mengulang Perda yang pernah diterapkan daerah lain sama saja, pastinya tidak akan berjalan bagus mengingat tiap daerah memiliki masalah dan penanganan yang berbeda.

Bagaimana sebuah peraturan harusnya disusun hingga benar-benar jalan?
Harus jelas apa langkah yang menjadi target, karena kita ketahui keberhasilan penanggulangan penyakit yang menular yakni ketika tingkat penularan berkurang, menemukan angka kesakitan untuk penanganan, dan mengurangi angka kematian. Karena keberhasilan penanggulanagan penyakit menular ini dianggap berhasil ketika penularan berkurang dan angka kematian bisa ditekan. Karena kalau di luar negeri penanganan dianggap baik ketika kematian pada tingkat nol atau tidak dijumpai lagi.

Apakah Anda optimis dengan adanya Perda HIV mampu mengurangi tingkat penyebaran, hingga tingkat kematian bagi penderita HIV?
Kita harus optimis, karena ini sudah menjadi isu internasional, dan ini juga harus ditindaklanjuti oleh semua intansi dan lembaga. Jadi jangan bergantung pada peran pemerintah saja, namun semua lembaga terkait juga harus turut andil, tidak hanya penemuan kasus namun juga penanganan. Karena para penderita HIV butuh kepedulian semua pihak, agar mereka memiliki kesadaran untuk membuka status dan memiliki komitmen dalam diri untuk menghentikan penularan di dirinya saja, sehingga tidak ada lagi penemuan kasus-kasus berikutnya, apalagi dengan adanya Perda HIV ini, para penderita akan lebih merasa terlindungi khusunya untuk pelayanan kesehatannya.

Apakah Perda HIV ini bisa menjamin para penderita untuk tetap mendapatkan penanganan jika bantuan berhenti?
Untuk hal ini seharusnya Perda telah menjamin hal itu. Karena ketika bantuan dana dari luar negeri seperti Global Fund berhenti, maka pemerintah harus menyiapkan alternatif. Mengingat anggaran untuk penanggulan HIV/AIDS dibutuhkan biaya yang sangat besar. Setidaknya ketika bantuan berhenti pemerintah memiliki antisipasi untuk 5 hingga 10 tahun mendatang. Sehingga jaminan pelayanan dan obat-obatan yang dibutuhkan para penderita HIV/AIDS untuk mempertahankan kestabilan kesehatannnya bisa didapat dengan gratis. (*)

CLS Knights Raih Kemenangan di Detik Terakhir

SOLO- Publik Solo benar-benar disuguhi pertandingan basket  sangat bermutu dalam dua hari pertama penyelenggaraan Flexi NBL Indonesia 2011-2012.

Setelah dibuat tegang dengan pertandingan antara Satria Muda (SM) Britama Jakarta kontra Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta Sabtu(7/1), masyarakat Kota Bengawan, julukan Solo, kembali harus dag dig dug saat menyaksikan laga Dell Aspac Jakarta kontra CLS Knights Good Day Surabaya di Sritex Arena tadi malam (8/1).

Betapa tidak. Laga yang dimenangkan CLS dengan skor 64-62 tersebut memang sangat menegangkan. Kemenangan yang dibukukan CLS baru ditentukan ketika pertandingan hanya menyisakan waktu satu detik! Adalah Rachmad Febri Utomo yang berhasil mencetak dua angka untuk kemenangan tim kebanggaan masyarakat Surabaya tersebut.

Sebelumnya, kedua tim memang menunjukkan drama yang menegangkan. Kedua tim sama-sama tak mau kalah. Aspac sempat menemukan momentum untuk leading ketika Sigit Harun mendapatkan free throw saat pertandingan hanya menyisakan waktu sepuluh detik. Sayang, mantan pemain CLS tersebut hanya mampu menceploskan satu tembakan untuk mengubah keadaan menjadi imbang 62-62.

“Saya nothing to lose saja waktu mendapatkan bola. Saya melihat waktu hanya beberapa detik. Kalau tembakan saya gagal masih ada overtime. Kalau masuk pasti menang. Ternyata memang masuk,” terang Febri, sapaan karib  Rachmad Febri Utomo, saat ditemui setelah pertandingan tadi malam.

Hasil itu menjadi awal yang bagus bagi CLS setelah tampil buruk di Seri I lalu. Pelatih CLS Risdianto Roeslan menyatakan, anak asuhnya menunjukkan perkembangan mental yang sangat signifikan. Dia menilai, permainan anak asuhnya melesat dibandingkan saat bertanding di Bandung.

“Ini bukan permainan yang terbaik. Tapi anak-anak memang lebih baik dibandingkan saat seri pertama. Secara mental kami memang lebih siap. Saat di Bandung, kami datang dengan over confidence,” bilang Risdianto. (ru/diq/jpnn)