26 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14131

Mafia BBM Bakal Mengganas

JAKARTA-Kebijakan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi diprediksi bakal memberikan peluang bagi para mafia BBM untuk mengeruk keuntungan. Di sisi lain, para pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bakal semakin pening.

Anggota Komisi VII DPR Dewi Aryani Hilman menyatakan, selama ini saja pemerintah tidak mampu mengatasi para mafia BBM.  “Pengusaha (SPBU) yang mendapatkan margin dari BBM bersubsidi pas-pasan akan makin mengalami kemunduran. Akibatnya pelayanan kepada rakyat tentunya akan terabaikan. Belum lagi mengatasi para mafia BBM yang hingga kini tidak ditangani dengan serius. Masih saja dimana-mana terjadi kebocoran,” terang Dewi Aryani kepada koran ini di Jakarta, kemarin (8/1).

Seperti diberitakan, pemerintah berencana menghapus penggunaan BBM bersubsidi bagi kendaraan pribadi. Konsekuensinya, pengusaha SPBU harus membangun tangki dan fasilitas khusus BBM nonsubsidi.Penasehat Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Sumut, Datmen Ginting, menyebutkan, minimal butuh Rp600 juta untuk membangun tangki khusus ini.

Menurut Ginting, bila kebijakan ini diberlakukan justru berpotensi menimbulkan masalah baru. Selain karena harga BBM nonsubsidi yang mahal dan stok yang tidak tersedia di semua SPBU, BBM bersubsidi masih tetap beredar di masyarakat. BBM bersubsidi yang khusus diperuntukkan bagi angkutan dan jasa, sangat mungkin diselewengkan oknum tertentu dan dijual ke pemilik mobil pribadi dengan harga yang sedikit lebih mahal.

Dewi menyebut, penyelewengan dalam skala besar bakal dilakukan mafia BBM. Kekhawatiran ini, menurut politisi dari PDI Perjuangan itu, didasarkan pada kinerja Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) yang masih buruk.

“Peran BPH Migas yang seharusnya menjalankan fungsi distribusi dan pengawasan saya lihat belum maksimal. Komite BPH Migas yang baru belum mulai bekerja sementara BPH yang lama meninggalkan banyak masalah yang tidak teratasi,” ujar kandidat Doktor Administrasi Kebijakan Publik dan Bisnis, Universitas Indonesia (UI) itu.

Menurut Dewi, pemerintah tidak menghitung secara cermat risiko-risiko yang akan muncul dari kebijakan ini. Padahal, ujung-ujungnya rakyat yang akan menjadi korban kebijakan serampangan.

“Kearifan pemerintah saat ini ibarat barang langka, makin dibutuhkan makin nggak bisa didapat. Lagi-lagi rakyat sebagai korban, yang seharusnya rakyatlah yang harusnya diprioritaskan mendapatkan pelayanan. Birokrasi yang melayani belum terwujud di negeri tercinta ini,” ujar perempuan yang juga Duta Gerakan Birokrasi Bersih itu.

Hal senada juga disampaikan pengamat ekonomi di Medan, Parulian Simanjuntak. “Jika kebijakan ini diterapkan, praktik kecurangan bisa merajalela bila tidak adanya pengawasan ketat. Contoh kecilnya, warga yang memiliki dua unit mobil pribadi satu diantaranya tahun pembuatan 2005 ke bawah bisa mengisi penuh tangkinya, kemudian diambil untuk mengisi tangki mobil tahun pembuatan 2005 ke atas. Segala modus terkecil harus diantisipasi,” sebutnya.

Untuk memudahkan pengawasan, kata Parulian, pemerintah dalam hal ini Pertamina harus memiliki data kendaraan roda empat sebelum kebijakan itu berjalan. “Masalahnya bisa tidak Pertamina melakukan hal itu sebelum kebijakan ini dijalankan,” ungkapnya.

Sementara, soal pembatasan BBM bersubsidi langsung mendapat kecaman dari anggota DPRD Sumut Fraksi Golkar Richard Eddy M Lingga. “Peraturannya membingungkan karena tidak disertai klasifikasi yang jelas. Paradigma di masyarakat, yang memiliki mobil adalah orang kaya. Nah, batasan orang kaya di sini tidak jelas,” katanya.

DPRD Sumut lainnya, Arifin Nainggolan, malah menganggap pemilik mobil diwajibkan menggunakan pertamax daripada bensin adalah hal yang baik dan semestinya sudah diberlakukan dari waktu-waktu lalu. Bahkan, menurutnya, semua mobil dinas pemerintahan sebaiknya menggunakan pertamax. Bagaimana dengan para anggota dewan? Saat ditanya itu, dengan tertawa terbahak-bahak, Arifin Nainggolan juga menegaskan, para anggota dewan dari semua hirarki yang ada baik DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Tingkat I dan DPR RI harus pakai pertamax. (sam/uma)

Dari Bogor Butuh 18 Jam Sampai di Medan

Mayor Penerbang Sonny, Pilot Helikopter Basarnas untuk Pemprovsu

Hidup berpindah-pindah dan meninggalkan keluarga memang sudah menjadi risiko prajurit. Seperti yang dialami Mayor Penerbang (Pnb) Sonny, gara-gara helikopter milik Badan SAR Nasional (Basarnas) berpindah tangan ke Pemprovsu, dia pun harus tinggal di Medan selama sebulan.

Ari Sisworo, Medan

Kehadiran Sonny di Medan diawali oleh kesepakatan yang dibuat Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho dengan Basarnas. Dari kesepakatan itu, Pemprovsu mendapatkan sebuah helikopter Bo-105 No Registrasi HR 1519 buatan Jerman sebagai sarana pendukung manakala terjadi bencana di wilayah Sumut.

Masalahnya, helikopter tak mungkin terbng tanpa awaknya. Nah, untuk itulah Sonny hadir di Medan. Selain Sonny, co pilot Lettu Pnb Boy Nanang, engineer Peltu Asep DH, dan avionic Sertu Hadi P juga turut hadir. Mereka berempat berasal dari Lapangan Udara (Lanud) Atang Senjaya, Bogor.

Sonny ketika ditemui Sumut Pos di Mess Pemprovsu, Jalan T Daud Medan, Jumat (6/1), sekira pukul 16.00 WIBn

terlihat segar bugar. Berbalut kaus warna hijau yang sering dikenakan tentara dan celana ponggol jins warna biru dongker, Sonny ramah menyambut. Pria kelahiran Cepu, Jawa Tengah, 26 Mei 1977 silam ini pun langsung mempersilahkan Sumut Pos untuk duduk di kursi yang tersedia di depan kamarnya.
“Ooh, silahkan mas,” sambutnya.

Pelan namun pasti, perbincangan mulai dibuka. Berawal dari kedatangannya dengan menerbangkan heli Basarnas dari Bogor ke Medan, hingga sedikit pengalamannya menerobos angkasa dari satu daerah ke daerah lainnya di Indonesia.
Suami Dwi Handayani (31) dan ayah dari Sekar Arum Kinanti (9) dan Bagas Arya Sena (6) tahun ini bertutur, untuk menerbangkan heli dari Bogor ke Medan ini, dibutuhkan waktu terbang selama lebih kurang 18 jam 15 menit.
“Itu untuk waktu terbangnya. Tapi, dari Bogor ke Medan, kami sempat transit selama empat kali. Satu kali transit sekitar 30 menit,” ungkapnya.

Empat daerah yang menjadi transit ke empat awak heli Basarnas tersebut yakni di Bandara Tanjung Karang, Lampung. Kemudian, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (Palembang), Bandara Sultan Taha (Jambi), dan terakhir di Bandara Sultan Syarif Kasim (Pekanbaru).

Dalam penerbangan dari Bogor ke Medan, tidak serta merta tanpa hambatan. Untungnya, hambatan yang ada tidak terlalu berisiko, sehingga keempat awak bisa sampai ke Bandara Polonia Medan, pada Kamis (5/1) lalu dengan selamat. Menurutnya, kawasan yang relatif menjadi hambatan yakni penerbangan Jambi-Pekanbaru dan Pekanbaru-Medan.
Untuk rute ini, mereka mesti berjibaku dengan kabut asap yang relatif tebal. “Ya, karena ada kebakaran hutan,” urai pria yang telah memiliki jam terbang selama 1.800 jam tersebut.

Pembicaraan mulai melantur ke secuplik manfaat heli tersebut. Heli buatan Jerman itu, memiliki daya tampung untuk lima orang. Empat awak dan satu penumpang. Jika digunakan untuk kondisi bencana, heli tersebut bisa diawaki dua orang saja dan tiga korban.

“Kalau beban yang bisa diangkut, antara 600-800 kilogram,” beber pria yang telah beberapa kali menginjakkan kakinya di Sumut dan terakhir saat evakuasi korban pesawat Cassa yang jatuh di Bahorok, Langkat beberapa waktu lalu itu.

Kelebihan Heli tersebut, tuturnya, memiliki kemampuan hoisting (pengambilan korban di perairan maupun darat), rafling (menurunkan personel ke area bencana), free jump (menjatuhkan personel), dan air dropping (menurunkan bahan makanan).

“Banyak manfaat heli ini dalam misi SAR. Tapi terpenting, pesawat ini akan stay atau tinggal di Sumut diperuntukkan untuk penanggulangan bencana. Kalau kami ini akan dirotasi selama sebulan sekali dengan personel lainnya dari Lanud yang sama. Satu bulan ke depan, kami kembali ke Lanud Bogor,” cetusnya.

Perbincangan mengalir ke pengalamannya. Sonny yang juga pernah menerbangkan pesawat Super Puma mengaku, sepanjang dia menjadi penerbang di TNI AU, area yang menurutnya paling rawan adalah ketika terbang ke Papua. Hal itu dikarenakan Papua dilingkupi pegunungan dan hutan, kawasan seperti itu sering terjadi lost contact. Belum lagi cuaca yang begitu cepat berubah, sehingga terkadang mengganggu penerbangan.

“Ada banyak area yang blank spot. Kalau HP biasanya tidak ada signal. Kalau sudah memasuki daerah itu, dibutuhkan konsentrasi yang tinggi,” paparnya.Bukan berarti di Sumut tidak memiliki risiko yang tinggi. Sonny menuturkan, salah satu daerah rawan di Sumut adalah di area Langkat, terutama saat evakuasi pesawat Cassa beberapa waktu lalu. “Daerahnya bergelombang. Relatif susah dalam penerbangan apalagi saat evakuasi kecelakaan pesawat beberapa watu lalu itu,” terangnya.

Tak berapa lama dia menelepon ketiga rekannya. Satu per satu muncul dengan mengenakan pakaian penerbang mereka masing-masing. Suasana semakin meriah, pembicaraan diselingi sekilas senyum dan tawa kecil.
Sonny juga sempat bercerita, dalam menjalani profesi sebagai penerbang, dirinya acapkali meninggalkan istri dan kedua buah hatinya untuk waktu yang relatif lama.

“Saya sebulan pergi, nanti dua minggu sama keluarga. Biasanya seperti itu. Tapi sebagai prajurit dan saat ini di-BKO-kan ke Sumut untuk menerbangkan heli ini, sudah menjadi tanggung jawab dari profesi saya,” kisahnya.
Mengenai biaya kehidupan di Medan, Sonny dan ketiga rekannya mendapatkan jatah uang saku sebesar Rp200 ribu per hari, uang makan sebesar Rp50 ribu per hari dan akomodasi. “Akomodasi, ya, di sini kami nginapnya. Kalau uang makan Rp50 ribu, ya kami pikir cukup lah. Kalau nantinya kurang, mungkin minta tambahan. Kalau gaji tetap dari TNI AU,” pungkasnya. (*)

Panik, Pasien Nyaris Terjun dari Lantai 3

Panel RSU dr Djoelham Binjai Terbakar

BINJAI- Panel atau sentral arus listrik di Rumah Sakit Umum (RSU) dr Doelham Binjai, Jalan Sultan Hasanuddin, Kecamatan Binjai Kota, terbakar. Akibatnya, kepulan asap menyesaki ruangan dan membuat puluhan pasien panik, bahkan membuat seorang pasien nyaris lompat dari lantai tiga untuk menyelamatkan diri, Minggu (8/1) sekitar pukul 13.00 WIB.

Keterangan yang dihimpun Sumut Pos di RSU dr Djoelham Binjai menyebutkan, terbakarnya panel listrik itu disebakan tidak tahan menanggung beban atau arus listrik yang berlebihan. Sehingga, terjadi korslet dan panel tersebut terbakar. Namun, saat panel terbakar, hanya menimbulkan kepulan asap saja.

Pasien yang panik dan ingin melompat dari lantai 3 RSU dr Djoelham Binjai yaitu, Amrinsyah Putra (59), warga Stabat. “Waduh, saya panik waktu itu. Nggak tau mau buat apa, saya menghampiri jendela dan ingin melompat. Untunglah, waktu saya melihat ke bawah, saya sadar, bahwa apa yang akan saya lakukan itu sangat berbahaya,” ungkapnya gemetar.

Karena tak jadi melompat, sambungnya, ia dan para pasien lainnya berlomba melarikan diri ke gedung lain di RSU dr Djoelham Binjai yang berada di sebelah ruangan mereka. “Tidak ada dibantu siapapun. Baik keluarga maupun para perawat rumah sakit. Kami terus berlari, kebetulan, saat kejadian keluarga saya sudah pulang ke rumah,” kenangnya.
Kepanikan itu terjadi, sambung Amrinsyah, karena asap mulai menyesaki ruangan mereka. “Sudah saya sesak nafas, ditambah lagi asap, apa tidak tambah sesak saya. Beruntung, saya masih bisa cepat keluar dengan membawa infus ini,” ucapnya sembari menunjukkan infus yang dibawanya.

Amrinsyah menyayangkan, saat kejadian itu tidak ada pemberitahuan apapun dari pihak rumah sakit, sehingga, para pasien tidak tahu apa yang telah terjadi. “Saya tahunya ada kebakaran ini, karena para pasien berteriak bahwasanya ada kebakaran. Mendengar itu, saya langsung panik. Kalau diberitahu dari awal, para pasienkan tidak begitu panik, karena kami bisa tau arah mana mau melarikan diri,” kesalnya.

Begitu juga dengan Kamisah (52), warga Kecamatan Secanggang, Langkat. Wanita yang mengidap penyakit asam lambung dan asam urat ini mengaku, sangat panik dan tidak tahu mau berbuat apa. “Aduh, kaki aku sakit. Saya lari sendiri karena takutnya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya menangis.

Kamisah yang saat itu berada di ruangan Mengkudu juga menerangkan, kalau saat itu anaknya pulang untuk menghadiri pesta keluarganya. “Bagaimana saya tidak lari sendiri. Anak saya pulang hadiri acara pesta. Sementara, para perawat juga tidak ada yang membantu,” keluhnya.

Sementara itu, petugas pemadam kebakaran Kota Binjai, menurunkan dua unit mobil pemadamnya. Tak makan waktu lama, panel yang terbakar itu dapat dipadamkan. Selanjutnya, para pasien terpaksa ditempatkan di gedung lain sembari menunggu asap yang menyesaki ruangan para pasien itu hilang.

Direktur Utama (Dirut) RSU dr Djoelham Binjai Drg Efendi, saat dikonfirmasi mengatakan, kejadian itu hanya disebabkan korslet dan sudah dapat ditangani. “Saya lagi di Medan. Masalah itu hanya korslet listrik. Yang jelas sudah ditangani dan tidak ada terjadi apa-apa,” sebutnya datar.(dan)

15 Ribu Petani Ancam Turun ke Jalan

MEDAN- Sebanyak 15 ribu petani yang tergabung dalam Forum Rakyat Bersatu (FRB), akan menggelar aksi turun ke jalan pada 10 Januari 2012 mendatang. Aksi turun ke jalan itu, terkait penuntutan penyelesaian persoalan tanah yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Hal tersebut diungkapkan pengurus FRB Sumut, Johan Merdeka, kepada wartawan di Medan, Sabtu (7/1) kemarin.

Menurut Johan, sesuai dengan hasil pertemuan FRB yang dihadiri sejumlah elemen pergerakan, seperti Perempuan Mahardika, Pembebasan, HPPLKN dan elemen lainnya disepakati tanggal 10 Januari 2012.

Johan Merdeka yang juga Sekretaris Eksekutif Persatuan Politik Rakyat Miskin (PPRM) Sumut ini menegaskan, aksi pada 10 Januari 2012 ini akan dilakukan di Kantor Gubernur Sumatera Utara. “Petani akan meminta kepada Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho untuk segera menyelesaikan konflik-konflik tanah di Sumatera Utara,” ujar Johan.

Jika Plt Gubsu tidak mampu menyelesaikan persoalan konflik tanah di Sumatera Utara, tegas Johan, sebaiknya Plt Gubsu mundur dari jabatannya, karena penguasaan lahan-lahan Eks HGU PTPN adalah hak rakyat. (yod/smg)

Disperindagkop Terima Mesin Produksi Kacang Garing

DOLOKSANGGUL- Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) menerima bantuan berupa dua unit mesin sangrai kacang tanah dan alat pressing kemasan dari Kementerian Perindustrian RI.

Penyerahan bantuan  dilakukan oleh Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian  Ir Teddy  C Sianturi MA didampingi Kasi Program Wahyu Pramugari beserta beberapa staf Kementerian Perindustrian RI, baru-baru ini di Kantor Disperindagkop Humbahas, Komplek Perkantoran Tano Tubu, Doloksanggul.

Penyerahan bantuan itu, turut dihadiri Bupati Humbahas Drs Maddin Sihombing MSi, Ketua Dekranasda Kabupaten Humbahas, Ny Anni Rosma br Napitupulu serta beberapa pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Drs Maddin Sihombing MSi, saat menerima bantuan mengucapkan terima kasih kepada pihak Kementrian Perindustrian RI atas bantuan mesin sangrai kacang tanah dan mesin pressing kemasan ini.(hsl/des/smg)

Pungutan Pajak Restribusi Dihentikan

KARO- Pemerintah Kabupaten Karo menghentikan pemungutan pajak restribusi daerah yang mengacu pada UU no 18 tahun 1997. Pembenahan  itu dilakukan untuk memenuhi peraturan yang lebih tinggi yaitu, UU no 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan restribusi pasal 180 ayat (1) dan (2) junto pasal 185.

“Bukan berarti  pajak dan restribusi untuk PAD dihentikan.  Tetapi hanya perubahan  atas permintaan undang-undang. Karena sesuai Perda Kab Karo yang  penerbitannya berpedoman pada UU no 18 tahun 1997, sebagaimana telah  diubah dengan UU no 34 tahun 2000, tentang perubahan UU no 18 tahun 1997, maka pajak dan restribusi daerah  berakhir 31 Desember 2011,” papar Kabid Humas Pemkab Karo, Jhonson Tarigan, kemarin (8/1).

Menurut Kabid Humas, saat ini 26 Ranperda Kabupaten Karo yang baru, telah  disahkan melalui sidang paripurna DPRD Karo, dan telah dikirimkan ke  Tingkat I (Gubsu), untuk selanjutnya di teruskan ke Pemerintah Pusat (Mendagri). Sementara 4  Ranperda lainnya masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut. Dikarenakan masih ada beberapa  item yang harus ditambah (perbaiki,red).(wan)

Kejar Avanza, Mobil Patwal Dihadiahi Ganja

LANGKAT- Mobil pengawal (Patwal) satuan lalu lintas (Satlantas) Polers Langkat dilempar 11 kg daun ganja kering saat melakukan pengejaran terhadap mobil Avanza Silver BL 849 PB dari arah NAD menuju Medan di Jalinsum Desa Halaban, Kecamatan Besitang, Langkat, Minggu (8/1).

Keterangan diperoleh, peristiwa itu bermula dari sweeping rutin petugas di seputaran perbatasan Langkat-NAD. Petugas mencurigai mobil minibus warna silver yang nyaris dikotori lumpur mengindikasikan baru keluar daerah pedalaman (hutan). Ketika diperintahkan berhenti, mobil dengan tiga penumpang tersebut malah kabur membuat mobil patwal yang stand by melakukan pengejaran. Akhirnya, kedua mobil terlibat aksi kejar-kejaran dan menjadi pusat perhatian warga.
Setelah beberapa kilometer melakukan pengejaran, tanpa disangka salah seorang penumpang mobil tersebut melemparkan atau membuang satu karung goni plastik warna putih persis di depan mobil Patroli.

Petugas pun terpancing seketika menghentikan pengejaran guna memeriksa karung tersebut, ternyata berisikan ganja seberat 11 kg. Dalam pengejaran, petugas berhasil mengamankan seorang pelaku Zailani alias Joi (36) warga Desa Paya Keureuleh, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar-NAD. (mag-4)

Ketua DPRD Binjai Diberhentikan Sementara

BINJAI- Ketua DPRD Binjai Ir haris Harto Msp, diberhentikan sementara dari tugasnya menyusul dikeluarkannya surat pemberhentian sementara oleh Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, tertanggal 5 Januari 2012, dengan nomor 188.44/09/KPTS/2012, tentang pemberhentian sementara anggota dan Ketua DPRD Kota Binjai.

Keterangan diperoleh watawan Sumut Pos, Minggu (8/1) menyebutkan, sesuai surat yang diterbitkan Plt Gubsu  dengan pasal 110 ayat (1) dan ayat (8), Peraturan Pemerintah (PP) nomor 16 tahun 2010, tentang pedoman penyusun peraturan DPRD, terkait tata tertib. Maka, anggota DPRD diberhentikan sementara karena menjadi terdakwa tindak pidana khusus.

Selain itu, Ir Haris Harto yang akrab disapa Ajo ini, diberhentikan sementara berdasarkan surat Wali Kota Binjai nomor 170-8971, tertanggal 21 Desember 2011. Yang intinya, mengusulkan pemberhentian sementara terhadap Ketua DPRD Binjai Ir Haris Harto Msp.

Dengan diberhentikan sementara Ir Haris Harto dari jabatannya sebagai Ketua DPRD Binjai, Wakil Wali Kota Binjai Timbas Tarigan berharap, agar APBD Binjai segera disahkan.

“APBD yang belum disahkan, tentunya untuk kepentingan masyarakat Binjai yang mencapai 250 ribu jiwa. Maka, kita sangat berharap agar APBD Binjai dapat disahkan secepatnya,” harap Timbas saat dikonfirmasi via selulernya.
Sementara itu, Ir Haris Harto Msp, kepada Sumut Pos mengakui, kalau APBD tidak dapat disahkan sepanjang belum ada ketua yang defenitif. “Seperti saya katakan sejak awal. Sepanjang SK saya dari Gubsu belum dicabut. Maka, saya masih Ketua DPRD Binjai yang defenitif dan berhak mengesahkan APBD,” ujarnya.

Bukan itu saja, Haris Harto juga membantah, kalau APBD dapat disahkan oleh kedua Wakil Ketua DPRD Binjai. “Mana bisa disahkan oleh kedua Wakil Ketua DPRD Binjai. Meski saya terdakwa, tapi masih dapat mengesahkan APBD. Karena, belum ada putusan yang inkrah terkait kasus saya. Kalaupun ada putusan yang inkrah, saya berhak mengajukan banding. Jadi, sampai dimana putusan yang dibilang inkrah itu,” ucapnya.

Sementara itu, Maruli Malau, salah seorang anggota DPRD Binjai mengatakan, kalau APBD dapat disahkan oleh kedua Wakil Ketua DPRD Binjai. “Iya, Ketua DPRD Binjai sudah diberhentikan sementara melalui surat Gubsu. Masalah pengesahan APBD ya bisa saja dilakukan. Sebab, masih ada Wakil Ketua,” kata Maruli Malau.(dan)

Fadly Nurzal: Membangun Indonesia Itu Jihad

Sekitar 20.000 Simpatisan Ramaikan Tabligh Akbar HUT ke-39 PPP  

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) baru saja merayakan hari lahirnya yang ke-39. PPP Sumut merayakannya di Pesantren Rihdo Ilahi Batang Angkola Tapanuli Selatan. Sekitar 20.000 simpatisan partai berlambang Kabah tersebut meramaikan rangkaian acara.

Ketua PPP Sumut, Fadly Nurzal pada kesempatan itu bertekad agar tetap mengingatkan dan mengajak seluruh umat untuk membangun tatanan kehidupan sebagai bangsa yang bermartabat, bersih dan maju.

Menurutnya, membangun Indonesia adalah jihad asalkan dilakukan dengan niat dan tujuan yang ikhlas. Untuk itu, seluruh umat  harus bahu membahu membangun Indonesia ini menuju Indonesia yang lebih maju, bersih dan santun, sejahtera serta bertaqwa kepada Allah SWT

“Membangun bangsa ini menjadi lebih baik adalah jihad. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur atau negeri adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu Wata’ala. Allahu Akbar,” kata Fadly dalam pidatonya.
Rangkaian acara Harlah ke- 39 PPP, kata Fadly sebagai  momentum untuk  merekrut 12 juta kader untuk pemenangan Pemilu 2014.

Pernyataan itu langsung direspon masyarakat. Buktinya,  partai berlambang Kabah ini telah mampu mengambil hati rakyat, khususnya umat Islam. Secara terang-terangan, ulama se-Tabagsel (Tapanuli Bagian Selatan), telah bulat menyampaikan dukungannya untuk PPP pada pertemuan ulama se-Tabagsel  di Masjid Agung Mandailing Natal belum lama ini.

Ketua KNPI Sumut, H. A Yasir Ridho Lubis yang hadir pada acara itu juga mengungkapkan bahwa Fadly akan mampu membawa PPP sebagai partai besar di Sumatera  Utara. Dengan ketokohannya, kwalitas serta kapabelitas dan kereligiusannya, PPP dibawah kepemimpinan Fadly akan semakin dicintai umat.

Dalam kesempatan yang sama, seruan untuk membangun Indonesia ke arah yang lebih baik juga diserukan KH Nur Muhammad Iskandar, SQ (Wakil Ketua Majleis Syari’ah DPP PPP) yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Asshidiqiyah. Dalam Tausiyahnya, beliau mengajak seluruh umat untuk membangun dan menata kembali bangsa ini. Salah satunya adalah memerangi korupsi.

Sementara itu menyoal tidak harmonismya hubungan antara Plt. Gubsu, Gatot Pujo Nugroho denga DPRDSU, menurut Fadly karena tidak terbangunnya komunikasi yang baik. “Kita semua tahu hubungan DPRD Sumut dengan Pemprovsu belakangan ini disharmonis. Maka dari itu, sebagai partai yang mengusung pasangan Syampurno (Syamsul Arifin –Pujo Nugroho), PPP tidak akan membiarkan situasi ini berlarut-larut,” katanya di Masjid Al Amin Jalan HM Yamin saat menghadiri rangkaian HUT PPP.

Sementara itu Ketua Panitia Harlah PPP Sumut , Andi Jaya Matondang didampingi Muhammad Sholeh memaparkan, pihak panitia telah berhasil melaksanakan beragam kegiatan.  Diawali Tabligh Akbar tahun baru Islam 1 Muharram 1433 H di Komplek Perguruan/Masjid Raya Taqwa Muhammadiyah Belawan Jalan Medan Belawan, dilanjutkan, Tasyakhur dan Haflah Alquran 4 Januari lalu, di Mesjid Al Amin Jalan Prof  H.M. Yamin SH sampai kegiatan puncak Harlah  PPP yang dihadiri hampir 8.000 simpatisan dan kader partai, yakni  Halaqah Alim Ulama, digelar di Mesjid Raya Nur Alam Nur di Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

“Kegiatan ini melibatkan alim ulama se-Tabagsel. Bahkan, pada acara Tabligh Akbar di Pesantren Titian Ridho Ilahi  Bupati Tapsel, Syahrul Pasaribu  dan Ketua serta Muspida Plus juga menyempatkan hadir  memeriahkan acara ini,” terangnya.

Kegiatan gerak jalan di Kota Padangsidimpuan, dengan hadiah door prize umroh untuk dua orang dan ribuan hadiah hiburan lainnya juga digelar.

Lebih lanjut Andi Jaya  mengungkapan Harlah  PPP Sumut tahun ini, diisi beragam kegiatan yang mengambil lokasi di Medan, Tapanuli Selatan, Madina dan Padang Sidimpuan.

“Untuk Harlah PPP di Sumatera Utara tahun ini puncaknya memang dipusatkan di kawasan Pantai Barat sebagai upaya konsolidasi partai dan hubungan secara eksternal dengan daerah,” katanya.

Kegiatan Tasyakur dan Haflah Alquran, dalam rangkaian Harlah PPP juga dihadiri Plt Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho ST, yang pada kesempatan itu turut memberikan bantuan Pemprovsu untuk DPW PPP Sumut.
Pada saat itu, kader PPP Sumut Ali Jabbar Napitupu yang juga anggota DPRD Sumut juga memberikan sumbangan berupa satu unit mobil ambulans kepada PPP.

Puncak Harlah PPP akan  diselenggarakan pada tanggal 19 Februari 2012 bertempat di Istora Senayan yang diprediksi akan  dihadiri oleh puluhan ribu simpatisan PPP dari berbagai daerah. (*)

Oknum Anggota Brimob Miliki Sabu 5,6 Gram

Satuan Narkoba Polres Tebing Tinggi berhasil menangkap empat orang tersangka pemakai barang haram narkotika jenis sabu-sabu di rumah kos-kosan milik Amintas Panjaitan di Jalan Saga, Lingkungan VII, Kelurahan Rambung, Kota Tebing Tinggi, Jumat (6/1) lalu.

Sabu-sabu seberat 5,6 gram bersama satu buah bong dari tabung air mineral dan sebuah mancis berhasil diamankan oleh petugas dari kamar kos milik Aswita Tanjung (21).

Kemudian empat tersangka bersama barang bukti langsung digelandang ke Polres Tebing Tinggi untuk pemeriksaan lebih lanjut, salah satu tersangka merupakan anggota Brimob Datasemen B Tebing Tinggi bernama Bostomi (31).
Sedangkan tiga tersangka lain yang juga diamankan, Rusdi (33) warga Jalam Amir Hamzah, Kota Tanjung Balai, Agus Salim alias Akuang warga Jalan Mayjen Sutoyo, Kota Tanjung Balai dan Leni Nasution (24) warga Jalan Harkat, Teluk Nibung, Kota Tanjung Bali.

Menurut petugas Sat Narkoba Polres Tebing Tinggi melalui telepon selulernya, Minggu (8/1), barang haram tersebut milik anggota Brimob Detasmen B Kota Tebing Tinggi Bustomi alias Tomi (31) yang sengaja dititipkan di rumah Aswita Tanjung, karena saat dilakukan pengeledahan oleh petugas, barang haram ditemukan didalam kantong tas warna hitam bertuliskan brigade mobil gegana di dalam kamar kosnya.

Sementara masih menurut keterangnya, bahwa Aswita Tanjung dikenal sebagai cewek panggilan untuk menemani tamu bernyanyi disebuah tempat hiburan malam di Kota Tebing Tinggi dan tempat kos-kos yang ditempatinya baru setengah bulan ini. “Menurut keterangan Aswita, dia sering dipanggil untuk menemani tamu yang akan karaoke,” ujar petugas Sat Narkoba.

Kapolres Tebing Tinggi AKBP Andi Rian Djajadi Sik, saat ditanya mengatakan, tetap melakukan proses hukum terhadap empat tersangka pemakai narkotika jenis sabu. Sementara terkait dengan kepemilikan sabu atas nama BS anggota Brimob Detasemen B Kota Tebing Tinggi, pihaknya masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Terpisah, Komandan Detasemen (Kaden) Brimob B Kompol Surya S, saat dikonfirmasi lewat telepon selulernya membenarkan keterlibatan anggotanya itu dalam kasus kepemilikan sabu-sabu. “Bustomi sudah kita serahkan ke Polres Tebing Tinggi, selama ini dirinya memang masa pembinaan Satbrimob, karena diketahui dia suka mengisap sabu-sabu, terhitung sudah dua kali Bustomi dalam masa pembinaan, tapi yang ketiga kalinya ini, tidak bisa ditolerir lagi, biarlah Bustomi diproses sesuai hukum berlaku,” ujar Kompol Surya, seraya menambahkan, bahwa selama ini Brigadir Bustomi adalah staf di Urtu (Urusan Tata Usaha, red).(mag-3/awi/smg)