24 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14154

Target Curi Poin

Pelita Jaya vs PSMS

MEDAN- PSMS akan melakoni laga away perdana di kompetisi Indonesian Super League (ISL). Lawan yang ditantang adalah Pelita Jaya di Stadion Singaperbangsa Kerawang Kamis (5/1) malam.

Pelatih PSMS Raja Isa merasa yakin timnya bisa meraih angka. “Meraih tiga poin merupakan target semua tim dalam satu pertandingan. Walau di atas kertas Pelita Jaya lebih baik dari kita, namanya sepak bola, apapun bisa terjadi,” katanya kemarin.

Menurutnya, tiga poin merupakan satu keharusan dalam mendongkrak posisi PSMS di papan klasemen sementara. Hal itu menurut Raja Isa juga merupakan tren positif dalam menjaga mental tim.

Raja Isa menuturkan, pada laga kali ini timnya memiliki modal penting saat berhasil menahan Mitra Kukar dan mengalahkan Persisam yang juga merupakan tim bertabur bintang di dua laga kandang lalu. “Jadi saya sudah doktrin semua pemain agar memberi permainan terbaiknya hingga peluit panjang ditiupkan,” ujarnya.

Menanggapi tim lawan yang mempunyai sederet bintang seperti Safee Sali, Greg Nwokolo dan Egi Malgiansyah, Raja Isa tetap tenang. “Sekalipun tim itu dipenuhi pemain-pemain bintang, pasti punya kelemahan. Kita harus memanfaatkan celah itu,” jelas pelatih berkebangsaan Malaysia itu.

Pelatih yang sempat membesut Persiram dan Persipura itu menginstruksikan timnya untuk bermain lebih sabar serta meminimalisir kesalahan. Hal tersebut diungkapkannya mengingat Pelita Jaya mempunyai kelebihan dalam eksekusi-eksekusi bola mati. Selain itu, ia juga mengingatkan pemain-pemainnya untuk memberikan perhatian lebih kepada Greg dan Safee Sali.

“Kita akan mencoba bermain lebih sabar dan mengantisipasi eksekusi bola-bola mati dari Pelita. Mereka punya kelebihan dalam urusan bola mati. Selain itu, tentunya pergerakan Safee Sali dan Greg harus diwaspadai. Permainan Pelita Jaya cukup banyak bergantung kepada kemampuan individu kedua pemain,” tuturnya.
Sementara itu, dari kubu Pelita Jaya, pelatih Djajang Nurdjaman juga menargetkan raihan poin penuh. Berita seputar Diego Michels yang kini merebak, diakuinya tak sedikitpun mempengaruhi kondisi tim baik secara psikis maupun teknis.
“Semua tim yang berlaga di kandang pastinya menargetkan kemenangan. Begitu juga kami. Apalagi semua pemain dalam kondisi fit dan siap untuk diturunkan. Mengenai masalah Diego Michels, tak sedikitpun mempengaruhi persiapan tim menjelang laga ini,” kata Djajang.
Kendati kondisi tim berada dalam posisi siap, Djajang tetap mewaspadai fighting spirit PSMS. Menurutnya, di manapun bermain, PSMS selalu menunjukkan permainan ngotot dan daya juang yang tinggi. “Secara individu, PSMS memiliki pemain bagus seperti Saha, yang harus mendapat perhatian serius. Namun, senjata utama PSMS yang harus lebih diwaspadai adalah fighting spirit anak-anak Medanyang penuh daya juang dalam setiap pertandingan,” tandasnya. (saz)

Diego Tolak PSMS IPL

JAKARTA- Teka-teki kemana Diego Michiels berlabuh akhirnya terkuak. Bukan balik ke Belanda seperti yang diucapkannya, tetapi Diego memilih bermain di Persija Jakarta IPL. Kemarin (4/12), mantan pilar Pelita Jaya Karawang tersebut bahkan sudah menjalani latihan perdana di bawah komando Jaya Hartono di Lapangan PSAU, Halim Perdanakusuma Jakarta.

“Saya mau ke Persija karena klub ini diakui FIFA. Saya datang ke Indonesia untuk membela Timnas. Saya senang dengan klub ini karena pemain lain terbuka dan fun terhadap saya,” ujar Diego setelah latihan kemarin.

Klub berjuluk Macan Kemayoran itu juga sedang mengupayakan agar Diego bisa memperkuat tim saat bersua Arema Indonesia di Stadion Manahan Solo 7 Januari lusa. Manajer Persija Ardhi Tjahjoko menyatakan, keberadaan Diego di lini belakang diharapkan bisa membantu mewujudkan target juara musim ini.

Sebelumnya, kubu PSMS IPL lewat CEO Freddy Hutabarat berkoar ingin mendapatkan Diego. Bahkan kabarnya nego sudah digelar sejak akhir 2011 lalu. Kini Freddy harus gigit jari.  “Memang angka yang ditawarkan cukup tinggi bagi kami, tapi semuanya masih bisa masuk dalam ranah negosiasi dan jika cocok, kami akan bawa dia ke Medan,” katanya kemarin. (ru/aam/jpnn)

Dipukuli Membabibuta hingga Bola Mata Hampir Keluar

Nasib Tragis Amar Abdullah, Anak Medan Jadi Korban Penganiayaan yang Malah Ditahan

Kisah Amar Abdullah ini bak pepatah sudah jatuh, tertimpa tangga. Dia menjadi korban pemukulan hingga bola mata kanannya hampir copot. Sudah begitu, dia ditahan karena dilaporkan oleh si pemukul dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan.

AGUNG PUTU ISKANDAR, Jakarta

Raut wajah Amar Abdullah muram. Wajahnya menunjukkan kesedihan mendalam. Lelaki 38 tahun itu tidak bisa menyembunyikan kegundahan jiwanya karena kehilangan mata sebelah kanan. Dia pun masih harus meringkuk di balik terali besi gara-gara persoalan sepele.

Amar ditemui Jawa Pos (grup Sumut Pos) di salah satu hall Rutan Cipinang, Jakarta Timur, bersama istrinya, Sri Hayati Safitri, dan tim pengacara. Tim tersebut terdiri atas Akhmad Muthosim dan Ali Alwin Al Gaiti dari Firma Hukum Jurnalis serta Ponto dan Wahyudi dari Kantor Hukum Yuherman dan Partner. Para advokat itu mendampingi Amar secara prodeo alias gratis.

Selain empat advokat tersebut, lebih dari lima pengacara lagi ikut membekingi Amar. Mereka bukan pengacara ecek-ecek. Muthosim dan Ali Alwin, misalnya, pernah disewa PT Lapindo Brantas untuk menangani kasus perusahaan tersebut di Jawa Timur. Mulai kasus pidana hingga ganti rugi tanah.

Saat ditemui, penampilan Amar sangat kontras. Mengenakan kaus oblong dan celana training, badannya terlihat segar dan tegap. Kondisi berbeda terlihat pada sepasang mata Amar. Dua mata lelaki kelahiran Medan tersebut tampak tidak simetris.

Mata sebelah kanan membuka dengan tidak sempurna. Hanya separo. Begitu dilihat lebih cermat, retina yang seharusnya berwarna putih tampak merah keruh. “Kalau mata saya yang kiri saya tutup, saya tidak bisa melihat apa-apa. Yang ada hanya gelap,” katanya dengan suara pelan.

Lelaki yang bekerja sebagai instruktur fitness itu kini hanya mengandalkan mata kiri untuk melihat. Mata kanannya sama sekali tidak berfungsi. Kalaupun dipaksa dengan disorotkannya senter dalam jarak dekat, yang terlihat hanya kerlip-kerlip kuning seperti kembang api.

Peristiwa yang merenggut separo penglihatan Amar itu terjadi pada 11 Juli 2011. Sekitar pukul 14.30, dia berangkat bekerja di pusat kebugaran Platinium di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Dia berjalan di antara gang-gang kecil perkampungan di Jalan Kayu Manis, Matraman.

Nah, saat Amar melintas di depan rumah Fenly Tumbuan, anjing Fenly tiba-tiba menyalak. Amar terkesiap dan kaget bukan kepalang. Karena refleks, dia menendang pintu rumah Fenly. Saat itu, papar Amar, pintu pagar Fenly memang agak terbuka. Daun pintunya mengarah ke jalan gang. “Saya refleks saja karena kaget ada anjing menggonggong,” ungkap dia.

Tendangan Amar ke pagar, rupanya, sangat keras. Suaranya membuat seisi rumah Fenly kaget. Tiona Pangaribuan, istri Fenly, langsung keluar rumah karena penasaran. Begitu melihat Amar ngeloyor pergi, Tiona meminta Amar berhenti. “Kalau punya anjing, diikat dong,” ucap Amar, yang lantas melanjutkan perjalanan menuju tempat kerja kala itu.

Tiona pun melapor kepada Fenly. Tak lama kemudian, Fenly membuntuti Amar. Saat berjalan, Amar melihat Fenly memainkan tangan seperti hendak memukul. Baru ketika sampai di sebuah gang kosong, Amar memberanikan diri untuk berbalik dan bertanya kepada Fenly.”Mau apa kamu? Saya mau berangkat kerja. Jangan ikuti saya,” kata Amar kepada Fenly. Fenly tiba-tiba membalik tubuhnya. Dia seperti memasang sesuatu di jari-jarinya. Sejurus kemudian, Fenly menyerbu dan memukul Amar tepat di bola mata secara membabi buta.Amar lantas kolaps. Dia tak bisa melihat Fenly dengan jelas. Fenly lantas meninggalkan Amar yang sudah tak berdaya. “Saya memaksakan mata kiri saya untuk melihat, lalu menelepon saudara saya untuk menjemput saya,” tutur Amar.

Amar kemudian dibawa ke salah satu klinik di Matraman. Tetapi, klinik menolak dan merekomendasikan Amar dibawa ke Rumah Sakit Persahabatan di Jakarta Timur. Rumah sakit menolak karena peralatan tidak memadai. Mereka meminta Amar ditangani langsung oleh dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Sebelum sampai di RSCM, Amar menyempatkan diri melapor ke Polsek Matraman. Tak disangka, di tempat yang sama Fenly sudah melaporkan Amar dengan pidana perbuatan tidak menyenangkan. Saat itu, polisi yang piket menanyakan penyebab mata kanan Amar terluka parah. “Dia yang bikin saya begini,” ucap Amar, yang lantas melaporkan Fenly dengan tuduhan penganiayaan berat. (*)

Bermodal telepon genggam DA (30), warga Jalan Sei Serayu mampu mengelabuhi korbannya dengan menawarkan satu unit IPAD senilai Rp2,6 juta. Namun setelah uang diterima, barang yang dijanjikan ternyata tidak ada alias fiktif.

Untungnya, penipuan itu berhasil digagalkan karena ATM penipu tersebut terblokir.
Aksi penipuan tersebut dilakukan DA terhadap Dini (30), warga Jalan Pasar 1 Tengah, Keluruhan Tanah 600, Kecamatan Medan Marelan. Namun aksi tersebut terhendus korban yang sudah curiga terhadap pelaku dan melaporkannya ke Polsekta Medan Baru.

Menurut Dini yang didampingi suaminya Dedi, di Mapolsekta Medan Baru, Rabu (4/1) pagi, menceritakan kejadian yang dialaminya. Penipuan itu terjadi Selasa (3/1) sore pukul 15.00 WIB. Pelaku menelpon korban dengan mengaku sebagai teman korban yang bernama Lambot, warga Siantar dan saat ini tinggal di Jakarta. Korban yang kenal dengan nama Lambot mempercayai ucapan pelaku.

Kemudian pelaku menawarkan satu unit IPAD seharga Rp3 juta. Lantas Dini menawar barang tersebut, akhirnya disepakati Rp2,6 juta. Lantas sore harinya, wanita bertubuh langsing yang berkerja sebagai MC di berbagai even yang digelar di Kota Medan ini langsung mentransfer uang ke rekening pelaku.

Setelah itu, dia menghubungi temannya yang bernama Lambot yang tinggal di Jakarta. Namun saat ditelepon, Lambot kaget dan membantah kalau dia ada menawarkan IPAD. “Aku curiga setelah menelpon teman aku si Lambot yang asli, dia mengku tidak ada menelpon saya, apa lagi menawarkan IPAD,” jelas Dini.

Barulah dia sadar kalau dirinya telah ditipu. Keesokan harinya, Dini menghubungi rekannya yang bekerja sebagai Teller BRI untuk memblokir transfer uang korban. Hal ini dilakukan teman korban, kemudian pelaku yang hendak melakukan penarikkan di bank tersebut tidak bisa sehingga Pin ATM pelaku terblokir.

Kemudian pelaku sempat menelpon korban dengan berkata uang tidak bisa transfer, korban pun mengatakan sudah ditransfer uangnya.

Korban yang didamping suami langsung menuju BRI di Jalan Ayahanda Medan, akhirnya pelaku diamankan petugas keamanan bank dan korban, selanjutnya pelaku diboyong ke Mapolsekta Medan Baru. Dari tangan tersangka juga terdapat senjata tajam yang dikantongi Pelaku.

Sementara pelaku yang berprofesi sebagai sipir Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Siantar ini mengaku baru sekali melakukan aksi tersebut. Dia mengaku disuruh temannya bernama Bondan.(gus)

Kembalikan Masjid Al-Ikhlas di Lokasi Semula

MEDAN- Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara pembela Mesjid Al-Ikhlas menolak rencana pembangunan masjid di Jalan Timor Ujung, Kelurahan Gaharu, Medan Timur, oleh Kodam I/BB. Rencananya, peletakan batu pertama pembangunan masjid tersebut dihadiri Pangdam I/BB Mayjen Lodewijk F Faulus hari ini, Kamis (5/1) pukul 09.00 WIB.

Aliansi Ormas Islam Sumut menilai, masjid yang akan dibangun tersebut tidak ada hubungannya dengan Mesjid Al-Ikhlas yang telah runtuh beberapa waktu lalu. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Pangdam I/BB saat melakukan pertemuan dengan Presidium Aliansi Ormas Islam Sumut, beberapa waktu lalu.

Ketua Presidium Aliansi Ormas Islam Sumut Drs Leo Imsar Adnans melalui sekertarisnya Drg M Syahbana mengatakan
dalam udangan Pangdam I/BB untuk acara peletekkan batu pertama pembangunan masjid tersebut dicantumkan dalam mata acaranya peletakkan batu pertama pembangunan Masjid Al-Ikhlas Jalan Timor Medan. “Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Pangdam bahwa masjid yang dibangun tidak ada hubungannya dengan mesjid Al-Ikhlas yang telah dirubuhkan,” ucap Syahbana kepada wartawan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut, Rabu (4/1) siang pukul 12.00 WIB.

Karenanya, Aliansi Ormas Islam Sumut tidak akan menghadiri pembangunan Masjid Al-Ikhlas yang dibangun persis di SMP Negeri 37 Medan ini. “Kita tidak akan hadir dalam acara tersebut, hal ini dilakukan untuk mencegah keselahpehaman atau opini yang merugikan perjuangan pembangunan kembali Masjid Al-Ikhlas di lokasi semula,” tegas Syahbana.

Dia juga menjelaskan, di areal pembangunan masjid yang akan dibangun itu, sudah ada tiga masjid yang berdiri yakni masjid Yayasan Perguruan Medan Putri, masjid IAIN dan Masjid Baituhrahman Jalan Gaharu. Jarak ketiga mesjid tersebut hanya sekitar 100 hingga 300 meter dari masjid yang akan dibangun Kodam I/BB tersebut.

“Seharusnya pembangunan masjid ini bisa dilihat dari lokasi dan keberadaannya. Masjid sudah ada, tapi dibangunan lagi masjid. Lebih baik dibangun di luar Kota Medan seperti di Sibolga maupun daerah yang masih sedikit tempat ibadah untuk orang muslim,” jelas Syahbana.

Kemudian Syahbana juga meminta kepada pemerintah dan instansi terkait, jangan mengorban tempat ibadah untuk pembangunan atau kepentingan kapitalis. “Kita meminta jangan ada lagi perobohan masjid. Mungkin saja di kemudian hari, Masjid  Agung dirobohkan untuk pengembangan, kemudian direlokasi. Hal ini bukan mengedepan kepetingan ibadah, malah mengedepan kepetingan pihak kapitalis,” ungkap Syahbana.

Untuk itu, pihaknya tetap meminta agar Masjid Al-Ikhlas dibangun di tempat semula dan tidak ada relokasi Masjid Al-Ikhlas ke lokasi lain. “Kami tetap memperjuangkan Masjid Al-Ikhlas tetap berdiri di lokasi semula,” pungkasnya.
Penolakan serupa juga disampaikan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiya (DPP IMM). DPP IMM menyesalkan rencana peresmian Masjid Al-Ikhlas baru sebagai pengganti Masjid Al-Ikhlas lama yang lokasinya tidak jauh dari Jalan Timor Medan oleh Pangdam I/BB, Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus. “Rencana peresmiannya besok (hari ini), Kamis (5/1) dengan mengundang sejumlah tokoh agama dan masyarakat,” kata Wakil Bendahara DPD IMM Amirullah.

Menurut Amir, walaupun lokasi pemindahaan Masjid Al-Ikhlas masih berada di Jalan Timor, namun letaknya sudah berbeda. Artinya, kekeuhkuhan beberapa organisasi dan tokoh agama yang terus memperjuangkan Masjid Al-Ikhlas untuk tidak dibongkar akhirnya runtuh demi kepentingan pengembang yang membangun perumahaan di Jalan Timor itu. “Inikan sama saja dengan penghinaan, kami secara pribadi tidak terima manuver yang dilakuka Pangdam  seolah-olah memihak pengusaha,” ketus Amir.

Untuk itu Amir mengimbau seluruh umat beragama untuk tidak menghadiri acara peresmian pemindahaan Masjid Al-Ikhlas itu. DPP IMM khawatir jika peresmian masjid tersebut berlangsung akan menjadai contoh kepada rumah ibadah lainnya yang bisa digusur sesuka hati demi kepentingan pengusaha. “Seharusnya Pangdam pro kepada masyarakat, apalagi ini menyangkut rumah ibadah,” terangnya. (gus)

Sepeda Raksasa Rp30 Juta

CINA- Sebuah sepeda raksasa berhasil dibuat oleh warga Jilin, Provinsi Jilin, Cina. Pembuat sepeda itu adalah Zhang Yali, usianya 49 tahun. Ukuran sepeda ini memang luar biasa besar. Tingginya mencapai 3,2 meter, sedangkan panjang 5,5 meter. Beratnya mencapai satu ton.

Sepeda ini memiliki dua roda raksasa. Selain itu, masih ditopang dengan dua roda dengan ukuran lebih kecil di bagian samping. Seperti yang lainnya, sepeda buatan Zhang Yali ini juga memiliki pedal kayuh lengkap dengan rantai sebagai penggerak.

Pengendara bisa duduk di sadel yang didesain menyerupai jok mobil. Tempat duduk lainnya ditaruh di bagian samping bawah. Di bagian belakang dipasang aksesoris berupa patung.

Untuk membuat sepeda ini, Zhang menghabiskan waktu sekitar dua bulan. Biaya yang dihabiskan mencapai US$3.156 atau hampir Rp30 juta.

Rencananya, sepeda ini akan dihadiahkan untuk anak Zhang Yali, seorang kartunis yang berusia 25 tahun yang tinggal di Shenzhen, Provinsi Guangdong. Menurut keluarga Zhang, sepeda ini akan dikayuh dari Jilin ke Shenzen. (art/net/bbs)

Lagi, TRTB Bongkar Bangunan Nanyang

MEDAN- Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan kembali membongkar gedung baru bangunan sekolah Nanyang Zhi Hui di Jalan Abdullah Lubis simpang Jalan Sriwijaya, Medan Baru, Rabu (4/1) siang.

Pembongkaran ini dilakukan untuk kelima kalinya, karena bangunan sekolah itu melanggar Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMB). Adapun pelanggaran yang dilakukan, level bangunan bagian samping pada lantai dua dan tiga melanggar Garis Sepadan Bangunan (GSB).

“Dalam pembongkaran kali ini, Dinas TRTB mengerahkan seluruh anggotanya ditambah dengan pegawai instansi terkait didukung penuh petugas Polsekta Medan Baru dan Koramil setempat. Selain itu, tim juga membawa empat unit gerenda mesin untuk pemotong beton guna melancarkan jalannya pembongkaran dan martel,” kata Kabid Pemberdayaan dan Pemanfaatan Tata Ruang Ali Tohar dilokasi.

Pantauan wartawan koran ini di lokasi, sebelum melakukan pembongkaran, tim terpadu Dinas TRTB terlebih dahulu melakukan pengukuran untuk memastikan objek yang akan dibongkar. Setelah itu tim bergerak menuju lantai dua dan melakukan pembongkaran dengan menggunakan martil besar. Meski berulangkali dihantami namun beton (level) tidak juga hancur hanya terkikis saja.

Tak lama dihantam pakai martil kecil, tim terpadu langsung menggunakan gerenda mesin pemotong beton. Meski keempat mesin itu telah digunakan, namun tak mampu memotong beton. Malah mata gerendanya bertumpulan sehingga tak dapat digunakan lagi sebelum ditukar dengan mata gerenda yang baru. Akibat dari memakai gerenda tersebut, gesekan mata gerenda dengan beton menghasilkan abu cukup banyak sehingga menyulitkan bernafas.

Untuk  mengurangi debu, beton tersebut disiram air. Meski demikian level yang ketebalannya sekitar 50 cm itu tak juga terpotong. Diketahui, selain bangunan yang cukup tebal dan diameter besinya cukup besar. Proses pembongkaran  ini disaksikan langsung sejumlah warga yang rumahnya persis bersebelahan dengan bangunan sekolah. Mereka tampak kecewa karena bangunan level itu tak berhasil dihancurkan. Sebab, mereka sangat keberatan dengan bangunan level yang beredekatan dengan bangunan rumahnyanya. “Kenapa kalian tidak bongkar sampai selesai, apa kalian membongkar hanya untuk mencari amplop saja ke sekolah Nanyang. Dinas TRTB tidak pernah serius membongkar sekolah Nayang,” celoteh warga.

Menanggapi hal tersebut, Ali Tohar menjelaskan kalau sudah berusaha sekuat tenaga, namun memang beton bangunan tersebut sulit untuk dihancurkan. “Kita telah berusaha sekuat tenaga, namun bangunan itu sulit dihancurkan karena sangat tebal sekali. Gerenda mesin pemotong beton yang kita bawa juga tak mampu memotongnya. Kita telah bertemu dengan pihak yayasan, mereka berjanji akan membongkar sendiri. Kita akan terus mengawasinya,” tegas Ali.(adl)

Palestina-Israel Berdamai

PBB-AS Dukung Perundingan

AMMAN – Keputusan Palestina dan Israel kembali duduk satu meja untuk membahas negosiasi damai setelah setahun mandek menuai banyak pujian dari berbagai pihak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan AS mendukung keputusan kedua pihak untuk kembali bernegosiasi.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyemangati kedua pihak memanfaatkan momen itu untuk melanjutkan kerja sama demi menciptakan perdamaian abadi. Dalam pesannya dari Washington, juru bicara Gedung Putih juga menyambut perkembangan positif itu. “Presiden Barack Obama akan terus mendukung para pemimpin dari kedua pihak dan siap melakukan apapun agar negosiasi damai terus berlanjut,” kata jubir yang tak disebutkan namanya itu kemarin (4/1).

Negosiasi damai Palestina-Israel berlangsung di Amman, Jordania, sejak Selasa lalu (3/1). Putaran terakhir negosiasi damai berlangsung pada September 2010. Tetapi, Palestina menarik diri setelah Israel ngotot melanjutkan perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan timur Jerusalem. Wilayah itu dicaplok Israel dalam perang Timur Tengah dan diklaim Palestina sebagai bagian wilayahnya.

Otoritas Palestina menuntut penghentian pembangunan permukiman itu dan mengancam tidak akan melanjutkan negosiasi secara formal. Palestina juga meminta agar Israel berkomitmen menarik wilayah perbatasannya hingga garis sebelum pendudukan pasca-perang 1967.Tetapi, Israel menolak dan minta agar negosiasi berlanjut tanpa syarat.
Sayangnya, hingga kemarin pertemuan Palestina-Israel di Amman belum menghasilkan kesepakatan signifikan.

Satu-satunya kemajuan adalah kedua pihak sepakat untuk melanjutkan dialog. Berlanjutnya komunikasi Palestina-Israel, sekecil apapun, merupakan kemajuan yang berarti. Padahal, kedua pihak masih jauh dari kesepakatan terkait isu kunci untuk menyelesaikan konflik di antara mereka.

Negosiasi yang berlanjut setelah 15 bulan mandek itu sudah diawali dengan peringatan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Dia menyatakan akan bertindak tegas terhadap Tel Aviv jika negosiasi tersebut tidak berlanjut pada 26 Januari mendatang.

Menteri Luar Negeri Jordania Nasser Judeh selaku tuan rumah menyatakan harapannya terhadap negosiasi damai tersebut. “Hal terpenting adalah kedua belah pihak sudah bertemu dan bertatap muka hari ini (Selasa lalu),” ujarnya.
Meski memahami bahwa tidak ada langkah maju dalam pencapaian substansi negosiasi, dia mengapresiasi atmosfer positif yang terasa selama pertemuan berlangsung. “Kami sepakat bahwa diskusi akan berlanjut. Pertemuan lanjutan juga akan berlangsung di Jordania. Kami juga setuju untuk tidak memublikasikan jadwal sejumlah pertemuan lainnya, kecuali pertemuan yang dimediasi Jordania. Saya katakan, Anda mungkin tahu jadwal pertemuan itu atau mungkin tidak sama sekali,” tandasnya. (ap/afp/cak/dwi/jpnn)

SSB Dumai Selection Jajal SSB Al-Mukhlishin

Santri Sekolah Sepak Bola (SSB) Pesantren Modern Al-Mukhlishin menggelar uji coba dengan SSB Dumai Selection di Lapangan Pesantren Modern Al-Mukhlishin, Minggu (25/12) lalu.

Dalam pertandingan ini tim senior tuan rumah menang 6-1, tim yunior A SSB Al-Muhlishin menang 5-1. Namun tim yunior B SSB Al-Mukhlishin kalah 2-5 atas tim asal Dumai tersebut.

Kegiatan akhir semester I tahun 2011 Pesantren Modern Al-Mukhlishin, Tanjung Morawa dimeriahkan oleh kehadiran SSB Dumai Selection. Rombongan ini berjumlah 75 orang dan bermalam selama dua hari di asrama santri.
Rangkaian kunjungan silaturahim ke Pesantren Modern Al-Mukhlishin dan Serdang Bedagai (Sergai) ini merupakan kelima kali ke Sumut. Mereka bermaksud mengevaluasi hasil pelatihan SSB Dumai dibawah pimpinan Edy Pratikno SSos.

Selama bertanding dengan SSB Medan sekitarnya hingga Sergai belum pernah terkalahkan. Namun mereka harus mengakui kekalahan dalam pertandingan silaturahim dengan anak-anak santri Pesantren Modern Al-Mukhlishin yang berlatih secara permanen setiap sore.

Sejarah persepakbolaan SSB Pesantren Modern Al-Mukhlishin sudah cukup membanggakan dimana Tahun 2005 Tim Al-Mukhlishin ikut memperkuat kesebelasan Sumut pada Pospenas III di Stadion Teladan.
Santri Pesantren Modern Al-Muhklishin juga tampil di Pospenas V di Kalimantan dan terakhir tercatat sebagai finalis bersama dengan Tim Pesantren Darul Arafah Raya di Ponpes Ar-Raudhatul Hasanah dalam Liga Futsal Pesantren Tahun 2010.

Menyongsong beberapa rangkaian kegiatan sepakbola dan kegiatan lain, Pesantren Modern Al-Mukhlishin senantiasa memberi peluang para santri untuk berlatih dalam segala bentuk kegiatan ektrakurikuler seperti olahraga, seni dan kecakapan hidup.

Ustad Amir Panatagama SPdI selaku Pimpinan Pesantren Modern Al-Mukhlishin pada temu pisah menyampaikan selamat jalan kepada rombongan SSB Dumai yang dibawa Edy Pratikno, M Alimun Siregar, Abbas, Syahrial Sinyo dan Khamaifal Sambas. (*)

Suara Anjlok, Gaji PM Singapura Dipotong

SINGAPURA – Teladan kepemimpinan datang dari Singapura. Menyikapi anjloknya perolehan suara partai berkuasa, Partai Aksi Rakyat (PAP), pada pemilu Mei lalu, Negeri Singa itu mengambil keputusan tegas: memotong gaji pokok para pemimpinnya. Sebab, anjloknya raihan suara itu otomatis menunjukkan turunnya kepuasan rakyat pada kinerja pemerintah.

Lewat evaluasi sebuah komite independen bentukan pemerintah, Rabu (4/1) diputuskan bahwa gaji Perdana Menteri Lee Hsien Loong dikorting 36 persen menjadi tinggal  1,7 juta dolar US per tahun.

Seperti dilansir AFP,  potongan lebih besar dikenakan kepada gaji Presiden Tony Tan, yakni 51 persen. Ini membuat bayaran kepala negara yang tugasnya lebih banyak seremonial itu tersisa 1,5 juta dolar US.

Selanjutnya, gaji menteri  yang masuk kabinet pimpinan Lee Hsien Loong, seperti dikutip BBC, dipotong 37 persen. Jumlah ini menjadi sekitar setengah  gaji yang diterima sang perdana menteri. Beleid baru itu berlaku surut, yakni dihitung sejak awal kerja pemerintahan yang sekarang pada 21 Mei 2011.

“Komite merekomendasikan formula gaji dengan komponen-komponen yang berbanding lurus dengan kinerja individu serta pendapatan nasional,” bunyi petikan laporan akhir komite independen yang disampaikan kepada pemerintah, seperti dikutip BBC.

Keberanian Singapura sungguh patut dicontoh. Sebab, dengan kekuasaan yang sedemikian besar pada sebuah sistem pemerintahan yang dibilang semitotaliter, pemerintah Singapura sebenarnya bisa memilih menutup telinga.
Meski raihan suara PAP yang menguasai Singapura sejak merdeka pada 1965 pada pemilu Mei lalu anjlok sampai 60 persen, mereka masih menduduki 81 dari total 87 kursi parlemen. Level kemakmuran negara kota itu tidak mengendur.

Tapi, Lee Hsien Loong sadar, penurunan suara terbesar sepanjang sejarah Singapura merdeka itu memperlihatkan bahwa ada ketidakpuasan warga yang tak bisa disepelekan. Apalagi, putra Bapak Bangsa Singapura Lee Kuan Yew itu sudah jauh-jauh hari berjanji meninjau besaran gaji pejabat yang telah lama menjadi sasaran kritik.

Meski sudah dikorting cukup besar, tetap saja PM Singapura adalah pemimpin pemerintahan yang terpilih lewat pemilu dengan gaji terbesar di dunia. Jumlah bayaran yang dikantongi Lee bahkan lebih dari empat kali gaji per tahun Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Apalagi, dalam peraturan baru itu juga disebutkan, PM, presiden, dan menteri-menteri masih berhak atas bonus nasional berupa tiga bulan gaji jika target pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan warga tercapai.

Jumlah bonus itu memang tak sebesar pada skema gaji sebelumnya yang mencapai 10 bulan gaji jika target pertumbuhan ekonomi 10 persen terpenuhi. Tapi, mengingat masih besarnya nominal gaji yang diterima PM, presiden, dan menteri pasca pemotongan, tetap saja jumlahnya menggiurkan.

Analis politik Singapura Seah Chiang Nee menganggap pemerintah belum sepenuhnya transparan untuk pembagian bonus.

“Pemotongan ini memang memperlihatkan pemerintah mendengarkan keprihatinan rakyat. Tapi, mereka mestinya bisa lebih terbuka dalam hal bonus, tunjangan, dan penerimaan-penerimaan lain di luar gaji pokok,” katanya kepada AFP. (c2/ttg/jpnn)