29 C
Medan
Wednesday, December 31, 2025
Home Blog Page 14186

Adriano Galliani Pastikan Tevez

WAKIL Presiden AC Milan Adriano Galliani berjanji akan membicarakan kemungkinan transfer Tevez dalam waktu.

Rumor kepindahan Tevez ke San Siro terus menyeruak. Meski tak mengakui secara terang-terangan, Galliani mengisyaratkan akan memboyong Tevez pada bursa transfer musim dingin, Januari mendatang. Hal itu diungkapkan Galliani dalam acara penghargaan Italian Football Hall of Fame di Firenze.

“Tevez? Jangan buat saya berbohong di hari saya mendapatkan penghargaan. Kami akan membicarakan tentang ini dalam beberapa hari ke depan,” ujar Galliani, seperti dikutip Football Italia.

Sebelumnya diberitakan La Gazzetta dello Sport, Manchester City sudah memberikan lampu hijau kepada Milan untuk berbicara dengan agen Tevez, namun negosiasi secara resmi sejauh ini belum dilaksanakan.
Lebih lanjut, Galliani juga puas atas penampilan Rossoneri yang menanjak belakangan ini.

“Kami menjalani pemulihan dengan sangat baik, kami meraih 22 poin dari delapan pertandingan, seharusnya kami meraih 24 poin tapi gagal. Setelah kalah dari Juventus kami tertinggal enam poin, sekarang hanya dua,” ungkap Galliani.
“Kompetisi masih sangat panjang, kita lihat apa yang terjadi. Juve menduduki tempat pertama, mereka bermain sangat baik,” pungkasnya.

Rumor kepindahan Tevez ke San Siro terus menyeruak. Meski tak mengakui secara terang-terangan, Galliani mengisyaratkan akan memboyong Tevez pada bursa transfer musim dingin, Januari mendatang. Hal itu diungkapkan Galliani dalam acara penghargaan Italian Football Hall of Fame di Firenze.

“Tevez? Jangan buat saya berbohong di hari saya mendapatkan penghargaan. Kami akan membicarakan tentang ini dalam beberapa hari ke depan,” ujar Galliani, seperti dikutip Football Italia.

Sebelumnya diberitakan La Gazzetta dello Sport, Manchester City sudah memberikan lampu hijau kepada Milan untuk berbicara dengan agen Tevez, namun negosiasi secara resmi sejauh ini belum dilaksanakan.
Lebih lanjut, Galliani juga puas atas penampilan Rossoneri yang menanjak belakangan ini.

“Kami menjalani pemulihan dengan sangat baik, kami meraih 22 poin dari delapan pertandingan, seharusnya kami meraih 24 poin tapi gagal. Setelah kalah dari Juventus kami tertinggal enam poin, sekarang hanya dua,” ungkap Galliani. “Kompetisi masih sangat panjang, kita lihat apa yang terjadi. Juve menduduki tempat pertama, mereka bermain sangat baik,” pungkasnya. (net/jpnn)

Tetap Fokus

MEDAN-Jelang lanjutan ISL PSMS kontra Persisam di Stadion Teladan, Kamis (8/12) mendatang, menghadirkan perbedaan mencolok di antara kedua tim yang akan bertanding.

Sejauh ini PSMS yang berjuluk Ayam Kinantan, oleh banyak kalangan dianggap sebagai tim miskin dengan materi pemain ala kadarnya. Berbeda dengan Persisam yang mendapat julukan Elang Borneo. Tim ini memiliki kekuatan finansial yang sangat sehat sehingga gampang mendatangkan pemain bintang.

Karena pemainnya dinilai kalah pengalaman dibanding skuad Persisam, Raja Isa pun mengaku bahwa anak asuhnya kalah matang dibanding tim tamu.

Terlebih bila melihat materi pemain yang dimiliki Persisam, di mana antaranya terdapat nama-nama beken semisal Christian Gonzales, Yongki Aribowo, Muhamad Robby, Eka Ramdani serta mantan penjaga gawang PSMS Usman Pribadi dan wing bek Supriono. Belum lagi nama Ronald Fagundez yang sempat malang melintang tatkala masih memperkuat Persik Kediri beberapa waktu lalu.

“Luar biasa nama-nama pemain yang bercokol di tim itu. Semuanya familiar di telinga pemerhati sepak bola nasional. Tak ada yang meragukan kemampuan pemain yang mereka miliki,” tandas Isa.

Atas dasar itu pula Isa mengatakan bahwa kekuatan Persisam jauh lebih baik dibanding Mitra Kukar yang mereka tahan imbang dengan skor 1-1 pada akhir pekan lalu.

Ironisnya, ketika PSMS hanya bermain imbang lawan Mitra Kukar, di waktu bersamaan Persisam justru mencuri kemenangan 2-1 ketika bertandang ke markas PSAP.

“Di atas kertas mereka (Persisam) memang menang segalanya atas kita. Selain memiliki kekuatan finansial yang mumpuni di sisi lain, Persisam pun memiliki persiapan yang lebih mapan. Tapi jangan khawatir, karena apapun bisa terjadi di sepak bola. Artinya, PSMS siap memberikan kejutan pada pertandingan kedua,” tekad Isa. (saz)

IPL, Rahudman Geleng Kepala

JAKARTA – Walikota Medan Rahudman Harahap tidak tertarik saat  dimintai komentarnya mengenai tawaran Ketua PSSI Djohar Arifin yang mengajak klub-klub yang bermain di Indonesia Super League (ISL) segera balik ke Indonesia Premier League (IPL).

Saat ditanya koran ini kemarin, Rahudman hanya geleng-geleng kepala saja. Bahkan saat ditanya bagaimana kondisi dualisme PSMS, Rahudman menganggap tidak ada masalah. “PSMS baik-baik saja, kemarin main bagus melawan Mitra Kukar,” ujar Rahudman kepada koran ini di kantor Kemendagri, Jakarta, kemarin (6/12).

Rahudman datang ke Kemendagri guna menyampaikan undangan ke Mendagri Gamawan Fauzi untuk menghadiri acara Tabligh Akbar di Medan pada 18 Desember mendatang.

Seperti diketahui, PSMS pada perdana di ajang ISL kontra Mitra Kukar di Stadion Teladan pada Minggu (4/12) malam, berakir imbang 1-1.
Rahudman menilai, para penggawa asuhan Raja Isa telah bermain baik. “Laga selanjutnya melawan Persisam Samarinda, saya berharap bisa bermain lebih baik lagi dan menang,” ujar Rahudman.

Seperti diketahui, sebagaimana terjadi di sejumlah klub lain di tanah air, PSMS juga kena tren dualisme.  Soal ini disebabkan dua kompetisi yang bakal bergilir di negeri ini. Satu punya PSSI yang namanya Indonesian Primer League (IPL), satunya lagi gawean PT Liga Indonesia dengan kompetisi Indonesian Super League (ISL). (sam)

Sumurung Prihatin Tempat Latihan

Medan- Sebuah hobi membanting  barang-barang yang ada di sekitarnya, kini Sumurung Siregar justru menjelma menjadi pegulat andal yang mampu mengharumkan nama Sumatera Utara di pentas inetrnasional.

Diungkapkannya bahwa dirinya pertama kali tertarik menggeluti cabor gulat saat duduk di kelas dua SMA. Saat itu Sumurung yang masih tinggal  di Padang Sidempuan tak pernah letih menempa kemampuannya.

“Dulu saya suka membanting barang-barang. Nah, kebiasaan saya itu saya salurkan ketika latihan gulat,” ucap Sumurung Siregar kepada Sumut Pos, Selasa 96/12).

Selanjutnya pria berusia 21 tahun ini mengutarakan bahwa prestasinya kian melonjak saat meraih medali perak pada Kejurnas 2011 di Jogjakarta. “Dari sana saya terpilih mengikuti pelatnas Sea Games,” kenangnya.

Seiring dengan prestasinya yang terus meningkat, Sumurung pun dituntut untuk mampu membagi waktu antara latihan dan kuliah. “Awalnya susah, tapi lama-lama bisa juga,” bilang pria yang terdaftar sebagai mahasiswa UMSU itu.

Diungkapkannya bahwa untuk menjadi pegulat andal dirinya tetap berlatih tiga kali dalam seminggu. Demikian juga dengan kewajiban mengikuti latihan di gym serta renang pada pagi hari.

Terkait prestasi gulat di Sumut, Sumurung mengatakan bahwa pegulat Sumut memiliki potensi untuk tumbuh dan berprestasi jika memiliki tempat latihan yang refresentatif.

“Lihatlah tempat ini kalau sudah hujan pasti bocor sehingga mengakibatkan banjir di sana-sini. Kondisi ini jelas menggangu program latihan,” bilang Sumurung, terkait tempat latihan tim gulat Sumut yang berada di bekas Universitas Terbuka (dahulu SGO), Jalan Stadion Teladan Medan. (mag-10)

Perbarui Diri untuk Tingkatkan Solidaritas

Natal Bersama PDI Perjuangan Medan Tuntungan

MEDAN – Memperingati hari besar umat Kristiani di tahun ini, keluarga besar Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Medan Tuntungan gelar natal bersama, Sabtu (3/12) malam.

Acara yang bertemakan ‘Kita Perbaharui Diri untuk Meningkatkan Solidaritas dan Dedikasi Kader Partai pada Wong Cilik’ ini, dihelat dengan meriah di Jambur Tamsaka Jalan Jamin Ginting Medan.

Turut hadir dalam acara yang diikuti ratusan jamaah itu, perwakilan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Sumatera Utara (Sumut), Sarma Hutajulu, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Medan, Piter Brahmana, mewakili Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Medan, Daniel Pinem, Camat Medan Tuntungan, Gelora Sembiring, dan seluruh kader Pengurus Anak Cabang (PAC), Pengurus Anak Ranting (PAR) PDI Perjuangan se Kecamatan Medan Tuntungan.

Ketua PAC Medan Tuntungan, Halpian Sembiring Meliala selaku pihak penyelenggara dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melancarkan kegiatan natal oikumene yang telah direncanakan pihaknya sebelumnya.
“Mudah-mudahan, melalui perayaan ini, tali persaudaraan kita makin dekat, kompak, dan saling tolong menolong dalam bermasyarakat,” ungkapnya.

Halpian mengajak agar seluruh kader dapat terus tanggap membantu masyarakat yang memerlukan bantuan, dan meyakinkan bahwa PDI Perjuangan bukanlah partai seram, ganas serta menakutkan. “Tetapi partai yang peduli dan peka terhadap permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat melalui perbuatan dan tindakan nyata,” sebutnya.

Sebagai bentuk kepedulian tersebut, lanjut Halpian, khusus PAC Medan Tuntungan sendiri, pihaknya telah menyediakan satu unit mobil ambulans gratis yang setiap saat dapat digunakan warga yang membutuhkan. “Untuk mengecek kesehatan, kita juga sudah menstanbykan mobil pengobatan gratis untuk masyarakat,” terangnya.

Akhir sambutannya, kepada para jamaah dan masyarakat yang hadir, Halpian mengingatkan, behwa selain menggelar perayaan natal bersama, pihaknya juga menggelar bakti sosial berupa pengobatan gratis di Jambur Ernala Jalan Kapten Purba Perumnas Simalingkar Medan, Minggu (6/12). “Bapak Ibu dan saudara-saudara sekalian bisa hadir untuk berobat dan mengecek kesehatan. Di sana, tim medis dr Sofyan Tan siap untuk membantu saudara sekalian,” tutup Halpian.(*/sr/smg)

PTPN III Gelar Business Gathering

MEDAN – Menjalin hubungan yang harmonis antara seluruh stakeholders agar iklim bisnis yang kondusif tercapai menjadi harapan semua pelaku bisnis tak terkecuali PTPN III selaku BUMN yang bergerak di bidang perkebunan yang unit usahanya tersebar hampir di seluruh kabupaten di Sumatera Utara.

Untuk menciptakan kerekatan tali bisnis yang sudah terjalin selama ini, PTPN III mengundang beberapa stakeholders diantaranya customers, suppliers dan akademisi dalam jamuan business gahtering di penghujung tahun 2011 pada tanggal 5 Desember di Aula PTPN III Jalan Sei Batanghari No. 2 Medan.

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama PTPN III Amri Siregar dalam welcoming speech mengucapkan terima kasih atas hubungan bisnis yang telah terjalin selama ini. Acara business gathering adalah forum silaturahmi sebagai komunikasi langsung yang efektif dalam menyampaikan kebijakan perusahaan kepada stakeholder untuk mendapatkan feedback secara langsung dari semua komponen untuk kemajuan perusahaan.

Selain itu ia juga menjelaskan bahwa PTPN III sangat serius membangun kawasan industri terintegrasi yang berbasis kelapa sawit di Sei Mangkei. Amri juga mengumumkan bahwa PTPN III telah melaksanakan sistem pengadaan barang dan jasa melalui elektronik atau E-Procurement untuk pelelangan umum dan terbatas.

Kesempatan kali itu juga dilakukan dialog interaktif dan sosialisasi mengenai rencana pengembangan kawasan industri berbasis kelapa sawit yang menuntut kompetensi mitra usaha yang semakin kompleks oleh DR Ir Chairul Muluk, Direktur Perencanaan dan Pengembangan, pemaparan tentang etika bisnis perusahaan oleh Ir Aja Ibrafan MM, Kepala Bagian Corporate Secretary, paparan mengenai pemenuhan persyaratan produk yang semakin lengkap dengan tersedianya produk CPO dan Palm kernel bersertifikat oleh Ir. Marisi Butarbutar MM, Kepala Bagian Transformasi Bisnis dan Teknologi Informasi.

Selain dialog interaktif, juga diumumkan bahwa PTPN III telah meluncurkan SMS Centre 3030 sebagai media komunikasi menerima kritik dan saran terkait perusahaan. (ndi/rel)

Pesta Danau Toba Setaraf Pesta Kampung

Bupati Samosir Kritik Gatot

MEDAN-Tiga pekan lagi even akbar Pesta Danau Toba (PDT) kembali digelar. Even yang sejatinya untuk menarik minat wisatawan tersebut diharapkan berujung sukses. Sayang, perhatian Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) cenderung tak tampak, yang mencolok hanya papan reklame raksasa yang dipajang di beberapa sudut Kota Medan.

Selain soal PDT, masalah Danau Toba secara umum ternyata kurang mendapat perhatian dari Pemprovsu. Setidaknya, hal ini diutarakan Bupati Samosir Mangindar Simbolon pada acara Konferensi Pariwisata Nasional di Jakarta, Senin (5/12). Mangindar menyayangkan sikap Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho yang cenderung tidak peduli dengan Danau Toba sebagai ikon Sumut. Dia menilai Gatot tidak memberikan dukungan terhadap upaya kabupaten/kota di sekitar Danau Toba untuk mengembangkan kawasan wisata andalan Sumut itu.

Mangindar menyebutkan, para bupati/wali kota di sekitar Danau Toba telah menyepakati konsep Lake Toba Regional Management. Hanya saja, koordinasi dengan Pemprov Sumut tidak berjalan baik. Dia meminta pemerintah pusat mengeluarkan instruksi kepada Gatot agar mengkoordinasikan kabupaten/kota untuk urusan pengembangan Danau Toba ini. “Tolong ada instruksi dari pusat untuk gubernur, karena kami butuh sinergitas. Pusat sudah merespon bagusn
tapi kadis pariwisata tak tahu wisata,” cetus Mangindar.

Even PDT sejatinya bisa menjadi jalan masuk bagi Pemprovsu untuk lebih memajukan sektor wisata Danau Toba. Sayang, tidak hanya pihak birokrat saja yang tidak puas dengan Pemprovsu, para seniman dan budayawan pun merasakan hal yang sama. Ya, PDT yang seyogianya menghidupkan kembali berbagai tradisi Batak masih jauh dari kenyataan. Bahkan dengan pelaksanaan selama ini, PDT belum layak untuk menjadi langkah promosi pariwisata Sumatera Utara di tingkat internasional.

Hal itu antara lain disampaikan Direktur Pusat Latihan Opera Batak Thompson Hs, Senin (5/12) sehubungan pelaksanaan PDT yang digelar 27-30 Desember 2011 nanti. “Pesta Danau Toba, menurut saya belum bisa menjadi paket yang menarik untuk dunia luar akibat pasang-surut pengelolaannya. Tentu saja mengenai kepanitiaannya harus ditafsir sinerginya,” katanya.

Tidak sinerginya panitia lalu menimbulkan pertanyaan baru bagi sastrawan muda Batak ini. “Sesungguhnya Pesta Danau Toba itu mau dijadikan paket apa? Apakah paket budaya atau paket politik pariwisata tentang Danau Toba? Peningkatan dalam pendanaan ternyata tidak menjamin sinergi penciptaan paket yang menarik,” tambah Thompson.
Menurut Thompson, kurangnya komunikasi yang dijalin panitia dengan masyarakat sekitar Danau Toba semakin menjauhkan harapan dari pelaksanaan PDT itu sendiri. Salah satunya pengikisan nilai-nilai budaya di sepanjang pesisir Danau Toba yang tampak belakangan ini.

Keterlibatan seniman lokal pun dinilai masih belum maksimal. Terlihat dari rekrutmen yang dilakukan panitia. “Terlibat sebatas apa? Jangan keterlibatan itu digantungkan sebatas bagi-bagi proyek. Potensi kesenian lokal harus dilihat secara objektif dalam suatu proses yang dapat dipantau dari dokumen seperti track record dan dokumen visual. Dengan dukungan dokumen, standar mutu grup kesenian yang terlibat dapat dipertanggungjawabkan untuk promosi internasional. Kalau itu tidak bisa dilakukan, cukuplah Pesta Danau Toba setaraf kampung-kampung di sekitar danau itu,” ketusnya.

Menurutnya, agar PDT tidak sebatas seremoni, tapi bisa berdampak positif terhadap pembangunan kawasan Danau Toba itu, pengelolaan harus dilakukan orang atau lembaga yang punya kemampuan luas tentang Danau Toba. “Jangan kepada yang merasa menguasai teritori dan politik partai. Kalau pun harus orang partai, hendaknya partai yang konsern dengan isu lingkungan hidup terutama Danau Toba,” tegas Thompson.

APBN Anggarkan Rp20 Miliar

Keresahan akan nasib Danau Toba dan PDT-nya seakan diwakili sang bupati saat menyampaikan pendapat di forum yang dihadiri sejumlah pejabat Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gusti Kanjeng Ratu Hemas.

Mangindar meminta Hemas mendorong agar revisi UU Nomor 32 tahun 2004 memasukkan ketentuan yang mewajibkan gubernur mengkoordinasikan kerjasama kabupaten/kota yang ada di wilayahnya. Hemas menanggapi, memang dalam upaya pengembangan Danau Toba, ada ketidaksiapan aparatur pemda, termasuk masyarakat di sekitar Danau Toba. “Infrastruktur jalan perlu perbaikan dan banyaknya keramba ikan sangat mengganggu, tapi ini karena di sana menjadi mata pencaharian,” ujar istri Sri Sultan HB X itu.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar kepada wartawan juga mengungkapkan lemahkan koordinasi di tingkat Pemda yang ada di Sumut. “Konsep pengembangan Danau Toba, banyak, tapi ada problem implementasi dan koordinasi. “Danau Toba banyak keramba, tapi dibiarkan,” ujar Sapta Nirwandar.

Meski kecewa dengan Gatot, namun Mangindar merasa senang karena perhatian pusat cukup baik kepada Danau Toba. Disebutkan, untuk tahun depan saja, APBN melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menganggarkan Rp20 miliar untuk Danau Toba. Dana ini antara lain untuk menyusun master plan pembuatan geopark yang harus sudah kelar akhir 2011 ini. Selanjutnya, pada 2012 sudah mulai dibangun etalase sebagai tempat untuk memamerkan keunikan-keunikan Danau Toba.

Pemkab Samosir sudah menyediakan lahan 22 hektar untuk pembangunan etalase ini. “Etalase ini nantinya diisi miniatur-miniatur keunikan Danau Toba. Bahkan, nantinya ada semacam teater, semacam film, yang menggambarkan proses meletusnya gunung hingga terbentuknya Danau Toba,” kata Mangindar.
Selain itu, untuk menyadarkan dan melibatkan masyakarat sekitar danau, pemerintah juga akan melaksanakan program Destination Management Organization (DMO). “Melalui DMO kita sadarkan masyarakat mengenai pentingnya sektor pariwisata,” ujar Mangindar.

Sementara, Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam kata sambutannya membeberkan keunggulan sektor periwisata dibanding sektor lainnya. Menurut Hatta, sektor pariwisata merupakan sektor menyerap tenaga kerja terbanyak di dunia. “Begitu satu turis datang, setidaknya membutuhkan enam hingga tujuh tenaga kerja yang melayaninya,” kata Hatta.

Soal kritik Mangindar terhadap Gatot langsung disikapi  Wakil Sekretaris Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS) DPRD Sumut Tohonon Silalahi. Menariknya, wakil rakyat ini malah ‘kurang mendukung’ kritik sang bupati. “Kalau saya no comment mengenai hal itu. Secara kasat mata, masyarakat bisa saja memberikan penilaian itu. Karena asumsi masyarakat, kalau memberikan bantuan itu harus segera terlihat bantuannya dan dampaknya,” ujarnya kepada SUmut Pos, Senin (5/12).

Lebih lanjut dikatakan anggota Komisi A DPRD Sumut ini, namun sebaiknya, masyarakat juga terlalu mudah memberikan penilaian negatif terhadap kebijakan atau kepemimpinan kepala daerah. “Kita jangan terus menilai Plt Gubsu tidak peduli dan sebagainya. Karena logikanya, bantuan dari pusat itu biasanya dikomunikasikan ke kepala daerah yang bersangkutan,” jawabnya.

Disinggung mengenai kritikan kurang perhatiannya Gatot, dikemukakan Bupati Samosir Mangindar Simbolon, Tohonan Silalahi mengungkapkan pada kenyataannya infrastruktur di seputaran Danau Toba relatif baik. “Jalan-jalan ke sana juga sudah baik. Kalau saat ini, pengalokasian anggaran ke pengelolaan Danau Toba sebagai pusat pariwisata memang belum dianggarkan, dan APBD Sumut 2012 belum diketuk. Mungkin ada prioritas di bidang lain,” katanya lagi. (jul/sam/ari)

Tabrakan 13 Supercar, Rp35M Melayang

SHIMONOSEKI- Barangkali inilah tabrakan termahal di jalan raya yang pernah terjadi. Bayangkan, delapan Ferrari, tiga Mercedes-Benz, satu Lamborghini, dan satu Nissan Skyline bertumbukan. Ditambah dengan satu mobil ‘sederhana’, Toyota Prius Hybrid, jadilah kecelakaan di Chugoku Expressway di Shimonoseki, Prefektur Yamaguchi, Jepang, Minggu sore (4/12) itu ‘bernilai’ sekitar 300 juta yen atau Rp2,5 juta poundsterling (atau sekitar Rp35 miliar)!

Akibat kecelakaan itu pula, seperti dilaporkan BBC, sepuluh orang harus dilarikan ke rumah sakit. Tetapi, tak seorang pun mengalami luka serius. Yang justru sangat serius adalah dampak ke beberapa supercar yang terlibat insiden tersebut.

Menurut kepolisian setempat, beberapa supercar berada dalam kondisi parah dan mustahil untuk bisa diperbaiki lagi. Antara lain, dua Ferrari 430s, dua Ferrari 360 Modenas, dua Ferrari F355s, dan sebuah Lamborghini Diablo.
“Saya tak pernah melihat kejadian seperti itu sebelumnya. Setahu saya, Ferrari tak pernah melintas bersama dalam jumlah besar,” kata Letnan Eiichiro Kamitami, petugas patroli jalan raya kepolisian Shimoseki, kepada AFP.

Tak disebutkan identitas para pengendara mobil mewah yang terlibat kecelakaan itu dan asal mereka. Polisi, seperti dikutip koran The Asahi Shimbun, hanya menyebut mereka sebagai penggila mobil mewah.

Yang jelas, mereka memang sengaja berkonvoi bersama menuju Hiroshima. Insiden bermula ketika salah seorang pengendara Ferrari berusaha pindah jalur. Sialnya, dia membentur pembatas jalan sehingga mengakibatkan tabrakan beruntun.

“Kecepatan mereka saat kecelakaan itu 140-160 kilometer (km) per jam,” ujar seorang saksi mata yang tak disebutkan namanya kepada kanal televisi TBS. “Tiba-tiba saja ada yang kehilangan kontrol dan terjadilah tabrakan beruntun itu,”  terang dia.

Di antara 13 kendaraan nahas itu, Toyota Prius yang merupakan mobil ‘paling murah’ dalam insiden tersebut sebenarnya tak termasuk rombongan konvoi. Kebetulan saja mobil yang di Indonesia berharga lebih dari Rp626 juta itu melintas di tempat yang sama.

Sedangkan di antara seluruh kendaraan supermewah yang mengalami insiden tersebut, hanya satu yang buatan Jepang sekaligus satu-satunya supercar made in Negeri Matahari Terbit itu sampai sekarang: Nissan Skyline GT-R. (c11/ttg/jpnn)

RSUP Adam Malik dan Pirngadi Bermasalah dengan Izin

Medan- RSUP H Adam Malik dan RSU dr Pirngadi Medan masuk kategori merah oleh Kantor Kementerian Lingkungan Hidup Pusat (Kemen LH) beberapa waktu lalu. Setelah diusut, kabar mengejutkan keluar dari Kepala Instalansi Kesehatan Lingkungan RSUP H Adam Malik, Domdom Bakara SP.

Kata Domdom, RSUP Adam Malik mendapat kategori merah karena ada satu kriteria yang belum dimiliki. Dan, izin untuk itu belum keluar. “Mengenai pengolaan limbahnya, sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. RSUP H Adam Malik masuk kategori merah karena ada salah satu kriteria dari sepuluh kriteria yang diajukan belum dimiliki saat ini.

Kriteria tersebut belum keluar sehubungan izin yang masih dalam pengurusan,” katanya.
Domdom menyebutkan, kesepuluh kriteria yang ditentukan oleh Kemen LH di antaranya izin insulator (cerobong asap dan yang termasuk dalam itu), pemusnahan limbah padat medis, harus punya TPS (tempat penyimpanan sementara), limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya), izin TPS (tempat penyimpanan sementara), tempat pengolahan limbah padat dan limbah cair dan izinnya, harus mempunyai pulometer (alat pengukur limbah cair), harus ada izin Ipal, harus mempunyai neraca limbah (berapa limbah masuk dan berapa limbah yang harus dimusnahkan), laporan pengelolaan limbah dan laporan semester yang harus dikirim persemester ke KLH dan BLH.

“RSUP H Adam Malik masuk kategori merah karena tidak punya izin insulator dan izin tempat TPS. Kalau masalah pengolaan sudah kita lakukan sesuai prosedur. Namun, kita hanya terkendala dalam hal izin. Untuk polusi sendiri, sudah kita lakukan uji emisi per enam bulan dan hasilnya tidak ada polusi udaranya. Asap pembakaran limbah juga tidak mencemari lingkungan karena sudah melalui beberapa proses dan tahapan. Intinya hasil asap yang dikeluarkan sudah bersih,” urai Domdom.

Dombom menuturkan, RSUP H Adam Malik yang sudah berdiri 20 tahun lebih kurang ini harus mengurus ulang izin karena direvisi sesuai dengan peraturan Kementerian Kesehatan yang baru. “Memang sudah 20 tahun berdiri tapi izin masih dalam pengurusan sebab rumah sakit mengalami revisi sesuai dengan undang-undang baru. Untuk lebih lanjutnya, silahkan tanya kepada Kepala Direktur Umum dan Operasional RSUP H Adam Malik karena beliau yang lebih berkompeten. Limbah rumah sakit tidak berpengaruh di sekitar pemukiman penduduk dan tidak merusak tanaman para petani yang ada disekitar rumah sakit,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Direktur Umum dan Operasional RSUP H Adam Malik, Drg Tinon Respati  mengaku, semua limbah sudah dikelola sesuai dengan. “Izin insulator dan izin tempat TPS-nya saja yang tidak ada. Dan itu terkendala karena izin operasional rumah sakit yang masih dalam pengurusan. Mengenai izin, itu semua keputusan dari pusat. Kalau kami ingin secepatnya,” ucapnya.

Tak jauh berbeda dengan RSUP Adam Malik, Kasubbag Hukum dan Humas RSU dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin SH MKes mengaku masalah izin memang masih menjadi kendala. “Mengenai izin, masih diurus perpanjangannya. Sebelumnya sudah ada izin tapi masih dalam pengurusan karena massa berlakunya sudah mati. Untuk izin operasional rumah sakit, sudah ada sejak dari zaman penjajahan Belanda. Kalau Kemen LH mengatakan kategori merah, tanyakan langsung saja kepada mereka apa alasannya,” cetusnya.

Terkait dengan itu, Anggota Komisi A DPRD Kota Medan, Landen Marbun, sangat menyesalkan kedua rumah sakit tersebut lamban dalam mengurus izin. “Bagaimana mengurus pasien jika mengurus izin saja lamban. Ini harus menjadi perhatian serius dari Pemprov Sumut dan Pemko Medan,” ungkapnya.

Sementara Ketua Komisi B DPRD Medan, Roma P Simaremare berjanji dalam waktu dekat akan melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan lingkungan di dua rumah sakit tersebut dalam kunjungan kerja (Kunker) pada Januari mendatang. “Kalau memang benar yang dilansir Kementrian Lingkungan Hidup terhadap dua rumah sakit di Kota Medan akan kita periksa kebenaran itu dalam kunjungan kerja Komisi B pada Januari yang akan segera kita jadwalkan,” jelasnya.
Menurutnya, waktu tersebut tidak terlalu lama untuk melakukan pengecekan terhadap kedua rumah sakit itu. “Itu tidak terlalu lama, karena program kita sedang padat. Lagi pula, Komisi B juga sama sekali belum pernah melakukan pemeriksaan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) terhadap kedua rumah sakit itu,” ucapnya. (jon/adl)

Sepuluh Kriteria yang Ditentukan oleh Kemen LH

  1. Izin insulator (cerobong asap dan yang termasuk dalam itu)
  2. Pemusnahan limbah padat medis
  3. Punya TPS (tempat penyimpanan sementara)
  4. Limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya)
  5. Izin TPS (tempat penyimpanan sementara)
  6. Tempat pengolahan limbah padat dan limbah cair dan izinnya
  7. Mempunyai pulometer (alat pengukur limbah cair)
  8. Ada izin Ipal
  9. Mempunyai neraca limbah (berapa limbah masuk dan berapa limbah yang harus dimusnahkan)
  10. Laporan pengelolaan limbah dan laporan semester yang harus dikirim persemester ke KLH dan BLH.

Sumber: Kepala Instalansi Kesehatan Lingkungan RSUP H Adam Malik, Domdom Bakara SP

Kalau CBD Mengganggu, Bongkar Saja

MEDAN- Proyek Central Bussiness District (CBD) di Kecamatan Polonia Medan, makin rawan gagal. Sebabnya, perlahan namun pasti, desakan agar proyek yang pembangunannya terus berjalan ini untuk dibongkar, semakin mencuatn
Terlebih lagi, setelah muncul dan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No 62 Tahun 2011 mengenai aturan yang menegaskan, Bandara Polonia akan tetap beroperasi meskipun Bandara Kualanamu telah beroperasi. Setidaknya hal ini diungkapkan anggota Komisi A DPRD Sumut Hasbullah Hadi kepada Sumut Pos, Senin (5/12).

“Berdasarkan Perpres yang baru itu, ditegaskan Polonia tetap beroperasi khususnya bagi penerbangan TNI AU. Dan ditegaskan pula, tidak boleh ada bangunan-bangunan yang bisa mengganggu keselamatan penerbangan. Jadi, kalau memang itu (CBD) mengganggu, dibongkar saja. Apalagi kalau diteruskan pembangunan nya, sama artinya itu bangunan bermasalah dan melanggar Perpres itu,” tegasnya.

Ditambahkannya, persoalan CBD ini juga tidak hanya berdasarkan atas hal itu saja. Dari awal berdiri dan pembangunannya juga sudah tidak sesuai. “Dari pertama saja sudah tidak sesuai. Pembangunannya di atas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang otomatis tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ada. Ini diduga, pemberian izin merupakan kongkalikong antara pengembang dan penguasa, dalam hal ini Pemko Medan dengan pemilik CBD. Ini harus diusut, karena menyalahi aturan yang ada,” tegasnya.

Sementara itu, perwakilan masyarakat di Sari Rejo, Medan Polonia melalui Ketua Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) Riwayat Pakpahan menegaskan, agar dengan terbitnya Perpres tersebut, Pemko Medan dapat mengambil langkah bijak. “Ini kan peraturan dari presiden, jadi Pemko Medan harus mengikuti aturan dari presiden itu. Masak CBD begitu mudahnya mendapat sertifikat, padahal berdiri di area yang bisa mengganggu penerbangan sementara kami masyarakat yang telah berjuang dari puluhan tahun lalu, dan tidak mengganggu penerbangan tidak mendapatkan hak kami sampai sekarang yaitu sertifikat. Dimana letak keadilan itu,” tukasnya.

Polemik CBD ini kemarin menuju pembatalan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Terkait itu, Sekda Kota Medan Syaiful Bahri menyatakan sampai saat ini Pemko belum menerima atau didesak untuk mencabut IMB CBD Polonia. “Saya no coment. Saya tidak bisa memberikan komentar, langsung saja ke Pak Wali,” ungkap Syaiful. (ari/adl)