26 C
Medan
Tuesday, December 30, 2025
Home Blog Page 14191

PSMS Sibuk Siapkan RUPS

MENGENAI keberlangsungan PSMS yang dapat ditentukan dengan adanya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PSMS, sudah di depan mata. Mantan Sekum PSMS ISL Idris mengatakan bahwa ke-40 klub pemilik PSMS sudah sepakat untuk mengajukan RUPS PT PSMS dalam waktu dekat. Dan sesuai AD/ART RUPS sudah dapat digelar jika memenuhi kuorum 50 persen + 1 atau 1/2 n + 1.

Keberadaan PT yang telah tiga tahun vakum, sesuai undang-undang akan dibekukan secara otomatis. Sementara di sisi lain pengelolaan klub akan tersendat bila PT tak memiliki badan hukum. “Untuk sementara PSMS (ISL, Red) pakai PT lain,” ujar Idris.

Sementara itu Direktur PT PSMS Dolly Sinumba Siregar menjelaskan PT PSMS memang belum rampung legalitasnya. PT tersebut dimiliki dua pihak, pihak pertama adalah Dolly Siregar dengan saham empat persen, sedangkan pihak kedua ialah 40 klub dengan 96 persen.

“Kesinambungan PT akan dibahas dalam RUPS. Itu harus diadakan. Tapi mekanismenya bukan saya sebagai direktur yang mengundang. Justru 40 klub selaku pemilik mayoritas saham mengajukan agar segera dibuat RUPS. Saya dan dewan direksi sedang menunggu ini,” ujarnya, Senin (5/12).

Menurut Dolly, perubahan struktur seperti dewan direksi, dewan komisaris dan komposisi saham akan dibahas dalam RUPS. Saham pun harus disetor secara tunai.

“Sejauh ini semuanya dalam proses. Badan hukum sudah ada, izin dari pihak-pihak terkait juga turun. Kita baru akan menyerahkannya pada Depkumham jika RUPS sudah digelar. Dan, depkumham butuh dua hingga tiga bulan untuk memproses dan mengeluarkan pengesahan legalitas,” jelasnya. (saz)

Aksi Jari Tengah Saha Luput Sanksi

LAGA keras antara PSMS kontra Mitra Kukar di Stadion Teladan lalu menimbulkan tanda tanya soal kedisiplinan pemain. Itu bermula dari perseteruan Osas Saha dengan pelatih Mitra Kukar Simon McMenemy.

Saha yang tampil cukup bagus meski tak mencetak gol memang membuat was-was barisan pertahanan tim tamu. Apalagi PSMS sempat leading 1-0 hingga menit 86. Kerja keras sang arsitek tim tamu memutar otak untuk mencuri gol, diwarnai dengan tekanan besar. Yakni kerasnya permainan tuan rumah. Itu membuat mental Mitra Kukar sempat down, dan terbawa ritme permainan tuan rumah. Bahkan Mitra Kukar tak sungkan turut main kasar yang berujung kartu merah Isnan Ali.

Nah, di tengah laga bertensi tinggi itu, Simon McMenemy juga terlihat mencak-mencak dari pinggir lapangan. Aksinya itu terekam dengan jelas di layar kaca-karena laga itu disiarkan secara langsung oleh ANTV.

Menjelang akhir laga, Osas Saha yang membawa bola menyusur sisi kanan pertahanan Mitra Kukar harus dihentikan dengan tekel keras pemain Mitra Kukar. Kebetulan aksi itu tak jauh dari jarak pandang Simon McMenemy, yang langsung mencak-mencak menuduh bahwa Saha diving.

Berbagai makian bercampur amarah dialamatkan kepada Saha. Tak tinggal diam, pemain asal Nigeria itu pun membalas aksi Simon dengan layangan jari tengah ke arahnya bertubi-tubi. Meski sudah dilerai wasit, Saha tetap mengacungkan jari tengah ke arah Simon. Beruntung tak sampai bikin suasana makin runyam karena skuad kedua tim melerai peristiwa itu.

Tingkah Saha ini tampaknya bakal tak dapat sanksi. Sebabnya kedua pihak sudah saling memaafkan usai laga. Menurut arsitek PSMS, Raja Isa, pertikaian itu hanya terjadi di lapangan. Selesai laga maka selasai pula masalah. “Saya tidak lihat dengan jelas masalah itu. Mungkin saya akan lihat rekaman ulang pertandingan kemarin untuk memastikannya,” terang pelatih asal Malaysia itu.  “Setahu saya McMenemy juga tak persoalkan masalah itu,” sambung mantan pelatih Persipura dan Persidafon itu.

Menariknya, aksi itu juga tak masuk daftar pelanggaran Pengawas Pertandingan. Jadi besar kemungkinan tak akan ada sanksi untuk Saha, yang musim lalu mencetak 29 gol bersama PSAP Sigli itu. “PP juga tak ada membahas masalah itu. Jadi sudah clear,” lanjut Raja Isa. (ful)

PMKI Gelar Pelatihan Kebugaran

MEDAN- Perhimpunan Kebugaran Masyarakat Indonesia (PMKI) Sumut  yang berada di bawah bendera Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI) Sumut, baru saja dibentuk pekan lalu. Namun berbagai even sudah digelar menyahuti program Kemenpora tentang kebugaran masyarakat.

Ya, PMKI Sumut memang baru seumur jagung. Dahliana Ketua Umum PMKI tak menampik hal itu. Bahkan Dahliana menyatakan masih akan fokus membenahi organisasi seraya menggelar even berkesinambungan.
“Kami ingin membentuk PMKI di kabupaten/kota terlebih dahulu. Setelah itu kami akan memperbanyak even aerobik,” katanya di sela-sela acara pelatihan kebugaran dan lomba aerobik se-Sumatera  Utara di Hotel Asean Medan, kemarin (4/12).

Memang even aerobik yang merupakan olahraga yang coba dimasyarakatkan oleh PMKI maupun FOMI, selama ini masih kurang even. Dengan begitu bibit atlet aerobik dari Sumut masih sedikit jumlahnya.

“Padahal ada even tingkat nasional yang setiap tahun digelar oleh Kemenpora. Dengan rutinitas even yang akan kami gelar maka progres kemunculan bibit tentu akan tinggi. Itu yang kita harapkan pula dari even yang kami gelar ini,” sambung Dahliana yang juga ketua IPSI Sumut itu.

Dijelaskan Abdul Karim Mazruk selaku ketua panitia even, antusiasme masyarakat terbilang luar biasa. Tak tanggung-tanggung peserta aerobik juga diikuti warga Banda Aceh, Langsa, Kuala Simpang, Sibolga, Asahan, Pangkalan Susu, Labura, Padang Sidempuan, Tanjung Pura, Binjai dan Medan.

“Kami tak sangka antusiasme masyarakat begini besar. Total 200an peserta membludak. Kami bahkan sampai kewalahan,” kata Karim.

Beberapa nomor dilombakan dengan kategori usia di bawah 40 tahun dan di atas 40 tahun. Lomba yang digelar antara lain aerobik maraton, aerobik sport, aerobik beregu, body language, body language dangdut dan nomor lainnya.
“Jurinya langsung dari Kemenpora Jakarta. Karena ini program mereka juga. Dan kami makin optimis olahraga aerobik semakin jaya, karena di even yang baru kali ini digelar antusiasme masyarakat sangat bagus,” lanjut Karim.

Sujamrat Amro Ketua Umum FOMI Sumut yang berada di lokasi menjelaskan, konsep menyehatkan masyarakat adalah hal utama yang harus terus dibina FOMI dan PMKI. Aerobik merupakan olahraga masyarakat yang langsung menyentuh awam. Itulah sebabnya lewat aerobik yang terus disosialisasikan, maka kebugaran warga bisa terjaga.
“Itu target dan tujuan kami. Tapi kami juga tak menutup mata atas prestas di cabang olahraga ini. Kami harap dengan even yang digelar PMKI ini terlahir bibit andal yang bisa membawa nama Sumut di tingkat nasional,” terang Sujamrat. (ful)

PWI Sumut Siapkan Tim Futsal

MEDAN-Ketua PWI Sumut Drs M Syarir mengatakan bahwa jelang berlangsungnya Liga Futsal Media Piala Gubsu ke-III, yang digelar 10-18 Desember 2011 mendatang di QS Futsal Jalan Bunga Asoka Medan Sunggal, PWI Sumut segera mempersiapkan tim.

“Dari aspirasi yang diterima tidak salah jika PWI Sumut membentuk tim futsal yang berlaga diajang Liga Media,” kata Syahrir di Sekretariat PWI Sumut, Senin (5/12) sore.

Lebih lanjut Syahrir mengatakan bahwa niat membentuk tim futsal bukan sekadar ingin berpartisipasi, tapi lebih dari itu, pihak ingin menampung aspirasi wartawan anggota PWI yang medianya tidakambil bagian di Liga Futsal tahun ini.
Pada rekretmen pemain nantinya PWI Sumut akan mengutamakan pemain yang memiliki kualitas mumpuni. “Kalau pemain hanya memiliki kemampuan yang biasa-biasa saja, jelas tidak akan terpilih dalam tim ini,” tandas Syahrir.
Terkait proses penjaringan wartawan anggota PWI yang akan kita turunkan pada Liga Media nantinya PWI Sumut Ayub Kesuma Siregar selaku sekertaris tim, sedangkan untuk manajer tim ditunjuk salah se-orang anggota DPRD Sumut yang juga anggota PWI Sumut, Brilian Mocktar SE.

“Ya kita telah menghubungi bung Brilian Mocktar dan beliau bersedia menjadi manajer tim,” terang Syahrir.  Bagi anggota PWI Sumut yang medianya tak bisa ikut Liga Futsal Media III tahun 2011 dikarena sedikitnya anggota PWI dimedianya dan ingin bergabung kedalam tim futsal PWI Sumut dapat menghubungi Ayub Kesuma (0812 6475 2371 dan 0813 2559 6808). (jun)

Rahmad Darmawan Diincar Pelita

JAKARTA- Pelita Jaya Karawang tak kenal lelah mewujudkan mimpi membentuk the dream team di ISL musim ini. Setelah mengumpulkan banyak pemain berstatus bintang, kini mereka tengah mengarahkan radar untuk posisi pelatih. Direktur Teknik Rahim Soekasah bahkan sudah mengklaim bahwa Pelita bakal dibesut Rahmad Darmawan (RD).

“RD pasti akan menangani Pelita. Dia akan segera mengundurkan diri dari Timnas. Nantinya RD akan kami kontrak selama dua tahun. Bukan per musim,” terang Rahim saat ditemui setelah launching tim di Gandaria City, Jaksel kemarin (5/12).
Jika itu menjadi kenyataan, Jajang Nurjaman yang selama ini berperan sebagai nahkoda utama harus rela turun pangkat menjadi asisten pelatih. Sebelumnya, tim yang didanai Grup Bakrie tersebut dibesut Misha Radovic.

Nah, bagaimana tanggapan RD mengenai klaim Rahim tersebut. Mantan pelatih Persija Jakarta tersebut rupanya memilih melemparkan teka-teki mengenai masa depannya. Namun, dia mengakui jika beberapa klub menginginkannya sebagai pelatih, termasuk  Pelita. (ru/jpnn)

Djohar Berharap Klub Kembali

JAKARTA – Langkah beberapa klub Indonesian Premier League (IPL) yang bersikeras bermain di Indonesia Super League (ISL) membuat Ketua Umum PSSI Djohar Arifin angkat bicara. Dia berharap klub-klub tersebut menyadari langkah mereka yang salah dan segera kembali ke liga resmi yang diakui PSSI, IPL.

“Saya berharap klub-klub itu segera kembali ke rumah. Lebih baik jika mereka tampil di IPL yang legal,” tegasnya kemarin (3/12).

Menurut dia, klub-klub tersebut belum menyadari bahwa langkahnya salah karena bermain di liga yang tidak diwadahi organisasi induknya. Meski Komisi Disipli PSSI mulai melakukan sidang untuk klub-klub yang membelot, Djohar masih menunjukkan sikap lunak.

Selain itu, Djohar menegaskan kembali bahwa IPL merupakan satu-satunya liga resmi PSSI yang sudah diakui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

Sebelumnya, Komdis PSSI melakukan pra-sidang untuk klub-klub yang menyatakan mundur dan berhenti di tengah kompetisi. Beberapa klub tersebut adalah Persib Bandung, Persipura Jayapura, Persidafon Dafonsoro, dan Mitra Kukar. Klub-klub itu terancam mendapat sanksi dari PSSI yang baru diputuskan pekan depan. (aam/c5/aww)

Cino Inginkan Chris John

JAKARTA-Petinju kelas bulu (57,1 Kg) Daud “Cino” Jordan semakin optimis melihat peluangnya mengejar gelar juara dunia setelah menang KO atas Frankie Archuleta pada 30 November lalu. Meski yakin, Daud ternyata tidak ingin terburu-buru menantang juara.

“Saya sebenarnya masih menginginkan satu pertarungan  yang setingkat dibawah melawan juara dunia. Agar bisa semakin siap sebelum lawan juara dunia,” katanya saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, kemarin (5/12).

Sejatinya, promotor Raja Sapta Oktohari telah menjanjikan Daud untuk mendapatkan pertarungan melawan juara dunia jika berhasil memukul jatuh Frankie. Rencananya, Daud akan ditandingkan melawan Billy Dib asal Australia yang saat ini menjadi juara kelas bulu versi badan tinju IBF.

“Pak Okto memang mengatakan saya akan bertarung lagi Maret. Kalau lawan, masih diusahakan. Jika tidak bisa lawan juara dunia, mungkin keinginan saya untuk pertarungan setingkat dibawahnya bisa dilakukan,” tandasnya.
Petinju berusia 24 tahun tersebut juga sempat memaparkan jika dirinya sangat ingin melakukan revans melawan seniornya, Chris John, yang telah menaklukkannya pada April lalu.

“Tapi itu sepertinya tidak mungkin. Karena kami satu menajemen. Kalau ada kesempatan, saya sangat ingin mengalahkannya,” tegasnya. (aam/jpnn)

Hasan Basri Disuruh Pulang

Pembahasan Rancangan APBD 2012

MEDAN- Karena tak membawa data lengkap saat pembahasan Rancangan APBD 2012, Kadis Pendidikan Kota Medan Hasan Basri disuruh pulang oleh Komisi B DPRD Kota Medan, Senin (5/12). Hasan Basri disuruh pulang ke kantornya untuk mengambil data yang lengkap agar rapat pembahasan R-APBD 2012 dapat dilaksanakan. Sesuai jadwal, sekira pukul 10.00 WIB, Komisi B DPRD Kota Medan melakukan rapat pembahasan Rancangan APBD 2012 yang dialokasikan untuk Disdik Kota Medan. Saat Komisi B meminta data-data soal sekolah-sekolah mana saja yang bakal direhab, MCK yang akan dibangun dan pengadaan mobiler di sekolah-sekolah mana saja, Hasan Basri tak bisa menunjukkannya.
Menyikapi itu, Ketua Komisi B Roma P Simaremare menyuruh Hasan Basri pulang ke kantornya untuk mengambil data-data yang tersebut agar pembahasan RAPBD 2012 tersebut dapat dilakukan. Sembari menunggu Hasan Basri membawa data tersebut, rapat pembahasan itu diskors hingga Hasan Basri datang.

“Kita minta Hasan Basri membawa data-data yang lengkap, jadi rapat kami skor. Bila data belum lengkap, bagaimana mau dilakukan pembahasan, tidak akan bisa disimpulkan,” kata Ketua Komisi B DPRD Medan Roma Simaremare saat dikonfirmasi di ruangannya usai Hasan Basri pulang ke kantornya.
Sekira pukul 17.00 WIB, Hasan Basri kembali ke DPRD Medan membawa data-data yang diminta Komisi B. Dalam rapat itu, Komisi B memangkas pembangunan MCK sebesar 70 persen untuk penambahan bangunan kelas baru di sejumlah sekolah.

Sementara, desakan agar Hasan Basri dicopot dari jabatannya kembali disuarakan Satuan Mahasiswa (Satma) Pemuda Pancasila (PP) Kota Medan. Mereka mendesak Wali Kota Medan Rahudman Harahap segera mencopot Hasan Basri dari jabatan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan dengan melakukan aksi di depan Balai Kota Medan, Senin (5/12).

Dalam aksi itu, mereka menyembelih dua ekor ayam sebagai bentuk keprihatinan dengan belum dicopotnya Hasan Basri dari jabatannya. “Kota Medan yang merupakan tolok ukur bagi Sumatera Utara. Karena matinya penegakan hukum di Kota Medan, kami meminta Wali Kota Medan untuk segera mencopot Hasan Basri yang menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan dan rekomendasi pemecatannya dari jabatan,” kata Akhmad alias Memek selaku kordinator aksi sembari menyembelih dua ekor ayam sebagai simbolis matinya penegakan hukum di Kota Medan.

Menurut Memek, penegakan hukum di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini terindikasi dengan masih belum dicopotnya Hasan Basri yang telah terindikasi korupsi dari jabatan Kadisdik Kota Medan. “Penarikan dana BOS dari setiap Kacabdis sebesar 17 persen yang diduga telah merugikan negara sebesar Rp3 miliar yang terjadi pada 2006 dan 2007 dan percetakan soal UAS dan LJU pada 2004-2005 yang menggunakan APBD 2004 sebesar Rp4 miliar dilakukan tanpa tender,” jerit Memek.

Selain itu, lanjut Memek, negara sudah mengalami kerugian sebesar Rp2 miliar dengan adanya indikasi penggelapan uang koreksi LJU sebesar Rp2.400 per siswa dengan mata anggaran No.2.11.01.20/001 yang tidak dilakukan dengan semestinya. Seharusnya, dana pendataan sekolah, dana naskah ujian Rp4.200 per siswa dilakukan tanpa tender jelas melanggar aturan-aturan.

“Apalagi ditambah kasus ditemukanya siswa sisipan atau siswa siluman yang masuk lewat pintu belakang di tiga SMA favorit di Kota Medan yang diduga ada intervensi dari Kadisdik Medan, Hasan Basri. Kepala Sekolah di bawah tekanan, jadi jangan korbankan kepala sekolah karena Kepala Dinas Pendidikan yang harus bertangung jawab,” beber Memek.
Anggota Komisi B DPRD Medan Paulus Sinulingga sangat memberikan aprsiasi terhadap tindakan dari aksi dari Satma PP yang sudah menanggapi dunia sosial. “Kepedulian dalam hal positif yang mempersoalkan dunia pendidikan perlu diakomodir yang sifatnya konstrutif. Kasrena jauh sebelumnya, Komisi B sudah mengakomodir tuntuan Satma PP dengan rekomendsi Komisi B DPRD Medan kepada Wali Kota Medan untuk mencopot Hasan Basri,” ucap Paulus.(adl)

Copot Kadishub Medan

Komunitas Betor Kepung Balai Kota

MEDAN- Kemacetan relatif panjang sempat terjadi di depan Balai Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, hingga ke Jalan Kejaksaan, Senin (5/12) sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Kemacetan ini merupakan efek domino, dari aksi yang dilakukan ratusan para penarik becak bermotor (Betor) di Balai Kota Medan, dimana ratusan para penarik betor melakukan aksi dengan membawa becak mereka dalam aksi tersebut, sehingga terjadi penumpukkan betor di bagian depan Balai Kota Medan sampai ke depan Palladium Mall.

Sempat terjadi kekisruhan di tengah-tengah aksi tersebut, dimana para penarik betor yang sedangn melakukan aksi, secara spontan menghentikan laju penarik betor yang melintas dan sedang membawa penumpang untuk diajak ikut melakukan aksi. Teriakan-teriakan melengking terdengar sampai ke Gedung DPRD Medan.

Sedangkan itu, para penarik betor tergabung dalam Komunitas Beca Bermotor Medan tersebut, menggaungkan beberapa tuntutan kepada Pemerintah Kota (Pemko) Medan terutama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan.

Tuntutan para pendemo dalam pernyataan sikapnya antara lain, menolak kebijakan Peraturan Kepala Dinas Perhubungan Medan tentang Wajib Lampir Kartu Pengawasan (KPS) Becak saat melakukan Uji Berkala Kendaran Bermotor (Betor), karena kebijakan Peraturan Kepala Dinas Perhubungan Medan tentang Wajib Lampir KPS saat Uji Berkala Kendaraan Bermotor (Betor), tidak tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) 24 dan 33 Tahun 2003.

Tuntutan lain dari massa penarik betor tersebut juga menuntut, agar Dishub Medan menghentikan penindakan dan penangkapan sewenang-wenang yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Medan tanpa didampingi kepolisian. Karena tindakan dan penangkapan sewenang-wenang yang dilakukan oleh Dishub Medan di ruas jalan tanpa didampingi kepolisian, melanggar Undang-undang 22 Tahun 2009 Pasal 262 Ayat (2) dan (3), pasal 263 Ayat (2).

Tidak hanya sampai di situ dan tidak tanggung-tanggung, dalam pernyataan sikap mereka, para penarik becak mendesak Wali Kota Medan Rahudman Harahap, untuk segera mengevaluasi kinerja serta mencopot jabatan Kadishub Medan, yang saat ini dijabat oleh Syarif Armansyah alias Bob.

Terkait hal itu, Wakil Ketua DPRD Medan Sabar Syamsurya Sitepu kepada Sumut Pos menuturkan, persoalan ini harus segera dipecahkan atau diatasi oleh Dishub Medan dengan mengeluarkan aturan, dalam rangka penataan penarik becak. Aturan yang ada, juga harus mengedepankan kebutuhan penarik becak.

“Medan akan jadi Kota Metropolitan, dan mengenai arus kendaraan atau transportasi harus diatasi dan diatur terlebih di inti kota. Di satu sisi juga, banyak yang bergantung dari profesi itu. Sebaiknya, Dishub Medan segera mengeluarkan aturan misalnya, tetap melakukan upaya penciptaan Medan Kota Metropolitan, tapi juga mengedepankan hajat hidup orang banyak. Seperti memindahkan area atau rute para penarik becak, kemudian ada aturan mengenai waktu kapan boleh masuk ke inti kota kapan tidak. Itu perlu digodok Dishub Medan,” tegasnya.(ari/adl)

Dokter Muda Wajib ke Daerah

MEDAN- Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No 299 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Program Internship Dokter Indonesia dan Penempatan Pasca Internship, pada awal Januari 2012, semua dokter yang baru menyelesaikan kuliahnya, wajib ditempatkan di rumah sakit dan puskesmas di kabupaten/kota selama satu tahun.
“Dimulai awal tahun ini. Karena ini juga berdasarkan SK Menkes RI untuk seluruh provinsi di mana sebagai sub komitenya berasal dari dekan fakultas kedokteran, asosiasi rumah sakit daerah dan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI),”n kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Candra Syafei SpOG, Senin (5/12).

Menurutnya, penentuan dokter yang akan ditempatkan nantinya, akan ditentukan oleh Komite Internsif Dokter Indonesia (KIDI). “Ini merupakan program baru bagi dokter yang baru tamat dan wajib, tidak boleh memilih selama 1 tahun. Setelah itu baru bebas memilih apakah akan mengambil spesialis atau tidak,” jelasnya.

Penempatan dokter ini, nantinya, kata Candra, diharapkan untuk peningkatan kapasitas dan keterampilan, dapat beradaptasi sehingga menjadi dokter yang lebih bermutu dan kompeten. “Penempatannya di rumah sakit kelas C dan D. Jadi, diharapkan tiap Kabupaten/Kota ada dua dokter yaitu di rumah sakit dan puskesmas,” ucap Candra.
Ditambahkannya, para dokter yang baru tamat, akan didampingi seorang dokter pendamping atau supervisor. Dimana satu dokter pendamping untuk 5 sampai 10 dokter yang ditempatkan. “Tapi, paling tidak satu dokter pendamping akan mendampingi lima dokter yang di didik tadi,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum IDI Sumut dr Ade Taufiq SpOG mengatakan, untuk program tersebut pihaknya sedang mempersiapkan sekitar 200 dokter alumnus USU. Selain itu, saat ini ada sekitar 60 dokter dari seluruh kabupaten/kota di Sumut yang telah dilatih di Jakarta untuk mendampingi dokter yang akan ditempatkan nantinya.

“Kita persiapkan alumni USU, karena memiliki Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dari Sumut ada sekitar 60 dokter dan termasuk dokter dari seluruh Indonesia,” ujar dr Ade Taufiq yang juga Ketua Divisi Dokter Pendamping ini.
Sambungnya, dokter yang diberikan pelatihan itu merupakan dokter umum yang sudah memiliki Surat Tanda Registerasi dan mempunyai izin praktek dari IDI. “Diharapkan penempatan dokter muda ini akan membantu pelayanan di rumah sakit dan puskesmas,” bebernya. (mag-11)