26 C
Medan
Tuesday, December 30, 2025
Home Blog Page 14198

Siswa SMAN 7 Medan Wajib Bayar Perbaikan Listrik

MEDAN- Wali murid SMAN 7 Medan sesalkan pihak sekolah yang membebankan para siswa membayar biaya perbaikan intalasi listrik di sekolah tersebut pada tahun ajaran 2011/2012. Ironisnya, setiap siswa harus membayar sebesar Rp165 ribu.

Hal itu diungkapkan wali murid kelas 10 SMAN 7 Medan, Anwar saat dikonfirmasi, Jumat (2/12).
“Kewajiban ini seharusnya diselesaikan oleh pihak sekolah karena itu ada anggaran dari pemerintah untuk perawatan sarana dan prasarana sekolah berstatus negeri. Namun kewajiban itu malah dibebankan kepada seluruh siswa tanpa terkecuali. Bahkan jika siswa yang tidak mau membayar akan dikenakan sanksi tidak boleh mengikuti ujian mid semester,” tarangnya.

Anwar mengakui, anggaran wajib tersebut sudah ditagih sejak pertengahan September lalu. Meski sempat ditolak sebahagian siswa, namun pihak sekolah tetap berdalih jika iuran ini harus dipenuhi oleh siswa.

Pihak sekolah, bilang Anwar, terus mendesak seluruh siswa kelas 10-12 segera melunasi perbaikan itu. “Akhirnya seluruh siswa harus membayar iuran tersebut jika ingin mengikuti ujian mid semester. Tapi yang mengherankan hanya lampu kelas yang dipergunaan siswa saja yang terputus, sementara listrik kantor guru dan kepala sekolah terus menyala,” ujarnya.

Bahkan renovasi sekolah yang sedang dilakukan selalu menggunakan listrik.
Kejadian ini, lanjut Anwar, telah dilaporkan kepada wali kelas muridnya, tapi wali kelas yang bernama Boston Pasaribu tidak bisa membantu banyak.

“Malah dia (Boston) mengimbau saya untuk mengikuti permainannya saja,” sesal Anwar saat  ditemui di kawasan Polonia Medan. Selain itu, sebutnya, keganjilan juga terlihat setelah pembayaran, karena anaknya tidak menerima kwitansi sebagai tanda bukti pembayaran.

Bahkan ketika disinggung mengenai hal itu, wali kelas menyebutkan sudah aturan dari komite sekolah.
Mendapatkan jawaban yang tidak menyenangkan dari wali kelas, Anwar mempertanyakan kepada Kepala SMAN 7, Muhammad Daud dengan pertanyaan sama.

“Semuanya melemparkan ke komite ketika saya tanya. Kasihan sekali siswa-siswa yang tidak mampu harus mencari duit.  Rp165 ribu itu termasuk besar bagi beberapa orang tua murid (wali murid),” kata Anwar.
Bahkan, sejumlah informasi yang dia peroleh ada beberapa wali murid yang harus menjual barang-barangnya seperti jam tangan atau mencari kaleng bekas dan menjualnya untuk memenuhi kutipan itu.

Kepala SMAN 7 Medan, Muhammad Daud saat ditemui di ruang kerjanya sempat menolak dikonfirmasi dengan alasan akan melaksanakan salat Jumat meskipun saat itu masih menunjukkan pukul 11.10 WIB.
Meskipun didesak berbagai pertanyaaan, ia enggan berkomentar soal kutipan Rp165 ribu yang digunakan untuk memperbaiki instalasi listrik. Daud hanya mengakui, memang ada kutipan Rp165 ribu untuk memperbaiki instalasi listrik.

“Iya ada, tapi nanti saja, saya mau salat Jumat. Kalau mau tau mengenai kutipan itu, tanya aja langsung sama pihak komite,” buangnya sembari meninggalkan wartawan.

Sementara itu, Ketua Komite Sekolah SMAN 7 Medan, yang juga merupakan Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaiful Safri, mengakui bahwa memang ada iuran yang dibebankan kepada siswa untuk memperbaiki instalasi listrik.
Akan tetapi, Syaiful membantah kalau iuran tersebut diwajibkan oleh seluruh siswa, justru  bersifat tidak memaksa.
“Ini hanya kita kutip bagi yang mau bayar, kalau yang tidak mau tidak usah. Dan Itu merupakan kesepakatakan musyarawah yang dihadiri 1.000 wali murid SMAN 7 Medan. Gak usah kau dengar wali murid,” ungkapnya.

Menurut Syaiful, kutipan dilakukan untuk meningkatkan sarana dan prasaran karena di sekolah itu memang masih kurang. Selama ini, lanjutnya, sekolah dituntut untuk meningkatkan sarana dan prasarana. “Untuk itulah diharapkan kerjasama orangtua, pemerintah, dan dunia usaha,” lanjutnya.

Disinggung mengenai ancaman bagi siswa yang tidak membayar, tidak dibolehkan mengikuti ujian mid semester, Syaiful membantahnya. Syaiful mengatakan, jika kutipan itu bisa dibayar dengan cara mencicil suapaya tidak memberatkan orangtua siswa.

“Tidak benar itu dan tidak wajib kutipan itu,” tegasnya.
Menyikapi hal itu, Anggota Komisi B DPRD Medan, T Bahrumsyah sangat menyayangkan adanya kutipan di SMAN 7 Medan.

Menurut Bahrum sekolah tersebut merupakan aset pemerintah dan memiliki anggaran khusus yang diperuntukkan sarana dan prasarananya. “Anggaran pemeliharaan fasilitas inikan  ada anggarannya. Kalau memang tidak ada jangan dibebankan ke siswa. Ini menjadi tanggungjawab dinas pendidikan,” ungkapnya.(uma)

Sumut Libatkan 1.000 Peserta

Peringati Hari Aksara Internasional

MEDAN- Memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) ke-46 tahun 2011, Provinsi Sumatera Utara akan
melaksanakan kegiatan tersebut dengan melibatkan sekitar 1.000 peserta dari 33 Kabupaten/Kota se Sumut.
Puncak kegiatan HAI ini nantinya akan diadakan di Simpang Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara mulai 6-8 Desember 2011 yang direncanakan dibuka langsung oleh Plt Gubsu H Gatot Pujonugroho ST.

Hal ini diungkapkan Kabid PAUD/PNFI Disdiksu Bambang Siswanto SE didampingi Kasi Dikmas Ongku Indra Harahap SH kepada wartawan di ruang kerjanya, kemarin (2/12).

Dijelaskan Bambang, peringatan HAI berawal dari pertemuan Menteri Pendidikan sedunia di Teheran pada tahun 1965, yang mengusulkan kepada UNESCO agar melaksanakan usaha pemberantasan buta huruf secara internasional dan menetapkan HAI pada tanggal 8 September. Selanjutnya kepada negara anggota UNESCO disarankan agar melaksanakan kegiatan tersebut.

“Sebagai anggota UNESCO, Indonesia telah melaksanakan kegiatan peringatan Hari Aksara itu baik di tingkat nasional maupun di tingkat provinsi. Provinsi Sumut telah melaksanakan peringatan HAI tersebut pada peringatan HAI ke-16 tahun 1981 di Desa Tunggurono, Kabupaten Deliserdang, dengan tuan rumah kabupaten/kota se Sumatera Utara secara bergilir dan berkesinambungan,” sebutnya.

Masih menurut Bambang, Provinsi Sumut pernah menjadi tuan rumah peringatan HAI tingkat nasional pada tahun 1987 yang dilaksanakan di Lapangan Alun-alun Amir Hamzah Stabat, Kabupaten Langkat, yang dihadiri oleh kontingen provinsi seluruh Indonesia .

Sedangkan peringatan HAI ke-46 tingkat nasional telah dilaksanakan di Jakarta pada 23 Oktober 2011 lalu, yang diikuti 33 kontingen provinsi se Indonesia.

Pada kegiatan tersebut, Mendikbud Prof M Nuh menyerahkan anugerah aksara kepada Bupati/Walikota yang berhasil melaksanakan pemberantasan buta aksara di kabupaten/kota masing-masing. Sementara Provinsi Sumut tahun ini telah menerima anugerah tersebut yaitu Bupati Kabupaten Pakpak Bharat.

“Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan HAI ke-46 Provinsi Sumut itu adalah, lomba tutor kegiatan formal, lomba warga belajar kegiatan formal, lomba kelompok belajar kegiatan formal, lomba tutor pendidikan anak usia dini (PAUD), lomba pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), lomba taman bacaan masyarakat (TBM), lomba penilik, lomba pengelola kursus dan lomba lembaga kursus,” terang Bambang.

Selain itu, juga diselenggarakan kegiatan seminar pendidikan non formal dan informal, pentas seni warga belajar dan upacara puncak kegiatan Hari Aksara Internasional. Sementara untuk lomba pentas seni warga belajar PAUDNI dan lomba stand pameran dilaksanakan pada saat pameran berlangsung. (uma)

Romantisme Sang Legenda

Mr Big Guncang Medan

Dan seisi Pardede Hall pun bernyanyi Come on baby, Come on over, Let me be the one to show you. I am the one who the one to be with you. INGAT sepenggalan bait tersebut? Ya, Mr•Big mengguncang Medan, tadi malam. Sang legenda rock internasional dari Amerika itu membawa suasanaromantis dalam kunjungan perdananya di Medan. Dengan sejumlah hits yang sangat familier di telinga anak muda bandlegendayangngetopdiera1980anhingga 1990an ini disaksikan penonton berusia muda, usia 20 hingga 30 tahun. Tampil selama 2 jam penuh dengan membawakan 23 lagu, kualitas vokal Eric Marten masih menimbulkan decak kagum kawula muda Medan. Bahkan dalam beberapa kesempatan, PaulGilbert(gitar), BillySheehan (bass) danPat Torpey (drum) memperlihatkan skill individu mereka memainkan alat musik.

Kisahbubaryangterjadipada2002lalunyaris tak berbekas, dibungkus kekompakan dan harmonisasi khas grup band papan atas. Lagu-lagu, seperti Daddy Brother Lover Little Boy, Alive n Kickin, Green Tinted 60’s Mind, Undertow, American Beauty, Take Cover, Just Take My Heart, Once Upon a Time, Anything For U, A Little to Loose, Road To Run, Temperamental, Still Aint Enough For Me, Price You Gotta Pay, Take a Walk, PromiseHertheMoon, Around the World, As Far As Can See, Addicted to That Rush, To Be With U, Wild World, Colorado Bulldog, dan Smoke On The Water, semuamulusdimainkan. Tepuk riah penonton terhadap permainan mereka juga tidak berhenti.

“Wewantplaythe song, this so famous in Indonesia.” Mendengar perkataan tersebut, penonton kembali riuh. Terpikirmerekaakanmenyanyikan To Be With You yang terkenalpada1991. Tetapipadakenyataanya, Promise Her The Moon yang muncul. Walau kecewa, tetapi tepuk tangan dan sorakan kegembiraan tetap diberikan. Jelang akhir penampilan, spontan Eric Marten menutup konser mereka. Padahal, lagu yang ditunggu-tunggu belum dinyanyikan. Serentak, penontonberteriak“Wewantmore” secara berulang. Setelah menunggu berapa menit, akhirnyamuncul suara parapengeran. “Oh Medan, you are so great. Thank you my brother and sister,” ungkap sang vokalis. Akhirnya, mengalunlah To BeWithYou, yang dinyanyikanbersamapenonton.

Setelah, lagu legenda, lagulegenda WorldWild punikutdinyanyikan. Akhirpenampilan, MRBIGmenyanyikanlaguyangdipopulerkanolehDeepPurple, Smoke On The Water. Dan dilagu ini, 4 sekawan ini bertukar posisi. Tampil selama 2 jam penuh dengan membawakan 23 lagu, kualitas vokal Eric Marten masih menimbulkan decak kagum kawula muda Medan. Bahkan dalam beberapa kesempatan, PaulGilbert(gitar), BillySheehan (bass) danPat Torpey (drum) memperlihatkan skill individu mereka memainkan alat musik. SepertiEricMarten yang bermaingitar, Paul GilbertdanBillySheehanmenabuhdrum, dan Pat Torpeymenjadi vokalis. Tampil bergaya yang kasual, penampilan musisi ini patut diacungi jempol. Bagaiman tidak, dalam beberapa kesempatan, vokalis berjingkrak mengikuti lagu.

Dalam acara perayaan Arthur Guinness yang dirayakan diseluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia, Medan pada khususnya mendapat kebagian seremoni produk minuman bir ini. Untuk Medan sendiri, diisi oleh Mr Big dan /rif. Di Indonesia, Medan terpilih penyelanggaraan. Perayaan ini, awalnya diselenggarakan sejak 2009, yang saat itu telah mencapai usia 250 tahun. Untuk tahun ini, perayaan Arthur Guinness ini kembali hadir pada 22 September, yang dirayakan di Pulau Irlandia (Dublin, Cork, Limerick, dan Belfast-Irlandia Utara). Yangmenghadirkan60artisinternasionaldan lokal yang tampil di 7 studio dan 33 pub. Setelah itu masuk ke negara Malaysia, Indonesia, Eropa, Karibia dan seluruh dunia. (ram)

Internal KPK Siap Awasi Pimpinan Baru

Berharap Kembalikan Marwah Lembaga

JAKARTA-Terhitung sejak 17 Desember mendatang, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal dipimpin orang-orang baru. Para internal KPK pun sepertinya harap-harap cemas menanti kedatangan para penggawa barunya. Melalui juru bicaranya, KPK menginginkan para pimpinan baru itu bisa mengembalikan kewibawaan lembaga antikorupsi itu. “Kami berharap lima pimpinan baru bisa mengangkat kembali marwah KPK yang belakangan menurun,” kata juru bicara KPK, Johan Budi, dengan nada tegas Menurutnya, sudah bukan rahasia lagi bahwa dalam beberapa tahun terakhir banyak masalah yang mendera para pimpinan KPK periode sebelumnya. Tentu saja hel tersebut sangat mempengaruhi kewibawaan lembaga tersebut. Bagaimana pun juga, kata Johan, pihaknya sangat mendukung dan mengapresiasi orang-orang yang terpilih di DPR.

Namun dia mengaku masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah pimpinan yang dipimpin oleh Abraham Samad itu bisa memenuhi harapan masyarakat untuk menuntaskan kasus-kasus korupsi besar di tanah air. Memang, kata Johan Abraham Cs adalah orang-orang yang memiliki track record hebat dalam upaya memerangi korupsi. Tapi, yang perlu diingat sebagain besar dari lima orang tersebut belum memiliki pengalaman berada di dalam lingkaran kekuasaan sebesar KPK yang dikelilingi banyak kepentingan. “Yang sudah memiliki pengalaman berhubungan dengan KPK mungkin hanya pak Busyro (Busyro Muqoddas),” kata Johan.

Nah, karena itulah, internal KPK akan menjadi pihak pertama yang melakukan pengawasan pimpinannya yang baru agar bisa memenuhi harapan masyarakat. Jadi, apabila nantinya Abraham Cs itu melempem dan bekerja sesuai dengan apa yang dijanjikannya selama pencalonan, maka KPK sendiri yang akan bergerak. Selain itu, Johan juga mengingatkan kepada pimpinan baru bahwa di dalam KPK sudah ada sistem yang terbentuk. Jadi, para pimpinan baru diharapkan tidak seenaknya mengacak-acak sistem yang ada meskipun sebenarnya mereka adalah nahkoda yang berhak membawa ke arah mana kapal KPK ini bergerak. “Kami semua di KPK harus saling bekerjasama dan bersinergi untuk membawa lembaga ini ke arah yang lebih baik,” imbuhnya. Secara pribadi, Johan mengenal bakal ketuanya yang baru Abraham. Dia menceritakan sebelumnya pernah bertemu secara langsung di Makasar saat KPK mengadakan sebuah acara di sana. Johan mengenal Abraham sebagai aktivis antikorupsi yang begitu disegani di ibukota Sulsel itu.

“Anda masih muda. Ayo dong ikut mendaftar pimpinan KPK,” ajak Johan saat bertemu dengan Abraham di Makasar kala itu. “Ternyata dia sekarang terpilih sebagai ketua. Semoga kepercayaan yang diberikan ini tidak salah,” imbuhnya. Di bagian lain Abraham mengaku akan berupaya keras membangun sinergi dengan para pimpinan KPK dan internal KPK yang lainnya. Selain itu, dia mengaku akan belajar banyak dari sosok Busyro Muqoddas yang akan digantikannya sebagai Ketua KPK. “Saya menganggap pak Busyro adalah guru,” imbuhnya. Dia juga meminta agar masyarakat tidak meragukan sisi usianya yang jauh lebih muda dibanding para pimpinan yang lainnya.

“Obama dan Soekarno menjadi presiden di usia muda. Kenapa saya tidak bisa. Yang penting saya akan banyak belajar banyak dari pimpinan lain yang lebih senior,” kata Abraham. Saat disinggung bagaimana ketegasan dirinya saat menghadapi tekanan politik mengingat dia dipilih dengan suara mayoritas, pria kelahiran 27 November itu hanya menjawab dingin. “Meskipun dipilih 43 suara anggota komisi III saya tidak ada urusan dengan politik. Siapapun juga kalau terbukti korupsi harus ditindak,” ujaranya. Jawaban tersebut sekaligus menegaskan bahwa saat pemilihan pimpinan dan Ketua KPK, dirinya sama sekali tidak membangun dealdeal khusus dengan para anggota Komisi III DPR. Menurutnya, dukungan itu adalah bentuk kepercayaan kepada dirinya. Dia akan membuktikannya. Di bagian lain, Wakil Jaksa Agung Darmono menyambut gembira terpilihnya Zulkarnaen sebagai salah seorang pimpinan KPK. Dia berterima kasih kepada Komisi III yang telah mempercayai salah seorang kader Adhyaksa duduk di pucuk pimpinan lembaga antikorupsi tersebut. Zulkarnaen merupakan pimpinan KPK yang berlatar belakang jaksa. Saat ini dia menjabat sebagai koordinator staf ahli Jaksa Agung Basrief Arief. IniberartiZulkarnaenmerupakanjaksaketigayangpernahduduk di KPK. Sebelumnya, pimpinan yang berlatar belakang jaksa adalah Tumpak Hatorangan Panggabean dan Antasari Azhar. Darmono berharap Zulkarnaen tegas dan tak pandang bulu dalam menegakkan hukum.

Yang tak kalah penting, dia meminta agar Zulkarnaen mengangkat nama baik Kejaksaan yang sempat terpuruk gara-gara banyaknya oknum jaksa yang ditangkapi KPK. DenganadanyaunsurjaksadiKPK, Darmonoyakinhubunganantara KPK dan Kejaksaan Agung (Kejagung) akan semakin baik. Terutama dalam koordinasi pemberantasan korupsi. Sebab, kedua lembaga sama-sama memiliki wewenang menangkap para penggarong uang negara. “Sebaiknya kita saling membantu dan mengisi dalam menghadapi tugas pemberantasan korupsi ke depan,” kata mantan Kapusdiklat Kejagung tersebut. Terpilihnya Abraham Samad sebagai pimpinan KPK dinilai merupakan kompromi partai politik di DPR. DPR ditengarai mencari Ketua KPK yang tidak memiliki pengalaman di tingkat nasional, sehingga mudah dikendalikan. Hal tersebut dibantah oleh anggota Komisi III DPR Syarifudin Sudding. Menurut dia, Abraham justru terpilih karena latar belakangnya yang merupakan aktivis dari daerah. Dengan pertimbangan itu, Abraham dinilai belum terpengaruh oleh situasi politik nasional yang demikian keruh.

“Kita cari yang daerah saja. Tokoh nasional kerap membohongi kita,” ujar Sudding tanpa menyebut siapa yang dimaksud. Menurut politisi Partai Hanura itu, Abraham saat ini dinilai relatif terbebas dari berbagai kepentingan. Hal itu penting supaya visi dan misi yang dijanjikan Abraham tidak mendapat intervensi dari pihak lain. “Mayoritas fraksi ternyata juga memiliki pandangan yang sama,” tandasnya. (kuh/aga/bay/jpnn)

Adam Malik-Pirngadi Bantah Dinilai Buruk

Anggap Kategori Merah Wajar-Wajar Saja

MEDAN- Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menegaskan buruknya pengelolaan limbah rumah sakit dan kesehatan lingkungan pihak manajemen RSUP H Adam Malik dan RSU dr Pirngadi Medan. Bersama 25 rumah sakit lainnya di provinsi lain, rumah sakit milik pemerintah daerah ini masuk kategori merah, dicap buruk dalam mengelola limbah. Meski demikian, manajemen kedua rumah sakit tidak menganggap penilaian buruk tersebut sebagai hal yang memprihatinkan. Kasubbag Hukum dan Humas RSU Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin tidak membantah penilaian kementerian LH dimaksud.

“Penilaian itu subjektif dan wajar-wajar saja. Kalau (penilaian) Kementerian LH masuk kategori merah, yah merah lah itu. Menurut penilaian mereka kategori merah, yah tanyakan saja kepada mereka apa alasannya merah. Karena mereka yang mengatakan kategori merah. Kalau memang ada kekurangan, akan kita perbaiki,” ujarnya. Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Sairi Saragih, malah berdalih pihak rumah sakit sudah melakukan semua standar operasional prosedur (SOP) yang ditentukan Kementerian LH. Sairi menerangkan, kategori merah itu bukan berarti jelek, namun, karena ada salah satu dari 10 kategori yang tidak diterapkan.

Dituturkan Sairi Saragih, sejak tahun 2010 itu pihak rumah sakit sudah mengetahui hal itu, namun pihak Kementerian LH dipersilakan melihatnya langsung ke rumah sakit karena rumah sakit sudah menjalankan ke sepuluh kategori tentang pengelolaan limbah rumah sakit sesuai dengan peraturan lingkungan hidup.

“Merah itu bukan berarti jelek dan merah itu karena ada salah satu kategori yang belum diterapkan. Ada tiga kategori merah, hitam dan biru. Untuk kategori merah, ada salah satu kategori yang tidak dijalankan dari sepuluh kategori, untuk kategori biru, sepuluh kategori tersebut dijalankan dan untuk kategori hitam, kesepuluh kategori tidak dijalankan. Untuk lebih pastinya, hari Senin saja tanyakan langsung kepada Kepala Penglolaan Limbah RSUP H Adam Malik,” ungkapnya.

RSUPirngadi dan RSSU H Adam Malik bersama 25 rumah sakit lainnya dianggap masih buruk dalam mengelola limbah. Menariknya, selain 27 rumah sakit itu, dalam penilaian kinerja atau sering disedisebut Proper tersebut disebutkan ada satu rumah sakit yang masuk kategori hitam dalam mengelola limbah. Rumah sakit yang bakal diperiksa intensif ini adalah, RSUD Dr Moewardi di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Ketua Dewan Pertimbangan Proper Surna T Djajadiningrat menjelaskan, kategori hitam adalah kelompok terburuk sebuah industri dalam mengelola lingkungan hidup di sekitar lokasi kerjanya. Sedangkan kategori merah adalah, kelompok industri yang tingkatannya berada satu strip di atas kelompok hitam.

“Khusus untuk rumah sakit, pengelolaan lingkungan hidup sangat penting,” tegas pria yang akrab disapa Surnaya itu. Pengelolaan lingkungan hidup di sekitar industri rumah sakit cukup penting karena limbah yang dihasilan rumah sakit tergolong limbah infeksi.

Di tengah banyaknya rumah sakit yang masuk kategori hitam dan merah, Surna mengatakan Kemen LH yang mencetuskan program Proper akan mengavaluasi perizinan pendirian rumah sakit. Sebab, kata dia, saat mengajukan izin pendirian, seluruh rumah sakit wajib mengajukan kajian analisis mengenaidampaklingkungan(amdal). Rata-rata, dalam kajian amdal seluruh rumah sakit merumuskan sistem pengelolaan limbah yang baik. “Tapi setelah ikut Proper, akhirnya ada yang bolong dalam pengelolaan limbah,” katanya.( jpnn/jon)

Tak Mampu Puaskan Konsumen

TANGGAPAN keras datang dari sejumlah wakil rakyat. “Tidak hanya soal limbah, Rumah Sakit Adam Malik dan Pirngadi merupakan rumah sakit milik pemerintah yang belum mampu memberikan pelayanan memuaskan kepada pasien,” kata Anggota Komisi A DRPD Kota Medan, Landen Marbun, Sabtu (3/12) pagi. Kategori merah yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup kepada dua rumah sakit ini menjadi preseden buruk. Pemerintah daerah dianggap abai melakukan pengawasan maksimal terhadap rumah sakitnya.

“Pemerintah daerah jangan hanya menegur rumah sakit swasta dan lupa mengawasi rumah sakit milik pemerintah dan enggan memberi sanksi jika terbukti bersalah,” ujar Landen. Untuk itu, pemerintah pusat, pemprovsu dan pemko Medan diminta komit menjalankan peraturan yang berlaku. Pemerintah harus lebih serius lagi dalam pengelolaan limbah rumah sakit ini.

“Jika ini diperbaiki, otomatis warga pasti tidak ada berobat ke rumah sakit Malaysia lagi,” pungkasnya. Sekretaris Komisi B DRPD Kota Medan, Khairuddin Salim heran dengan kualitas Amdal (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) di RSU Pirngadi dan RSUP Adam Malik. “Ini harus dkaji ulang lagi,” katanya. Khairuddin Salim mengharapkan badan lingkungan hidup (BLH) memperhatikan pengelolaan limbah kedua rumah sakit ini serta rumah sakit lain dengan serius.”Komisi B DPRD Kota Medan berharap agar rumah sakit-rumah sakit yang ada di Medan dan Sumut ini mempunyai lingkungan yang nyaman dirumah sakit itu sendiri.

BLH harus benar-benar menerapkan peraturan tentang lingkungan hidup itu sendiri terutama RSU Pirngadi Medan karena lokasinya yang berada dipemukiman padat penduduknya,” harap Khairuddin. (jon)

Disergap OPM, Dua Brimob Mabes Tewas

JAKARTA-Korps Brigade Mobil (Brimob) Mabes Polri kembali berduka. Dua anggotanya kemarin meninggal dalam kontak tembak di Puncak Jaya, Papua. Penyerangan ini terjadi dua hari setelah perayaan hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM), 1 Desember lalu. “Ya, sudah dipastikan dua anggota meninggal,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution di Jakarta tadi malam (3/12).

Kontak senjata antara Brimob dan Kelompok OPM terjadi di daerah Kali Semen Kampung Wandinggobak Puncak Jaya Papua, Sabtu 3 Desember sekitar pukul 15.30 WIT. Baku tembak terjadi berawal ketika sejumlah anggota Brimob kembali dari Pos Polisi Tingginambut yang dikenal sebagai basis OPM, dalam rangka melakukan evakuasi anggota polisi yang sakit malaria.

Polisi itu kemudian akan dibawa ke Rumah Sakit Mulia. Namun, dalam perjalanan, tepat setibanya di Kampung Wandinggobak, pasukan Brimob itu dihadang dan diberondong sejumlah tembakan. Kontak senjatapun berlangsung. Akibatnya, dua anggota Brimob tewas tertembak, sedangkan di pihak OPM belum diketahui apakah ada korban. “Mereka menyerang secara brutal, anggota melakukan pertahanan diri,” kata Saud. Dua korban polisi yang meninggal dunia adalah Bripda Feriyanto Kaluku akibat luka tembak di kepala dan Bripda Eko Afriansyah yang juga mengalami luka tembak di kepala. Keduanya anggota organik Gegana Brimob Mabes Polri. Selain itu, Bripda AR Syukur mengalami luka akibat tembakan di pahanya. Syukur adalah anggota organik Brimob Papua.

“Jenazah sekarang masih di RS Mulia,” kata Saud. Polri tak tinggal diam dengan kejadian ini. Tak tanggung-tanggung, armada bantuan sebanyak 100 personel dikirim dari Jayapura ke Puncak Jaya. “Sekarang dilakukan pengamanan tempat kejadian perkara, mungkin baru besok pagi ada pengejaran terhadap kelompok pelaku,” kata mantan Kadensus 88 Mabes Polri ini. Aksi penembakan ini diduga sudah direncanakan dan sengaja dilakukan dengan target terpilih. “Ini jelas disengaja. Polri akan mengambil tindakan sangat tegas,” kata jenderal bintang dua itu.

Penembakan dua anggota Brimob itu menambah panjang daftar kekerasan terhadap aparat kepolisian di Bumi Cenderawasih. Sebelumnya, saat perayaan HUT OPM, Bripda Ridwan Napitupulu dan Bripka Dian Budi Santosa dipanah oleh sekelompok orang di Jayapura. Sebelumnya, sekelompok orang bersenjata kembali menyerang rombongan polisi di areal PT Freeport pada Senin, 7 November 2011.

Korbannya anggota Brimob Mabes Brigadir Satu Marselinus tertembak di pelipis. Beruntung jiwanya dapat diselamatkan. Yang juga belum terungkap sampai saat ini adalah penyerangan dan pembunuhan terhadap Kapolsek Mulia Kabupaten Puncak Jaya Papua, Ajun Komisaris Polisi Dominggus Oktavianus Awes di Bandara Mulia 24 Oktober 2011 lalu. Saat itu, Dominggus sedang bertugas rutin saat disergap dan ditembak dengan revolver dinas miliknya sendiri. Menkopolhukam Djoko Suyanto mengecam penyerangan dan penghadangan terhadap anggota polisi yang sedang bertugas di Papua. “Pemerintah menyesalkan dan sangat prihatin,” katanya melalui pernyataan resmi. Menurut Djoko, selama ini pemerintah melalui aparat di lapangan selalu mencari solusi dengan dialog dan menghindari tindakan kekerasan.

“Namun, di sisi lain ada pihakpihak yang selalu melakukan kekerasan dan memprovokasi. Jadi ini timpang,” katanya. Saat ini, Kapolri telah diminta untuk melakukan evaluasi ulang status Papua dan mengambil kebijakan yang dirasa perlu. “terhadappelaku kriminal, hukumharusditegakkan dan keselamatan petugas di lapangan menjadi prioritas utama,” katanya.(rdl/jpnn)

Intimidasi Sudah Menjadi Santapan Rutin

Ketua Baru KPK Abrahan Samad di Mata Keluarga

Empat tahun ke depan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan dipimpin orang muda dan berasal dari daerah. Hal itu terjadi setelah Abraham Samad, 45, terpilih sebagai ketua lembaga superbodi tersebut kemarin. Siapa dia dan bagaimana keluarganya?

YUSRIADI, Makassar

RUMAH keluarga Abraham di Jalan Mapala E29 Nomor 30 Makassar tidak berbeda dengan rumah lain di sekitarnya. Tidak begitu besar, tapi juga tidak kecil. Halaman yang cukup luas ditanami dua pohon mangga dan beberapa jenis bunga. Di teras rumah, dekat pintu, terdapat dua kursi kayu dan meja kecil. Di garasi tampak dua mobil. Di rumah yang cukup nyaman tersebut Abraham tinggal bersama istri Indriani Kartika serta dua buah hatinya, Nasya Thahira, 12, dan Syed Yasin Rantisi, 6. Selain mereka, tinggal di rumah itu tiga orang yang biasa membantu urusan rumah tangga.

Ketiganya berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sedang kuliah di sebuah perguruan tinggi di Makassar. “Mereka saya panggil untuk bantubantu di rumah. Tapi, mereka tetap kuliah,” kata Indri. Di rumah Indri mengisi waktu dengan membuka usaha menjahit. Melalui usaha yang diberi nama Kartika, Indri sering mendapat pesanan menjahit mukena, serbet, dan pernik-pernik lainnya. Semua bahan yang digunakan bukan kain asli, tapi dari percak kain. Abraham sendiri bukan orang baru di dunia pemberantasan korupsi. Meski banyak berkiprah di daerah, antikorupsi dia teriakkan sejak lama. Di Makassar dia memimpinlembagaswadayamasyarakat (LSM) anti korupsi yang diberi nama Anti Corruption Committee (ACC).

Setelah Abraham terpilih sebagai ketua KPK, Indriani merasa bersyukur. Sebab, dengan posisinya sekarang, perjuangan memberantas korupsi akan semakin mudah dilakukan Abraham. “Pastinya bersyukur karena ini sesuai dengan apa yang diinginkan Bapak yang sejak sepuluh tahun lebih memang bergelut di bidang pemberantasan korupsi,” katanya. Soal konsekuansi yang akan dihadapi, Indri tidak ambil pusing. Sebab, selama ini sudah banyak pelajaran yang didapat ketika suaminya menggeluti dunia advokat dan aktivis.

Sepuluh tahun lalu Abraham mendirikan Association Corruption Community. Sejak itu, teror dan intimidasi sudah menjadi santapan rutin. Namun, bagi Indri, semua itu adalah sebuah konsekuensi yang harus dilalui suaminya beserta seluruh keluarga. “Biasa, rumah dilempar. Sering juga dapat telepon ancaman dan yang paling sering dapat surat kaleng,” sebut Indri. Abraham di mata Indri merupakan orang yang sangat tegas. Namun, di balik sikap yang tegas itu Abraham sangat perhatian kepada keluarga.

Hal itu terbukti sejak pencalonannya menjadi ketua KPK, Abraham bolak-balik Jakarta- Makassar demi keluarga di rumah. Kali terakhir dia pulang seminggu lalu dan kembali ke Jakarta pada Minggu, 27 November. Saat itu pria yang lahir pada 27 November 1966 itu berjanji akan pulang ke Makassar pada Senin, 28 November. Tapi, karena proses seleksi calon pimpinan KPK sempat tertunda, Abraham belum bisa pulang ke Makassar hingga hari ini. Meski demikian, Abraham tidak pernah lupa mengabari Indri tentang perkembangan pencalonannya. “Saya selalu dihubungi Bapak. Tadi waktu seleksi pertama selesai dilaksanakan, Bapak bilang bahwa dia terpilih jadi pimpinan. Saya ucapkan selamat dan ternyata pemilihan dilanjutkan sampai akhirnya Bapak terpilih jadi ketua. Bapak juga langsung telepon. Tetapi, kami bicara hanya sebentar. Saat itu saya cuma mangingatkan bahwa yang Bapak akan jalani ini sangat besar. Katanya, makasih atas dukungannya,” jelas Indri.

Indri berharap agar suaminya bisa mengemban tangung jawab dan amanah yang kini dibebankan kepadanya. Yang terpenting, kata Indri, Abraham harus berkomitmen untuk tetap berada di jalur yang benar. (jpnn/ c4/nw)

Warga Trauma dan Jatuh Sakit

Pasca Eksekusi Lahan di Jalan Jati, Pulo Brayan Bengkel

MEDAN-Pasca eksekusi lahan di Jalan Jati, Pulo Brayan Bengkel, Medan Timur, yang dilakukan juru sita Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jumat (2/12) lalu, mengakibatkan seorang warga mengalami trauma dan jatuh sakit. Dia adalah Arbian Hasibuan (66), yang sempat melakukan perlawanan dengan bertahan di dalam rumah bersama keluarganya. Menurut Awi (40), anak Arbian Hasibuan, saat dijumpai Sumut Pos di lokasi eksekusi, Sabtu (3/12), akibat rumah yang ditempati ibunya selama 30 tahun itu dihancurkan tim juru sita PN Medan, penyakit Arbian kambuh.

Bahkan, nenek renta ini tak mau makan dan tak henti-hentinya menanggis, terbayang rumahnya yang dirobohkan dengan Blodozer. “Penyakit ibu kambuh lagi. Dia tidak mau makan setelah rumah kami dihancurkan. Sekarang ibu tinggal sama adikku di Jalan Jati, Gang Keluarga,” kata Awi. Awi menjelaskan, sebelum rumah mereka dihancurkan, mereka sudah membuat perjanjian dengan juru sita PN Medan dan penggugat yang menang di atas kertas disertai materai agar eksekusi terhadap rumah mereka ditunda hingga Senin (5/12) mendatang.

“Kami sudah minta untuk membongkar sendiri pada Senin depan kepada orang itu (PN Medan dan Penggugat yang menang, Red), karena ibu saya punya tanah di kawasan Tajung Mulai. Kalau kami bongkar sendiri, kami tinggal beli batu bata dan semen, sedangkan kayu-kayu, kusen, jendela dan pintu bisa diambil dari bangunan rumah kami ini. Bahkan, kami pun sudah membayar orang untuk membongkar rumah kami dengan upah Rp1 juta lebih,” ungkap Awi. Sementara itu, warga lainnya juga mengaku kecewan dengan juru sita PN Medan yang melakukan eksekusi, kemarin sore.

Pasalnya, sejumlah warga sudah melakukan perjanjian untuk membongkar sendiri bagunan rumahnya dalam tempo 5 hari, namun pihak juru sita PN Medan melanggar perjanjian tersebut. Selain kehilangan tempat, warga juga mengalami kerugian materi, seperti yang Darsono Hadi (34), pengusaha alat kantor dan pergudangan. Tempat menyimpan barang usahanya hancur, rata dengan tanah. “Kerugian yang ku alami hingga miliaran rupiah. Pasal, beberapa hari sebelum eksekusi, aku baru memasukkan barang alatalat perkantoran ke gudang satu container,” ungkapnya.

Pendeta Bunsui Tigor melalui kuasa hukumnya Hotma Situmpol melalui ponselnya mengungkapkan, mereka juga telah mengajukan permohonan penangguhan eksekusi sebanyak empat kali ke PN Medan. Pasalnya, mereka masih mengajukan perlawanan hukum. “Kita sudah melayangkan surat ke PN Medan untuk ditangguh eksekusi sebelum diputuskan gugat kami. Seandainya kami menang, siapa yang mengganti rugi bangunan kami,” ujarnya.(gus)

Terlibat Sindikat Jambret, Empat Pelajar Ditangkap

TEBING TINGGI- Empat pelajar diamankan Sat Reskrim Polres Tebing Tinggi, karena diduga melakukan penjambretan dan pencurian. Kawanan penjambret ini berhasil ditangkap setelah petugas melakukan pengembangan dengan tertangkapnya Alfonso (16), warga Jalan Gatot SubrotoKm2, Kecamatan Padang Hulu, Tebing Tinggi karena mencuri tabung gas ukuran 3 kg di rumah warga di Bandar Sono, Kelurahan Mandailing, Kota Tebing Tinggi dengan pura-pura menjadi pemulung, Jumat (2/12) sore pukul 16.30 WIB.

Sementara tiga rekan Alfonso ditangkap petugas pada Sabtu (3/12) pagi pukul 09.00 WIB di rumahnya masingmasing. Ketiganya yakni Feriandi (15), Mose (13) dan Dian (20), yang bertempat tinggal di kampung yang sama. Dari hasil pemeriksaan sementara, empat tersangka telah mengaku melakukan tindakan kriminal sebanyak 11 kali dalam hal kasus penjambretan dan kasus pencurian. Dari keterangan Alfonso saat diperiksa di Mapolres Tebing Tinggi, dirinya bersama ketiga rekannya sering melakukan penjambretan dan pencurian. Hasil melakukan aksinya, mereka gunakan untuk berpoyapoya.

“Uangnya kami gunakan untuk membeli minumankeras, mainwarnet, game online dan membeli baju jika ada lebihnya,” ujar Alfonso. Kasat Reskrim Polres Tebing Tinggi AKP Lili Astono mengatakan, dari keterangan para tersangka, diketahui banyak kejahatan yang mereka lakukan sepanjang 2011.

“Ada sebelas laporan warga , di antaranya dua laporan pencurian tabung gas, tiga laporan pencurian HP dan satu laporan pembongkaran rumah yang pernah mereka lakukan di berbagai tempat berbeda,” kata AKP Lili Astono.(mag-3)

Terbakar, Satu Rumah Ludes

TEBING TINGGI- Sebuah rumah semi permanen milik Septian alias Acai (37), warga Jalan Bangau, Lingkungan III, Kelurahan Bulian, Tebing Tinggi, ludes terbakar, Jumat (2/12) malam pukul 22.00 WIB. Kebakaran ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugian ditaksir berjumlah ratusan juta rupiah. Sementara penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.

Saat itu, Erwin, anak korban sedang dudukduduk menonton televisi di ruang keluarga. Tiba-tiba, dia dikejutkan dengan asap tebal yang keluar dari dalam kamar kakaknya. Erwin meminta tolong kepada warga sekitar untuk memberikan pertolongan, namun pertolongan warga sia-sia, karena api dengan cepat merambat dan membakar bangunan yang terbuat dari kayu itu. “Apinya cepat membakar rumah kami, tak satupun harta kami yang bisa diselamatkan, semuanya ludes terbakar,” kata Erwin yang terlihat shock akibat rumahnya ludes terbakar.

Acai pemilik rumah mengaku, saat kejadian dirinya bersama istrinya sedang berada di rumah kepala lingkungan setempat. Dia mendapat kabar dari warga, kalau rumah miliknya sudah ludes terbakar. “Enggak tahu, anak di rumah tadi, kami ada urusan suratsurat di rumah kepling. Saya tahu dari warga, rupanya rumah saya beserta isinya sudah habis semua,” ujar Acai sedih. Setelah kobaran api habis melalap bangunan beserta isinya, baru mobil pemadam kebakaran milik Pemko Tebing Tinggi tiba di lokasi.

Warga sempat meneriaki mobil pemadam tersebut. Pasalnya selang air mengalami kebocoran dan tidak layak pakai, sehingga air yang keluar tidak bisa menembak jauh, apalagi tempat kejadian kebakaran tidak bisa terjangkau oleh Mobil Damkar karena kerumunan warga yang ingin melihat secara langsung.(mag-3)