25 C
Medan
Monday, December 29, 2025
Home Blog Page 14215

Tancap Gas Memperebutkan Piala Wali Kota Medan

Speed Off Road dan Enduro Cross 2011

Balapan lintas alam bertajuk Speed Off Road Dan Enduro Cross 2011 yang berlangsung di kompleks sirkuit Cemara Abadi, Medan, Sabtu dan Minggu (3 dan 4/12) ini ternyata even terbesar yang pernah berlangsung di daerah ini.

“Baru pertama kali ini digelar kegiatan off road yang melibatkan mobil, sepeda motor dan juga sepeda. Ini suatu kebanggaan bagi kita di Sumut. Apalagi jumlah  peserta di kelompok mobil kita targetkan bisa tembus 100 starter,  yang juga akan menjadi rekor peserta,” kata Pembina Indonesia Off Road Federation (IOF) Sumut, Doddy kemarin (1/12).

Menurut Doddy, event akbar ini terselenggara atas dukungan Wali Kota Medan, Drs. H. Rahudman Harahap, MM yang memang dikenal punya atensi luar biasa terdapat dunia otomotif. “Kita salut kepada Wali Kota Medan yang begitu peduli terdapat perkembangan olahraga bermotor di daerah ini. Event terlaksana atas dukungan penuh Wali Kota Medan, dan tanpa bantuan dari sponsor lain” ungkap Doddy, yang didampingi Ketua IOF Sumut Isfan Fahri, serta Fauzir selaku Ketua Panpel Speed Off Road Dan Enduro Cross 2011.

Kejuaraan yang berlangsung dua hari penuh ini bakal diikuti para offroader andal Sumut dan juga dari luar daerah. “Semua klub offroad sudah memastikan tampil, seperti tim Habitat, Jeep Jamboree, SJI, Bla Bla Bla,  Generasi 4WD, Caprindo dan Twenty. Pasti menarik, karena juga ada katagori sedan dengan peserta pereli-pereli tangguh,” tambah Doddy, yang juga Ketua Umum Xtrim Indonesia ini.

Adapun kelas-kelas yang diperlombakan di kelompok speed offroad yakni, kelas 1-1.000 cc, 1001-2.500 cc, 2.501-4.500 cc, dan kelas free for all, serta eksibishi sprint reli di grup N15 dan GR 2.
Yang tak kalah seru adalah atraksi free style bicycle dengah menghadirkan peserta dari Bandung yakni Asep Tubagus Trisnadi, dari Bandung Bicycle Dirt Team yang menempati peringkat lima event Asian Indoor Game di Macao 2007.
Sementara  Ketua IOF Sumut, Isfan Fahri menambahkan, kegiatan spektakular ini merupakan hasil kerja sama IOF dengan Pengprov IMI Sumut dan juga XTrim.  (jun)

Razia tanpa Tanda

081264695xxx
Razia polisi di dekat lampu merah Jalan T Amir Hamzah, 29 November 2011 pukul 11.00 WIB tanpa tanda-tanda razia dan keterangan operasi. Apa memang begitu?

Abaikan Saja
Terima kasih pertanyaannya, kami sampaikan setiap razia memang diharuskan memasang plank. Apabila tak ada planknya sebaiknya jangan mau berhenti dan laporkan ke Polsek terdekat. Kecuali ada hal lainnya diakibatkan tak pakai helm ataupun melanggar lampu merah. Kedua hal itu merupakan pelanggaran rambu lalu lintas. Petugas kami memang disebar di sejumlah titik di Kota Medan, semuanya bukan untuk mencari atau mengintip kesalahan pengendara melainkan tetap memberikan pengamanan.

Kombes Pol Tagam Sinaga
Kapolresta Medan

Jangan Rugikan Masyarakat

Amanat peraturan lalu lintas harus dijadikan panglima untuk menertibkan lalu lintas di Kota Medan. Sebab, tertibnya lalu lintas merupakan ciri khas dari masyarakatnya. Jika seluruh masyarakat Kota Medan mau dibilang sopan dan tertib, maka perbaikilah dari sisi lalu lintasnya. Untuk itu kepolisian harus mengawal dengan baik. Tidak malah menimbulkan prasangka negatif dari warga masyarakat. Karena tugas kepolisian adalah mengayomi masyarakat.

Ilhamsyah
Ketua Komisi A DPRD Medan

Tekel Berbuah Jersey

Indonesia vs LA Galaxy

Jakarta-Ucapan pemain Indonesia Selection, Andik Vermansyah, sebelum duel melawan LA Galaxy ternyata bukan pepesan kosong. Pemain asal Surabaya ini sama sekali tidak terlihat nervous saat berhadapan head to head dengan pemain sekaliber David Beckham.

“Terus terang tidak grogi, kalau soal penonton juga sudah terbiasa dengan ribuan penonton di SEA Games lalu,” kata Andik sebelum laga.

Dan, ucapan itu terbukti. Kemarin, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Andik membuat pemain LA Galaxy sempat repot. Bahkan, Beckham sampai menekel Andik dari belakang. Sayang, tekel keras dari belakang itu tidak berbuah kartu kuning untuk Beckham.

Entah karena merasa bersalah atau karena suka melihat kelincahan Andik, usai laga Beckham tampak mengincar pemain Persebaya. Terbukti ketika beberapa pemain Indonesia mengajak bertukar jersey, Beckham menolak dengan menunjuk ke arah Andik. Ya, Andiklah yang terpilih mendapatkan ‘kenang-kenangan’ dari sang superstar.

Harus diakui Andik menjadi bintang lapangan pada babak I laga Timnas Selection v LA Galaxy di Stadion Utama Gelora Bung Karno, malam tadi. Kecepatan yang dimilikinya sempat membuat kewalahan pemain-pemain belakang tim Amerika Serikat itu.

Pelanggaran demi pelanggaran pun terpaksa dihadapi oleh Andik.

Secara umum pun terlihat Indonesia Selection mampu mengimbangi LA Galaxy, khususnya di menit-menit awal. Namun, pada menit ke-13, Indonesia akhirnya kebobolan lewat gol Robbie Keane. Tendangan mantan pemaim Tottenham Hotspur itu gagal dibendung oleh kiper timnas Andritani Ardiyasa. Skor 1-0 untuk LA Galaxy bertahan hingga laga usai. “Mereka (Indonesia) adalah tim yang hebat dan memiliki talenta yang luar biasa,” ungkap Beckham usai laga.

Persis dengan Andik, ucapan Beckham juga sesuai dengan apa yang dikatakannya sebelum laga. Selasa (29/11) dalam jumpa pers Beckham sempat berujar kalau melawan Indonesia Selection tidak akan berjalan mudah. Sebab, dari yang dia tahu, Indonesia memiliki banyak peman muda berbakat. “Tapi, kami tentu ingin memenangkan pertandingan,” ucapnya saat itu.

Beckham juga memang menginginkan seragam Andik karena penyerang Persebaya 1927 itu tampil bagus.
“Saya memang menginginkan (baju) dia karena dia juga tampil bagus,” kata Beckham usai pertandingan.
Tidak hanya memuji penampilan Andik, Beckham rela menyerahkan seragamnya karena merasa bersalah telah menekel Andik. “Saya merasa tidak enak karena menekel dia,” ujar mantan pemain Manchester United itu.Andik juga mendapatkan pujian dari Pelatih Rahmad Darmawan. “Saya hanya punya empat kata untuk Andik. Dia kecil, lincah, kuat, dan cepat,” kata Rahmad Darmawan.

Sementara itu, setelah menggelar laga melawan tim asal Amerika Serikat itu, Indonesia juga merencanakan rangkaian pertandingan melawan klub elit dunia. “Mei mendatang kita akan melawan klub dari Italia, Inter Milan,” jelas Ketua Umum PSSI Johar Arifin, Rabu (30/11).

Tidak itu saja, dua bulan kemudian, pecinta sepak bola nasional juga akan dimanjakan dengan kehadiran raksasa Argentina, Boca Junior. “Ya, bulan Juli-nya kita akan menghadapi klub asal Argentina, Boca Junior,” pungkasnya. (bbs/jpnn)

Pelajar Medan Tewas Dihantam Roket Yaman

100 Santri Asal Indonesia Masih Terjebak

Sa’dah-Perseteruan antara pemerintah Yaman dengan kelompok militan penganut paham Syiah Zaidiyyah, menelan korban jiwa. Dua pelajar Warga Negara Indonesia (WNI) asal Medan dan Aceh, dilaporkan tewas terkena hantaman roket yang dilancarkan kelompok pemberontak. Sedangkan dua lainnya dikabarkan mengalami luka tembak.

Dikutip dari Reuters, perang kelompok di Yaman, kembali terjadi antara muslim Syiah yang menyerang kelompok muslim Sunni di Dammaj, bagian utara Yaman yang menyebabkan kurang lebih 25 orang tewas. Termasuk enam orang warga negara asing yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Rusia dan satu orang warga Amerika yang terkena ledakan roket.

Dua pelajar asal Indonesia tersebut sedang menuntut ilmu di Pesantren Darrul Hadist di Sa’dah, Yaman. Pesantren ini pun menjadi salah satu target militan karena banyak santri yang berasal dari berbagai negara. Sekitar 10.000-an santri yang masih terjebak di pesantren tersebut tidak bisa leluasa keluar. Termasuk 100-an santri asal Indonesia. Mereka masih menjadi target penembak jitu dari kelompok militan pimpinan Hussein Badreddin al-Houthi yang mengintai setiap saat.

Korban tewas pun saat ini dilaporkan terus bertambah dari kalangan santri, tanpa bantuan berarti dari pemerintah setempat. Pemerintah Yaman sendiri, mengaku tidak bisa berbuat banyak karena lokasi pesantren di Provinsi Sa’dah telah dikuasai sepenuhnya oleh kelompok militan al-Houthi.

Perihal tewasnya dua pelajar asal Indonesia, dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Meski terkesan menutup-nutupi, namun akhirnya Marty menjelaskan bahwa tewasnya dua santri tersebut terjadi pada akhir pekan lalu.

“Pada 26 November lalu, KBRI kita di sana telah menerima informasi tentang wafatnya dua warga negara kita di Yaman. Ini sebagai akibat dari aksi baku tembak antara dua kelompok di perguruan tinggi tempat pelajar kita berada,” kata Marty di gedung DPR RI, Rabu (30/11).

Marty membantah bila pemerintah tidak bertanggungjawab. Menurutnya begitu mendapat kabar duka tersebut, KBRI langsung menghubungi keluarga korban. Jenazah kedua pelajar tersebut disepakati keluarga untuk dimakamkan di Yaman, tepatnya di lokasi pesantren.

Marty juga menyebutkan, pihaknya telah melakukan proses evakuasi secara bertahap sejak kondisi Yaman, mulai mengkhawatirkan. Namun proses evakuasi masih belum berjalan maksimal, karena sulitnya mencapai lokasi dalam kondisi aman dan kurangnya informasi keberadaan para WNI.

Kesulitan lainnya melakukan evakuasi, karena banyak dari WNI yang berada di Yaman, awalnya tidak mendaftarkan diri ataupun melapor ke KBRI. Namun demikian kata Marty, pihaknya akan terus berusaha semaksimal mungkin segera melakukan evakuasi bagi WNI khususnya yang terjebak di wilayah konflik.

“Bisa dikatakan kondisi di sana sangat anarkis sekali. Pemerintahnya tidak menentu, ramai gejolak demonstrasi, pertikaian dan baku tembak antar kelompok-kelompok tertentu. Kami berupaya WNI di sana untuk menghindari situasi ini,” tegas Marty. (afz/jpnn)

Biaya Pembangunan Kualanamu Capai Rp5 T

Selesai 2012, Operasi 2013

MEDAN-Pemerintah RI optimistis proses pembangunan Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dapat tercapai sesuai jadwal yang ditentukan. Bandara baru dengan berkapasitas 8 juta penumpang per tahun rencananya akan menggantikan Bandara Polonia Medan tersebut, diupayakan selesai pada akhir 2012 dan dapat beroperasi di awal 2013 mendatang.

Hal itu dikatakan Menteri Perhubungan RI, EE Mangindaan usai melakukan rangkaian peninjauan ke lokasi proyek pembangunan Bandara Kualanamu dan Bandara Silangit, kemarin (30/11)

Menteri Perhubungan yang didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Herry Bhakti S Gumay dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Tri S Sunoko menjelaskan, kemajuan proses pembangunan infrastruktur Bandara Kualanamu gabungan antara sektor publik dan sektor privat saat ini telah mencapai 77 persen dari 78 persen yang direncanakan.

Sektor publik pengerjaanya ditangani Unit Satuan Kerja Kementerian Perhubungan, proses pembangunannya mencapai 85 persen dari 86 persen yang ditargetkan. Proses pembangunan fisik pada wilayah sektor privat dilakukan Project Implementation Unit (PIU) PT Angkasa Pura II berjalan sesuai target, mencapai 66 persen. Memang ada sedikit keterlambatan. Saat ini progress-nya sudah 20 persen. “Kita optimistis, akhir 2012, bisa shadow operation dilakukan dan 2013 bisa dipergunakan,” katanya di ruang VIP Bandara Polonia Medan, Rabu (30/11).

Diterangkan EE Mangindaan, Bandar Udara Kualanamu dibangun di atas lahan seluas 1.365 Ha itu mengacu pada kondisi Bandara Polonia yang telah “over capacity” dan tidak dapat dikembangkan lagi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan.

Diterangkan Menhub, lahan Bandar Udara Kualanamu seluas 1.365 Ha diperoleh melalui proses pembebasan oleh Angkasa Pura II yang dilaksanakan pada tahun 1995-1997.

“Lahan dimaksud telah berubah status kepemilikannya sejak diterbitkannya sertifikat atas nama PT Angkasa Pura II dengan Hak Pengelolaan No 1 pada tanggal 29 November 1999. Kendalanya, ketika para penggarap lahan tersebut menolak untuk dikeluarkan dari area proyek bandara,” tuturnya.

Ditambahkannya, meski status kepemilikan lahan tersebut telah 100 persen milik PT Angkasa Pura II, manajemen tetap mengedepankan pendekatan persuasif terhadap para penghuni liar yang masih bertahan agar mau secara sukarela meninggalkan lahan yang bukan miliknya tersebut. Dijelaskannya, Angkasa Pura II bekerjasama dengan PTPN II menyediakan uang tali asih biaya pindah kepada warga yang mau membongkar rumah yang dihuninya secara sukarela.

“Besaran uang pindah per KK beragam, didasari pada status kepegawaiannya di PTPN II. Kami tidak mau main kasar. Sosialisasi dan pendekatan persuasif selalu dikedepankan kepada penghuni yang masih bertahan. Kami berharap, warga yang bertahan mengerti bahwa Bandara Kualanamu dibangun bukan untuk kepentingan Angkasa Pura II, melainkan untuk kepentingan nasional, khususnya warga Sumatera Utara secara keseluruhan,” pungkasnya.
Disinggung mengenai jumlah dana yang dikeluarkan, EE Mangindaan mengaku, dana yang sudah dikeluarkan mencapai triliuanan rupiah. “Mencapai Rp5 trikiun dan semua sarana dan pra sarana seperti air, listrik, pertamina dan lain-lain termasuk kereta api sudah rampung pada 2012. Kereta Api sendiri sangat diperlukan sebagai akses dalam menunjang hal ini untuk mencegah kemacetan,” tambahnya.

Terkait penamaan bandara, Mangindaan menyerahkan sepenuhnya penamaan Bandara Kualanamu kepada daerah. “Kalau saya, semua diserahkan kepada daerah. Silakan aspirasi dari bawa ditampung,” bilangnya di lokasi proyek, Rabu (30/11) pukul 15. 00 WIB.

Usulan penamaan bandara ini belakangan makin sering didengungkan. “iya, silakanlah daerah setempat mengusulkan ini ke gubernur, kan ngak mungkin saya member nama nanti berbau Sulawesi,” bilangnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Tri S Sunoko menambahkan, menyusul penyelesaian pengerjaan infrastruktur pada sektor privat yang menjadi kewenangannya, saat ini Angkasa Pura II telah menyiapkan proses lanjutan untuk pemenuhan peralatan dan perlengkapan pendukung operasional Bandara Kualanamu. “Termasuk menyusun skenario pemindahan operasional Bandara Polonia ke Kualanamu. Saat ini tim Angkasa Pura II sedang melakukannya,” ujar Tri Sunoko.

Terkait masih adanya 23 kepala keluarga eks-karyawan PT Perkebunan Nusantara II di areal lahan bandara, Tri menuturkan, Angkasa Pura II bersama seluruh pihak terkait baik tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten Deli Serdang melakukan upaya mediasi dengan melibatkan peran lembaga-lembaga negara, seperti Komisi  Nasional Hak Asasi Manusia maupun Komisi Ombudsman Nasional. Upaya koordinasi dan mediasi untuk melakukan relokasi warga yang bertahan tersebut masih terus dilakukan hingga saat ini. “Proses relokasi terhadap warga yang masih berdiam diri di areal bandara dilakukan dengan memaksimalisasikan pendekatan persuasif serta mengedepankan prinsip win-win solution,” ucapnya.

Menyoal Bandara Silangit, Menhub menerangkan kalau saat ini sedang diupayakan pembangunan agar dipercepat karena bandara tersebut juga menjadi salah satu akses selain jalur darat menuju kabupaten-kabupaten yang ada di Sumut.  “Darihasil pengamatan dan peninjauan Bandara Silangit juga berada pada sentral kabupaten-kabupaten yang ada di sekitar Danau Toba. Ada 9 kabupaten yang ada disekitar Bandara Silangit dan mempunyai nilai plus masing-masding,” katanya.

Menurutnya, prediksinya pengguna jalur udara mengalami peningkatan dan semakin banyak. Oleh karena itu, sambungnya, Bandara Silangit akan menjadi salah satu transportasi ke depannya. “Silangit saat ini akan diupayakan pelabaran dan sedang dalam proses pembangunan. Terminal B Bandara Silangit juga sedang dalam pelebaran dengan tujuan agar pesawat jenis Boeing bisa mendarat,” tambahnya.

Lebih lanjut, EE Mangindaan menerangkan, Bandara Silangit mengalami perubahan dalam pelabaran. “Panjangnya 2250 mengalami penambahan 150, lebarnya juga mengalami penambahan 45 agar semua pesawat bisa masuk. Dana yang dikeluarkan juga akan banyak dalam pembangunan Bandara Silangit ini,” tuturnya.

Disebutkannya, hal ini dilakukan karena peluang ekonomi akan berkembang dengan cepat di Sumut jika Bandara Silangit juga diperbaiki dengan cepat. “Kita sedang koordinasi dengan semua pihak saat ini,” pungkasnya.(jon/btr)

Nias Selatan Longsor, 7 Tewas

30 Orang Lebih Masih Hilang

TELUK DALAM- Sedikitnya tujuh orang tewas dan 30 orang lainnya hilang dalam bencana longsor di Nias Selatan yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu (30/11). Setidaknya ini data terakhir yang diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nias Selatan, Robertna Mendrova, Rabu Malam pukul 23.00 WIB.

Sebelumnya, Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan 37 rumah masih tertimbun tanah longsor di Kampung Barije, Kecamatan Majo, Nias Selatan, Sumatera Utara.
Bencana yang terjadi kemarin siang sekitar pukul 14.00 WIB tersebut telah merenggut korban jiwa sebanyak 4 orang (data awal) dan 30 orang lainnya dikabarkan hilang. “Kerugian materiil lainnya adalah 25 unit motor dan 4 unit kendaraan roda empat rusak akibat tertimbun tanah longsor,” ujarnya.

Menurut Sutopo, penyebab bencana longsor itu adalah hujan deras yang mengguyur lokasi kejadian. “Sehingga menimbulkan bukit longsor dan mengenai rumah penduduk,” ujar dia.

Dia menjelaskan dalam kondisi terakhir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah bersama instansi terkait sedang melakukan koordinasi penanganan darurat bencana di lokasi kejadian.

“Saat ini kebutuhan mendesak adalah kantong mayat, makanan dan minuman, tenda, pakaian dan dapur umum,” jelasnya.

Sejauh ini, pihak BPBD Kabupaten Nias Selatan, personel TNI dan Polri sudah berada di lokasi kejadian untuk melakukan pendataan dan pertolongan darurat. Namun, pendataan masih terbatas karena kesulitan menuju tempat kejadian longsor. “Akses menuju lokasi sulit,” kata Sutopo.

Yang diungkapkan Sutopo dibenarkan Robertna, Namun korban dikabarkan telah mencapai tujuh orang. “Sejauh ini warga melaporkan tujuh orang meninggal dunia, dan lebih dari 30 orang lainnya menghilang. Hal ini disebabkan lokasi yang gelap gulita disertai hujan deras hingga malam hari sehingga pencarian korban belum bisa berjalan secara efektif,” ujar Robertna saat dikonfirmasi Sumut Pos tadi malam.

Selain itu, lanjutnya,  akses ke lokasi terputus, akibat putusnya jembatan yang menghubungkan lokasi ke tempat kejadian perkara akibat dihantam banjir. Sehingga sejumlah relawan, dan petugas Pemda tidak bisa masuk ke lokasi kejadian.

Tadi malam, menurutnya, sejumlah relawan dan TNI tengah berupaya melakukan evakuasi. Korban selamat dari longsor harus menahankan dingin akibat cuaca hujan hingga malam hari. “Selain tidak tersedianya kantung mayat, pemerintah daerah sangat membutuhkan alat berat dan jembatan darurat agar evakuasi bisa dilakukan,” ungkap Robertna. (uma)

P-APBD Simalungun 2011, Aneh

MEDAN-Soal munculnya dana insentif guru non PNS di Perubahan-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Simalungun 2011 dianggap beberapa pihak sebagai langkah yang ngawur. Setidaknya hal ini diungkapkan pengamat anggaran Sumut, Elfenda Ananda.

Menurutnya, apa yang dilakukan pihak Pemkab Simalungun di bawah kepemimpinan JR Saragih serta pengesahan yang dilakukan DPRD Simalungun merupakan hal yang ngawur dan nyeleneh.  Dan apa yang dilakukan dua institusi tersebut, mengarah pada akan kembali terjadinya penyelewengan anggaran. Untuk membuktikan itu, maka sebaiknya segera dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

“Harusnya dana yang ada, langsung dialokasikan sesuai dengan nomenklatur yang ada. Ini aneh, dana yang ada dialihkan kemudian untuk menggantinya dimasukkan ke anggaran yang baru. Ini sarat dengan administrasi keuangan yang ngawur dan menjurus pada penyelewengan. Untuk mempertegas itu, BPK RI sebaiknya segera melakukan audit atas hal itu,” tegas Elfenda kepada Sumut Pos, Rabu (30/11).

Kemudian, lanjutnya, data dan fakta-fakta itu nantinya juga sebaiknya diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai bahan pemeriksaan, terlebih sebagai tambahan atas dugaan-dugaan korupsi yang telah ditangani dan dilaporkan ke KPK sebelumnya.

Elfenda juga menyatakan, ketika nantinya ditemukan indikasi kuat adanya kerugian negara, maka bukan hal mustahil akan menyeret-nyeret banyak pihak. Baik Bupati Simalungun JR Saragih, anggota DPRD Simalungun yang mengesahkan P-APBD Simalungun 2011 serta tidak menutup kemungkinan anggota DPRD Sumut.

“Ini akan menjalar. Kenapa anggota DPRD Simalungun tidak membatalkan pengajuan pengalokasian dana itu dan malah menyetujui dan mengesahkan. Jadi mereka (anggota DPRD Simalungun) juga harus diperiksa. Begitu pula anggota DPRD Sumut yang ternyata tidak jeli melihat persoalan ini, dan juga mengesahkan P-APBD Sumut 2011. Artinya, dibutuhkan pemeriksaan yang intensif dalam persoalan ini,” tukasnya.

Elfenda juga menyatakan keanehan terhadap sejumlah anggota DPRD Sumut asal Daerah Pemilihan (Dapil) Simalungun, yang terkesan tidak peduli pada persoalan ini. “Harusnya anggota DPRD Sumut paham dengan situasi dan kondisi, terutama daerah pemilihannya. Ini malah tidak peduli, dan tidak ada perhatian dengan hal-hal yang penting seperti ini,” katanya.

Maka dari itu, terkait dugaan pengalihan dana insentif guru non PNS yang diduga melibatkan Bupati Simalungun JR Saragih dan Ketua DPRD Simalungun Binton Tindaon, Elfenda menegaskan, agar KPK segera melakukan proses hukum atas kasus tersebut.

Sedangkan, Humas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumut Mikael Togatorop kepada Sumut Pos mengakui, adanya pengalihan dana insentif guru non PNS Tahun 2010 untuk pembelian mobil anggota DPRD Simalungun.

“Ya, itu sudah ada di Laporan Hasil Pertanggungjawaban (LHP) BPK RI 2010,” akunya.
Bagaimana dengan pengalokasian anggaran yang sudah dialihkan, kemudian dimasukkan ke P-APBD Simalungun 2011?
Mengenai hal ini, Mikael Togatorop menuturkan, mengenai penganggaran itu diserahkan sepenuhnya kepada anggota legislatif setempat. “Itu kan disahkan anggota dewannya,” jawabnya lagi.
Apakah itu bukan penyelewengan? Terkait hal itu, Togatorop mengatakan, persoalannya adalah adanya ketidaktertiban administrasi keuangan di Pemkab Simalungun. “Mengenai penganggaran itu di DPRD. Kemudian, mengenai dana yang dialihkan itu menunjukkan Pemkab setempat tidak tertib adminitrasi keuangan. Yang namanya tidak tertib administrasi itu, dana yang dialihkan ke mobil itu dan mobilnya ada kemudian peruntukkan pertamanya tidak dilakukan. Tapi, mobilnya ada kan? Jadi seperti itu yang tidak tertib administrasi,” terangnya.(ari)

Menangis Lihat Kucing Terpejit

Femke Den Haas, Sepuluh Tahun di Indonesia demi Binatang

Tidak banyak orang, apalagi perempuan, yang rela meninggalkan negaranya hanya untuk merawat binatang. Namun, itu tak berlaku bagi Femke Den Haas. Selama sepuluh tahun, warga negara Belanda tersebut menghabiskan waktu di Indonesia untuk pekerjaan yang oleh sebagian orang dianggap tak penting itu.

DHIMAS GINANJAR, Jakarta

USIA kandungan tujuh bulan membuat perut Femke buncit. Namun, itu tidak membuat dia kehilangan kelincahan. Saat Jawa Pos menemuinya di kantornya, Jalan Kemang Timur, Jakarta Selatan, dia cukup energik untuk mengerjakan berbagai tugas. Termasuk, naik turun tangga dari kantornya di lantai 2.

Perempuan 34 tahun tersebut mengaku baru saja selesai mengurus pemindahan monyet. Sehari sebelumnya, dia malah berada di Kepulauan Seribu untuk melakukan vaksinasi dan sterilisasi kucing liar.

Dia memelopori hal itu lantaran populasi kucing di Kepulauan Seribu sudah terlalu banyak. “Kepulauan Seribu juga menjadi lokasi untuk menyelamatkan populasi elang bondol dan elang laut,” ujarnya.

Dia juga memberikan pelatihan daur ulang sampah kepada warga setempat. Itulah alasan dia sering bolak-balik Jakarta-Kepulauan Seribu meski perutnya terus membesar.

Kecintaan terhadap binatang dan alam membuat dia tetap bersemangat setiap saat. Bukan hanya itu, Kamis lalu (17/11) dia juga melawat ke Surabaya. Femke mengunjungi Kebun Binatang Surabaya (KBS). Tujuannya, melihat lebih dekat perkembangan satwa di kebun binatang yang pengurusnya tak henti-henti terlibat konflik tersebut. Termasuk, meng-update informasi mengenai pengelolaan KBS yang masih karut-marut.

Orang-orang di sekitarnya kerap khawatir dengan kondisinya. Bukan cuma masalah hamil dan kegigihannya dalam bekerja, melainkan kesehatan bayi di kandungan itu yang lebih mengkhawatirkan.

Femke mengatakan, banyak yang mengkhawatirkan bayinya bakal tertular penyakit jika dirinya terus bersentuhan dengan hewan. Misalnya, toxoplasma. Penyakit yang biasanya dibawa kucing atau anjing tersebut bisa mengakibatkan bayi cacat.

“Tidak masalah. Sebab, saya selalu cuci tangan. Toxo itu dari feses, saya tidak pegang itu,” imbuh dia.
Dokter hewan (veterinary nurse) lulusan Leiden University, Belanda, tersebut juga menyatakan tidak menggunakan berbagai vaksin untuk kehamilannya. Perempuan bersuami orang Indonesia itu tidak ingin ada jarak antara dirinya dan binatang. Apalagi, di rumahnya juga ada 19 binatang.

Yakni, seekor anjing berusia 16 tahun yang dia bawa dari Belanda, enam anjing biasa, dan 12 kucing hasil penyelamatan. Femke lantas menceritakan alasannya sangat tertarik dengan binatang.

Semuanya berawal saat dia masih berusia sekitar enam tahun. Ketika itu dia dan keluarga yang sedang berada di salah satu pantai di Spanyol mendapati seekor kucing terluka. Hewan mamalia tersebut terjepit kayu dan sekarat.

Femke kecil langsung menangis begitu melihat hewan yang mulai tidak berdaya itu mengerang. Dia lantas meminta orangtuanya segera menyelamatkan kucing tersebut. Namun sia-sia, orangtua Femke menolak dengan alasan bahwa kucing itu hendak mati.

Sejak itu, dia terus kepikiran, betapa malang kucing tersebut karena telat diselamatkan dan mati. Femke lantas tumbuh menjadi sosok yang sangat cinta binatang. Dia tidak ingin lagi ada binatang yang tersakiti dan tidak dihargai. “Usia delapan tahun, saya sudah tidak makan daging,” ungkapnya, lantas tersenyum.

Prinsipnya, manusia bisa hidup berdampingan dengan binatang tanpa saling menyakiti. Manusia hidup, binatang juga hidup. Dengan keyakinan itu, alam akan menjadi lebih baik. Pandangan itu pula yang membuat dia mulai bekerja sosial untuk binatang di Belanda. Tugasnya adalah menyelamatkan binatang yang tertabrak kendaraan.

Sekitar 1996, ayahnya yang bekerja di Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia mengajaknya ikut serta ke wilayah tugasnya. Dia mempelajari berbagai hal tentang kekayaan fauna di bumi pertiwi ini. Salah satu yang menurut dia paling menarik adalah primata, terutama orangutan. “Karena itu, saya pengin banget jadi sukarelawan orangutan di Kalimantan,” tuturnya.

Begitu sampai di Indonesia, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengirim aplikasi ke Kalimantan Wanariset Orangutan demi proyek rehabilitasi. Femke beruntung karena aplikasinya diterima. Namun, dia tidak lantas bertolak ke Kalimantan karena masih harus bersitegang dengan ayahnya.

“Femke, kenapa harus menghentikan sekolah juga” ucapnya, menirukan perkataan ayahnya yang tidak setuju kala itu.
Femke tetap pada pendiriannya. Bagi dia, menghentikan semua kegiatan, termasuk pendidikan di sekolah, sebanding dengan hasil yang bakal didapatnya. Setelah mendapat izin, dia mengikuti program penyelamatan orangutan. Selama empat bulan, dia tinggal di hutan dan melepaskan sekelompok hewan primata tersebut.

Setelah itu, dia kembali ke Belanda, mengambil studi paramedis hewan empat tahun di Leiden University. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan dengan mengambil kursus untuk satwa liar di Utrecht dan bekerja di sana. Kali ini dia bekerja menangani satwa selundupan yang masuk ke negara Ratu Beatrix tersebut.

Nah, pekerjaan itulah yang membuat dia ingin kembali ke Indonesia. Sebab, banyak penyelundupan yang melibatkan hewan dari Indonesia, seperti primata jenis kukang dan monyet. Keinginan tersebut terwujud setelah dia menyelesaikan tugas bekerja di Afrika untuk konservasi simpanse dan Animal Shelter di Yunani pada 2002.
Pada Agustus 2002 kakinya kembali menginjak bumi Indonesia. Itu terjadi atas undangan Pusat Primata Schmutzer (PPS) Kebun Binatang Ragunan. Kebetulan, dia mengenal pendiri PPS Pauline Antoinette Schmutzer-versteegh sebelum sosok itu meninggal pada 1998. “Diundang untuk membentuk standardisasi pusat primata,” ungkapnya.

Pikir dia saat itu, hanya satu tahun berada di Indonesia. Tetapi ternyata, ada yang tertarik untuk menggunakan jasanya. Yakni, Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tegal Alur, Cengkareng, Tangerang. Tugasnya khusus mengurus hewan-hewan sitaan dari perdagangan gelap.

Pekerjaan tersebut sangat berat. Digambarkan Femke, dirinya benar-benar mengorbankan seluruh waktu untuk mengurus binatang. Yang paling membuat Femke mengelus dada adalah sempitnya lahan PPS Tegal Alur. Terlalu sempit untuk menampung ribuan satwa. “Dari situ, muncul konservasi di Kepulauan Seribu,” jelasnya.
Femke semakin “betah” di Indonesia setelah 3,5 tahun di PPS Tegal Alur dan mendirikan Jakarta Animal Aid Networks (JAAN) pada 2008. Bagi dia, ibu kota memiliki masalah binatang paling banyak. Beberapa isu yang diangkat ketika JAAN berdiri adalah kuda untuk andong.

Femke bukan tidak setuju dengan alat transportasi itu. Tetapi, dia melihat, banyak pemilik andong yang kurang paham merawat kuda. Misalnya, kuku kuda dibiarkan panjang hingga luka yang dirawat, tetapi dengan pengobatan secara kejam. “Ada yang mengobati luka dengan membakarnya pakai serbuk hitam baterai,” kenangnya, lantas mengembuskan napas panjang.

Tidak mudah memang membuat para pemilik andong mengerti. Tetapi, akhirnya pemilik andong mau menerima JAAN. Apalagi, saat dia menggratiskan berbagai biaya perawatan dengan syarat pengobatan secara kejam dihentikan.
Organisasi itu kembali mencuri perhatian saat memprotes pergelaran topeng monyet. Dia menuturkan, selama 2,5 tahun, kebanyakan waktunya digunakan untuk kampanye antitopeng monyet.

Femke akhirnya benar-benar tertarik dan memilih tinggal di Indonesia, apalagi setelah menikah dan hamil. Keinginannya kembali ke Belanda sudah tidak lagi menggebu. Dia ingin melanjutkan apa yang sudah dibangun selama ini. “Kadang saya ingin pulang, tapi untuk kunjungan,” ucap dia.

Apalagi, JAAN sekarang sudah memiliki 50 sukarelawan aktif dan 1.500 member di Jakarta. Banyak juga anak sekolah yang bergabung dengan dirinya untuk ikut menyayangi binatang. “Sering telepon masuk hanya untuk kasih tahu bahwa ada binatang yang tertabrak atau tetangga yang memperlakukan binatang dengan kejam,” urainya.

Perjuangan Femke memotong rantai perdagangan hewan juga belum tuntas meski dirinya mengatakan tahu banyak tentang jalur itu. Namun, yang banyak ditelan hanya pil kekecewaan karena aparat tidak banyak bergerak dengan alasan kekurangan dana. “Di jalanan, banyak binatang dilindungi yang masih dijual bebas,” terangnya. (*)

Atas Nama Kerukunan dan Kesejahteraan Masyarakat

Oegroseno Terima Hasil Mubes Pujakesuma

JAKARTA: Ketua Pengurus Wilayah Pujakesuma Sumut, Joko Susilo, menyerahkan hasil musyawarah besar (mubes) kepada Ketua Umum Pujakesuma Pusat, Komjen Pol Oegroseno di Jakarta, Rabu (30/11). Dalam pertemuan itu, Joko Susilo didampingi Ketua Pengurus Pujakesuma Wilayah Jabodetabek Ir Adhie Widiharto serta Sekjen Pujakesuma Choking Susilo Sakeh.

Dalam pertemuan itu, Ketua Pujakesuma Wilayah Jabodetabek. Ir Adhie Widhiharto kepada wartawan koran ini mengatakan, Oegroseno mengharapkan agar peguyuban Pujakesuma bisa lebih ditingkatkan lagi dan bisa menghindari hal-hal yang memecah belah.

“Dalam anggaran dasar rumah tangga kita  segala etnis boleh bergabung. Kontribusinya untuk kerukunan warga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Menurutnya, Pujakesuma ke depan lebih berkonsentrasi kepada ekonomi kerakyatan dengan membentuk koperasi dan pengembangan kebudayaan.

Menurut Adhie, dalam silaturahmi itu juga Oegroseno menyatakan bahwa Pujakesuma tidak mau ikut campur ke jalur politik. Meskipun demikian, anggota Pujakesuma dipersilakan memilih masuk ke berbagai partai.

“Intinya kita tak mendukung sana-sini,” kata Adhie menirukan ucapan Oegroseno.

Menurut Adhie dalam pertemuan itu juga dibahas tentang 8 provinsi di Sumatera yang sudah memiliki pengurus. Selain itu, Banten, Jabodetabek, serta Surabaya yang sudah meminta untuk bergabung dan segera membentuk kepengurusan.

Dalam arahannya, Oegroseno juga berterima kasih atas amanah yang diberikan warga Pujakesuma kepadanya. Oegroseno yang juga mantan Kapolda Sumut ini mengakui, selama bertugas di Sumatera Utara dirinya banyak bergaul dengan warga Pujakesuma dan mengenal lebih dekat Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma sebagai organisasi masyarakat Jawa tertua dan terbesar di Sumatera.

“Banyak nilai-nilai luhur di Pujakesuma yang harus dipertahankan, untuk menjadi benteng moral harkat dan martabat bangsa,” kata Oegroseno.

Pati Polri yang dikenal dengan slogan ‘Jangan Ada Lagi Darah dan Air Mata di Kantor Polisi’ itu mencontohkan seperti nilai guyub maupun semangat rukun, reket, regeng dan rumekso yang menjadi roh-nya Pujakesuma. “Saya kagumi warga Pujakesuma, karena dengan mengaplikasikan nilai dan semangat tersebut mereka mampu luwes dalam pergaulan lintas etnis dimanapun berada,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu Ketua Panitia Mubes/Musywil, Joko Susilo menyerahkan hasil mubes dan dalam waktu dekat akan ada pertemuan dengan pengurus Pujakesuma di Kota Medan. (fal)

TNI Borong Peralatan Tempur

MEDAN-Indonesia memborong peralatan perang untuk menggantikan peralatan tempur TNI yang sudah tua, khususnya di Angkatan Darat.

“Pembelian peralatan tempur dari beberapa negara di Eropa sudah mendapatkan persetujuan dari DPR RI. Insyah Allah, tahun 2012 peralatan tempur itu akan tiba di Indonesia,” kata Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI AY Nasution kepada wartawan, di Hotel Emeral Garden usai menghadari Munas ke VIII Pemuda Panca Marga, Rabu (30/11).

Pembelian alat utama sistem senjata (alutsista), sambungnya, dikhususkan untuk Angkatan Darat untuk menggantikan peralatan tempur yang sudah tua. (rud)