30 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14297

Berawal dari Kena Getah Kolang-kaling

Legini, Penderita Kanker Mata

Sudah lima tahun Legini (59), warga Bah Bunian Avdeling C, Bah Birung Ulu, Kecamtan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, menderita kanker mata di bagian mata sebelah kanan akibat terkena getah pohon enau (kolang-kaling).
Saat ditemui di RSUD Djasamen Saragih, Legini tampak duduk termenung di taman rumah sakit milik pemerinah tersebut. Ketika disapa, Legini tampak menyembunyikan penyakitnya, yang mengakibatkan bola matanya keluar.
Ketika ditanya tentang penyakit yang dideritanya, Legini bercerita awal penyakit mata yang dideritanya yang kini divonis dokter kanker mata.

Dikatakan Legini, sektiar 5 tahun silam, Legini ditinggal pergi suaminya Sulasi (60) dan memilih untuk menikah dengan wanita lain. Sejak itu pula, Legini berjuang sekuat tenaga untuk membesarkan buah hatinya putra tunggalnya Amri (18).

Legini rela mencuci baju warga dari pintu ke pintu dengan imbalan yang sangat kecil, agar bisa membiayai kebutuhan buah hatinya.

Singkat cerita, sewaktu putranya mengecap pendidikan di bangku kelas 2 SLTP pada tahun 2006 silam, kondisi fisik Legini pun mulai melemah ditambah lagi sejumlah warga yang mencucikan pakaian padanya rata-rata sudah memiliki mesin cuci. Bingung mencari uang demi kebutuhan putranya, Legini pun menerima tawaran dari seorang warga yang memiliki ladang enau untuk memanen buahnya meski dengan imbalan sedikit.

Dikatakan Legini, tepat menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2006 silam, orderan buah enau pun semakin meningkat sehingga memaksa Legini bekerja keras demi kebutuhannya dan putnya itu. Saat tengah asyik memanen buah enau tersebut, tiba-tiba getah yang berasal dari tangkai buah tersebut jatuh tepat di bagian mata sebelah kanan Legini.
Hanya dalam hitungan 5 tahun, bola mata sebelah kanan Legina tampak semakin membesar dan mengakibatknya sering mengeluh kesakitan. (cr1/smg)

Merampok Pakai Obeng, Dua ABG Ditangkap

BINJAI- Jaka Pramanda Sahputra (17) warga Jalan AR Hakim, Kelurahan Nangka, Kecamtan Binjai Timur, dan Bakhrizal Lutfi (24) warga Jalan Dr Wahidin Pasar I, Kelurahan Sumber Mulyorejo, Kecamatan Binjai Timur, harus mendekam di Polres Binjai, Selasa (15/11).

Kedua sohib ini, diamankan Polres Binjai karena berusaha merampok Agung Budiarta (16) warga Jalan Sei Berantas, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Binjai Timur.

Keterangan yang dihimpun wartawan Sumut Pos, keduannya beraksi di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur, Sabtu (12/11) sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itu korban yang menggunkan sepeda motor jenis Honda Revo berboncengan dengan pacarnya. Kedua sohib yang sedari tadi duduk di jembatan Banjaran, sudah sejak lama memperhatikan korban melintas di jalan tersebut.

Setelah korban masuk ke dalam lorong tebu-tebu, di Kelurahan Tunggurono, kedua soib inipun melancarkan aksinnya. Keduannya langsung mengikuti korban yang masuk ke dalam lorong tebu itu.

Bakhrizal Lutfi yang mengendarai sepeda motor tersebut, langsung menghadang sepeda motor yang di kendarai korban. Sementara Pramanda Sahputra, yang berada di boncengan langsung lompat dan menodongkan obeng ke arah perut korban dan mengambil kunci sepeda motor korban.

Beruntung, mobil patroli polisi melintas di lokasi kejadian dan melihat terjadi pertikaan antara korabn dan tersangka. Petugas langsung turun dan mengamankan tersangka. Kedua tersangka kemudian di gelandang ke Polres Binjai untuk dimintai keterangan.

Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon mengatakan, penangkapan terjadi saat petugas mengadakan patroli di areal rawan perampokan. “Saat itu anggota kita sedang mengadakan patroli dan melihat tersangka dan korban sedang kisruh. Lalu, anggota kita yang patroli langsung mendatangi dan mengamankan tersangka. Kita akan terus berusaha menjaga keamanan di Kota Binjai ini,” kata Musa Tampubolon.(dan)

Sukses Ganyang Malaysia

Tim Bulutangkis Indonesia

JAKARTA – Tim bulu tangkis beregu putra Indonesia berhasil mempertahankan prestasi emas SEA Games untuk kali ketiga. Itu didapat setelah Simon Santoso dkk menaklukkan Malaysia dengan skor 3-1 di Istora Senayan, Jakarta, tadi malam (15/11).

Kemenanangan Indonesia dimulai tunggal pertama Simon Santoso, kemudian disusul tunggal kedua Tommy Sugiarto, dan Ganda kedua Markis Kido/Hendra Setiawan. Tim merah putih kehilangan poin dari ganda pertama Mohammad Ahsan/Bona Septano.

Ketatnya peratndingan kontra Malaysia sudah terlihat sejak pertandingan pertama antara Simon melawan Daren Liew. Meski Simon mampu menang dua game langsung, tapi permainan keduanya cukup alot dan memakan waktu hampir satu jam. Indoneisa akhirnya unggul 1-0 dengan skor 22-20, 21-12.

Prediksi pemenang harus ditentukan pada partai kelima sempat mengemuka. Hal itu terjadi setelah pasangan Ahsan/Bona takluk dari pasangan Khim wah Lim/Goh Wei Shem dengan skor 18-21, 21-15, dan 23-25, sehingga skor keseluruhan menjadi 1-1. Indonesia kembali unggul 2-1 setelah memenangi partai ketiga. Tommy Sugiarto mampu menjawab kepercayaan tim pelatih yang menempatkannya sebagai pengganti Taufik Hidayat dengan menaklukkan Mohamad Arif A. Latif dengan skor 21-13, 21-17.  Kemudian, Kido/Hendra yang turun di partai keempat sukses menunjukkan kelasnya dengan menaklukkan pasangan Chun He Mak/Hocl Soon Ong dengan mudah 21-10, 21-14.
Dengan kemenangan ini, partai kelima antara Dionysius Hayom Rumbaka kontra Wei Feng Chong tak perlu digealr karena Emas sudah pasti menjadi milik Indonesia.

Menurut koordinator pelatih ganda Christian Hadinata, kemenangan tim Indonesia didapat karena menganggap semua partai penting dari awal. Bahkan, pihaknya berharap banyak pertandingan tak perlu memainkan partai keempat.
“Kami sih berharapnya poin didapat dari tiga pertandingan awal. Sayang, pasangan Ahsan/Bona tidak kesampaian. Tapi, secara keseluruhan kami senang karena target didapat,” katanya dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Menanggapi kekalahan pasangan Ahsan/Bona, lelaki yang akrab disapa Koh Chris itu melihat faktor pertahanan yang kurang bagus. Dia menilai ada ketidakseimbangan antara saat serangan dilancarkan dan saat bertahan.

“Mereka serangannya sduah bagus, tapi pertahanan lawan memang sangat bagus, mereka cukup rapat. Sebaliknya, anak-anak serangan bagus, tapi giliran diserang malah kelabakan,” beber mantan maestro bulu tangkis Indonesia itu.
Manajer tim Maria Fransisca pun senada dengan Christian. Dia menyebut ada tiga tugas lagi ke depan yang harus diselesaikan, yakni dari nomor perorangan yang mulai dipertandingkan pada hari ini. “Kami berharap ini menjadi modal semangat bagi anak-anak di nomor perorangan. Kami melihat peluang anak-anak cukup besar,” tandasnya. “Target kami dari awal empat emas. Kami mengincarnya dari nomor-nomor yang memang menjadi andalan kami, khususnya di putra untuk perorangan,” sambungnya.

Dia menegaskan, peluang besar menggapai target cukup terbuka jika melihat penampilan para penggawa putra merah putih. Karena itu, Indonesia mengirimkan masing-masing dua wakil terbaik di setiap nomor. Itu bisa dilihat dari nomor tunggal putra, di mana Taufik Hidayat yang tak diturunkan pada final beregu kemarin akhirnya tampil di nomor perorangan. “Taufik memang kami persiapkan untuk nomor perorangan,” katanya.(aam/nw/jpnn)nya.

PNS Polresta Medan Tewas di Toilet

MEDAN- Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Polri di Bagian Logistik Polretsa Medan, ditemukan meninggal dunia secara mendadak di kamar mandi pria Lantai II Gedung Bag Sumda, Mapolresta Medan, Selasa (15/11) sekitar pukul 07.30 WIB.
Informasi yang dihimpun Sumut Pos di Mapolresta Medan, Selasa (15/11) korban Zainuddin yang akrab disapa Ujang (48) warga Jalan Pasar Melintang Gang Ikhlas Dusun II Desa Tanjung Selamat, Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Pertama kali ditemukan meninggal oleh seorang pegawai Adminstarsi (Min) Sumber Daya (Sumda) Polresta Medan, saat akan mau masuk ke kamar mandi. Tak lama berselang, dirinya mendapat kabar kalau Ujang keluar dari ruang kerjanya, kemudian Rekan ujang menghubungi ponselnya terdengar bunyi suara dering ponsel korban dari dalam kamar mandi tersebut. Yakin, kalau korban berada di dalam, pegawai itu melaporkan ke Provost Polresta Medan untuk mendobrak pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam.

Menurut rekan ujang yang enggan disebutkan namanya mengatakan sejak Senin (14/11) malam korban diduga sudah meninggal di kamar mandi tersebut. “Sorenya dia masih mengambil bensin di Sabhara, malam saya dapat info dari keluarganya dia tak pulang, handphonenya dihubungi aktif tapi tidak diangkat,” ujar seorang pria tua di Polresta Medan.
Kabag Ops Polresta Medan Kompol Yushfi Nasution mengatakan korban diduga meninggal akibatsakit gula yang dideritanya. “Kurang jelas si Ujang masuk ke dalam kamar mandi pagi atau malam, cuma faktanya ditemukan meninggal dunia   pagi tadi,” tandasnya.(mag-7)

Kapolres Sebut Anggota Mengidap Gangguan Jiwa

Terkait Dua Oknum Polisi Binjai Adu Jotos

BINJAI- Dua oknum polisi Bripka Riko dan Briptu OS yang terlibat perkelahian di sebuah warung di depan kantor Polsek Binjai Timur, Jalan Raimin, satu diantaranya diketahui mengidap gangguan jiwa.

“Salah satu diantara mereka memang ada kurang-kurangnya (gangguan jiwa). Makanya, yang satu itu sudah disuruh berobat rutin. Yang jelas, persoalan ini sudah selesai,” ungkap Kapolresta Binjai AKBP Musa Tampubolon, ketika dikonfirmasi, Selasa (15/11).

Kapolres menyebutkan, persoalan itu sudah diselesaikan oleh Kapolsek Binjai Timur. “Masalah itu sudah diselesaikan Kapolseknya,” kata Musa.

Ketika ditanya lebih jauh siapa oknum yang mengidap gangguan jiwa, Musa enggan memberitahukan oknum yang mengidap gangguan jiwa tersebut. “Nggak usah disebutkanlah. Nanti tidak enak,” ucapnya singkat.

Terpisah, Kapolsek Binjai Timur AKP Ismui, saat kembali dikonfirmasi wartawan Sumut Pos, via selulernya tidak banyak memberikan keterangan. “Sudah, tanya saja sama Propam ya,” kata AKP Ismui sembari mematikan selulernya.

Sebelumnya, dua oknum polisi terlibat adu jotos di sebuah warung di depan Polsek Binjai Timur. Akibat kejadian ini, pelipis Briptu OS robek dan berdarah. Ketika kejadian, kedua oknum polisi itu langsung dipanggil Kapolsek Binjai Timur AKP Ismui. Persoalan ini disebutkan, hanya kesalah pahaman diantara keduanya.(dan)

Vovinam Dua, Taekwondo Satu

JAKARTA- Cabang beladiri pada SEA Games kali ini benar-benar berandil besar menambah pundi-pundi emas Indonesia. Dari penyelenggaraan di Jakarta, kemarin (15/11), Vovinam berhasil menyumbang dua emas, dan Taekwondo menyumbang satu emas.

Di vovinam, emas diraih dari kategori performance woman weapon double yang disumbangkan oleh pasangan Made Ratna Dewi dan Luh Gede Arista Dewi. Hasil itu didapat setelah mereka mengungguli wakil Vietnam, Hua Le Cam Xuan dan Lai Thi Kim Thuy.

Dalam pertandingan yang digelar di GOR Sunter, Jakarta Utara. Itu pasangan Indonesia meraih poin 280, lima poin diatas perolehan wakil Vietnam yang hanya meraup poin 275.

Keberhasilan di nomor double itu diikuti oleh wakil Indonesia di nomor single atas nama Ni Kadek Wulandari. Dia meraih emas setelah mengungguli wakil Kamboja Chhorraksmy dengan nilai 280 banding 276.

Emas ini pun membuat Wulandari puas. Sebab, dirinya tak menyangka bakal meraih emas dari cabang olahraga yang benar-benar baru dipelajari oleh Indonesia menjelang SEA Games XXVI/2011 ini.

“Kami tidak menyangka. Baru pertama kali Indonesia turun, tapi bisa menyumbangkan emas. Ini merupakan prestasi bagus bagi Indonesia ke depannya,” tuturnya setelah pertarungan.

Dengan perolehan pada hari ini, cabang olahraga Vovinam telah menyumbang empat medali emas, satu perak, dan empat perunggu. Sedang Vietnam yang merupakan negara asal olah raga Vovinam baru mengumpulkan tiga emas, empat perak, dan satu perunggu.

Sementara itu, dari taekwondo tim Indonesia akhirnya sukses memnuhi target enam emas pada hari terakhir peratndingan cabor Taekwondo SEA Games XXVI/2011 di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur.(bbs/jpnn)
“Emas keenam tersebut dipersembahkan oleh taekwondoin Rizal Samsir pada nomor kyorugi (tanding) putra plus 87 Kg. Dia berhasil unggul tiga poin atas lawannya dari Filipina, Alexander Briones, dengan keunggulan skor 5-2. (aam/jpnn)

Mayat Pelajar Tersangkut di Batang Gelaga

TEBING TINGGI- Akhirnya jasad Ari Rayogi (17) pelajar kelas XI SMK Negeri 2, Kota Tebing Tinggi, warga Jalan Karya, Lingkungan III, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi, ditemukan penambang pasir tersangkut di batang pohon gelaga di Sungai Padang, tepatnya di tangkahan pasir, Kampung Semut, Lingkungan I, Kelurahan Bandar Utama, Kota Tebing Tinggi, Selasa (15/11) sekira pukul 06.30 WIB, setelah sebelumnya hanyut terseret arus Sungai Sibarau di Kecamatan Bajenis, Minggu (13/11).

Prayetno (56) penambang pasir, warga Kampung Semut, Kota Tebing Tinggi, mengatakan, dirinya melihat sesosok manusia mengapung di Sungai Padang saat hendak menambang pasir.

“Mau nambang pasir, ku lihat ada sesosok mayat tersangkut, ku lihat dari dekat rupanya mayat mengapung mengenakan baju kaos warna hitam,” ujar Prayetno.

Lanjutnya, begitu melihat mayat tersebut, dia langsung memberitahu warga sekitar dan pihak kepolisian, kemudian warga berhasil mengevakuasi mayat dengan menggunakan sampan kayu. “Bersama warga lainnya, mayat itu kami bawa ketepian sungai dan langsung pihak Kepolisian memasukkan ke dalam kantong mayat,” jelas Prayetno.
Kapolsek Tebing Tinggi AKP M Simarmata, menerima laporan penemuan mayat langsung mendatangi lokasi penemuan bersama Tim Identifikasi Polres Tebing Tinggi dan membawa jenazah ke Rumah Sakit (RS) dr Kumpulan Pane, Kota Tebing Tinggi, untuk dilakukan visum.

“Sebelumnya, kelurga tidak mau jenazah anaknya dibawa ke rumah sakit, namun setelah kita bujuk keluarga memberikan izin,” ungkapnya.

Berdasrkan hasil visum rumah sakit, ditubuh korban tidak ditemukan bekas-bekas penganiayaan dan keterangan para saksi sesuai dengan hasil visum rumah sakit. “Korban meninggal murni karena tenggelam,” jelas AKP M Simarmata.
Sementara orang tua korban, Parjito (45) mengaku, rela anaknya meninggal dengan cara hanyut terseret arus Sungai Sibarau. “Semua kita serahkan kepada Tuhan, keluarga sudah rela atas kepergiaan korban,” kata Parjito. (mag-3)

Tak Hadiri Sidang, Terdakwa Surati Hakim

MEDAN- Keluarga korban penipuan dan penggelapan, Ngadirin tampak kecewa saat akan mengikuti sidang, Selasa (15/11). Pasalnya, kasus penipuan tanah yang terjadi 2005 silam itu terpaksa ditunda karena terdakwa, Gunawan mengaku sedang sakit. Anehnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU), Parulian SH.

Pengumuman terdakwa yang sedang sakit itu, langsung disampaikan ketua majelis hakim, ET Pasaribu. Majelis hakim memutuskan akan menggelar sidang selanjutnya pada Selasa(22/11) pekan depan.

Menurut JPU, terdakwa mengirimkan surat sakit langsung kepada majelis hakim. Sehingga, jaksa mengaku tidak tahu penyakit apa yang tengah diderita terdakwa. “Kami tidak tau terdakwa sakit apa, karena terdakwa kirim surat langsung ke majelis hakim,” ujarnya kepada wartawan.

Dia menyatakan seharusnya, agenda persidangan masih mendengarkan keterangan saksi-saksi untuk menguatkan dakwaan mereka. “Dua orang saksi sudah kami minta hadir agar didengarkan keterangannya hari ini. Namun, mereka (kedua saksi, red) terpaksa pulang karena sidangnya ditunda,” terangnya.

Sementara itu, Armen, salah seorang kerabat korban mengaku masih sempat melihat terdakwa, Gunawan, warga Jalan Pasar III, Medan itu sehat bugar. “Sabtu kemarin, saya sempat melihatnya. Dia tidak kenapa-kenapa kok. Sehat-sehat ajanya dia. Alasannya aja itu, untuk menghindari persidangan,” terang Armen.

Sebagaimana diketahui, jaksa penuntut umum, Parulian SH dalam dakwaannya, menyebutkan perbuatan terdakwa melanggar pasal 372 jo 378 KUHPidana, tentang penipuan dan atau penggelapan. (rud)

Tunda Sidang, Hakim Bakal Dilapor ke MA

BINJAI- Untuk kesekian kalinya, sidang lanjutan kasus pencabulan dengan terdakwa Sediadi alias Didi (29), warga Desa Banyumas, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, dan korban sebut saja Bunga, pelajar SMK di Langkat, ditunda majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Binjai, Selasa (15/11).

Keterangan diperoleh wartawan Sumut Pos menyebutkan, sejak awal September 2011 sampai 8 Nopember 2011, materi sidang masih sebatas pemeriksaan saksi. Sementara, jumlah saksi yang diperiksa hanya 5 orang termasuk saksi korban. Lambatnya proses inilah yang dinilai sebagai akal-akalan untuk mengulur waktu agar batas waktu penahanan terdakwa habis.

Menurut Kepala Divisi (Kadiv) Hukum Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Lang kat, Syahrial SH, selaku pendamping korban menerangkan, penyebab lambannya proses persidangan dikarenakan pihak PN Binjai selalu menunda jadwal persidangan tanpa alasan yang jelas. Selain itu, kata dia, ketika persidangan berlangsung majelis hakim juga hanya memeriksa 1 atau 2 orang saksi walaupun saksi lainnya telah hadir.

“Kita mencatat, sedikitnya ada lima kali persidangan ditunda dengan berbagai macam alasan, mulai majelis hakim tidak lengkap, waktu persidangan sudah terlalu sore, majelis hakim sedang mengikuti pendidikan, dan sebagainya. Sedangkan sidang ditunda dikarenakan saksi belum hadir hanya satu kali,” kesal Syahrial.

Ditambahkan Syahrial, menyikapi adanya dugaan majelis hakim sengaja mengulur-ngulur jadwal persidangan tersebut, pihaknya akan segera melaporkan hal ini kepada Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung di Jakarta.

“Laporan sedang kita siapkan dan mudah-mudahan dalam minggu ini juga, surat laporan pengaduan segera kita layangkan ke Komisi Yudisial RI, Mahkamah Agung RI dan lembaga-lembaga negara yang berkepentingan tentang perlindungan anak di negeri ini,” tegas Syahrial.

Sekedar mengingatkan, perkara pidana pencabulan anak ini terjadi sekitar bulan September 2010 lalu di salah satu hotel melati di Kota Binjai. Terdakwa sendiri adalah seorang guru di SMK Harapan Stabat. Ketika berkenalan dengan korban, terdakwa mengaku bujangan dan berpacaran dengan korban yang merupakan siswi SMK di sekolah tersebut.
Seiring waktu berjalan dan dengan berbagai bujuk rayu, terdakwa mengajak korban jalan-jalan dan dengan alasan istirahat sejenak, terdakwa membawa korban masuk ke kamar hotel. Di hotel melati itulah terdakwa berhasil merenggut keperawanan korban. Bahkan pada waktu itu juga, terdakwa yang mengaku akan bertanggung jawab kembali menyetubuhi korban dan selanjutnya sore harinya mengantarkan  korban ke rumah orang tuanya di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

Belakangan korban baru mengetahui bahwa terdakwa ternyata telah beristri dan memiliki seorang anak. Mengetahui hal ini, korban hanya bisa menyesali nasib. Ironisnya, terdakwa malah sering menceritakan hubungan dan kejadian tersebut kepada siswa-siswi teman sekelas korban di SMK Harapan Stabat.  Merasa dipermalukan, akhirnya pada awal bulan Juni 2011, didampingi P2TP2A Langkat, korban melaporkan perkara pencabulan tersebut ke Unit PPA Polres Binjai hingga ahirnya perkara ini bergulir sampai ke Pengadilan Negeri Binjai.

Sementara itu, menyikapi lambatnya proses persidangan, HumasPN Binjai Saut Pasaribu SH, saat dikonfirmasi mengaku, kalau Ketua Majalis Hakim dalam perkara ini ditangani Wakil Ketua PN Binjai. “Perkara ini ditangani Wakil Ketua PN Binjai. Jadi, waktu itu sidangnya ditunda karena Wakil Ketua PN ada pelatihan di Medan. Sehingga, sidang tidak dapat dilanjutkan. Apalagi, perkara ini masalah serius,” kata Saut via selulernya.

Disinggung sikap PN Binjai menunda persidangan karena ada ‘main mata’ dengan terdakwa, Saut Pasaribu langsung membantahnya. “Percayalah, kami tidak ada ‘main mata’ seperti disebutkan. Memang, kalau sidang ini terus ditunda, yang kita takutkan masa penahanan terdakwa habis. Tapi yakinlah, kami tidak akan berani main dengan terdakwa,” bantah Saut.(dan)

Bagus Pembukaan

PALEMBANG – INASOC (Indonesia SEA Games Organizing Comitte) harus lebih banyak berbenah dalam sisa hari pelaksanaan SEA Games 2011 di Palembang. Itu bila penanggung jawab even ini tidak mau mendapat kredit poin yang buruk dari peserta kejuaraan multi even dua tahunan itu.

Memang, banyak peserta mulai mengeluh dengan sejumlah fasilitas dan pelayanan dari panitia penyelenggara. Mulai dari menu makan yang tidak kurang variatif, serta petugas yang kurang kominikatif dengan para atlet. Alhasil, kejuaraan yang memiliki tujuan utama untuk menguatkan persahabatan antar negara-negara di wilayah Asean ini tidak mampu berjalan maksimal.

“Awalnya kami menyangka kejuaraan ini akan berlangsung spektakuler sampai akhir. Tapi, semakin hari jelang usai kegiatan, semuanya mulai berubah. Banyak pelayanan yang no good,” keluh Nilar Wine, atlet tenis kebangsaan Miyanmar kemarin (15/11).

Atlet wanita yang memiiki potongan rambut seperti bintang dora ini mencontohkan, mereka terpaksa harus antri berjam-jam kalau ingin mencuci pakaian di wisma atlet. Penyebabnya, kesediaan mesin cuci di sana sangat terbatas. Setiap blok hanya tersedia empat mesin cuci. Padahal, ada sepuluh kamar setiap bloknya, sementara setiap kamar dihuni oleh enam atlet.

“Kami tidak hanya adu cepat di gelanggang, tapi juga harus adu cepat di mesin cuci. Kalau tidak ya, harus menunggu sampai larut malam. Padahal, sepulang tanding kami harus istirahat karena badan sudah capek karena ada jadwal pertandingan setiap hari,” lanjut gadis berusia 23 tahun ini.

Hal yang sama juga dekeluhkan oleh kontingen asal Filipina. Mario Flores Junior manager timnas Filipina mengungkapkan, banyak atlet mereka mengalami stres berat karena kurangnya hiburan. Padahal, lanjut Mario mental atlet adalah salah satu modal yang harus dijaga sebelum lomba.

“Mau bagaimana lagi, kami tidak memiliki aktivitas lain selain latihan dan tanding. Teman-teman sebenarnya ingin jalan-jalan, tapi akses keluar sangat sulit karena dijaga ketat oleh keamanan,” tutur pria berkulit terang ini
Ya, dari pantauan, kondisi Jakabaring Sport City memang ramai saat ada kejuaraan saja. Itu pun di siang hari, sebab rata-rata jadwal lomba mulai dari jam delapan pagi dan berakhir pada pukul delapan malam. Selanjutnya, tidak ada lagi aktivitas, semua atlet terkosentrasi di Vilage Atlet.

“Jadi kami seperti hidup di camp yang terisolasi dari dunia luar. Kalau pun ada hiburan, itu hanya televisi yang ada di lobi wisma. Kalau ada hiburan lebih, paling suara binatang yang teriak diluar,” tambah Mario sambil tersenyum simpul.
Khairul Hafiz, atlet panjat tebing asal Malaysia mengungkapkan, sebenarnya di dalam kompleks tempat menginapnya atlet peserta SEA Games tersebut ada tempat hiburannya. Yaitu tersedianya sebuah panggung konser persis di depan ruang makan atlet. Sayang, kualitas penghibur yang tersedia tidak sesuai selera mereka. “Jadi tidak ada pilihan lain, sepulang lomba langsung tidur. Maka, kalau ditanya pengalaman tentang berapa bagusnya Indonesia, kami tidak tahu karena sangat sulit mendapat akses keluar,” kata pria berambut lurus kelahiran Kuala lumpur 25 tahun silam ini.(dik/jpnn)