28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14305

16 Tim Futsal Perebutkan Piala KNPI Medan Johor

MEDAN- Sebanyak 16 tim futsal berlaga pada turnamen futsal memperebutkan Piala Ketua PK KNPI Medan Johor, bertajuk Warispa Medan Johor Futsal Cup 2011 di Lapangan Futsal Electric Ball Jalan Karya Kasih Medan Johor, Minggu (13/11).

Even yang bertujuan mempererat jalinan silaturrahmi pemuda dan remaja mesjid se Kecamatan Medan Johor ini dibuka oleh Ketua Pimpinan Kecamatan KNPI Medan Johor Dedi Suhairi SPdI dan dihadiri Pjs Ketua Warispa Medan Johor M Iqbal SE, Pembina Warispa Medan Johor Mawardi Tanjung, Ketua Panitia Ahmad Siddik dan MPO Warispa Medan Johor Ahmad Fauzi.

Di hadapan para peserta turnamen futsal, Dedi Suhairi mengaku salut dan bangga kepada Warispa Medan Johor atas terselenggaranya turnamen futsal. “Kita berharap turnamen ini dijadikan sebagai kekuatan mempersatukan pemuda. Karenanya, kami berharap agar turnamen tidak menimbulkan perpecahan di kalangan pemuda,” imbaunya.

Untuk itu, Dedi berharap kepada pemain untuk tampil dengan menjunjung tinggi sportifitas sehingga turnamen berlangsung sukses.

“Jika turnamen ini berjalan lancar, tak tertutup kemungkinan turnamen ini berlangsung secara berkesinambungan setiap tahunnya, karena saya yakin even ini mampu membangun kebersamaan di antara para pemuda,” tegasnya.
Selanjutnya Dedi menambahkan bahwa pertandingan futsal merupakan sarana penyaluran energi pemuda ke arah yang positif, selain mampu menghasilkan prestasi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pjs Ketua Warispa Medan Johor M Iqbal SE. Bahkan secara tegas Iqbal berpesan kepada panitia untuk bersikap tegas dalam menjalan tugasnya, sehingga tidak terjadi kericuhan di turnamen yang sesungguhnya mengedepankan jalinan silaturrahmi itu.

“Semua pemain harus mampu memperlihatkan penampilan terbaiknya guna mengantarkan tim meraih kemenangan, bukan justru bertindak tida sportif yang dapat memancing keributan,” tukasnya. (ila)

Kalahkan Surya Putra Sampali, Kompas Raih Piala Ijeck

MEDAN-Sekolah Sepakbola (SSB) Kompas berhasil menjuarai Super Seri Festival (SSF) U-12 SSB Patriot ke-V/2011 di Lapangan Air Bersih Medan, Minggu (13/11). Kompas menjadi juara setelah mengungguli SSB Surya Putra Sampali (SPS) 4-0. Sukses Kompas sekaligus menebus kegagalan mereka di SFF 2010 lalu, di mana saat itu mereka harus puas dengan gelar runner-up akibat takluk dari SSB Surya Putra Marindal (SPM). Diperkuat sejumlah pemain yang memiliki postur tubuh lebih unggul, Kompas justru mendapat tekanan di babak pertama.

Namun rapinya barisan pertahanan Kompas membuat gawang mereka tetap aman. Keadaan berubah di babak kedua, di mana justru Kompas balik mendominasi serangan. Tepatnya di menit ketiga babak kedua, tendangan spekulasi Supriadi berbuah gol setelah bola gagal diantispasi kiper Reza.

Keunggulan satu gol semakin meningkatkan semangat pemain Kompas yang berkaus tim hijau-hijau. Berturut-turut Bima Lesmana, Azzam, dan Tedi sukses membobol gawang SPS yang dikawal Reza sekaligus mengakhiri laga dengan kemenangan telak 4-0.

“Kami puas anak-anak bisa merebut gelar juara yang tahun lalu sempat tertunda. Kami berharap kemenangan ini menjadi motivasi bagi mereka untuk lebih giat berlatih,” ujar Manajer SSB Kompas, Radiono, didampingi pelatih Suprawiratoyo.

Meski gagal, Pembina SSB Surya Putra Sampali, Dr M Sakti Siregar, mengaku tidak terlalu kecewa. Posisi runner-up, menurutnya, merupakan kejutan mengingat awalnya tidak memasang target muluk-muluk. Selain itu, Rizal turut mengharumkan nama SSB Surya Putra dengan menyandang gelar pemain terbaik.

Sebelumnya, posisi ketiga diduduki SSB Sejati Pratama yang menaklukkan SSB Citra Pratama 2-0. Sebagai juara, SSB Kompas berhak memboyong trofi tokoh olahraga Sumut, Ijeck, dan uang pembinaan Rp2,5 juta. Juara II mendapat Rp2 juta, juara III Rp1,5 juta, dan juara IV Rp750 ribu.

SFF 2011 juga menetapkan dua pemain tampil sebagai pencetak gol terbanyak (empat gol), yakni Bayu Tri Sanjaya (SPM) dan Ilham Ramadhan (Kompas). Keduanya pun berhak atas hadiah masing-masing Rp250 ribu. Usai menyerahkan trofi dan hadiah juara, Ketua Umum SSB Patriot yang juga Dewan Penasehat KONI Medan, Drs Hendra DS, menyatakan komitmennya untuk terus menggelar SSF sebagai dukungan terhadap pembinaan sepakbola usia dini di Kota Medan.

“Kompetisi bagi pesepakbola usia dini sangat penting dalam meningkatkan pembinaan SSB. Sebab, tanpa kompetisi ibarat belajar di sekolah tanpa ujian sehingga tidak pernah ada peningkatan prestasi,” ucap Hendra. (jun)

Rp25 M untuk Konstruksi Dasar

Pembangunan Gedung Baru DPRD Medan

MEDAN- Pembangunan gedung baru DPRD Kota Medan dijadwalkan akan dimulai awal 2012 dengan alokasi anggaran sementara sebesar Rp25 miliar, untuk konstruksi dasar. Hal ini dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan Ir Syaiful Bahri Lubis didampingi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Zulkarnain, Senin (14/11).

Dikatakannya, anggaran pembangunan gedung baru DPRD Kota Medan ini diperkirakan membutuhkan anggaran Rp70 miliar dan akan dialokasikan secara multiyears (tahun ke tahun). Jika dianggarkan dalam satu tahun anggaran 2012, dikhawatirkan alokasi ke sektor lain akan terganggu.

“Alokasi sementara tahap awal Rp25 miliar dari APBD 2012. Kita buat multiyears dan ini untuk tahap awal,” katanya.
Dijelaskannya, konstruksi dasar yang akan dibangun itu juga disesuaikan dengan hasil konsultasi anggota DPRD Kota Medan oleh konsultan pelaksana perencana Detail Engineering Design (DED).

Pembangunan konstruksi dasar bisa berupa landasan gedung dan fisik gedung lantai dasar maupun pengerjaan fisik yang dapat menjadi acuan pembangunan konstruksi secara berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Medan Zulkarnain menambahkan, pembangunan konstruksi dasar tersebut nantinya akan dimulai awal 2012

“Pastinya, setelah selesai revisi Detail Engineering Desainern (DED), kita akan melakukan proses tender untuk pengerjaannya,” terang Zulkarnain.

Tender yang dilakukan, kata Zulkarnain, terbuka dan tentunya perusahaan yang memenangkan akan berbeda dengan perusahaan konsultan sebelumnya. “Yang dulu itu kan perusahaan konsultan perencana DED. Nanti, tendernya untuk proses pengerjaan. Biarpun multiyears, kita harapkan pengerjaannya dapat tetap dilakukan oleh perusahaan pemenang tender secara berkesinambungan,” bebernya.(mag-11)

2012, Terminal Liar Harus Tuntas

Rp8 M untuk Tata Amplas dan Pinang Baris

MEDAN- Desakan Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga agar Pemko Medan membenahi Terminal Amplas dan Terminal Pinang Baris langsung disikapi Wali Kota Medan Rahudman Harahap. Orang nomor satu di Pemko Medan itu meminta Dinas Perhubungan Kota Medan untuk melakukan pembenahan terhadap Terminal Amplas dan Pinang Baris. Apalagi, Kementerian Perhubungan akan mengucurkan anggaran sebesar Rp8 miliar untuk membenahi segala fasilitas di kedua terminal tersebut.

Selain itu, Rahudman Harahap juga memberi tenggat waktu hingga awal 2012, seluruh terminal liar sudah ditertibkan dan semua angkutan beroperasi dari kedua terminal yang ada.

“Harus sudah selesai awal 2012 ini. Persoalannya pada infrastruktur, jadi harus kita bedakan dulu. Tapi, penertiban ini harus bertahap, mana bisa sekaligus,” kata Rahudman kepada Sumut Pos, Senin (14/11).

Dalam penertiban terminal liar ini, kata Rahudman, pihaknya akan mengkoordinasikannya dengan Polresta Medan. “Akan diperbaiki, setelah tertib dan refresentatif baru dibersihkan  Kita koordinasikan nanti,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Lalulintas Dinas Perhubungan Medan Toga Aruan mengaku, penertiban terminal liar yang telah berjalan selama dua bulan ini telah mengamankan sebanyak 62 kendaraan. “Angkutan itu ditertibkan untuk parkir di Terminal Amplas, namun tetap saja berada di pool angkutannya. Itukan namanya bandel, jadi kita amankan ke pergudangan Kayu Putih. Pokoknya, awal 2012 harus benar-benar bersih,” tegasnya.

Menurutnya, penertiban terminal liar akan tetap dilakukan dan berkoordinasi dengan Polresta Medan. “Kita akan koordinasikan dengan Polresta Medan dan penertiban tetap akan terus kita lakukan,” ucapnya.

Lanjutnya, jika anggaran untuk renovasi Terminal Amplas dan Pinang Baris telah dikucurkan dari Departemen Perhubungan, diharapkan terminal liar benar-benar dapat diselesaikan. “Kita harap kalau sudah ada penataan terminal, tidak ada lagi terminal liar. Namun, sekarang yang menjadi masalah kan pengusahanya yang tidak siap bersaing, kalau mental pengusahanya seperti ini memang sulitlah,” bebernya.(mag-11)

Dinas Pariwisata Ditenggat Sepekan

Penertiban Warnet yang Buka 24 Jam

MEDAN- Menyikapi rencana penertiban warung internet (warnet) yang buka 24 jam, Ketua Komisi C DPRD Kota Medan mendesak Pemko Medan segera merealisasikan rencana tersebut. Bahkan, dia memberi tenggat waktu sepekan ke depan, seluruh warnet yang melanggar Peraturan Wali Kota (Perwal) tersebut harus ditertibkan.

“Pemko Medan sangat lambat, lemah dan kurang tegas dalam hal mengenai izin. Tidak hanya itu, Dinas Pariwisata juga terlihat tidak serius mengatasi permasalahan izin usaha warnet ini. Terbukti, masih banyaknya warnet yang beroperasi hingga 24 jam,” kata Ketua Komisi C DPRD Medan Jumadi di gedung dewan, Senin (14/11).

Jumadi menegaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata agar secepatnya memperhatikan masalah ini. Tidak hanya itu, dia juga mengingatkan, warnet tidak boleh terlalu dekat dengan fasilitas umum dan waktunya juga harus diperhatikan. “Meminta dengan tegas kepada Dinas Pariwisata agar warnet yang ada dibatasi jam operasionalnya secepatnya. DPRD Kota Medan akan tetap mengontrol ini,” tegasnya.

Politisi PKS ini juga meminta kepada Wali Kota Medan agar tetap memprioritas hal ini, karena disinyalir setiap orang yang ke warnet kebanyakan membuka situs-situs porno. Bahkan, Jumadi juga mengaku pernah menemukan seorang pelajar di daerah Medan Tembung yang kedapatan tertidur di sekolahnya. Saat ditanyai, pelajar tersebut mengaku bergadang di warnet hingga pukul 05.00 WIB dinihari. “Dari kasus ini dapat saya lihat bahwa memang benar si siswa tersebut tidak dapat mengikuti proses belajar mengajar 100 persen karena tertidur akibat keasikan main di warnet. Maka dari itu, orangtua juga harus memperhatikan dan memberikan perhatian khusus kepada anak-anaknya agar jangan terlalu asik di warnet,” ujarnya.(jon)

Prihatin Kondisi Kurikulum Sejarah

Minimnya pengetahuan sejarah para siswa saat ini cukup memperihatinkan. Hal ini tak terlepas dari minimnya materi pelajaran sejarah yang diberikan kepada para siswa. Untuk siswa SD dan SMP, mereka hanya mendapatkan pelajaran sejarah di mata pelajaran IPS Terpadu. Sedangkan di SMA, siswa jurusann IPS hanya mendapatkan 2 les seminggu, sedangkan siswa jurusan IPA sama sekali tak ada.

Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Studi Sejarah dan Imu-ilmu Sosial (PUSSIS) Unimed Ichwan Azhari kepada wartawan Sumut Pos Rahmat Sazaly, Minggu (13/11). Berikut petikan wawancaranya.

Saat ini, pengetahuan sejarah para siswa sangat minim. Apa kira-kira penyebabnya?
Saya rasa karena minimnya jam tatap muka pelajaran sejarah tersebut. Bisa kita jabarkan, untuk tingkat SD dan SMP, siswa hanya mendapatkan pelajaran sejarah di mata pelajaran IPS Terpadu. Sedangkan di SMA, siswa yang jurusan IPS hanya mendapatkan 2 les seminggu. Dan untuk jurusan IPA sama sekali tak ada. Ini jelas sangat kurang.

Apakah bukan karena penyampaian materi oleh guru yang tidak maksimal?
Memang, kita harus melihat kemampuan guru, baik dalam memahami materi juga cara mentransfer ilmu kepada siswa. Namun, semua itu juga tergantung pada kurikulumnya, apa targetnya. Hingga saat ini, guru hanya menjelaskan materi tanpa penghayatan.

Kita tentunya sangat prihatin dengan kondisi kurikulum pendidikan Sejarah Indonesia saat ini yang terlalu padat. Seharusnya, materi-materi yang disampaikan adalah materi yang dimengerti oleh siswa untuk membangun nilai-nilai bangsa.

Setiap sejarah di Indonesia seharusnya dimaknai, dibenahi dan dikembangkan lewat suatu metode diskusi. Misalnya, siswa harus bisa mempresentasikan apa yang didapatnya dari materi tersebut. Metode pembelajaran bisa dikembangkan melalui pelatihan secara intensif, berkesinambungan dan yang terpenting harus memiliki kontrol.

Dalam membenahi yang sudah ada sekarang ini, apa yang perlu kita lakukan?
Banyak faktor yang harus dibenahi, dari sarana pembelajaran hingga SDM. Yang pertama, kita belum memiliki kelengkapan buku sebagai sumber belajar. Kedua, terbatasnya jam tatap muka dan adanya perbedaan materi ajar pendidikan sejarah di program IPA, IPS dan Bahasa. Ketiga, masih terbatasnya kegiatan pengembangan profesi guru sejarah, baik dalam bentuk pelatihan, lokakarya maupun seminar. Keempat, sangat terbatasnya peran guru sejarah dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan, khususnya terkait dengan pendidikan sejarah. Dan terakhir, minimnya fasilitas dan pendanaan yang diberikan pemerintah pusat juga daerah terhadap pengembangan organisasi profesi guru Sejarah.

Anda mengatakan, materi pelajaran sejarah saat ini sangat padat. Apa yang akan dihasilkan dari materi yang seperti ini?
Akan terjadi kekacauan pada masyarakat dalam memandang sejarahnya sendiri. Karena pelajaran Sejarah saat ini hanya mempelajari sejarah orang-orang besar atau orang-orang dari kancah politik sehingga kita hanya akan menghafal nama, tanggal dan pahlawan.
Sejarah sosial sangat penting untuk dipelajari. Kita bisa merubah perspektif dengan masuk lewat jalur pendidikan.(*)

Suami Meradang Digebuki Istri

SUAMI gebuki istri itu sudah biasa. Namun kalau istri menggebuki suami, itu baru luar biasa. Ini dialami Patrick Yunan Juaw (50), warga Jalan Tritura, Komplek Titikuning Mas, Blok B, Kelurahan Titi Kuning, Medan Johor. Patrick memilih minggat dari rumah karena tak tahan menghadapi perlakuan kasar istrinya, Mariana (31).

“Saya nggak tahan terus-terus begini. Saya sering mendapat perlakuan kasar dari istri saya,”

UISU Menuju Pustaka Online

Raih Juara III Perpustakaan PTS Terbaik se-Sumut

MEDAN-Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) kampus Al Munawwarah meraih prestasi membanggakan. Kampus yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja Medan itu meraih juara ke III lomba perpustakaan perguruan tinggi swasta (PTS) se-Sumut.

Raihan ini diperoleh UISU dalam Gelar Pesta Buku Budaya dan Teknologi Sumut 2011, yang diadakan Badan Perpustakaan Arsip dan  Dokumentasi Sumatara Utara (BPADSU). “Ini sebuah prestasi yang membanggakan. Raihan tahun ini sedikit meningkat dibanding tahun 2009 lalu, yakni hanya meraih harapan tiga saja,” aku Rektor UISU Prof Ir H Zulkarnain Lubis MS PhD, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/11). Hadiah yang diertima UISU berupa piagam penghargaan dan satu unit komputer.

Zulkarnain berharap dengan kemenangan ini bisa memicu semangat mahasiswa untuk melakukan yang terbaik.
Menurutnya keberhasilan yang diraih UISU kali ini berdasarkan keteraturan manajemen dari perpustakaan UISU.
Baik dari sisi pembuatan laporan statistik jumlah pengunjung, melakukan evaluasi dan pendataan, serta pelaporannya. “Dari aspek manajemen, pendataan, pelaporan, dan sistem pengolaan saya kira yang membuat perpustakaan UISU layak menjadi predikat perpustakaan terbaik,” ungkapnya.

Kendati demikian, rektor mengaku perpustakaan UISU masih terdapat kekurangan dari aspek pembaruan atau penambahan koleksi bukunya yang masih rendah.

Selain itu, perpustakaan UISU yang memiliki 8.500 judul buku ini belum menerapkan sistem komputerisasi.
Untuk itu, dalam waktu dekat UISU akan mengadakan pelatihan sistem informasi perpustakaan di semua fakultas di lingkungan UISU. Tujuannya, agar UISU menuju perpustakaan online.

Rektor juga berharap predikat juara ke-3 perpustakaan terbaik diraih UISU ini bisa menyadarkan masyarakat tantang pentingnya makna dan fungsi perpustakaan.

“Selama ini perpustakaan sering dianggap sebagai gudang buku, tidak berperan penting,” kata rektor.
Sementara itu Kepala Perpustakaan UISU Dra Nurmawan Pandia S.Pd, menuturkan pada perlombaan tersebut, pihak panitia sebelumnya melakukan visitasi atau kunjungan untuk melihat langsung bagaimana pengelolaan perpustakaan UISU yang kerap dikunjungi sekira 800 mahasiswa setiap bulannya.(uma)

Dengan Dana Swadaya, Digarap Profesional

Film Dokumenter Biografi Seniman Medan Diproduksi

Biografi  para pelaku seni Kota Medan diproduksi dengan konsep film dokumenter oleh Lembaga Peduli Kebudayaaan yang disutradarai Rizal Siregar. Sosok yang  didokumentasikan lewat film dokumenter  tersebut adalah teaterawan D Rifai Harahap.

Menurut Rizal Siregar, rencananya ada sejumlah sosok seniman yang akan didokumentasikan lewat film dokumenter. Namun saat ini, dia baru memproduksi film dokumenter D Rifai Harahap, selanjutnya akan memvisualkan film dokumenter para pelaku seniman lainnya.

Pengambilan gambar untuk film dokumentasi D Rifai Harahap dilakukan selama tiga hari mulai Senin (7/11) lalu, dengan lokasi syuting Kota Medan dan sekitarnya. Syuting melibatkan para senieas Medan seperti Yondik Tanto (Co Sutradara), Jali Kendi (Juru Kemera),  Ayub Badrin (Unit Manager), Iskandar Zulkarnaen (Pimpinan Produksi) dan anak-anak Teater Imago Medan.

Menurut Rizal, syuting film dokumenter ini bertujuan sebagai upaya mendokumentasikan para seniman Kota Medan yang pernah berkaya dalam bidang masing-masing. Sebab, tak banyak data dan dokumentasi yang bisa diperoleh, baik di arsip daerah maupun di kantong-kantong seni yang ada di Kota Medan.

“Diera multi media sekarang ini, sudah saatnya dokumentasi para seniman Medan dibuat lewat media sinema. Saya terpanggil untuk mendokumentasikan para seniman Medann  karena ketika para seniman Medan meninggal, seperti  Burhan Piliang, Buoy Hardjo, Raswin Hasibuan, NA Hadian, Z Pangaduan Lubis dan Ben M Pasaribu serta banyak seniman lainnya tidak ada datanya dalam bentuk visual,” kata Rizal Siregar yang juga pegiat film dan wartawan Harian Pos Kota Jakarta ini ketika break syuting di Titi Gantung, Medan, belum lama ini.

Teaterawan muda dari D’lick Theater Team, Yondik Tanto yang terlibat sebagai Co Sutradara sangat mendukung produksi film dokumenter para seniman Medan. “Inilah salah satu upaya mewujudkan kepedulian seniman Medan terhadap para seniman yang pernah berkarya dalam berbagai disiplin kesenian. Terutama seniman yang produktif,” kata Yondik Tanto.

D Rifai Harahap sangat mengapresiasi gagasan Rizal Siregar untuk mendokumentasikan para pelaku seniman Kota Medan. Baginya, dokumentasi itu sangat penting. Sebab, tidak banyak masyarakat yang peduli dengan nasib seniman, apa lagi mendokumentasikannya.

“Rizal Siregar dulu aktif di Teater Imago dan Teater Nasional Medan. Dia sosok seniman yang peduli akan pentingnya dokumentasi tentang para pelaku seniman Medan. Sikap peduli dari Rizal Siregar ini perlu diapresiasikan para pekerja seni lainnya, pemerintah daerah,  pemerintah pusat  serta swsata,” Kata D Rifai Harahap saat break syuting.

Menurut Rizal, secara moril Kepala Anjungan Sumatra Utara Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Tatan Daniel telah memberikkan dukungan. Sebab katanya, Anjungan Sumut di TMII adalah salah satu pintu gerbang wisatawan lokal dan manca negara, namun sangat miskin dengan data-data para pelaku seni di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan.
“Dalam pertemuan saya dengan Kepala Anjungan Sumut di Taman Mini Indonesia Indah, dia berharap tidak hanya D Rifai Harahap yang akan didokumentasikan lewat film dokumenter, tapi juga pelaku pelaku seni lainnya. Seperti seni rupa, sastra, tari, musik dan seni pertunjukan,”  ucap Rizal Siregar menirukan pembicaraan Kepala Anungan Sumut  TMII, Tatan Daniel.

Meski anggaran dengan swadaya, namun penggarapan film dokumenter D Rifai Harahap dibikin secara profesional. Diharapkannya, setelah pasca produksi dan selesai editing film dokumenter D Rifai Harahap akan diberikan kepada Pemda Sumatera Utara, Pemko Medan, Pemda 30 kabupaten/kota di Sumut, Taman Budaya Sumatera Utara,  Sinematek Indonesia dan Anjungan Sumut TMII dan kantong-katong kesenian lainnya.

“Semoga saja pada masa mendatang, masyarakat Sumatra Utara bisa lebih peduli kepada karya-karya seniman lokal. Dengan adanya film dokumenter para pelaku seni Kota Medan  tetap keratif untuk memberikan  warna  dalam kesenian di Indonesia,” tutup Rizal.(rel/ade)

Telkomsel dan Serikat Pekerja Pastikan Layanan Terbaik bagi Publik

Terkait dengan aksi mogok kerja yang dilakukan sebagian anggota Serikat Pekerja Karyawan Telkomsel yang dilakukan sejak Kamis (10/11) lalu, dapat diberitahukan bahwa Manajemen Telkomsel dan Serikat Pekerja berkomitmen untuk tetap memberikan layanan terbaik kepada publik. Proses negosiasi yang tengah terjadi, dipastikan tidak akan mempengaruhi kualitas layanan Telkomsel kepada pelanggan.

Manajemen Telkomsel dan Serikat Pekerja juga telah menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan baik dan cepat, dengan memperhatikan kepentingan publik dan sesuai dengan asas tata kelola perusahaan yang baik.

Hingga saat ini perundingan antara manajemen Telkomsel dan Serikat Pekerja masih berlangsung. Manajemen Telkomsel senantiasa membuka ruang untuk berdialog dengan Serikat Pekerja, sebab hal seperti ini dapat terjadi di setiap perusahaan dan merupakan bagian dari sebuah proses untuk membangun hubungan industrial yang harmonis dan kondusif.