27 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14331

Perampok Bersenpi Lintas Sumatera-Riau Ditangkap

MEDAN- Dua perampok bersenjata api (senpi) yang pernah beraksi di Asahan dan Simalungun beberapa waktu lalu ditangkap Unit Sila, Subdit III, Dit Reskrimum Polda Sumut, Selasa (7/11) sore. Keduanya beraksi sambil menembaki kaca mobil korban.

Kedua tersangka yakni Sutiman (31) alias Temon warga Jalan Lintas Sumatera-Riau, Km 10, Bagan batu, Desa Jaya Agung, Kec Bagan Batu dan Supriyatno alias Jigrak alias Abdel (40) warga Dusun III, Desa Persatuan, Kec Pulo Rakyat, Kab Asahan.

Penangkapan keduanya berawal dari laporan seorang supir truk dengan No Pol BE 4671 AU yang bermuatan susu SGM di Polres Asahan, Selasa (25/10) lalu. Dalam laporannya, supir mengaku saat itu dihentikan oleh lima pengendara sepeda motor dan langsung menembakkan senjata api ke arah kaca depan sebanyak dua kali.

Cukup membuat korbannya ciut, Abdel dan Temon yang saat itu menjadi eksekutor langsung meng gasak uang dan barang berharga milik korban. Dalam aksinya, para pelaku berhasil menggondol uang Rp15 juta, 1 unit HP merk Aden dan 1 buah jam tangan merk Rolex.

Tak hanya itu, komplotan yang dikenal dengan nama Komplotan Jhony ini keesokan harinya kembali merampok di Serbelawan, Kab Simalungun. Kali ini sasarannya adalah seorang toke getah Simalungun yang mengendarai mobil Honda CR V.

Modusnya sama, para pelaku langsung menghadang dan menembak kaca mobil korban. Setelah korban kecut, dua dari lima pelaku masuk dan menjarah barang-barang milik korban.

Namun, saat itu komplotan Jhony pulang dengan tangan kosong karena tak mendapatkan barang-barang berharga milik korban. Setelah pelaku kabur, korban pun mendatangi Polres Simalungun dan membuat penhaduan.
Berdasarkan laporan dan informasi, Unit Sila Polda Sumut kemudian bergerak mengembangkan kasus ini dipimpin Kanitnya Kompol Robin Surbakti. Dengan kemampuan teknologi yang dimiliki Polda Sumut, personil dapat mendeteksi keberadaan Temon.

Temon berhasil ditangkap di rumahnya saat sedang tidur. Tak mau buang waktu petugas langsung melakukan pengembangan. Abdel pun akhirnya berhasil ditangkap di Hotel Holie, Jalan Hang Tuah Ujung, Pekan Baru-Riau saat sedang menunggu teman-temannya untuk kembali merampok. Dari keduanya, polisi menyita HP merk Aden milik korban, tas warna hitam milik korban dan kalkulator milik korban.

Petugas kemudian berencana melanjutkan perburuan tersangka lain, namun HP tersangka lain langsung mati. Diduga ketiga tersangka sudah mengetahui temannya tertangkap. Untuk pemeriksaan lebih lanjut petugas kemudian memboyong kedua tersangka dan barang bukti menuju Polda Sumut.

Kepada wartawan, keduanya mengaku dalam setiap aksinya selalu dibantu tiga temannya yang lain. Ketiganya yakni Jhony Pratama warga Pekan Baru, Karpono alias Gepeng alias Selamat warga Tebing Tinggi dan Raja warga Aceh. “Kami biasa main berlima pak, kami baru dua kali main. Satu di Serbelawan satu lagi di Asahan,” ujar Temon saat baru tiba di Polda Sumut, Selasa (8/11) sore.

Temon mengaku mendapat senjata api dari Jhony. Oleh anggotanya Jhony yang memiliki sebuah rumah makan di Duri, Riau ini diakui sebagai pemilik dua pucuk senjata api jenis FN dan Colt. “Bos kami Jhony, dia yang punya senjata,” ungkap Temon.

Diakui Temon, ia berkenalan dengan Jhony saat singgah di rumah makan miliknya di Duri. Saat itu Temon berprofesi sebagai supir truk balok. Awal perkenalannya Temon curhat dengan Jhony, Temon mengaku sangat susah dan butuh uang untuk menghidupi keluarganya.  Oleh Jhony, Temon ditawari pekerjaan.

Namun saat itu, Temon belum tahu apa pekerjaan yang akan diberikan Jhony padanya. Setelah dihubungi kembali vian HP, Temon baru lah tahu kalau dirinya direkrut sebagai perampok antar propinsi. Karena butuh uang, Temon akhirnya langsung mengamini tawaran Jhony. “Kami diajarkan pakai pistol, pistolnya dua. Dia mahir pakai senjata itu,” beber Temon.

Sementara, Abdel mengaku juga baru mengenal Jhony saat ia membuka judi dadu putar di Asahan. Saat itu penghasilan membuka dadu semakin menipis, akhirnya ia menerima tawaran Jhony untuk merampok.  “Aku nggak dapat bagian pak,” kelitnya.

Abdel berdalih terpaksa melakukan aksi kriminal itu karena istrinya sedang opname di rumah sakit. “Istriku sakit dan butuh biaya berobat, aku terima Rp3,3 juta. Itu pun untuk bayar istriku berobat,” kelit Abdel.

Untuk penambah nyali sebelum beraksi, komplotan Jhony kerap menenggak minuman keras terlebih dahulu. Diungkap Temon, sebelum beraksi komplotannya tak seperti komplotan lain yang menggambar korbannya terlebih dahulu. “Biasanya kena scotch dulu pak, kami nggak gambar dulu. Jhony yang perintahkan, kalau dia perintahkan cegat ya kami cegat,” bebernya.

Kasubdit III, Dit Reskrimum, Polda Sumut, Kompol Andry Setiawan mengatakan masih terus memburu tiga pelaku lainnya. “Masih terus kita buru, untuk tersangka Karpono dan Raja BTS mereka terakhir mati di Aceh Pidie. Kita menduga mereka sudah tahu kalau temannya tertangkap,” tegasnya. (ala/smg)

Mayat PNS Sangkut di Pohon Waru

TEBING TINGGI-Desa Paya Pasir, Dusun II, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kabupaten Serdang Bedagai tiba-tiba geger. Sosok mayat ditemukan di lokasi dengan kondisi membusuk tepatnya di bawah pohon waru kemarin (8/11) sekitar pukul 11.30 WIB. Dalam pemeriksaan mayat yang sudah menimbulkan bau menyengat itu bernama Reza Ananta (36) warga Jalan Pulau Belitung, Lingkungan V, Kelurahan Persiakan Kota Tebing Tinggi. Korban merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di Dinas Pendapatan kota Tebing Tinggi.

Informasi yang dihimpun Sumut Pos, Reza sebelumnya empat hari tidak pulang ke rumah. Ia tewas diduga terjebur ke dalam sungai Padang Kota Tebing Tinggi, Sabtu (5/11) kemarin, kemudian mayatnya menyangkut di pohon waru.
Saksi mata yang menemukan, Miyardi (25) warga Desa Paya Lombang, Kabupaten Serdang Bedagai mengaku sebelum menemukan korban sedang memanen sawit. Ia melihat tangan manusia tersangkut di pohon waru dekat sungai. “ Saya lihat tangannya, sengaja saya datangi rerimbunan pohon itu, karena sebelumnya mendengar ada orang hanyut. Setelah diperhatikan dengan seksama, tangan tersebut adalah tangan manusia,” bilang Miyadri.

Miyardi kemudian melaporkan temuannya itu ke pihak Tim Sar Tagana Kota Tebing Tinggi yang sudah melakukan pencarian selama tiga hari menyusuri sungai Padang itu.

Regu Tagana Kota Tebing Tinggi, Junaidi mengatakan penemuan mayat ini berkat informasi seorang petani yang sedang memanen sawit diladang. “ Kita langsung menurunkan anggota untuk mengevakuasi korban dibantu anggota Polres Tebing Tinggi,” aku Junaidi.

Sepupu korban tewas, Misran (60) warga Jalan Pulau Belitung, Persiakan, Kota Tebing Tinggi langsung menuju tempat ditemukan mayat, setelah mendapat informasi dari pihak petugas.

Kata Misran, Reza Ananta menjelang Harai Raya Idul Adha itu membeli ayam potong di Pajak Inpres , Kota Tebing Tinggi. Karena kebelet buang air besar, bapak dua anak itu tegesa-gesa menuju suangai Padang.
“Mungkin saat membuang hajat di sungai itu, dia terjatuh dan tak bisa berenang karena sungai saat itu sedang tinggi. Ada warga yang melihat kalau dia menuju ke sungai dan sepeda motor Yamaha Jupiter yang dikendarai ditinggalinya di pinggir jalan,” ucap Misran.

Sejak kejadian itu keluarga Reza mencarinya,dan membuat laporan ke Mapolres Tebing Tinggi. “Saya tanda ciri-ciri pakaian yang dipakai korban tewas, sama celana jeans warna biru itulah dipakai saat pergi hendak membeli ayam,” akui Misran. (mag-3)

Mantan Bupati Nisel Terancam 5 Tahun Penjara

JAKARTA-Mantan Bupati Nias Selatan (Nisel), Fahuwusa Laia, kemarin (8/11) menjalani persidangan perdana di pengadilan tipikor Jakarta dalam perkara dugaan penyuapan kepada anggota KPU Pusat, Saut Hamonangan Sirait. Fuhuwusa terancam hukuman maksimal lima tahun penjara.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK mendakwa pria yang sudah berstatus tersangka sejak April 2011 itu telah memberikan suap senilai Rp99,9 juta kepada Saut Sirait.

“Memberi atau menjanjikan sesuatu yang memberikan uang sejumlah Rp99 juta kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yaitu Saut Hamonangan Sirait, anggota KPU 2007-2012,” ujar anggota JPU, I Kadek Wiradana saat membacakan dakwaan di pengadilan tipikor, kemarin. Sidang dipimpin ketua majelis hakim, Pangeran Napitupulu.
Lebih lanjut Kadek menyebutkan, Fuhuwusa datang ke kantor KPU Pusat di Jakarta pada 13 Oktober 2010. Fuhuwusa membawa uang yang disimpan di dalam tas kecil bergambar bunga, yang selanjutnya diserahkan kepada Saut. Tas itu disebutnya sebagai kue oleh-oleh. “Yang kemudian diketahui isinya ternyata uang,” ujar Kadek membacakan dakwaan.
Perkara ini masuk ke KPK atas laporan Saut Hamonangan Sirait, selang sehari setelah menerima uang Rp99,9 juta dari Fahuwusa.

“Itu kan uangnya masih dibundel dari bank. Mungkin ada satu lembar Rp100 ribu yang tercecer. Jadi Rp99,9 juta,” ujar Saut beberapa waktu lalu. Begitu dilaporkan, KPK langsung menyita uang itu sebagai barang bukti.
Disebutkan juga dalam dakwaan, penyuapan dilakukan agar Fuhuwusa bisa lolos lagi sebagai calon bupati Nisel. Bahkan, dengan uang itu, dia berharap KPU Pusat menganulir keputusan KPU Provinsi Sumatera Utara yang memecat empat anggota KPU Nisel.

“Terdakwa meminta Saut membantu untuk mengesahkan kembali terdakwa sebagai calon Bupati Nias Selatan,” kata Kadek.

Fahuwusa didakwa dengan pasal 5 ayat (1) dan pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001. Pasal 5 mengatur memberi sesuatu kepada pegawai negeri dengan ancaman maksimal lima tahun penjara. Sedangkan pasal 13 ancamannya tiga tahun penjara.

Menanggapi dakwaan itu, Fuhuwusa yang ditahan KPK sejak 4 Oktober 2011, akan mengajukan eksepsi atau keberatan yang akan dibacakan pada persidangan berikutnya. (sam)

Maskapai Penerbangan Waspadai Cuaca

MEDAN- Padang Sidempuan yang merupakan wilayah Pantai Barat agar tetap waspadai akan banjir-banjir susulan karena berbatasan dengan daerah yang rawan banjir yaitu Sumatera Barat. Hal itu diucapkan Kepala Analisa, Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Stasiun, Bandara Polonia Medan, Hartanto, Senin (7/11) siang.

“Untuk Sumatera Utara, daerah Pantai Barat seperti Madina, Tapsel dan sekitarnya rawan banjir karena daerah tersebut berbatasan dengan wilayah Sumatera Barat. Jadi waspadai akan banjir susulan karena Sumatera Barat untuk saat ini rawan banjir,” katanya.

Hartanto menuturkan, untuk Pantai Timur, sejauh ini tidak ada rawan banjir namun hujan akan turun secara terus menerus secara merata durasinya mulai dari sedang dan lebat. “Sejauh ini durasinya masih sedang saja tetapi warga yang berada di wilayah Pantai Timur harus tetap waspada,” ujarnya.

Mengenai daerah lainnya yang ada di Sumut, Hartanto mengaku, agar tetap waspada dengan hujan disertai angin kencang. “Untuk Langkat dan Lohksumawe harus waspadai hujan dengan angin kencang disertai juga dengan hujan yang lebat dan sedang,” sebutnya.

Kata Hartanto, ini terjadi karena adanya gangguan cuaca yang terjadi. Untuk daerah yang rawan longsor, masih didominasi Madina karena Madina  daerah yang berbukit. “Cuaca seperti ini akan terus berlangsung selama tiga hari kedepan ,” tambahnya.

Ditegaskan Hartanto, untuk Medan sendiri masih aman dari banjir. “Potensi banjir tidak ada. Namun, untuk genangan air sedikit itu wajar saja di daerah perkotaan. Maka dari itu, warga Medan agar tetap menjaga kebersihan lingkungannya,” sebutnya.

Untuk maskapai penerbangan, Hartanto menghimbau kepada seluruh maskapai penerbangan agar tetap waspada. “Penerbangan agar tetap waspada saat sore hari karena cuaca buruk bisa mengganggu penerbangan,” himbaunya. (jon)

P-APBD Sumut 2011 Rp5,16 Triliun

MEDAN- Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (P-APBD) Sumut 2011 akhirnya disetujui menjadi Rp5.164.825.747.073, dari APBD Induk Provsu 2011 sebesar Rp4,6 triliun.

Persetujuan itu termaktub pada naskah keputusan bersama Gubsu dengan DPRD Sumut, pada paripurna DPRD Sumut tentang Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Provinsi Sumatera Utara mengenai P-APBD Provsu Tahun Anggaran 2011, Selasa (8/11).

Setelah disahkannya Ranperda menjadi Perda mengenai P-APBD Sumut 2011 tersebut, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho segera menyampaikan hasil tersebut kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk dievaluasi.
“Kita berharap hasil evaluasi dapat diterima dalam waktu yang tidak terlalu lama, agar program dan kegiatan pembangunan dapat segera dilaksanakan,” harap Gatot.

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provsu 2011 terdiri atas, Pendapatan yang semula Rp4.480.781. 885.964 bertambah menjadi Rp470.076.844.110, sehingga pendapatan setelah perubahan menjadi Rp4.950.858.730.074.

Untuk belanja dari sebesar Rp4.677.861.461.564 bertambah menjadi Rp486. 964.285.509. Sehingga, jumlah belanja setelah perubahan menjadi Rp 5.164.825.747.073 (defisit setelah perubahan Rp213.967.016.999).
Untuk porsi pembiayaan setelah perubahan dialokasikan sebesar Rp213.967.016.99 dengan rincian antara lain, penerimaan awal sebesar Rp387.997. 281.600 menjadi Rp404.884. 722.999. Untuk pengeluaran tidak mengalami perubahan yakni, sebesar Rp190.917.706.000.

Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho yang didampigi Sekda Provsu Nurdin Lubis kepada wartawan menjelaskan, target realisasi serapan P-APBD 2011 ke depan, diharapkan akan lebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya 91 persen.
“Tentunya dengan kerjasama dari segenap pihak, kita berharap realisasi anggaran tahun ini dapat melampaui tahun 2010,” ujarnya.(ari)

Bagi-bagi Hewan Kurban di Beberapa Tempat

MEDAN –  Anggota DPD RI daerah pemilihan Sumatera Utara DR H Rahmat Shah mengingatkan masyarakat Sumatera Utara untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa qurban nabi Ibrahim dan nabi Ismail A.S, sebagai umat beragama. Dirinya yakin bahwa kisah Nabi Ibrahim dan Ismail A.S. yang diteruskan hingga kini dalam pelaksanaan salat Idul Adha dan pemotongan hewan kurban mengandung banyak sekali hikmah pelajaran dan kebaikan yang sangat relevan  untuk diterapkan di dalam kehidupan umat manusia masa kini.

Hal tersebut disampaikan Rahmat kepada media melalui staff Ahli DPD RI Bechta Perkasa Asky MA dalam pesan ‘Idul Adha kepada masyarakat Sumatera Utara, saat menyaksikan pemotongan salah satu hewan kurban di komplek perumahan Cemara Hijau Medan, Minggu, (06/11).

Rahmat yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga muslim yang relijius mengaku bahwa diantara pelajaran penting yang didapatkan dari peristiwa kurban, selain kepatuhan mutlak kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, juga adalah kesediaan untuk memberi dan berbagi.

“Inilah yang kita maknai dengan kepedulian terhadap sesama, dan inilah yang kita giatkan, yakni meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Dikatakan Rahmat yang kini dipercaya memimpin Palang Merah Indonesia Sumatera Utara, menambahkan, keterkaitan pelaksanaan ibadah haji yang puncaknya adalah wukuf di Arafah dengan ibadah kurban menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan agama adalah nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Oleh karenanya, Rahmat yang merasa bersyukur memiliki orang tua seorang ulama dan hafiz Quran, berharap bahwa dengan nama yang dimilikinya yakni ‘Rahmat’,  dapat menjadi rahmat dan kebaikan   bagi orang banyak.
Diakuinya , sifat peduli dan berbagi merupakan sifat yang diakuinya telah dilakukannya sejak  dari masa kanak-kanak dan masa mudanya. Sehingga dengan demikian, konsekuensi yang kini diterimanya sebagai tempat mengadu segenap lapisan masyarakat dalam bermacam-macam urusan merupakan hal yang tidak asing baginya.  Pada peringatan ‘Idul Adha tahun 2011 ini, DR H Rahmat Shah bersama keluarga menyumbangkan 8 ekor sapi  dan beberapa ekor kambing . Hewan kurban tersebut disebar ke beberapa tempat. Diantaranya, di Rahmat International Wildlife Museum &  Gallery,  Perumahan Cemara Hijau, Taman Hewan Pematang Siantar, Kebun Bengabing, Batubara, Sei Besilam dan Tapanuli Utara. (*/ila)

Pemasok Libatkan Warga Aceh

Malaysia Jadikan Sumut Surga Narkoba

Sumatera Utara (Sumut) bak surga bagi pengedar narkoba. Bayangkan dalam delapan hari, petugas Bandara Polonia Medan menjaring tiga pengedar narkoba dengan mengumpulkan barang bukti 7,172 kilogram sabu-sabu dan jenis narkoba lainnya.

TERAKHIR tersangka yang ditangkap Nurdin Muhammad Amin (42), warga Bekasi, Jawa Barat di Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Polonia Medan, kemarin (4/11) sekitar pukul 05.00 WIB. Tak tanggung-tanggung dari tangan tersangka petugas mengamankan lebih kurang 7 kilogram sabu-sabu yang ditaksir seharga Rp9,5 miliar. Rencananya 7 kilogram sabu-sabu itu akan dibawa Nurdin ke Jakarta. Petugas kemudian melakukan pengembangan kasus Nurdin ke Jakarta.

Pengakuan Nurdin ketika itu menerima sabu-sabu itu dari bandar di kawasan Jalan Diponegoro, Medan. Ia diperintahkan mengantarnya ke Jakarta kepada seorang wanita bernama Titin, yang akan menemuinya di Bandara Soekarno Hatta. Atas jasanya itu, Nurdin diupah Rp75 juta.

Sebelum naik ke pesawat Garuda GA 181 Nurdin dibekuk setelah petugas keamanan bandara mendeteksi barang bawaanya lewat sinar X-Ray.

Kapolda Sumatera Utara, Irjen Polisi Wisjnu Amat Sastro, memastikan tersangka merupakan termasuk anggota jaringan Aceh yang kerap memasok sabu-sabu dari Malaysia ke Medan dan sejumlah pintu masuk ke Sumatera Utara.
Sebelumnya, 27 Oktober lalu, pihak imigrasi Bandara Polonia menangkap pengedar narkoba lainnya, Burhanuddin yang datang dari Malaysia, Kuala Lumpur. Tersangka mencoba mengelabui petugas dengan menyembunyikan sabu-sabu seberat 131 gram di dalam duburnya.

Warga Aceh itu datang ke Medan menggunakan penerbangan Air Asia dengan Nomor Penerbangan AK 450. Pelaku diketahui pertama oleh petugas Bandara Polonia Medan yang melintas sinar X-Ray, petugas pun curiga dengan gerak-gerik pelaku yang keluar dari Terminal Internasional Bandara Polonia Medan.

Setelah itu petugas menangkap pelaku serta dilakukan Ion Scan terdektesi 9 persen positif Methamphetamine. Diketahui didalam dubur tersangka ada tiga bungkus berbentuk kapsul yang berisi sabu-sabu.

Walau sudah tertangkap basah, itu tidak menyurutkan pengedar lainnya. Keesokan harinya, (28/10), petugas Bandara Polonia Medan kembali menangkap pengedar sabu-sabu seberat 41 gram dan 19 butir happy five, Mu­hammad Reza Husen alias Zulkarnaen (35) warga Jalan Safiatuddin Desa Blang Seu­ni-bong Kecamatan Langsa Kota Langsa. Ia menumpangi pesawat Air Asia bernomor penerbangan AK456 dari Kua­lalumpur. Tersangka ditangkap buah dari kejelian petugas di lapangan yang curiga pada setiap gerak-gerik penumpang yang menunjukkan sikap gelisah berhadapan dengan petugas.

Suvervisor Dinas Pengamanan X-Ray Unit Bisnis Gudang dan Kargo (UBGK) Bandara Polonia Medan, Tiram Barus mengatakan, terhitung tiga bulan Agustus-November 2011 pihaknya membongkar beberapa kasus narkoba melalui pengamanan X-Ray. “Kalau ditotal dengan kasus penyeludupan hewan dan senjata api itu ada 20 kasus,” papar Tiram di Kargo Bandara Polonia Medan, Selasa (8/11).

Menurutnya, X-Ray merupakan pemantau barang keluar-masuk barang melalui Bandara Polonia Medan. “Dengan X-Ray itu lah kami banyak menemukan barang-barang terlarang yang hendak diseludupkan melalui bandara ini,” akunya.

Tiram mengaku barang hasil sitaan mereka selanjutnya diserahkan kepada pihak yang berwenang dalam menangani kasus penyeludupan. “Tugas kami (pihak X-Ray) hanya melakukan pemeriksaan, jika ditemukan barang barang terlarang selanjutnya kami serahkan ke petugas terkait,” sebutnya.

Tiram Barus tidak sendiri. Ia didampingi beberapa pegawainya, diantaranya M Sianturi, Pujiro dan Rian. Kata Tiram untuk menekan angka peredaran narkoba dan penyeludupan lainnya pihaknya selalu bekerja sama dengan instansi yang ada di sekitar Bandara Polonia Medan. (jon)

Tiga Kasus Narkoba Ditangkap di Bandara Polonia Medan

  • 4 November 2011, Nurdin Muhammad Amin (42) warga Bekasi, Jawa Barat ditangkap dengan barang bukti 7 kilogram sabu-sabu. Barang bukti berasal dari Malaysia akan dibawa ke Jakarta.
  • 28 Oktober 2011, Muhammad Reza Husen alias Zulkarnaen (35) warga Jalan Safiatuddin Desa Blang Seu­ni-bong Kecamatan Langsa Kota Langsa ditangkap dengan barang bukti 41 gram sabu-sabu dan 19 butir happy five. Ia datang menumpangi pesawat Air Asia bernomor penerbangan AK456 dari Kualalumpur.
  • 27 Oktober 2011, Burhanuddin warga Aceh ditangkap saat tiba di Bandara Polonia. Ia datang dari Malaysia, Kuala Lumpur dengan barang bukti sabu-sabu seberat 131 gram yang disimpan di dalam dubur.

 

 

Gagal karena Dosen tak Jujur

Kuota Sertifikasi untuk Sumut-NAD Sisakan 133 Orang

MEDAN- Tahun 2011, Sumatera Utara (Sumut) dan Naggroe Aceh Darussalam (NAD) memiliki kuota 600 dosen untuk mendapatkan sertifikasi, namun yang mengikuti hanya 467 dosen. Artinya, Sumut-NAD masih menyisakan 133 dosen untuk meraih sertifikasi. Penyebab terjadinya kekosongan kuota itu antara lain karena kurang validnya data dosen, serta kelengakapan berkas. Alasan itu disampaikan Kepala Kopertis Wilayah I Sumut-NAD, Nawawiy Lubis kepada wartawan kemarin (7/11).

“Ini ditambah lagi ketidaklulusan dosen yang ikut dalam tes sertifikasi,” imbuh Nawawiy.

Menurut Nawawiy, jumlah dosen yang disertifikasi di Sumut-NAD mengalami peningkatan sejak tiga tahun belakangan ini.

Pada tahun 2008, jumlah dosen yang disertifikasi tercatat 147 orang, 2009 dan 2010 127 orang, serta pada 2011 kuota yang diberikan Dikti ke wilayah I Sumut-NAD mencapai 600 orang. Nawawy juga menjelaskan, untuk tahun 2011, tingginya jumlah peserta mengharuskan panitia pelaksanaan sertifikasi dosen dilakukan melalui dua gelombang.
Yakni pada gelombang pertama, diikuti sebanyak 249 peserta dan 19 diantarnya dinyatakan tidak lulus.
Sementara pada gelombang ke-II, lanjut Nawawiy, tes sertifikasi diikuti 450 orang namun belum bisa diketahui jumlah peserta yang tidak lulus karena masih dalam proses penilaian.

“Untuk gelombang kedua belum tahu berapa jumlah yang lulus sertifikasi. Jumlah kuota tahun ini terbilang banyak, sehingga jumlah kuota masih menyisakan seratusan lebih,” ungkapnya .

Nawawiy juga mengatakan ketidaklulusan sejumlah dosen yang mengikuti sertifikasi disebabakan beberapa alasan, satu diantaranya yakni persoalan kejujuran.  Mengingat dalam mengikuti sertifikasi dosen, nilai kejujuran merupakan nilai tinggi. Sehingga lanjutnya, yang diujikan terkait bagaimana sorang dosen menuliskan jati dirinya.
“Itu akan menjadi penilaian oleh atasannya, rekan kerja, dan juga mahasiswanya. Apakah si dosen tersebut sesuai dengan apa yang dia tuliskan atau tidak. Banyak ditemui dosen-dosen yang tidak lulus terkadang mencontoh atau plagiat memiliki orang lain agar terlihat bagus dan rapi ,” sebutnya.

Bagi dosen yang tidak lulus dalam sertifikasi, bilang Nawawiy, dapat mengikuti sertifikasi dua tahun setelah itu. “Ini dilakukan dalam memberikan kesempatan bagi dosen-dosen lainnya yang belum mengikuti sertifikasi,” terangnya.
Sementara itu, Rektor Unimed, Ibnu Hajar menyampaikan, sertifikasi dosen dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat perguruan tinggi, sehingga nilai kejujuran merupakan hal yang terpenting.
Sebagai tim penilai, Ibnu Hajar mengatakan, dosen yang sudah disertifikasi tidak hanya dinilai dari segi ilmu tapi juga etika. “Dosen kan menjadi contoh di kalangan anak didik dan juga masyarakat. Etika seperti kejujuran itu lebih penting,” ujarnya. (uma)

SBY-SMI Bahas Ekonomi Global

JAKARTA-Pergolakan ekonomi global yang berdampak hingga ke kawasan Asia, menjadi bahasan dalam pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan menteri keuangan yang saat ini menjabat sebagai Managing Director WB, Sri Mulyani Indrawati (SMI). Pertemuan ini berlangsung, Selasa (8/11) sejak pukul 10.00 WIB di kantor Presiden.

Ikut mendampingi SMI,  Robert Shaum (special assistant to the managing director), Stefan Koeberle (Country Director Indonesia), Shubaum Chaudhuri (Lead Economis), Franz Drees (Development Manager) dan Mark Hagerstom (Contry Program Coordinator). Sehari sebelumnya SMI juga telah diterima oleh Menteri Keuangan dan jajarannya.
“Pembicaraan ini fokus bagaimana mengatasi dampak krisis. Saya menjelaskan peran Bank dunia dalam memonitor situasi, terutama dampak dari krisis yunani dan Eropa tersebut,’’ jelas SMI usai pertemuan dengan Presiden SBY.
Pembicaraan tersebut juga menyampaikan peluang Indonesia dalam kapasitas negara dengan perkembangan ekonomi yang positif. Peranan Indonesia diyakini bisa ikut mengatasi krisis sebagaimana yang pernah dilakukan pada tahun 2008 lalu.

Proporsional APBN yang sehat dengan berbasis pemerataan ekonomi, juga menjadi salah satu pembahasan penting antara WB dengan Pemerintah Indonesia. Menurut SMI, bila APBN lebih berpihak pada masyarakat miskin dan kepentingan publik, akan ikut berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu negara.

“Krisis di Eropa, pasti akan mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi dunia. Negara maju, diprediksi menurun sekitar 0,6 persen. Kawasan Asia juga akan menurun,’’ ujar SMI mengingatkan.(afz/jpnn)

Mahasiswa Kedokteran UMSU Demo

Tuntut Perbaikan Fasilitas

MEDAN-Ratusan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FK UMSU) I menggelar aksi damai menuntut perbaikan fasilitas, sarana, dan prasarana kampus di Jalan Gedung Arca, Selasa (8/11).
“Beberapa poin tuntutan yang paling mendasar kami adalah seluruh fasilitas yang disiapkan kampus harus sesuai dengan tingginya harga kuliah. Seperti kelengkapan ruang kuliah, perpustakaan, keamanan kampus yang kerap terjadi kehilangan dengan peralatan mahasiswa. Tuntutan ini kami demi menjaga kelancaran perkuliahan di fakultas ini,” seru Ketua Badan Aspiratif Mahasiswa (BAM) FK UMSU, Triaspiko Tenggara dalam pernyataan sikapnya.

Mereka menginginkan pihak rektorat kampus melengkapi tuntutan seperti ruang praktikum, skills Lab, ruang kuliah, perpustakaan, masjid, ruang istirahat dan ruang tenaga pengajar.

Hampir dua jam melakukan aksi damai dengan melakukan mogok belajar, ratusan mahasiswa akhirnya diterima pihak rektorat untuk melakukan mediasi. Namun disaat proses mediasi berlangsung, wartawan sempat tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan oleh dosen.

Sebelumnya Kabiro Kemahasiswaan, Rahmat Kartolo, meminta sejumlah wartawan untuk hadir dalam mediasi sebagai bentuk klarifikasi dan pencarian solusi oleh pembantu rektor III.

Menyikapi tuntutan dan aspirasi mahasiswa, Pembantu Rektor III UMSU, Muhammad Arifin SH M Hum, mengatakan aksi ini terjadi karena tidak lancarnya komunikasi antara rektor dengan mahasiswa. Jika masalah ini cepat disikapi secara arif maka akan ada solusi. “Kita berkomitmen akan terus membenahi fasilitas, selain itu dosen yang belum S2, saat ini tengah disekolahkan dalam upaya menuntut peningkatan kualitas kampus,”ujarnya.

Sebelumnya mahasiswa mengaku bahwa mereka tidak pernah melakukan mediasi dengan pihak rektorat sejak tahun 2008. Arifin menganggap terhambatnya komunikasi yang terjalin dengan mahasiswa perlu disikapi kedepannya. “Setidaknya dengan seringnya melakukan mediasi akan terjalin komunikasi dalam mencari solusi,”ucapnya.(uma)