26 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14361

Misi Sulit

AC MILAN  vs CHIEVO 

MILAN- Usai dikandaskan Barcelona di Liga Champion, Milan kembali menelan pil pahit dengan cederanya palang pintu senior Alessandro Nesta, yang diprediksi bakal absen hingga tahun depan. Kondisi itu menjadi fakta tersendiri yang mewarnai lanjutan duel di kompetisi Serie A kontra Chievo Verona di kandang sendiri Senin (28/11) dini hari. Nesta cedera ketika Milan dikalahkan Barca 3-2 di kandang sendiri.

Otot kaki Nesta dilaporkan tegang dan harus absen minimal satu bulan. Pelatih Milan Massimiliano Allegri, berharap agar absennya Nesta tak membawa pengaruh buruk skuadnya. Misi melanjutkan kemenangan di Serie yang sudah dikemas enam laga tanpa kalah harus terus digeber. “Kami tidak boleh gagal di liga,” kata Allegri seperti dikutip Espnstar. “Kami harus siap untuk pertandingan melawan Chievo, yang pasti sulit. Kami perlu mendapatkan poin sebanyak mungkin, sehingga saat jeda kompetisi Milan bisa duduk di posisi terbaik,” sambungnya. Rossoneri ditahan imbang tanpa gol oleh Fiorentina akhir pekan lalu.

Kini Robinho dkk sementara duduk di posisi empat klasemen. Mereka hanya terpisah tiga poin di bawah pemimpin klasemen sementara Udinese yang baru saja mengandaskan AS Roma. Milan musim ini pun cukup baik di kandang sendiri, terutama ketika melawan tim-tim di kompetisi domestik. Melawan Chievo juga Milan punya catatan bagus. Meski begitu, Chievo juga datang ke San Siro dengan kepedean tingkat tinggi. Mereka baru saja menang atas Fiorentina dan Catania di laga terakhir. Itu cukup menjadi modal untuk setidaknya menjegal tuan rumah. Kemenangan itu mengangkat Chievo ke posisi sembilan klasemen sementara.

“Kami melakoni musim dengan baik dan aku senang dengan cara pemain saya melakukannya”, kata pelatih Chievo Domenico Di Carlo, yang timnya juga mengalahkan Modena 3-0 pada pertengahan pekan untuk mencapai 16 besar Coppa Italia. “Sekarang kami harus kembali karena kami menghadapi pertandingan yang sangat sulit melawan Milan. Kami harus menjadi yang terbaik kalau ingin ambil hasil bagus di San Siro, pungkasnya. (ful)

Pengembang Untung, Harga Jadi Murah

REI Dukung Pembebasan Biaya IMB

PERATURAN Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 12 tahun 1996, tentang pembebasan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) mendapat sambutan positif dari Real Estate Indonesia (REI). Dengan dibebaskannya biaya IMB akan memudahkan pengembang untuk membangun rumah, selain itu juga akan membuat harga rumah menjadi murah, dikarenakan tidak dikenakan biaya IMB. Ketua Umum Real Estate (REI) Sumut Tomi Winstan mengatakan, dengan pembebasan IMB akan membuat pengembang berlomba membangun rumah, dengan pembangunan tersebut akan berdampak pada pendapatan daerah dan masyarakat.

“Kalau dikira IMB menjadi PAD salah, karena bila IMB dibebaskan maka pendapatan daerah akan lebih besar, karena tanpa IMB akan memudahkan pengembang membangun rumah,” ujar Tomi, kemarin. Harga tanah setiap tahunnya akan naik, sehingga PBB juga akan naik, dan menambah pemasukan daerah. Sedangkan IMB hanya berlaku untuk saat masa pembangunan saja, sehingga pemasukan berhenti saat pembangunan rumah sudah selesai. Karena itu, menurutnya, bila IMB yang diharapkan menjadi PAD, dapat dihapus dengan pengratisan IMB sehingga dapat meningkatkan PBB.

Terutama pada 2012 mendatang, dimana dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang akan mulai berlaku pada 2012 mendatang, dimana peraturan ini akan membuat PBB akan masuk ke kas daerah, bukan ke pusat. Tanah kosong dan dibangun rumah akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi, dibandingkan tanah kosong. Dengan begitu, pajak bumi dan bangunan yang didapat juga lebih tinggi, bahkan dari PAD. “Logikanya, tanah kosong lebih murah dibandingkan dengan tanah dan rumah. Nah, bila tanah dibangun dengan rumah biaya PBB-nya lebih tinggi, jadi pajak yang didapat oleh daerah juga berkesinambungan,” tambah Tomi. Selain itu, untuk PAD juga dapat dinikmati dari berbagai pajak lainnya yang berlaku. Sebagai sektor ril, pembangunan perumahan memiliki peran penting untuk pertumbuhan ekonomi.

Selain akan menggerakkan berbagai sektor industri, pembangunan perumahan juga akan membuka lapangan kerja dan usaha baru. “Sektor riil dalam pembangunan sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi, karena bisa menggerakkan berbagai sektor industri, mulai dari besi, kaca, semen dan lainnya,” tambah Tomi. Diperkirakan untuk pembangunan 1 perumahan, dapat menggerakkan 140 industri. Bukan hanya membuka lapangan kerja, harga rumah murah juga dapat dinikmati. Setidaknya, dengan harga murah, setiap orang bisa memiliki rumah, terutama bagi PNS. “Rumah murah akan memudahkan seseorang untuk memiliki rumah, terutama PNS, Polri dan TNI yang gajinya sangat standar. Jadi pembebasan IMB ini bisa membantu PNS,” tambahnya.

Direktur PT Bhumi Multi Prima, Indra Batubara mengatakan sangat mendukung pembebasan IMB bila dilakukan oleh pemrintah Provinsi Sumatera Utara. Menurutnya, dengan penghapusan IMB akan memudahkan pengembang untuk bergerak. “IMB membuat repot pengembang, karena untuk mengurusnya memakan waktu berhari-hari. Belum lagi pajak, tanah yang dipecah-pecah. Pokonya ribet, terlalu banyak yang harus dipenuhi,” ucap Indra. Peraturan Menteri Dalam negeri No 12 tahun 1996 memutuskan untuk membebaskan IMB bagi rumah sederhana. Hal ini, untuk memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah. Sedangkan untuk rumah kelas menengah ke atas, menurut Tomi tidak masalah bila harus memiliki IMB. (ram)

Vettel Ungguli Button di Sesi Terakhir

Free Practice III GP Brasil

INTERLAGOS- Sesi latihan bebas terakhir di GP Brasil menjadi milik Sebastian Vettel. Pembalap Red Bull itu mengungguli pembalap McLaren, Jenson Button, yang harus puas ada di urutan dua. Dalam sesi yang dihelat di sirkuit Interlagos, Sabtu (26/ 11) malam WIB, Vettel menorehkan catatan waktu tercepat setelah melahap 21 lap. Driver asal Jerman itu jadi yang terdepan dengan catatan waktu 1:21,460 detik. Ia berhasil mengungguli Button, yang melahap 19 lap. dengan perbedaan 0,087 detik. Button ada di urutan kedua dengan catatan waktu 1:12,547 detik.

Lewis Hamilton sempat memimpin catatan waktu tercepat ketika sesi baru berlangsung 17 menit. Namun, catatan waktunya kemudian dilewati Button, lalu dilewati oleh Vettel. Sementara itu, Mark Webber ada di urutan ketiga dengan catatan waktu 1:12,597 detik.

Di mana Hamilton? Pembalap yang menorehkan catatan waktu tercepat di sesi free practice II itu harus puas berada di urutan keempat dengan catatan waktu 1:12,622 detik. Sebelumnya, saat sesi kedua latihan bebas GP Brasil Lewis Hamilton yang jadi driver tercepat. Dalam sesi yang dihelat di sirkuit Interlagos, Sabtu (26/11) dinihari WIB, Hamilton mencatatkan waktu 1 menit 13,392 detik setelah melahap 35 lap. Driver McLaren Mercedes itu unggul 0,167 detik atas juara dunia Sebastian Vettel dan 0,195 detik atas Webber. Pembalap Scuderia Ferrari, Fernando Alonso, duduk di posisi ke-4 dengan waktu 0,206 lebih lambat dari Hamiton. Michael Schumacher melengkapi posisi lima besar.

Duduk di urutan ke-6 sampai ke-10 adalah Felipe Massa, Jenson Button, Nico Rosberg, Adrian Sutil dan Paul Di Resta. Di tempat terpisah pembalap Ferrari Fernando Alonso berharap hujan turun membasahi Interlagos dalam laga GP Brasil akan digelar di Sirkuit Interlagos Minggu, (27/11). Menurut pembalap Spanyol itu, Ferrari punya kemungkinan untuk menang lebih besar di saat kondisi basah.

“Di balapan kering mungkin kami kurang kompetitif jika dibandingkan dengan McLaren dan Red Bull. Kita tunggu saja cuaca nanti akan seperti apa,” kata Alonso seperti diberitakan SpeedTV. Alonso kini ada di peringkat ketiga klasemen pembalap. Demikian pula halnya dengan Ferrari di klasemen konstruktor. “Kami menginginkan posisi podium usai balapan nanti. Jika hujan turun di hari Sabtu atau Minggu, peluang jadi lebih terbuka,” katanya.( net/ jpnn)

Ingin Pahlawan Tetap tanpa Tanda Jasa

Ramadhan Batubara

Putu Wijaya mengajak teaternya yang bernama Mandiri untuk ‘bertolak dari yang ada’. Tentu ini soal proses hingga berlabuh pada pementasan. Karena itu, Putu dikenal mampu berkarya tanpa mengenal lelah. Ya, dia adalah pabrik karya. Namun, apakah dia dianggap pahlawan tanpa tanda jasa? Oh, tidak, Putu sudah cukup berjasa dan jasanya pun telah diberi ‘tanda’. Bukankah penghargaan yang telah dia terima cukup banyak; baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Dan, bukankah dia telah menerima hasil dari semua karyanya itu; baik material maupun nonmaterial. Lalu, jika begitu, apa yang menarik dari Putu? Nah, saya tertarik dengan kalimat Putu soal ‘bertolak dari yang ada’ itu tadi. Begini, Jumat 25 November lalu, guru se-Indonesiadiperingatiulangtahunnyayang ke-66. Secara umum di berbagai pelosok negeri, peringatan itu tetap saja menyinggung soal guru yang dikatakan sebagai ‘pahlawan tanpa tandajasa’. Pertanyaannya, adakah nasib guru memang tetap semacam itu? Maka, sang Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistyo, kembali mengungkapkan kehidupan tak menyenangkan kaum guru dalam acara ulang tahun itu. Dia katakan, gurubukanlahburuh, jadiupahnya harus lebih tinggi. Ini soal profesi, yang tentunya mmbutuhkan kemampuan tersendiri dan jenjang pengetahuan khusus. Dari bimbingan gurulah seseorang menjadi presiden dan sebagainya. Ufs, kenapa mereka tidak dihargai?

Tidak itu saja, sebelumnya dalam sebuah kesempatan menjelang acara ulang tahun, Sulistyo pun berang. Dia mendapat kabar kalau di sebuah daerah di Sumatera Utara dana insentif untuk guru non PNS dialihkan menjadi mobil anggota DPRD. Bayangkan, apa yang ada dalam benak para guru, pendapatan yang belum cukup, eh, malah tambahannya dialihkan untuk kepentingan orang lain. Fiuh. Ayolah, mereka bukan PNS yang sejatinya memiliki sekian kelebihan dibanding honorer, kenapa dana untuk mereka yang dipotong. Hm, atau, para pemimpin daerah itu segan untuk memotong dana PNS, takut bermasalah? Wah, kalau berpikir semacam itu tentu salah, toh, honorer itu juga guru kan? Tapi sudahlah, setidaknya tidak semua guru bernasib naas semacam itu. Pemerintah telah banyak memikirkan nasib para guru bukan? Misalnya, soal sertifikasi yang ujung-ujungnya mampu mendongkrak pendapat para pengajar itu. Tapi, sekali lagi, sayangnya hal itu juga tidak maksimal. Masih ditemukan penyelewengan.

Akh… sesuatu yang ada kenapa tidak digunakan dengan baik ya. ‘Bertolak dari yang ada’ ala Putu Wijaya tampaknya bisa menjadi cermin yang baik. Ayolah, Putu cukup berhasil memberikan karya yang tidak berlebihan dalam persiapan. Misalnya dalam sebuah pementasan, dia dikenal tak membuat naskah yang berpakem. Dia biarkan aktor-aktornya berekspresi. Dia lihat kemampuan itu, dia eksplorasi lagi agar lebih mantap. Maka, naskah pun selesai ketika pentas usai. Sang aktor bangga, mereka tidak dibatasi dengan keras. Sebagai sutradara, Putu, cukup bijak. Pos yang dia tetapkan dia jaga, namun tidak kaku dan mendewakan pos yang dia ciptakan tadi. Karena itulah, ‘yang ada’ bagi Putu harus dimanfaatkan dengar benar. Tidak ada istilah mubazir atau apapun namanya, jika serius ‘apa yang ada’ bisa menjadi sesuatu yang berarti. Jadi, tidak perlu bermimpi terlalu muluk; injak bumi dan melangkahlah. Hal ini, konsep Putu, juga bisa diterapkan di mana saja, misalnya di sebuah perusahaan. Seorang pemimpinharuslahjelimelihat potensi yang ada. Dia wajib melihat dan menilai bawahannya; baik kemampuan hingga kegemarannya. Setelah mengetahui itu,mulailah sang pemimpin merancang pekerjaan yang sesuai. Tentu, bawahannya itu memiliki berbagai kemampuan dan kegemaran yang beragam. Nah, hal itulah yang diolah.

Jadi, dalam penerapan, sang bawahan akan merasa memiliki program yang diluncurkan sang atasan. Dengan begitu, ada jiwa yang bermain; tidak sekadar menjalankan tugas semata. Yang terjadi di kebanyakan tempat, sang pemimpin malah sibuk dengan kepalanya sendiri. Ukh…. Hm, persis dengan kasus pengalihan dana tadi kan? Seandainya saja pimpinan daerah berpikir tentang nasibguruhonoreritu, tentunya tak akan ada masalah kan? Ya sang guru honorer pun akan semakinrajindansemakinmencintai sang pemimpin. Pasalnya, dana untuk mereka ada dan langsung disalurkan untuk mereka. Lalu, sang pemimpin, jika memang harus membeli mobil untuk anggota dewan yang terhormat, kan bisa dicarikan dana dari tempat lain. Jadi, tidak menggunakan dana yang ada untuk orang lain. Atau, mungkinkah sang pemimpin berpikir seperti Putu Wijaya; bertolak dari yang ada? Ya, yang ada kan dana insentif tadi. Hehehehe. Tapi sudahlah, diperingatan ulang tahun ke-66, guru tetaplah guru. Dia tetap diinginkan jadi pahlawan yang tanpa tanda jasa bukan? Tentu, beberapa kalangan juga tak siap jika para guru diberikan tanda jasa. Toh, jasa berupa dana insentif dan sertifikasi saja tidak digunakan dengan baik. Maka, Iwan Fals terus saja mengalunkan Oemar Bakri: Empat puluh tahun mengabdi// jadi guru jujur berbakti memang makan hati// Oemar Bakri … Oemar Bakri // banyak ciptakan menteri….(*)

JR Saragih Zalimi Guru

Masyarakat Simalungun Diminta Desak Aparat Hukum

JAKARTA-Bertepatan dengan Hari Guru Nasional Nasional ke-66, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (Ketum PB PGRI) Sulistyo, menyuarakan lagi nasib para pengajar. Dia berharap pemerintah lebih peduli karena kehidupan guru masih memprihatinkan.
Tidak hanya soal gaji, maksud Sulistyo tampaknya mengarah ke Kabupaten Simalungun.

Setidaknya beberapa waktu lalu dia sempat berang begitu mendengar kabar kalau di Simalungun dana insentif non PNS (guru) dialihkan menjadi mobil anggota DPRD. Kasus ini diduga didalangi oleh Bupati Jr Saragih dan Ketua DPRD Binton Tindaon. “Selama tidak ada bencana, mestinya dana insentif guru tetap berlanjut. Tapi ini malah digunakan untuk beli mobil,” ujar Sulistyo, Rabu (16/11) lalu.

Senada dengan Sulistiyo, tokoh masyarakat di Simalungun pun langsung bukan suara. Bahkan, mereka menganggap bupati telah menzalimi para pahlawan tanda jasa. Setidaknya hal ini diungkapkan Dardjat Purba, ketua bidang pendidikan MUI Simalungun. “Apa yang dilakukan JR Saragih benar-benar tidak manusiawi. JR telah menzalimi para pahlawan tanpa tanda jasa ini, terlebih yang menjadi korbannya adalah guru non PNS yang honornya tak seberapa dibanding guru yang berasal dari PNS,” ungkapnya kepada Sumut Pos di kediamannya di kawasan Jalan Medan Pematangsiantar, Jumat (25/11).

Di momen hari guru ini, Dardjat memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah membawa kasus JR Saragih ke KPK. “Jika guru tak sejahtera bagaimana pendidikan akan maju,” tambahnya.
Karena itu, dia berharap KPK untuk segera menuntaskan kasus tersebut sesegera mungkin. “Mengapa harus dana guru yang diambilnya? Kenapa tidak yang lain, seperti anggaran yang ada di dinas PU dan dinas-dinas lainnya,” geram Dardjat.

Masalahnya, meski punya harapan besar KPK bisa menjerat JR Saragih, Dardjat pesimis kasus ini bisa tuntas. “Sudah patut dia (JR Saragih, Red) dicopot dari jabatannya karena yang dizalimi dia guru, tetapi lain daripada itu saya berharap agar kasus ini jangan sampai mandeklah…,” harapnya.

Di tempat terpisah, Ketua Pimpinan Daerah Al Washliyah Kabupaten Simalungun Drs Nurdin Sinaga yang dimintai keterangan, mengaku sangat menyayangkan tindakan JR Saragih selaku bupati pilihan rakyat. “Seluruh komponen masyarakat yang ada di Simalungun agar mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini agar Simalungun kondusif dan tidak terjadi polemik berkepanjangan,” ungkap Nurdin, kemarin.

Soal dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan JR Saragih memang banyak menimbulkan komentar. Kini, berbagai pihak menunggu kapan KPK melakukan aksi. Oleh karena itu, pada puncak perayaan Hari Guru Nasional Nasional ke-66  di Jakarta, Jumat (25/11), yang berpusat di komplek Monumen Nasional, Sulistyo kembali berharap pemerintah lebih peduli.

Sulistyo menuturkan pihaknya terus mendesak pemerintah supaya bisa menetapkan ketentuan upah minimal pendidikan (UMP). Ketentuan upah ini berbeda atau lebih tinggi dibandingkan dengan upah minimum kabupaten atau kota (UMK). Sebab, menurut Sulistyo, profesi guru tidak bisa disamakan dengan buruh pabrik yang gajinya didasari UMK.

“Jangan sampai ada guru digaji Rp100 ribu sampai Rp200 ribu per bulan. Kenyataan ini sudah bukan aib yang harus disembunyikan lagi,” terang pria yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jawa Tengah itu.

Terkait dengan itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) secara tegas akan memberhentikan bantuan finansial kepada pemerintah daerah yang terbukti tidak melakukan penataan dan pemerataan guru sesuai dengan rekomentasi dari Kemdikbud.

Selain itu, Kemdikbud juga akan memberikan rekomendasi kepada kementerian terkait agar menjatuhkan sanksi kepada Bupati/Walikota atau Gubernur yang tidak melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penataan guru PNS.

“Tak hanya itu, Kemenkeu juga akan melakukan penundaan penyaluran dana perimbangan kepada pemerintah propinsi dan kabupaten/kota,” tegas Muhammad Nuh usai upacara peringatan Hari Guru Nasional di Gedung , Kemdikbud, Jakarta, Jumat (24/11).

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), lanjut Nuh, juga akan memberikan penilaian kinerja kurang baik kepada Pemda terkait dalam penyelenggaraan urusan penataan dan pemerataan guru ini. “Jadi, sekarang ini semua menteri sudah sepakat ada sanksi tegas. Kami harap, Pemda jangan meremehkan aturan ini,” tegasnya.

Meski begitu, Mendagri Gamawan Fauzi menilai wajar jika masih ada kepala daerah yang berurusan dengan KPK dan akan dijadikan tersangka. “Ya, selama ada yang ketahuan, ya berurusan dengan proses hukum,” kata Gamawan kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin.

Gamawan mengatakan, jika KPK terus-terusan menemukan ada kepala daerah yang diduga korupsi, maka akan terus ada kepala daerah yang menjadi tersangka. “Yang ketahuan delik korupsinya, ya akan terus ada,” kata mantan gubernur Sumbar itu.

Sebelumnya, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai, kebijakan Bupati Simalungun JR Saragih dan Ketua DPRD Simalungun Binton Tindaon, sudah memenuhi delik perbuatan tindak pidana korupsi.

Sekjen FITRA Yuna Farhan mengatakan, pengalihan dana intensif para guru non PNS sebesar Rp1.276.920.000 miliar untuk membeli mobil anggota DPRD Simalungun, jelas menabrak setidaknya dua ketentuan.

Pertama, alokasi anggaran dana insentif guru sudah ada di APBD, yang ditetapkan dengan Perda APBD. “Bupati dan Ketua DPRD sudah melanggar perda,” ujar Yuna Farhan. Ketentuan kedua yang dilanggar, dana insentif guru merupakan dana yang dikucurkan pusat ke daerah. Dana ini, mirip dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), peruntukannya sudah jelas, tak bisa dialihkan untuk hal lain.

Seperti diberitakan, Bernhard Damanik sudah melaporkan ke KPK terkait dugaan korupsi yang dilakukan JR Saragih pada APBD Tahun Anggaran (TA) 2010 di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun, senilai Rp48 miliar, pada 30 September 2011.

Selain dugaan korupsi dana APBD, JR Saragih juga dilaporkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Solidaritas Anak Bangsa (SAB), dengan Nomor Surat 001/SAB/IX/2011 Tanggal 28 September 2011. JR Saragih diduga berkolusi dengan Ketua  DPRD Simalungun Binton Tindaon, untuk mengalihkan dana intensif para guru non PNS sebesar Rp1.276.920.000 miliar untuk membeli mobil anggota DPRD Simalungun.(wan/cha/jpnn/sam/ari/mag-15)

Diskon BB Rusuh, 90 Pingsan

JAKARTA-Budaya antre yang tidak diresapi betul oleh warga Indonesia berkali-kali memakan korban. Mulai dari antre pemberian sembako yang umumnya terjadi saat Hari Raya Kurban hingga antre menonton pertandingan sepakbola. Terbaru, antre diskon 50 persen blackberry bold tipe 9790 di lobby utara Pasifik Place, kawasan niaga SCBD, Jakarta Selatan, juga memakan korban, kemarin (25/11).

Ribuan calon pembeli handphone type Bellagio yang dijual Rp 2.400.000 ribu plus PPN atau setengah dari harga resmi saling berebut. Karena situasi tak terkendali dan 90 lebih orang pingsan, akhirnya polisi membubarkan acara diskon besar-besaran tersebut.

Saking antusiasnya penjualan blackberry murah dibuka dua hari mulai kemarin (25-26/11), para calon pembeli rela mengantre sejak dini hari. Merekapun rela mengantre seharian untuk mendapatkan gelang berlogo blackberry yang harus dikenakan saat melakukan transaksi pembelian. ?Kamis (24/11) sehari sebelum loket dibuka, sekitar pukul 18.00 kita sudah berkumpul di sini Mas, karena panitia hanya menyediakan 1000 gelang,” ujar Fajri, 21, seorang pengantre kepada INDOPOS (Grup Sumut Pos) usai mendapatkan blackberry.

Meski datang lebih awal, Fajri mengaku, antrean mendapatkan gelang tersebut sudah mulai ramai. Penumpukan antrean mulai mengekor sejak pukul 01.00 Jum’at (25/11) dini hari dan semakin ramai sekitar pukul 03.00 pagi. “Tapi petugas beberapa kali membubarkan, karena baru dibuka besok,” katanya.

Namun, karena harga yang dijual sangat murah, calon pembeli dan petugas pun kucing-kucingan. Saat petugas lengah, merekapun kembali mengantre. Apalagi menurut dia, pembagian gelang yang dijadikan salah satu syarat untuk mendapatkan blackberry murah tersebut sangat minim, yakni 1000 gelang. “Ya karena murah, jadi kita rela antre, kalau nggak murah kita nggak mau lah bela-belaain seharian di sini, ini setengah harga loh,” cetusnya.

Animo masyarakatpun semakin banyak dan mencapai ribuan lebih. Gelang yang didistribusikan sekitar pukul 06.00 tersebut pun tidak menampung jumlah calon pembeli yang sudah antre berjam-jam. “Padahal loket pembelian baru dibuka sekitar pukul 09.00 pagi tapi gelang sudah habis dan masyarakat yang datang semakin banyak, malahan yang nggak dapat gelang rela antre,” paparnya.

Sayangnya, ketika transaksi sudah mulai dibuka, masyarakat yang seharian mengantre semakin beringas. Petugas keamanan Pasifik Place dan petugas Polsek Kebayoran Baru pun kewalahan meredakan emosi masyarakat yang ingin segera memasuki counter pembelian. Tidak sabar, dan tak kuat menahan panas, pengantre pun mulai ricuh. Desak-desakan antara petugas keamanan dan calon pembeli pun tidak terelakan di depan kounter.

Sebagian calon pembeli yang didominasi wanita dan pria paruh baya satu demi satu tumbang. Mereka pingsan lantaran lemas dan kepanasan. “Air-air, kita kepanasan,” teriak ribuan calon pembeli.

Mereka juga banyak yang mengeluh karena kaki kram, kepansan dan sesak nafas. “Aduh sakit, kaki saya kram, tolong dong,” rintih seorang perempuan pengantre. Mayoritas pengantre yang pingsan perempuan berusia di atas 30 tahun. Ada 5 dokter menangani pengantre yang pingsan. Mereka diberi nafas oksigen tabung, ada juga yang dipijat kakinya hingga diberi obat pereda nyeri.

Sementara yang sakitnya dianggap parah dan tidak bisa diobati secara darurat dilarikan ke RS Jakarta. Dikabarkan, dari belasan yang dibawa lari ke rumah sakit, empat di antaranya mengalami patah tulang.

Meski korban pingsan terus berjatuhan, calon pembeli lain semakin ganas mereka terus mendorong dan mendesak petugas yang berjaga-jaga di depan counter.

Menyaksikan hal tersebut, Kapolsek Kebayoran Baru Kompol Hando turun tangan ke tengah kerumunan menenangkan ribuan calon pembeli. Namun imbauannya melalui pengeras suara tidak digubris. “Sabar, jangan berdesakan-desakan, tolong petugas untuk masuk ke kerumunan,” tegasnya.

Upaya tersebut tetap gagal. Massa sudah terlanjur banyak dan tak terkendali lagi. Karena situasi sudah tidak memungkinkan, Kapolsek menginstruksikan panitia menghentikan transaksi pembelian yang sudah setengah jalan tersebut. “Korban sudah 90 lebih, keputusan sementara pembelian blackberry kita hentikan dulu hingga menunggu pengumuman dari pihak panitia,” ucapnya.
Ini semua, kata dia demi keselamatan calon pembeli. “Saya menghargai kecapaian ada, kita sudah koordinasi dengan panitia barang masih ada, tetapi untuk pemberitahuan lebih lanjut kapan dibuka lagi panitia akan mengumumkan lewat media,” sambungnya.

Keputusan yang dianggap bisa menyelesaikan masalah tersebut justru semakin memantik emosi massa. Khususnya para calon pembeli yang sudah mendapatkan gelang namun belum sempat masuk counter. Mereka semakin beringas dan terus berusaha memasuki areal counter penjualan. “Saya tidak terima, blackberry tidak profesioanal, saya sudah mendapat gelang kenapa tidak bisa masuk?” protes Ratna sambil menangis tersedu meminta kepada petugas agar diperbolehkan masuk.

Ironisnya lagi, banyak juga calon pembeli yang sudah mamasuki counter penjualan dan kartu kreditnya dipegang oleh panitia tidak bisa mendapatkan handphone. Calon pembeli yang jenis ini juga menolak untuk bubar dan tetap mendesak untuk bertransaksi sampai selesai. Kerusuhan kembali terjadi hingga menjelang sore massa berangsur-angsur membubarkan diri dengan penuh kecewa.

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Imam Sugiyanto menyayangkan peristiwa tersebut. Pihaknya tidak tahu menahu adanya kerumunan massa sebesar itu. Sejatinya, kata dia,  jika ada keramaian, panitia atau kapolsek setempat memberikan tembusan kepada polres. “Sampai saat ini tidak ada izin pemberitahuan ke polres, tetapi kita akan selidikan lebih lanjut ke panitian, kita cek kembali dan kita dalami apakah memang sudah memberitahukan kepada petugas atau belum,” katanya.

Penutupan ini, kata dia, untuk menghindari peristiwa yang tidak diinginkan. “Penutupan ini karena alasan keamanan dan kesalamatan konsumen, saya harap calon pembeli menyadari ini,” bebernya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Baharudin Djafar mengatakan, penjualan?blackberry murah sudah mendapatkan izin, akan tetapi izin tersebut dikeluarkan oleh Polsek Kebayoran Baru tanpa ada tembusan kepada Polres Jakarta Selatan. “Polsek tidak peka, seharusnya dia sampaikan ke Polres juga,” jelasnya.

Sehingga, kata dia, jika terjadi hal yang tidak diinginkan petugas polres bisa membackup dan mengamankan kericuan tersebut. “Itu sebenarnya tempat keramaian, orang tempat berniaga, siapa saja boleh datang, karena memang wilayahnya berniaga. Cuma jumlah pengunjung tidak bisa diatur, makanya kita akan periksa Kapolsek Kebayoran Baru,” tegasnya. (ash/jpnn)

Mendagri: Stop Nego Gelap Pemda-DPRD

JAKARTA-Mendagri Gamawan Fauzi mengingatkan seluruh pemda dan DPRD agar menjadikan kasus di Kota Semarang sebagai pelajaran penting. Dia berharap ke depan tidak ada lagi proses negosiasi saat pembahasan RAPBD.

“Ini pelajaran berharga bagi DPRD seluruh Indonesia, agar tak ada lagi tawar-menawar sembunyi-sembunyi. Saya imbau seluruh daerah, jangan pernah negosiasi-negosiasi,” ujar Gamawan Fauzi di Jakarta, Jumat (25/11).

Seperti diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Sekretaris Kota Semarang Ahmad Zainuri dan dua anggota DPRD Kota Semarang, yakni Agung Purna Sarjono dan Sumartono, Kamis (24/11). Ketiganya ditangkap karena diduga terlibat kasus suap dalam pembahasan RAPBD Kota Semarang tahun 2012 Gamawan mengatakan, untuk menghindari proses nego gelap itu, masing-masing pihak harus menumbuhkan kesadaran mengenai tugas dan kewenangannya masing-masing.  “Itu (negosiasi RAPBD) kan kepentingan pribadi. DPRD harus memperjuangkan aspirasi rakyat, bukan negosiasi,” kata Gamawan.

Bukankah nego itu praktek umum yang terjadi di banyak daerah? Gamawan mempersilakan untuk juga diusut jika memang ada. “Kalau ada di daerah lain, juga harus diusut,” tegasnya.
Sementara, Sekretaris Daerah Provinsi Sumut (Sekdaprovsu) Nurdin Lubis menilai, DPRD memang punya hak budgeting, yakni terlibat dalam pembahasan RAPBD. Cara yang salah dalam memahami hak itu, bisa menimbulkan masalah seperti kasus Kota Semarang.

“Tak perlu praktek-praktek seperti di Semarang, karena fungsi-fungsi sudah jelas. Tinggal cara pemahaman terhadap hal-hal itu. Dewan punya hak untuk mengoreksi (RAPBD) sesuai dengan aspirasi masyarakat yang berkembang,” kata Nurdin kepada Sumut Pos ini usai sebuah acara di Jakarta, kemarin.

Hanya saja, lanjutnya, dewan harus paham bahwa anggaran itu terbatas. “Aspirasi, keinginan, program, itu tak terbatas, tapi anggaran terbatas,” ujar Nurdin.(sam)

Jamaah Tertinggal, Bahaya ; Barang Tercecer Sudah Biasa

MEDAN-Setelah banyak koper yang ditahan, ternyata soal bawaan jamaah haji masih menjadi masalah. Ini bukan soal muatan atau isi bawaan yang kelebihan kuota, tapi lebih mengarah kepada barang yang tercecer.

Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan, Sazli Nasution mengaku setiap penyelenggaraan haji, ada beberapa jamaah yang kehilangan barang di Tanah Suci. “Memang ini sudah hal biasa, ada saja barang jamaah yang tercecer di Bandara King Abdul Aziz maupun di Bandara Polonia. Maka setiap pemulangan, barang-barang ini disisir dan petugas bagian ini juga ada.

Barang-barang yang tercecer disimpan dulu di Asrama Haji Medan, nanti kalau ada jamaah yang merasa kehilangan dapat mengklaimnya,” jelasnya, Jumat (25/11) Lanjutnya, sedangkan barang-barang yang tercecer di Bandara King Abdul Aziz, akan dibawa pada pemulangan kloter selanjutnya. “Setiap koper atau tas tentengan inikan ada tanda dan nomor manifestnya. Jadi, petugas kita di sana bagian Kasi Bidang Haji Zakat dan Wakaf, Nasrudin, akan menginformasikannya kepada kita. Jika tidak ada yang mengambil, barang-barang ini nantinya akan disumbangkan,” ujar Sazli.

Menurutnya, mengenai jamaah yang kemalingan atau kehilangan barang saat di tanah suci, memang sering ditemukan khususnya pada jamaah yang golongan resiko tinggi. “Biasanya, kasus ini menimpa jamaah resiko tinggi usia 60 tahun keatas. Maka, dianjurkan jamaah haji golongan ini ada yang mendampinginya,” ucapnya.

Pada pemulangan kloter 13/MES asal Medan dan Tapanuli Tengah, lanjutnya, dijadwalkan Sabtu (26/11) sekitar pukul 03.15 WIB dibandara Polonia Medan. “Kalau jumlahnya kita belum tahu pasti. Jadi, kita doakan saja jamaah pulang dengan selamat. Informasi yang saya peroleh, cuaca ditanah suci cukup ekstrim, maka dihimbau agar para jamaah haji yang masih ditanah suci menjaga kesehatannya dan perbanyak minum air putih,” bebernya.

Lalu, bagaimana jika ada jamaah yang tercecer atau tidak terangkut kloter? “Kita harap para jamaah haji kita jangan sampai ada yang tercecer atau tertinggal sehingga tidak pulang ke Indonesia. Kita upayakan itu tidak terjadi. Memang pada saat pemulangan, ada sedikit keterlambatan, tapi itu masih bisa kita tolerir,” timpal Sekretaris PPIH Debarkasi Medan, Abd Rahman, kemarin.

Sebelumnya, Kementerian Agama memastikan dan berupaya tidak ada satupun jemaah yang tertinggal di Arab Saudi, sehingga seluruhnya bisa terangkut pesawat dan kembali ke Tanah Air dengan selamat dan sudah menjadi haji.

“Jangan sampai ada jemaah haji kita yang tercecer atau tertinggal, sehingga tidak pulang ke Indonesia. Kami upayakan itu tidak terjadi,” kata Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama Slamet Riyanto kepada pers di Mekkah, kemarin.

Slamet Riyanto mengakui, bukan suatu hal yang mudah memberangkatkan dan memulangkan orang dalam jumlah yang sangat besar, yaitu dua ratusan ribu orang, dengan berbagai tingkat pendidikan, kesehatan, dan karakteristik yang berbeda-beda.

Untuk itu, menurut dia, Kemenag akan terus melakukan pemantauan dan persiapan hingga pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji sesuai dengan standar yang ditentukan, serta waktu yang tepat.

“Kami berupaya sampai nanti penerbangan terakhir ke Indonesia, seluruh jemaah haji Indonesia bisa terangkut dan pulang ke rumahnya masing-masing,” ujarnya. (mag-11/bbs)

Menkeu Kejar Pajak Orang Kaya

JAKARTA-Keluarnya rilis 40 daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes, menjadi salah satu bahan bagi Kementrian Keuangan untuk menambah informasi perpajakan. Aset 40 orang terkaya yang diantaranya banyak wajah-wajah baru, disebut mencapai USD85 miliar, akan dikejar untuk menambah pundi-pundi negara melalui pajak.

“Direktorat Jenderal Pajak selalu menggunakan dan memanfaatkan data dan atau informasi dari publik termasuk data 40 orang terkaya Indonesia yang dirilis oleh Majalah Forbes,” ujar Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak Kemenkeu, Dedi Rudaedi di Jakarta, Jumat (25/11).

Menurutnya,  seluruh data dan informasi ini akan memperkaya database DJP yang selanjutnya akan dimanfaatkan oleh Kantor Pelayanan Pajak khusus yang mengelola orang-orang kaya di Indonesia, yaitu Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Besar atau High Wealth Individual (HWI).

Menko Ekonomi Hatta Rajasa juga mengaku bersyukur, ada banyak nama-nama baru yang disebut sebagai orang kaya baru di Indonesia. Namun demikian katanya, hal tersebut bukanlah prestasi khusus bagi pemerintah karena kenyataannya masih banyak orang-orang miskin.

“Masih banyak PR kita yaitu masyarakat miskin yang masih 30 jutaan. Pertumbuhan ekonomi harus diimbangi dengan bantuan sosial dan perlindungan sosial yang ada dalam anggaran belanja,” jelas Hatta.(afz/jpnn)

Nafsu Menjahit

Dewi Rezer

Ada satu barang yang sangat ingin dimiliki oleh Dewi Rezer sampai-sampai dia tidak bisa tidur memikirkan barang tersebut. Yakni, mesin jahit. Ya, dia sedang tertarik menjadi desainer. Bahkan, dua minggu ini dia mengikuti kursus singkat di Sekolah Mode Esmod.

“Saya sedang menggebu-gebu ingin bisa menjahit. Ingin bisa buat pola sendiri, buat baju sendiri. Makanya, saya ambil short course,” katanya Jumat (25/11) di Sudirman, Jakarta.
Nafsu istri Marcelino Lefrandt tersebut semakin menguat setelah mengelola bisnis fashion online. Dia seolah menemukan hobi baru. “Ketika berkutat dengan fashion, saya menemukan sesuatu yang saya suka. Tiap hari beli baju, lihat majalah. Nggak pernah bosan,” tuturnya.

Meski sudah berkeluarga, mantan VJ MTV itu masih bersemangat untuk belajar menjahit. Kata Dewi, toh dirinya sudah memiliki ijazah sarjana komunikasi dengan nilai memuaskan. Saat ini dia ingin mengenyam pendidikan yang menunjang hobi. Bintang film Rumah Ketujuh tersebut memulai dengan mendesain baju-baju kasual. “Masih sebatas suka. Gayaku lah. Belum sekelas Ivan Gunawan atau Barli Asmara yang sudah luar biasa kelasnya,” ucapnya.

Kalau sudah mahir menjahit dan membuat pola, selanjutnya dia ingin memiliki clothing line sendiri. Dia sudah mendambakan memiliki usaha tersebut sejak tahun lalu. Marcelino mendukung keinginan sang istri. Marcelino senang karena istrinya punya kesibukan baru yang positif.

Mendapat dukungan, Dewi tidak menyia-nyiakan. Dia tak pernah absen mengikuti kursus. “Saya bukan tipe yang suka bolos. Sayang dong buang-buang duit. Saya sudah terbiasa membuat diri saya disiplin sejak kecil. Kerja saja harus profesional. Belajar juga begitu. Kalau memang nggak serius, mending nggak usah ikut sejak awal,” tegasnya. (jan/c8/ayi/jpnn)