30 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14363

Demba Ba tak Yakin Empat Besar

STRIKER Newcastle United yang telah mencetak delapan gol dari sebelas penampilannya, Demba Ba mengatakan bahwa sangat kecil peluang timnya mampu menerobos kelompok empat besar Liga Primer musim ini.

Saat ini The Magpies (julukan Newcastle United) menempati posisi keempat pada klasemen sementara. Dari 12 pertandingan yang telah dilakoni tim besutan Alan Pardew itu hanya sekali mengalami kekalahan, yakni saat takluk 1-3 atas Manchester City, akhir pekan lalu.

“Saya pikir banyak orang yang terkejut dengan hasil yang kami capai. Pasalnya, materi pemain yang kami miliki bukanlah pemain bintang seperti yang dimiliki  tim-tim besar,” bilang Demba Ba.

“Tapi perlu mereka pahami jika tim ini selalu ingin meraih hasil maksimal,” tambahnya lagi.
“Saya pikir itu akan sulit lolos ke Liga Champions, karena tim lain memiliki persiapan dan uang yang cukup baik untuk mendatangkan pemain berkualitas. Ini yang tak kami miliki agar bisa sampai ke sana (lolos ke Liga Champions),” tandas Ba. (jun)

Lagi, Wali Kota Didesak Copot Hasan Basri

MEDAN- Belum dicopotnya Hasan Basri dari Kadis Pendidikan Kota Medan mengundang reaksi dari masyarakat. Seperti yang disuarakan Ketua Ansor Kota Medan Ibnu Hajar terkait kebijakan Wali Kota Medan Rahudman Harahap yang masih mempertahankan Hasan Basri sebagai Kadis Pendidikan Kota Medan.

Menurut Ibnu, cukup banyak kasus yang diduga melibatkan Kadis Pendidikan Kota Medan Hasan Basri, mulai dari kasus dugaan korupsi hingga menyalahi petunjuk teknis (Juknis) Penerimaan Siswa Baru (PSB) 2011 yang melahirkan kelas tambahan atau kelas gelap di sekolah-sekolah negeri favorit.

Menurut Ibnu, adanya rekomendasi pencopotan Kadisdik Medan olehn Komisi B membuktikan kalau Hasan Basri memang sudah layak dicopot dari jabatannya. “Padahal sudah ada rekomendasi dari Komisi B DPRD Medan terhadap pencopotan Kadisdik Medan Hasan Basri yang jelas-jelas telah menyalahi Juknis PSB 2011. Wali Kota harus segera mencopotnya,” katanya Ibnu yang mengaku tidak mempunyai kepentingan atas pencopotan Hasan Basri ini.

Sementara Ketua Komisi B DPRD Medan Roma P Simaremare menegaskan, pihaknya telah menyerahkan semuanya kepada Ketua DPRD Medan agar rekomendasi pencopotan Kadisdik Medan segera disampaikan kepada Wali Kota Medan. “Kami hanya meminta rekomendasi pencopotan tersebut segera dilaksanakan Wali Kota. Semuanya kami serahkan kepada Ketua DPRD Medan untuk mendesak Wali Kota Medan,” ujarnya.

Sementara menurut seorang staf Sekwan yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan, setalah rapat pimpinan bersama ketua Fraksi dan Komisi B sebelum Rapat Pariupurna Pansus PSB digelar, Kamis (17/11) lalu, rekomendasi Komisi B tersebut sudah diberikan kepada Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Selasa (15/11) lalu. “Sebelum rapat paripurna pembentukan Pansus PSB sudah diserahkan ke Wali Kota Medan. Kemudian dari hasil rapat pimpinan, diputuskan untuk menunggu kebijakan dari wali kota atas rekomendasi itu,” katanya di Gedung Dewan.

Sementara Fraksi PKS DPRD Medan mengaku akan terus berjuang agar Pansus PSB 2011 terbentuk, sehingga proses pendidikan ke depan menjadi lebih baik. “Munculnya usulan pembentukan Pansus PSB itu, karena adanya ditemukan ‘kelas siluman’ dalam PSB 2011 di sejumlah sekolah favorit tingkat SMP dan SMA di Kota Medan.

Bahkan Komisi B yang membidangi pendidikan dalam sidak ke sejumlah sekolah juga menemukan adanya ‘kelas siluman’ itu. Bahkan, kepala sekolah ada yang mengakui menambah kelas,” kata Sekretaris FPKS DPRD Medan Juliandi Siregar.
Menurutnya, FPKS mengusulkan agar Pansus PSB dibentuk, demi menguak fakta yang sebenarnya dalam PSB itu.

Sementara, Ketua DPRD Medan Amiruddin yang dikonfirmasi wartawan koran ini menjelaskan, rekomendasi Komisi B terkait pencopotan tersebut sudah diserahkan dan sampai saat ini masih menunggu kebijakan dari wali kota.(adl)

Angkutan Plat Hitam Masih Beroperasi

MEDAN- Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan dan Keluarga Besar Pengemudi dan Pemilik Kendaraan (Kesper) Medan meminta tim gabungan lebih jeli dalam menertibkan pool atau loket angkutan yang menyalahi SK Wali Kota Nomor 551.21/059/2008. Dimana, angkutan plat hitam yang sudah merugikan angkutan resmi sampai saat ini masih terus beroperasi dengan cara lain.

“Penertiban yang dilakukan tim gabungan harus lebih jeli lagi. Karena, plat hitam yangn sering mangkal di pool dan agen liar masih terus beroperasi,” kata Ketua DPC Organda Kota Medan Drs Mont Gomery Munthe kepada wartawan, Jumat (25/11) siang.

Dijelaskannya, cara yang dilakukan pemilik angkutan plat hitam dengan melakukan mengangkut penumpang di luar dari Terminal Amplas dan lokasi yang sudah ditentukan. “Karena, penertiban hanya dilakukan di Kota Medan saja, tidak sampai ke luar daerah. Para pemilik angkutan plat hitam sudah mengatur strategi dengan mengangkut penumpang di tempat tertentu dan bisa saja langsung mengantar alamat langsung sampai tujuan,” jelasnya.

Untuk itu, lanjutnya, tim penertiban jangan merasa puas dengan penertiban yang sudah berjalan ini. Pasalnya, sampai saat ini di kawasa Jalan SM Raja para pemilik loket dan angkutan liar masih membuka usahanya. “Karena dari hasil pantauan tidak ada lagi angkutan plat hitam di lokasi usahanya. Jadi tim penertiban jangan merasa puas dengan merubuhkan seluruh plang yang menyalahi aturan. Penertiban harus bisa memberikan tindakan sampai angkutan liar harus benar-benar tutup,” bebernya.

Menaggapi hal ini, Kanit Dikyasa Satlantas Medan Rosmawati mengatakan, pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin. “Kita telah berupaya melakukan hal yang terbaik,” kata Rosmawati.
Rosmawati juga menjelaskan kalau kemarin, pihaknya tetap melakukan penertiban loket bus yang melanggar izin dan menjadikan loket sebagai tempat pengangkutan dan penurunan penumpang (pool bus liar), di kawasan Jalan Letda Sujono.

Ada sepuluh loket bus yang melanggar izin di Jalan Letda Sujono yakni loket bus CV Satu Nusa, CV Domestik Mandiri, CV Sinar Sakti, CV Madina Sakti, Cv Mahaesa Travel, CV PMP, CV Citra Taksi, CV Domestik Gold Transport, CV Audiatur dan CV Madina Travel. “Dari penertiban ini kita tak menemukan armadanya di loket tapi kita tetap menurunkan plang usahanya,” tegas Rosmawati.(adl)

Kejar Poin

Man United vs Newcastle

MANCHESTER-Juara bertahan English Premier League Manchester United, yang kini tertinggal lima poin dari pemuncak klasemen Manchester City, terus berjuang untuk mempersempit jarak, bahkan kalau mungkin menyalip seterunya itu dalam tiga pekan ke depan.

Pasalnya, pada tiga pertandingan ke depan sang juara bertahan hanya menghadapi tim-tim yang di atas kertas dapat dikalahkan, seperti Newcastle (Kandang, 26/11), Aston Villa (Tandang, 3/12) dan Wolverhamton (Kandang, 10/12).

Sementara itu sang pemuncak klasemen bakal menghadapi Liverpool (27/11), Norwich (3/12) dan Chelsea (10/12), yang secara historis justru memiliki tradisi kemenangan yang sangat kental atas mereka.

Artinya, jika The Citizens kehilangan dua laga pada tiga pertandingan ke depan, hampir bisa dipastikan jika puncak klasemen bakal dirampas Manchester United, yang sejauh ini tertinggal lima poin atas City.

Atas dasar inilah winger Manchester United asal Portugal Nani mengaku optimis meraih poin sempurna saat menjamu Newcastle United, malam ini (26/11) di Stadion Old Trafford.
Ya, menatap laga ini Sir Alex Ferguson, tactician Manchester United bakal kehilang sejumlah pemain pilar seperti Wayne Rooney, Michael Owen, Tom Cleverley dan Danny Welbeck.

“Kami kehilangan beberapa pemain setiap pertandingan, yang tidak baik bagi tim mana pun. Tapi kami akan baik-baik saja di pertandingan selanjutnya dan para pemain akan kembali,” ujar pemain asal Portugal ini seperti dilansir oleh Mirror Football.

“Kami harus siap untuk kembali ke jalur kemenangan melawan Newcastle. Kami mengharapkan pertandingan yang bagus dan kami harus menunjukkan bahwa kami ingin lebih baik dari mereka dengan bekerja lebih keras,” tambahnya.

Tak hanya kembali meraih kemenangan, Nani juga ingin melanjutkan catatan apik yang diraih The Red Devils di Liga Primer. Di tiga laga terakhirnya, pasukan Sir Alex Ferguson itu mampu memenangi ketiganya dan menjaga gawang mereka dari kebobolan.

Sementara itu di tempat terpisah pelatih Newcastle United Alan Pardew mengatakan bahwa menghadapi anak asuh Fergie di Old Traffird bukan pekerjaan yang mudah untuk dilakukan.
Tak ayal, kekalahan kedua membayangi kubu The Magpies, yang pada akhir pekan lalu mengalami kekalahan pertama di ajang Liga Inggris atas Manchester City.

“Saya tahu dia akan bangkit dari hasil imbang (bermain imbang 2-2 dengan Benfica) di hari Rabu. Jadi, sialnya, kami berada di sisi negatif dari sudut pandang Manchester United. Jadi, ini akan menjadi pertandingan yang berat bagi kami,” ucapnya di Daily Mail.

“Jika Anda datang ke Old Trafford dan melawan sederetan pemain berkualitas yang mereka miliki dan atmosfer yang diciptakan, tentu saja itu akan menyulitkan Anda,” tukasnya.

Kali terakhir bertandang ke Old Trafford, yakni pada Agustus 2010, The Magpies  ditaklukkan 0-3. Namun, pada pertemuan sebelum itu, yakni pada Agustus 2008, Newcastle sukses menahan imbang United dengan skor  1-1.

Jadi, meski kecil namun The Magpies masih memiliki peluang untuk mempermalukan tuan rumah, seperti yang mereka lakukan 39 tahun silam, saat mengalahkan The Red Devils dengan skor 2-0 di Stadion Old Trafford. (jun)

Empat Tahun Melapor, Kasusnya Mengambang

Tukang Jamu Laporkan Pemalsuan Sertifikat Tanah ke Polresta Medan

Seorang tukang jamu digugat Rp1 miliar oleh purnawiran TNI atas persoalan sengketa tanah. Selanjutnya, dua tahun lalu tukang jamu tersebut ditembak orang tak dikenal dan pertengahan 2011, rumahnya dilempar bom molotov. Anehnya, kasus  tersebut tak terungkap.

Kamis (24/11) malam, wartawan koran ini menemui Zulkarnaen Ginting alias Karnen (40), warga Jalan Gatot Subroto Gang Dermawan, tukang jamu itu di tempat dagangannya di Jalan Gatot Subroto, tepatnya di depan pertokoan Tomang Elok simpang Sei Sikambing. Sambil meracik jamu berkhasiat yang banyak diminum kalangan pejabat tinggi Sumut itu.

Saat wartawan koran ini datang di lokasi dagangannya, Karnen masih sibuk meracik jamu untuk seorang langganannya yang ketika itu adalah seorang PNS di Pemprovsu. Begitu melihat wartawan koran ini, Karnen langsung terkejut dan bersalaman.

“Bantu Mas, saya tak mengerti lihat aparat penegak hukum sekarang. Dua peluru sudah bersarang di badan, rumah saya dilempar bom molotov dan tempat usaha saya juga dibakar, kenapa polisi masih diam saja. Apa saya yang salah,” katanya.

Karena Karnen sudah lama mengenal wartawan koran ini, dia pun menceritakan kisah pilunya dengan meledak-ledak Karnen mengaku digugat seorang pernawirawan TNI inisial J yang merupakan tetangganya dan seorang mantan ajudan ketua OKP terkuat di Sumut. Pada 2006 lalu, kasus perdatanya ditangani Pengadilan Negeri (PN) Medan.

“Saya digugat Rp1 miliar pada 2006 lalu atas tanah rumah saya seluas 115 meter persegi, tapi karena saya banding dan naik terus ke MA. Akhirnya saya menang, orang yang mengaku menguasai tanah saya itu kalah. Sekarang saya sudah pegang sertifikat resmi yang dikeluarkan BPN Medan,” paparnya.

Kini, dia merasa heran ketika pengadilan telah memenangkannya, namun laporannya di Polresta Medan mengenai tindak pidana terkait pemalsuan sertifikat tanah, yang dilakukan J dibuktikan dengan Surat Tanda Bukti Lapor No Polisi : LP/2081/VI/2007/OPS/Tabes pada 11 Juni 2007. “Sampai sekarang tak jelas, masa kasusnya tak masuk ke pengadilan. Inikan aneh, ada apa dengan penyidik Polresta Medan, atau apa ada?” ucapnya.

Karena tidak ada kejelasan atas laporan pidanannya, pria berambut pelontos itu melaporkan penyidik Polresta Medan Aipda LJ ke Propam Poldasu dibuktikan dengan No STPL/186/XI/2011/Propam.

Berdasarkan STPL itu, penyidik tersebut dilaporkan atas pasal tidak memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-sebaiknya laporan dan atau pengaduan masyarakat sebagaimana pasal 4 huruf b PP RI No 2/2003.  “Saya hanya inginkan masalah ini tuntas, dan saya minta keadilan. Dan saya hanya cari ketenangan agar tidak diteror lagi,” bebernya.

Setelah berbicara panjang, tiba-tiba kuasa hukumnya Suhamzah Ginting SH MH tiba di tempat jualan jamu tersebut. Suhamzah menilai, apa yang dilakukan kliennya itu sudah tepat, karena tujuannya melaporkannya itu hanya merasa tak dapat keadilan dari penyidik kepolisian. Seharusnya aparat kepolisian bersiikap netral dan professional dalam menanggapi laporan warga.

“Seharusnya penyidik dalam hal ini kepolisian jangan mencari-cari alasan untuk mengaburkan tentang pemalsuan sertifikat tanah, inikan sudah jelas pidana. Sebaiknya polisi netral dalam menangani kasus ini bukan malah mencari lasan lainnya,” ujarnya.

Dia menganggap lebih baik kasus ini dilaporan di Polresta Medan 2007 lalu ditarik dan dilaporkan ulang ke Poldasu. Karena kami menganggap Poldasu lebih netral dalam menangani kasus laporan masyarakat ini.

Terpisah, Wakasat Reskrim Polresta Medan AKP Ronny Sidabutar memaparkan penanganan kasus laporan sertifikat palsu atas nama Zulkarnen sudah diserahkan ke Kejaksaan Negeri Medan, tapi dinyatakan P19 sebanyak tiga kali. Alasan pihak kejaksaan, keterangan saksi tidak lengkap. “Saksi yang mengetahui persoalan ini sudah meninggal, sehingga berkas tidak bisa lengkap,” katanya.

Untuk diketahui, tanah yang dimiliki Karnen di Jalan Gatot Subroto gang Dermawan memiliki asal usul. Tanah tersebut dimiliki pertama oleh Alimah yang menjual tanah kepada Mutawali Ginting pada 12 Juli 1976, kemudian Mutawali Ginting yang juga anggota DPRD Sumut periode 2004-2009 menjual tanah 1 November 1994 kepada Karnen. Hingga saat ini Zulkarnaen masih menempati rumahnya dan tidak pernah menjual tanah itu.

Anehnya, Alm Alimah pada 2005 diketahui menjual tanah kepada Djemari, dengan bukti akta jual beli nomor : 20/2005 tanggal 15 November 2005. Adanya perubahan ini, Djemari mendaftarkan dengan nomor Daftar Isian : 208: 35255/2005 tertanggal 07/12/2005 dan daftar isian : 307: 42595/2005 tertanggal 07/12/2005. Penerbitan sertifikat ini ditandatangani Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan di tandatangani oleh Elfachri Budiman SH M Hum. Padahal, Alimah dengan bukti surat kelurahan telah meninggal pada 1987. Hal yang aneh, ketika orang yang telah meninggal 1987 bisa menjual tanahnya kepada seseorang. (*)

Kualitas Tenaga Pendidik Harus Ditingkatkan

Upacara Bendera Memperingati Hari Guru ke-66

Guru diminta terus membangun kebersamaan di antara sesama guru dan kepala sekolah. Sehingga, harapan kita bersama pada 2012 mutu dan kualitas pendidikan di Kota Medan semakin baik. Dengan kualitas pendidikan, yang semakin berdaya saing membuat banyak anak didik menorehkan prestasi baik nasional maupun internasional.

PERNYATAAN tersebut disampaikan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM pada acara upacara bendera dalam rangka memperingati hari guru ke-66 sekaligus HUT Persatuan Guru Republik Indoensia (PGRI) yang dipusatkan di SMAN-13 Kelurahan Titi Kuning, Medan Johor.

Rahudman mengatakan semua tergantung bagaimana tanggungjawab moral dari guru untuk ikut bersama-sama belajar, guna meningkatkan kualitasnya memberikan pendidikan yang baik kepada anak didik kita. Hal itu, untuk terwujudnya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Selanjutnya, memelihara dan menjaga disiplin guru serta kepala sekolah, karena bila guru dan kepala sekolah disiplin maka anak didik akan ikut lebih disiplin lagi.

“Tahun 2012 diharapkan mutu dan kualitas pendidikan Kota Medan semakin baik, Dinas Pendidikan Kota Medan sebagai pengayom guru harus mampu mengelola pendidikan yang lebih baik, sehingga pendidikan memiliki daya saing dan anak didik semakin berprestasi baik tingkat  nasional maupun internasional,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Rahudman atas nama masyarakat Kota Medan mengucapkan selamat hari guru yang ke-66 dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada guru, atas baktinya yang mulia memberikan pendidikan kepada anak bangsa dan dapat memotivasi serta meningkatkan mutu pendidikan. “Tumbuhkan sinergitas dan kebersamaan sesama guru serta kepala sekolah agar mampu melaksanakan tugas dengan baik,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rahudman membacakan pidato Menteri Pendidikan RI Muhammad Nuh. Di dalam pidato itu, guru dapat merasakan dan menyentuh pinggiran masa depan, profesi guru menjadi jauh lebih menarik dari pada profesi lain. Di mana, kemampuan menyentuh masa depan walaupun pinggirannya dengan menempatkan guru pada tanggungjawab yang sangat berat. Tapi profesi guru ini merupakan profesi mulia.

“Pada diri guru tertumpu beban dan tanggung jawab menyiapkan masa depan yang lebih baik, yaitu dengan berfungsi sebagai jembatan bagi para peserta didik untuk melintas menuju masa depan mereka,” ungkapnya.

Menurut dia, ke depan bukan hanya kesiapan yang akan diukur melainkan lebih jauh lagi adalah kelayakan seseorang menjalani profesi guru. Dengan cara ini, kita dapat menjamin bahwa menjadi guru selain karena panggilan hati nurani dan tetap siap dan ikhlas serta setia saat menjalani tugas sebagai guru. Secara khusus, perekrutan calon guru, pendidikan guru, peningkatan profesionalitas sampai dengan perlindungan dan kesejahteraan guru harus dilakukan lebih baik lagi.

“Dalam mempersiapkan masa depan guru tidak cukup hanya mengajarkan apa yang diketahui karena hal itu bisa menjadi tidak relevan lagi pada masa, ketika peserta didik menjalani kehidupan mereka sendiri, guru yang baik akan menjelaskan sesuatu kepada muridnya sehingga paham. Tetapi guru yang hebat adalah guru yang mampu menginspirasi dan memotivasi muridnya, sehingga mampu berbuat sesuatu yang baik dengan kemampuannya sendiri,” pintanya. (adl)

Rangkai Pipet Menjadi Lembaran Uang

Pusat Pelatihan Ikebana

MEDAN- Pipet merupakan alat bantu untuk menikmati minuman. Tapi jangan salah, bahan bantu dari plastik ini hanya bisa digunakan untuk minum, tetapi juga bisa dijadikan ajang bisnis baru bagi mereka yang kreatif. Bila dirangkai dengan indah, pipet ini bisa menghasilkan ratusan ribu rupiah. Seperti dilakoni Ikebana, pusat pendidikan dan pelatihan kerajinan tangan.

Menurut Dina, Instruktur sekolah Ikebana, kerajinan tangan yang membutuhkan kesabaran ini, juga sangat mudah untuk dipelajari. Hanya butuh waktu paling lama 2 minggu, merangkai pipet dengan berbagai bentuk hingga dapat menghasilkan uang. “Paling lama belajar merangkai pipet 2 minggu, tetapi harus diikuti dengan kesabaran dan ketekunan, karena merangkai ini sangat membutuhkan kesabaran yang tinggi,” ucap Dina.

Sekaloh kerajinan tangan yang terletak di Jalan Kiwi, Kompleks Taman Kasuari Indah Tahap II Blok C No 48 Medan Sunggal ini, selalu mengajari berbagai macam kerajinan tangan dari pipet, seperti merangkai bunga. Dengan modal seadanya, kata Dina, tetapi keuntungan dari hasil kerajinan tangan ini bisa berlipat-lipat. “Untuk membuat tas besar dengan panjang sekitar 30 cm, dibutuhkan 3 gulungan pipet, manik-manik dan pegangan tas. Jadi modal sekitar Rp100 ribu lah,” tambah Dina, seraya mengaku, hasil kerajinan tas itu, dapat dijual dengan harga Rp250 ribu.

Untuk memasarkan tas kerajinan tangan ini, tidak hanya di Medan, tetapi juga diekspor hingga Malaysia. “Pemilik Ikebana juga tinggal di Malaysia, untuk mempermudah pemasaran,” ungkap Dina. Sedangkan untuk di Jawa, tas yang terbuat dari pipet ini sudah mulai disukai, dan bersaing.

Membuat kerajinan tangan ini juga cukup mudah. Kesulitan yang didapat hanyalah mencari pipet dengan warna yang diinginkan. Karena pada umumnya, warna pipet adalah putih, hitam dan merah. “Kesulitan hanya di warna, tidak bisa bereksperimen dengan warna. Karena warna pipet pada umunya sama,” tambah Dina.

Bukan hanya tas, merangkai pipet ini juga dibentuk dengan selera, seperti baju boneka barbie, buah, bunga, angsa, dan bunga tepak. “Untuk mainan, harga yang ditawarkan cukup terjangkau, mulai dari Rp20 ribu hingga Rp35 ribu per unit,” sebutnya.

Dan untuk membuat 1 kerajinan tangan, hanya dibutuhkan setengah hingga satu gulungan pipet. Menurut Dina, sedikitnya pipet yang digunakan tergantung dari potongan pipet yang dibuat. “Sebelum dirangkai, maka pipet akan dipotong dulu sesuai keinginan, dirangkai sesuai dengan bentuk, dan setelah itu didiberi perekat (lem),” lanjut Dina.

Selain menjual rangkaian kerajinan tangan ini, Ikebana juga membuka kelas dengan harga yang cukup terjangkau. “Paket merangkai bunga hanya Rp175 ribu, hingga mahir merangkai,” tandasnya. (ram)

Panitia Fly Over Belum Bayar Biaya Perbaikan

082167340xxx
Bapak Wali Kota Medan, rumah kami rusak sewaktu pembongkaran paksa rumah yang sudah dibebaskan untuk fly over di Simpang Pos. Padahal rumah kami tidak ikut dalam pembebasannya dan panitia berjanji memberikan biaya perbaikan. Tapi hingga saat ini tidak ada realisasinya. Kami meminta tolong supaya cepat realisasinya, karena gimana kalau rumah Bapak yang dibuat demikian, thanks.

Dikoordinasikan
Laporan ini akan kami koordinasikan dengan panitia pembangunan fly over di Simpang Pos. Kami berharap sisa anggaran yang ada dapat membantu pembenahan pembangunan Kota Medan. Penggantian yang  dilakukan tim sudah memperhatikan seluruh bagian yang rusak, dari mulai tanaman hingga ada tanah milik warga yang tersisa sedikit akibat pembebasan lahan juga akan dibayar sesuai dengan harga yang ditetapkan. Apa yang menjadi harapan masyarakat akan diberikan agar tidak menjadi tanda tanya. Karena tim bekerja secara transfaran.

Budi Heriono
Kabid Humas Pemko Medan

—————

Jangan Melukai Perasaan Warga
Wali Kota Medan untuk melakukan pendekatan persuasif dan dialogis dalam mengupayakan proses ganti untung lahan warga yang jadi korban pembangunan jalan layang (fly-over) di Simpang Pos. Artinya, jangan melukai perasaan warga, karena mereka sudah rela melepaskan tanahnya untuk pembangunan fly-over.

Iman B Nasution
Anggota DPRDSU

6 Bulan Parit Tergenang

082164050xxx
Jalan Batu Putih dan Jalan Melati Kelurahan Pahlawan paritnya sudah 6 bulan tergenang (tidak jalan) dan kalau hujan turun 30 menit saja air paritnya langsung meluap ke jalan. Bahkan menggenangi rumah-rumah warga, upaya dari Kepling dan Lurah setempat tidak tampak untuk mencari solusinya. Kami mohon kepada Bapak Kadis Bina Marga dan Pak Wali Kota gimana cara mengatasinya? Mohon bantuannya dan terima kasih buat Sumut Pos.

Sudah Disurvei
Terimakasih untuk informasinya. Kebetulan kami sebelumnya sudah berkoordinasi dan mengundang Dinas Bina Marga untuk melakukan survey terhadap lokasi yang dimaksud. Begitu pun kemungkinan perbaikan dimasukkan pada anggaran 2012. Kita juga akan berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan.

Budi Heriono
Kabid Humas Pemko Medan

Usaha Tanaman Hias Untung Besar, Tapi Harus Sabar

MEDAN- Tanaman hias,  merupakan tanaman yang disukai wanita untuk mempercantik rumahnya. Sekilas, tanaman hias ini, bentuknya sangat sederhana, tidak menampilkan kesan apapun. Tetapi bila diperhatikan lebih dalam, maka tanaman hias ini akan terlihat menarik. Bahkan secara tidak langsung akan menambah image si pemilik tanaman. Salah satu pengusaha tanaman hias yang kini tengah berkembang yaitu, tanaman hias Dewi, di Jalan Pancing, Medan Tembung.

Menurut Dewi, harga tanaman hias ini, biasanya mencapai jutaan rupiah, padahal modal yang digunakan oleh petani tanaman hias ini tidak terlalu besar. “Harga mencapai jutaan, karena perawatan tanaman yang sedikit sulit, misalnya anggrek. Tanaman ini membutuhkan perhatian ekstra dan rutin, kalau tidak, si anggrek tidak akan berbunga,” ucap Dewi, petani tanaman hias, sekaligus anggota kelompok binaan penggerak membangun desa tanaman hias Kota Medan.

Modal untuk tanaman hias anggrek hanya sekitar Rp75 ribu hingga Rp150 ribu. Tetapi, perawatan ekstrak menjadikan harga tanaman anggrek lebih mahal. Seperti pupuk, untuk mencengah daun busuk, bila bunga terkena air hujan, maka langsung dibilas dengan air kran, perawatan lain adalah wadah tanaman yang tidak bisa ditempatkan disembarangan tempat. “Seperti tanaman pakis, karena biasanya tanaman ini hidup di hutan gundul, jadi harus ditanam dengan menggunakan sabut kelapa,” ucap Dewi.

Anggrek juga tidak dapat tumbuh disembarang sehu. Di kota Medan ini, hanya sebagian jenis anggrek yang hidup. Seperti anggrek Deandro, Panda dan Khatelia. Sedangkan untuk anggrek bulan, hanya dapat tumbuh di daerah dataran tinggi. “Jenis anggrek yang ada di Medan hampir rata adalah perkawinan silang, tidak ada yang asli lagi. Karena sulit untuk merawatnya,” ungkap Dewi, yang membuka usaha tanaman hiasnya di Jalan Pancing, Medan Tembung.

Menurut Dewi, anggrek memiliki fase dalam pertumbuhannya, seperti kompol, sigling, remaja dan berbunga. Dalam fase remaja, perhatian paling ekstra diberikan agar daun tidak busuk dan anggrek berbunga. Nah, semua itu membutuhkan pupuk, agar jamur dan bakteri pada anggrek dapat hilang.
Selain bertani tanaman hias asli Indonesia, Dewi juga menjual tanaman hias dari impor. “Untuk saat ini, tanaman impor sangat diminati oleh ibu rumah tangga, tetapi mahal, untuk bibit saja mencapai Rp150 ribu, jadi kalau dijual mencapai jutaan hingga puluhan juta,” tambahnya.

Tanaman hias buah juga sedang diminati, tetapi karena tanaman cangkok, unsur kehati-hatian juga penting. Karena bila cangkokan tanaman hias buah gagal, maka kerugian ditanggung oleh petani itu sendiri. “Yang penting untuk menjadi petani dan pengusaha tanaman hias, dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan, karena tumbuhan juga punya perasaan,” ungkap Dewi yang memulai usahanya menjadi petani sejak 9 tahun lalu. (ram)