28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14415

Sumut Tatap Kejurnas Atletik

MEDAN-Atlet atletik Sumatera Utara siap tampil pada kejuaraan nasional (Kejurnas) antar PPLP yang berlangsung di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Desember 2011 mendatang.

Rencananya, pada Kejurnas nanti Sumut akan menyertakan 15 atletnya, yang terdiri dari tujuh atlet putra dan delapan atlet putri. Ketujuh atlet putra tadi adalah Sadar Pardamean, Arif Hanafi, Ari Sanjaya, Aswin, Jhoni, Wahyudi dan Abdul Hafiz. Sedangkan kedelapan atlet putri yakni Yolanda Teresia,  Winda Sari Waruwu, Dinda Pramaya, Putri Aulia, Agustina Mardika Damanik, Tetti Suastri, Alvi Alvriani dan Nurika.

Pelatih tim atletik PPLP Sumut Mardi Lestari kepada Sumtu Pos, Rabu (/16/11) mengatakan bahwa seluruh atlet digembleng di PPLP Sumut Jalan Sekolah Pembangunan/Sunggal Medan setiap hari Senin hingga Jumat mulai pukul 15.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB.

Terkait atlet yang diharapkan mampu meraih medali pada Kejurnas nanti Mardi Lestari menaruh harapan kepada Putri Aulia, yang pada kejurnas tahun 2010 lalu mampu menyumbangkan medali emas bagi kontingen Sumut.
Selanjutnya Mardi Lestari yang pernah menjadi manusia tercepat di Asia itu mengutarakan bahwa tim atletik Jawa Timur masih menjadi tim favorit untuk tampil sebagai juara umum.

“Karenanya saya selalu ingatkan para atlet untuk lebih serius dalam berlatih, sehingga target yang diembankan dapat terlewati,” tutup Mardi. (omi)

DPD RI Dukung Penguatan Kelembagaan BAZDA Sumut

MEDAN-Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI DR H Rahmat Shah mengakui besarnya potensi dana yang dapat dihimpun dari zakat, infak dan sedekah umat Islam Indonesia, termasuk potensi dari umat Islam di Sumatera Utara. Bukan hanya kekayaan finansial sebahagian umat Islam yang cukup diperhitungkan, akan tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa  telah memberikan segalanya untuk Indonesia, untuk Sumatera Utara dan untuk kita, tinggal bagaimana kita mengelola karunia Tuhan yang ada.

Hal tersebut disampaikan Rahmat kepada media melalui staff Ahli DPD RI Bechta Perkasa Asky, MA, yang menghadiri Diskusi Keumatan tentang Pengembangan Potensi Zakat di Sumatera Utara. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara (BAZDA SU), di Hotel Madani, Medan, Sabtu, (12/11).

Sebagai seorang penggiat kemanusiaan dan lingkungan hidup, Rahmat yang juga merupakan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatera Utara, dalam pesannya mengutarakan keyakinannya, bila zakat, infaq dan sedekah dapat dikelola dengan baik dan professional, bukan tidak mungkin, potensi zakat dapat dijadikan salah satu terobosan untuk mengentaskan kemiskinan dan dapat mengangkat harkat dan martabat manusia Indonesia. “Dalam kaitan ini, diperlukan kerjasama dan dukungan dari segenap pihak untuk mensosialisasikan kepedulian berzakat, berinfaq dan bersedekah di kalangan umat serta penguatan kelembagaan yang mengelola dana umat yang terhimpun nantinya,” ujarnya.

Lebih jauh Rahmat menekankan pentingnya mengedepankan aspek transparansi di dalam pengelolaan dana umat yang terhimpun melalui instrument zakat, infak dan sedekah. Selain hal tersebut, diharapkan pihak pengelola, dalam hal ini adalah Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara (BAZDA SU) dapat tampil secara professional. Hal ini dapat dimulai dengan upaya membangun kepercayaan umat terhadap BAZDA SU, termasuk dengan memperbaiki citra dan penampilan kantor BAZDA SU dan sentra pelayanan zakat, infak dan sedekah yang dapat diakses umat Islam Sumatera Utara.

Di sisi lain, Rahmat yang juga merupakan seorang muzakki (pembayar zakat) melalui Bazda Sumut, meyakini bahwa ketulusan dan niat baik membayar zakat akan mendapat ganjaran kebaikan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.  Dari pengalaman hidupnya, Rahmat merasakan bahwa tidak ada pembayar zakat, infak ataupun sedekah yang jatuh miskin karena menyisihkan sebahagian harta yang mereka miliki untuk kepentingan sesama.

Dalam kegiatan diskusi keummatan ini, Ketua Bazda SU, Drs. H. Armansyah Nasution, M.SP memaparkan dinamika perkembangan Bazda SU serta rencana program ke depan.  Sementara itu, acara yang dimoderatori oleh Drs. H. Edy  Syofian, MAP., ini  berhasil menghimpun beberapa masukan dan saran dari berbagai pihak yang  dapat dijadikan acuan peningkatan peran Bazda SU di masa mendatang. (*/ila)

Rahmat Shah Dukung Porkot Sibolga

MEDAN-Olahraga merupakan salah satu wadah pembinaan generasi muda dan masyarakat. Pasalnya, olahraga dapat melahirkan semangat, membina fisik, penyaluran bakat dan potensi sehingga menghassilkan prestasi yang dapat mengharumkan nama daerah  melalui jalur olahraga.

Demikian disampaikan oleh Anggota DPD RI DR H Rahmat Shah pada acara pembukaan Pekan Olah Raga Kota (Porkot) Sibolga yang diselenggarakan di Stadion Horas, Sibolga, Senin (14/11).

Selanjutnya Rahmat Shah yang juga Ketua Federasi Olah Raga Karate-Do Indonesia (FORKI) Provinsi Sumatera Utara menilai bahwa kelemahan dalam membina dan mengembangkan olah raga adalah kurangnya penyediaan sarana dan prasarana olahraga.

Rahmat menyadari bahwa kepedulian dan perhatian terhadap dunia olah raga sudah seharusnya diimbangi dengan upaya-upaya yang dapat menumbuhkan motivasi para pemuda untuk berprestasi. Rahmat mencontohkan hal-hal yang dapat menumbuhkan motivasi berprestasi adalah dengan pemberian bantuan biaya pendidikan dan penyediaan lapangan pekerjaan untuk mereka yang berprestasi.

Lebih jauh Rahmat menegaskan bahwa pemerintah kabupaten/kota seharusnya bersikap lebih proaktif dalam melakukan penjaringan, pembibitan dan pembinaan prestasi atlit seluruh cabang olah raga di provinsi ini. Masing-masing pihak sesegera mungkin  mempersiapkan program jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang dapat direalisasikan melalui penganggaran di APBD maupun diusulkan  melalui APBN. Porkot Sibolga merupakan agenda kegiatan tahunan Pemerintah Kota Sibolga yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Sibolga dan dibuka secara resmi oleh Walikota Sibolga, Drs HM Syafri Hutauruk.

Kegiatan yang berlangsung hingga tanggal 19 November mendatang, mempertandingkan 8 cabang olah raga yakni Atletik, Sepak Takraw, Sepak Bola, Futsal, Bulu Tangkis, Bola Voli, Tenis Meja dan Pencak Silat. (ila)

DPPE RI Sosialisasi Bahaya Narkoba ke Sekolah

DEWAN Pengembangan dan Pemberdayaan Ekonomi Republik Indonesia (DPPE RI) akan menggelar kegiatan roadshow sosialisasi dan promosi kesehatan di Aula Perguruan Cerdas Murni Tembung, Sabtu (19/11). Sebelumnya pada Kamis (17/11), juga dilaksanakan roadshow serupa di Aula Sekretriat DPPE RI di Jalan Selambo.

Demikian dikatakan Penasehat DPPE RI yang juga Narasumber Roadshow Sosialisasi dan Promosi Kesehatan, Kurnia Hidayat di Medan, Rabu (16/11). ‘’Kegiatan ini sebagai bentuk pengawalan kedaulatan wilayah terutama menghadang masuknya peredaran narkoba dan obat terlarang internasional di Sumut,’’ kata Kurnia.

Ia mengatakan, partisipasi masyarakat dalam mendukung program Badan Narkotika Nasional (BNN), Bea Cukai dan aparat terkait lainnya terutama di kawasan pelabuhan di Selat Malaka yang rawan dari masuknya narkoba dan sejenisnya yang merusak generasi muda Sumut.

Kurnia mengatakan, dibukanya kawasan perdagangan bebas juga perlu mewaspadai masuknya zat-zat berbahaya ke Sumut. ‘’Kita juga melalui roadshow ini akan mengingatkan generasi muda akan bahaya narkoba,’’ kata dia.
Kurnia yang juga Ketua Ika FISIP UISU mengatakan, dalam roadshow di Perguruan Cerdas Murni Tembung akan dilaksanakan kuliah umum anti-narkoba yang akan diikuti 150 peserta dengan menampilkan tiga peserta.

Narasumber dalam pertemuan itu Aktivis Anti-Narkoba, Mara Indah Simamora, Sekretaris Umum DPPE RI Fadli Kutibi dan Pj Ketua Umum PKC Pergerakan Mahasiswa islam Indonesia (PMII) Sumut Kurnia Hidayat. ‘’Sumut sebagai pintu gerbang perdagangan bebas di kawasan barat Indonesia jadi incaran sindikat naskoba internasional. Karenanya penanganan terpadu pemberantasan naskoba di Indonesia semakin penting,’’ katanya. (rel/sih)

Hari Ini, Persebaya Surabaya Jajal PSIS

SURABAYA – Persebaya Surabaya yang akan menjalani Indonesia Premier League (IPL) kembali menjalani uji coba. Sore nanti (17/11) tim besutan Divaldo Alves ini ditantang tuan rumah PSIS Semarang di Stadion Jatidiri.
Kali ini bukan lagi lini depan yang menjadi pertaruhan tim berjuluk Green Force tersebut. Persoalan besar ada pada barisan belakang. Bek tangguh milik Persebaya Otavio Dutra dan penjaga gawang inti Endra Prasetya absen dari uji coba kedua tersebut. Endra harus memulihkan memar otot. Dutra juga butuh waktu untuk menyembuhkan lutut kanannya.

Namun Divaldo tak mau terlena dengan kondisi tersebut. Pelatih Portugal itu justru memanfaatkan keadaan untuk mematangkan pemain lapis kedua. Posisi Dutra dipercayakan kepada Jefri Prasetyo atau Khomad Suharto. Untuk penjaga gawang pilihan sudah pasti diberikan kepada Dedy Iman Sukanto. Dimas Galih tetap dibawa dan menjadi cadangan.

Lapis kedua Persebaya memang memiliki kualitas yang terlalu jomplang dengan tim inti. Itu terlihat pada uji coba kontra Persibo Bojonegoro Minggu (13/11) lalu. Jika tak segera menyiapkan lapis kedua, Persebaya bisa terancam menuai hasil jauh di bawah penampilan saat ditangani Aji Santoso lalu. Apalagi para pemain inti bergantian mengalami cedera.

Kondisi cukup baik pada lini tengah. Divaldo akan menurunkan komposisi terbaik di lini tengah. Di sana terdapat Rendi Irwan Saputra, M. Taufiq, Amaral, dan Mario Karlovic. Hanya Feri Ariawan yang terpaksa absen karena menikah. Untuk itu Divaldo sudah menyiapkan Rian Wahyu atau Aulia Ardi. Catatan khusus diberikan kepada Rian. Laga kontra PSIS akan menjadi penampilan perdananya. Pada pertandingan uji coba kontra Persibo, dia duduk manis di bangku cadangan.

Bagaimana dengan lini depan” Andrew Barisic sebagai striker utama sudah menunjukkan pemulihan. Dia tampil pada laga uji coba kontra Persibo meski tak 90 menit. Dia menjadi pilihan utama karena hanya mendapatkan pelapis satu pemain, Miko Ardiyanto. Penampilan Miko masih butuh banyak jam terbang. Dia belum mampu mencetak gol pada uji coba tersebut.

Sepulang dari Semarang, Persebaya masih dinanti satu laga uji coba.  Yakni melawan Persija Jakarta yang bermain di IPL di Gelora 10 Nopember. IPL akan kembali bergulir mulai 28 November, namun sampai kemarin jadwal belum juga dirilis.

Sementara itu, Persebaya yang bermain di Divisi Utama kian menunjukkan eksistensinya. Subangkit, pelatih Persebaya mulai rutin menyeleksi pemain. (vem/ko/jpnn)

Terkapar Tanpa Medis

MEDAN- Masalah demi masalah masih menyelimuti PSMS. Selain CEO yang belum kelar, kini PSMS disibukkan dengan ketiadaan tim medis. Pada uji coba kontra PSMS U-21 Rabu (16/11) di Stadion Teladan, sejumlah pemain yang masih seleksi terkapar di lapangan dan tak diberi pertolongan medis.

Tragis. Padahal kompetisi belum bergulir, sementara para pemain sudah mengalami rentetan cedera. Meski tak masuk kategori parah, namun cedera pemain bisa jadi duri dalam daging.

Saat uji coba itu tercatat ada beberapa pemain yang harus keluar lapangan. Wawan Widiantoro misalnya. Ia sempat dilanggar di kotak penalti lawan. Ironisnya Pihak PSMS hanya memberikan penanganan medis ‘asal jadi’ dari petugas perlengkapan tim.

Akhirnya, dia (Wawan, Red) harus ditarik keluar dan digantikan Denny Rumba di babak kedua. Memang apes, bukannya mendapat pengobatan, nyeri di pergelangan kaki kirinya juga tanpa mendapatkan perawatan medis apapun.
Bukan hanya Wawan, rentetan benturan dan tabrakan yang terjadi di lapangan banyak terjadi. Seperti yang dialami gelandang Korea Na Byung Yul, Jecky Pasarela dan Ahmad Kurniawan, juga tanpa perawatan. Na Byung Yul di babak pertama harus keluar digantikan Alamsyah. Alamsyah juga harus kembali keluar karena nyeri di kaki setelah berbenturan dan diganti Ari Priyatna.

Menanggapi masalah serius ini, pria yang mengaku CEO dan berseliweran di PSMS, Idris menjawab enteng saja seperti memudahkan masalah yang cukup vital ini. Padahal PSMS sudah menggelar persiapan selama sembilan pekan, tapi tim medis belum ditentukan.

“Namanya dr Raja, bekerja di Puskemas Titi Papan. Besok (Hari ini, Red) dokter sudah ada. Sedangkan masseur tim akan ditangani Kholid (Masseur PSMS musim lalu),” jelasnya, Rabu (16/11).

Idris dengan sekenanya menyebut nama, padahal penugasan dokter tim harus melewati penugasan tim dokter PSMS yang harus dibicarakan sebelumnya. (saz)

Rahmat Shah Kunker ke Kota Sibolga

MEDAN -Anggota DPD RI DR H Rahmat Shah  dari daerah pemilihan Sumatera Utara meminta masyarakat Sumatera Utara agar terus menuntut kinerja anggota DPD RI yang lebih optimal. Hal ini harus dilakukan  demi kebaikan dan kemajuan daerah dan masyarakat Sumatera Utara.

Masyarakat harus aktif mengejar peran masing-masing anggota DPD RI. Ini karena anggota DPD RI mempunyai legitimasi yang cukup kuat. Selain masing-masing anggota DPD RI tidak menjadi perwakilan salah satu partai politik, anggota DPD RI juga tidak dipilih berdasarkan daerah pemilihan tertentu, melainkan dipilih oleh seluruh masyarakat di seluruh kabupaten/kota yang ada tiap-tiap provinsi.

Hal tersebut dikatakan anggota DPD RI Rahmat Shah saat mengadakan pertemuan tatap muka dengan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) plus dan beberapa perwakilan masyarakat yang berlangsung di Aula Pertemuan Pemerintah Kota Sibolga, Senin, (14/11). Kunjungan kerja ini sendiri merupakan bagian dari agenda reses anggota DPD RI ke daerah asal mereka.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, sebagai perwakilan daerah dan perwakilan masyarakat di daerah, para anggota DPD RI berkewajiban menerima segala aspirasi dan harapan masyarakat daerah, baik saat mereka berada di daerah maupun ketika sedang bertugas di Jakarta. “Kami membuka pintu selebar-lebarnya kepada seluruh komponen masyarakat Sumatera Utara yang mengunjungi kami di Jakarta. Kita memiliki ruang pertemuan khusus dan jamuan makan pada saatnya,” ujar Rahmat. Hanya saja, menurut Rahmat, belum semua elemen masyarakat memanfaatkan keberadaan anggota DPD RI.

Rahmat berharap agar para pemangku kepentingan senantiasa melakukan tugas mereka secara professional dan transparan dan dengan mengenyampingkan kepentingan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam setiap kebijaksanaan yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak. Penunjukan para pejabat yang berkepentingan hendakanya didasarkan pada asas professionalism, bukan karena faktor persaudaraan ataupun faktor kekerabatan.

Namun, lanjutnya, tidak tertutup kemungkinan ada pihak keluarga maupun kerabat yang diangkat menjadi pejabat publik, selama  yang bersangkutan memenuhi asas professionalisme yang dituntut. Bila pemilihan para pejabat tidak berdasarkan kaidah professionalisme maka nantinya akan sulit dibedakan antara pejabat dengan penjahat.

Dalam kesempatan tersebut, Rahmat menyoroti beberapa kebijaksanaan pemerintah pusat yang dinilai tidak sinkron dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang ada di daerah. Menurut Rahmat, inilah pola mengurus yang tidak diperlukan dan tidak mengurus yang diperlukan. Karenanya Rahmat menghimbau semua pihak yang diberi amanah untuk mengurus rakyat agar tetap meneruskan hal-hal baik yang telah dilakukan selama ini, memperbaiki yang kurang baik dan membuang yang kurang baik.

Pada pertemuan tersebut, Wali Kota Sibolga Drs HM Syafri Hutauruk yang didampingi Wakil Wali Kota Sibolga Marudut Situmorang, AP, MSP, menyampaikan beberapa masukan yang merupakan aspirasi masyarakat kota Sibolga yang diantaranya hal-hal yang menyangkut permasalahan infrastruktur jalan, pelabuhan dan termasuk pengembangan rumah sakit umum serta fasilitas pemadaman kebakaran. (*/ila)

PSPS dan Arema Dipastikan ke ISL

Dualisme kompetisi membuat klub bimbang. Namun tidak bagi PSPS Pekan Baru dan Arema versi Rendra Kresna. Kedua klub top ini memastikan akan berlaga di Indonesian Super League (ISL) gawean PT Liga Indonesia.

PSPS Pekanbaru secara resmi juga telah mengontrak 19 pemain. “Ini buktinya klub sudah siap ikut ‘Indonesia Super League’ (ISL) atau Liga Super 2011/2012,” ujar Manajer PSPS, Boy Sabirin.

Dikatakannya, ke-19 pemain tersebut sudah meneken kontrak dan menerima 25 persen uang dari total kontrak mereka. “Termasuk di antaranya ada tiga pemain asing,” ungkapnya.

Ke-19 pemain tersebut, ialah, Fauzal Mubarak, Fance Harianto, Ambrizal, Dedi Gusmawan, Park Chul Hyung, Gusrifen, Windu Hanggara, Danil Junaidi, dan Agus Cima.

Kemudian, Mikael Yansen Ora, Ade Suhendra, Fajar Handika, Ali Khadafi, Zainal Arif, April Hadi, M Zharul, Leonardo Adrian Veron, M Isnaini serta Dzumafo Epandi Herman.

Kendati tetap komit untuk mengikuti ajang ISL, bukan IPL, namun pihaknya belum mendaftarkan ke-19 pemain ke PT Liga Indonesia (LI) selaku pengelola ISL.

Ia mengatakan, manajemen PSPS masih menunggu perkembangan informasi dari PT Liga Indonesia.
“Mungkin setelah ‘Inter Island Cup’ (IIC) sekitar tanggal 15 November besok sudah ada kepastian kapan pendaftaran dan berapa yang harus didaftarkan,” ujar Boy.

Arema Indonesia juga melakukan hal serupa.  Pembina Yayasan Arema Indonesia Rendra Kresna di Malang, Selasa (16/11), memastikan bahwa Arema akan berlaga pada kompetisi LSI setelah menerima surat resmi dari PT Liga Indonesia.

Kepastian Arema bakal berkompetisi di ajang LSI itu tertuang dalam surat bernomor 022/liga/XI/2011 tertanggal 14 November 2011. Dengan adanya surat tersebut Arema Indonesia dinyatakan valid sebagai peserta kompetisi LSI 2011/2012.

“Sekarang kami hanya mempunyai waktu sekitar 16 hari untuk membentuk dan mematangkan kerangka tim, karena ‘kick off’ bakal digelar 1 Desember mendatang,” tegasnya.
Setelah memastikan diri berkompetisi di LSI, Rendra juga minta dukungan penuh dari suporter Arema atau Aremania.”Kami juga berharap ke depan manajemen bekerja maksimal, pengelolaan klub pun juga lebih profesional dan transparan,” ujar Rendra. (bbs/jpnn)

Jual-Beli Ijazah Nodai Dunia Pendidikan

MEDAN- Praktik jual-beli ijazah perguruan tinggi telah merusak citra dunia pendidikan dan perguruan tinggi itu sendiri. Hal tersebut diungkapkan Rektor Unimed Prof Ibnu Hajar menyikapi maraknya kasus ijazah palsu yang terungkap di media massa belakangan ini.

Menurutnya, perguruan tinggi yang melakukan praktik jual-beli ijazah akan menodai dunia pendidikan di Sumut. “Pemerintah harus mengambil tindakan tegas terhadap PTN maupun PTS yang memang kedapatan melakukan perbuatan yang melanggar hukum itu,” kata Ibnu Hajar, Rabu (16/11).

Lebih lanjut ia menuturkan, sebenarnya PTS yang melakukan jual-beli ijazah ini juga telah melakukan pembodohan kepada si pembeli ijazah. Karena cepat atau lambat perbuatan tersebut akan diketahui oleh masyarakat.
“Misalnya, Si A yang akan bekerja pada suatu perusahaan dengan menggunakan ijazah yang ‘dibel.’ Perusahaan yang baik tentunya akan melakukan cek dan ricek terhadap ijazah si pelamar baik ke PTN dan PTS asal atau langsung ke Kopertis. Setiap ijazah yang dikeluarkan khususnya PTS harus ada legalisasi dari Kopertis. Nah, dari sini bisa diketahui ijazah itu asli atau tidak,” ungkap Ibnu.

Sementara itu, Koordinator Kopertis Wilayah I Sumut-NAD Prof Nawawiy Loebis menjelaskan, PTS diwajibkan membuat sistem jaringan online untuk pelaporan akademik demi memudahkan pengawasan.

“Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan akademik seperti adanya praktik jual-beli ijazah ataupun program studi yang izinnya sudah kadaluwarsa. Semua PTS sudah kita minta agar membuatnya. Karena dengan sistem jaringan online semua bisa diketahui,” harapnya.

Nawawiy lebih lanjut menerangkan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan terhadap kedua isu tersebut, untuk itu pihaknya meminta kepada masyarakat yang mengetahui ataupun memiliki data PTS mana yang telah melakukan praktik tersebut agar melaporkan ke Kopertis. “Kita berharap masyarakat yang memiliki data mengenai adanya praktik jual-beli ijazah, agar melaporkan ke kita. Sebab kita tidak bisa melakukan cek langsung satu persatu ke lapangan, karena kita terbatas untuk itu. Apalagi perguruan tinggi memiliki otonomisasi dan liberalisasi pengelolaan sendiri,” ujarnya.(saz)

Hakim Gelar Sidang di Jalan

Sidang Sengketa Masjid Al Ikhlas

MEDAN- Majelis hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan menggelar sidang lapangan atas gugatan pembongkaran paksa Masjid Al Ikhlas di Jalan Timor Medan, Rabu (16/11). Persidangan tersebut dimaksudkan untuk melihat langsung ukuran tanah, batas dan bangunannya.

Hadir dalam sidang tersebut, Ketua Majelis Hakim Yarwan SH MH dan dua anggota majelis hakim Erly Suhermanto SH dan Ardoyo Wardana SH serta panitera Ben Hasmen’s SH. Tak hanya itu, juga hadir kuasa hukum penggugat, Hamdani Harahap, kuasa hukum tergugat I dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Medan Asmie dan tergugat II Departemen Pertahanan diwakili pihak intervensi satu Kodam I/BB M Ichrom dan Subiyatmo.

Yarwan menyampaikan, sidang lapangan digelar untuk melihat langsung objek yang diperkarakan. Hal ini penting dilakukan untuk mengecek objek yang diperkarakan dan mengumpulkan fakta-fakta. Seperti ukurannya dan batas wilayah serta bangunan  yang berada di atas objeknya.

Persidangan yang hanya digelar di jalan, tanpa dibolehkan masuk oleh pihak Kodam I/BB, tetap berjalan tanpa mengurangi makna dari persidangan. Dikarenakan utusan Kodam I/BB tak memiliki wewenang memberikan izin. “Persidangan tetap digelar, karena persoalan kondisi hakim memang tak dibenarkan masuk. Tapi sidang tetap digelar tanpa mengurangi makna dari persidangan. Terpenting kami kami sudah melihat objeknya,” kata Yarwan di pinggiran Jalan Timor.

Pada kesempatan yang sama, Hamdani menerangkan penggugat memperkarakan tentang luas objek tanah di lokasi Masjid Al Ikhlas Jalan Timor yang memiliki empat versi. Diantaranya, versi BPN Medan mengeluarkan sertifikat hak pakai No. 847/2006, disebutkan luasnya 9.825 meter persegi, versi Kodam I/BB luasanya 12 ribu meter persegi, versi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan seluas 8.958 meter persegi dan versi para pengugat atau atas ukuran masyarakat serta saksi-saksi seluas 12 meter persegi.

“Kami mintakan sidang lapangan supaya mengetahui jelas ukuran tanahnya, dan kami minta supaya hakim melihat langsung pertapakan masjid Al Ikhlas yang dirubuhkan,” ujarnya.

Dia berpendapat, bila ukuran tanahnya berbeda dengan ukuran sertifikat tanah, perubuhan masjid yang dilakukan beberapa waktu lalu merupakan tindakan ilegal. “Terpenting kami memperkarakan tentang ukuran dan luas tanahnya, kami minta ini supaya dibatalkan,” tegasnya.

Sementara itu, perwakilan BPN Medan Asmie tampak gugup saat menjawab pertanyaan ketua majelis hakim. Saat pengukuran dilakukan, majelis hakim mempertanyakan, apakah sudah ada bangunan masjid atau bangunan lainnya. Asmie menjawab, mungkin ada, tapi bisa dilihat dari surat ukur. Ketika dilihat surat ukur, ternyata di dalam surat tersebut tercantum lima bangunan berada di wilayah tersebut. Kemudian, majelis hakim bertanya kembali saat dilakukan pengukuran tanah apakah termasuk bangunan masjid, Asmie kembali gugup. “Mungkin yang mulia,” sebutnya.

Sedangkan pihak Kodam/I BB tak banyak bicara, jawaban majelis hakim hanya dijawab lupa dan tak tahun pasti waktunya. Karena ketika itu hakim bertanya kapan dilaksanakannya pembangunan tembok, apakah dilakukan pihak Kodam atau pengembang? Selanjutnya hakim bertanya waktu pembongkaran titi. “Waktu tidak tahu pasti pak hakim,” jawab M Ichrom. Setelah dilaksanakan persidangan tersebut, majelis hakim akhirnya mengambil keputusan menunda persidangan satu minggu mendatang, Kamis (24/11). Dalam persidangan tersebut, majelis dan pengugagat serta tergugat menyepakatinya. Akhirnya sidang lapangan bubar dengan tertib.(mag-7)