28 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14422

Rumah Prasejahtera Jangan Bebani Rakyat

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan membangun 6 ribu rumah prasejahtera. Pembangunan rumah prasejahtera tersebut berkat kerjasama Pemprov Sumut dengan Kodam I Bukit Barisan, yang rencananya akan dimulai pembangunanya pada 2012 mendatangn Saat ini, pemerintah sedang merinci dengan jelas biaya pembangunan rumah tersebut, yang rencananya akan dialokasikan dari APBD 2012.

Bagaimana tanggapan Dosen Ekonomi Unimed, Muhammad Ishak menanggapi rencana pembangunan rumah untuk masyarakat prasejahtera tersebut? Berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Sumut Pos, Juli Ramadhani Rambe.

Apa tanggapan Anda terkait rencana pembangunan rumah masyarakat prasejahtera?
Kalau menurut saya, masih terlihat timpang. Di satu sisi bagus untuk meningkatkan kesejahteraan, tapi kalau dari saya sendiri, ini bukan untuk meningkatkan, tetapi merupakan faktor konsumtif, bukan produktif. Atau dengan kata lain, akan menambah biaya keluar dari masyarakat tersebut.

Maksudnya?
Rumah merupakan kredit konsumtif, jadi bila rumah yang dibangun akan diberikan secara cuma-cuma tidak masalah, tapi bila harus dibayar, walau dengan cicilan yang rendah, tetap saja harus menambah biaya pengeluaran mereka. Karena itu, saya bilang dari hal ini terjadi ketimpangan.

Maksudnya, bila untuk kesejahteraan, masyarakat tetap harus membayar. Walaupun masyarakat tersebut tidak memiliki rumah secara pribadi, tapi mereka masih tetap tinggal di rumah, walau harus menyewa. Sedangkan untuk bidang produktif, dunia usaha misalnya belum tersentuh oleh pemerintah. Padahal dunia usaha ini sangat membantu untuk meningkatkan kesejahteraan, di bawah ancaman krisis global dunia produktif yang paling membantu nantinya.

Bagaimana dengan alokasi dana dari APBD untuk pmbangunan rumah tersebut?
Pengambilan dana dari APBD tidak masalah, karena saat pengajuan dana ini pasti sudah dipikirkan akan dibawa kemana dan untuk apa. Jadi, tidak akan menggangu dari program-program pemerintah Sumatera Utara.

Bagaimana dengan kendala kedepannya?
Tidak ada hal yang berjalan tanpa ada kendala. Pasti ada masalah, baik besar atau kecil. Kalau menurut saya, masalah yang akan dihadapi saat pembangunan rumah ini adalah penyaluran rumah ini. Seperti rumah prumnas (perumahan nasional), awalnya untuk masyarakat prasejahtera, tapi ke depannya malah bukan untuk komunitas masyarakat prasejahtera.

Apa ada kendala yang lain?
Ya, dalam pemberian rumah ini, pemerintah harus memperhatikan siap konsumennya. Karena seperti yang saya bilang tadi, ini akan menjadi pengeluaran masyarakat, jadi jangan sampai masyarakat terbebani yang akhirnya menunggak pembayaran, karena yang rugi pemerintah. Maksudnya begini, bila seorang masyarakat prasejahtera diberikan rumah dalam bentuk cicilan, maka secara tidak langsung akan menambah biaya pengeluaran mereka. Sehingga menggerus konsumsi masyarakat, maksudnya untuk menutupi kebutuhan cicilan rumahnya, dia harus mencari tambahan penghasilan.

Jadi bagaimana saran Anda?
Pemerintah harus berhati-hati dalam pemberian rumah ini, karena rumah merupakan kebutuhan, jadi nantinya akan terjadi ketimpangan data untuk pemberian rumah. Pembangunan rumah ini menurut saya akan menelan biaya hingga puluhah triliun, jadi kalau bisa berandai, bila dana tersebut dapat disalurkan untuk mengembangkan dunia usaha, jadi pasti lebih baik untuk pertumbuhan dan pengembangan ekonomi masyarakat.(*)

Bangkitkan Energi dan Berbagi Cinta

Dewi Juwita Purba, Pelaku Industri MICE

MEDAN-Tanggal 11-11 -2011, bagi Dewi Juwita Purba merupakan hari yang baik dan istimewa. Pengusaha Medan yang menggeluti industri  MICE (Meeting Incentive, Convention and Exhibition) memaknai tanggal itu dengan sebuah kebajikan berbagi cinta dan kasih sesama.

Tak bisa dipungkiri, tanggal 11 November 2011 memiliki makna spesial bagi wanita yang dikenal ramah dan energik oleh rekan-rekan dan mitra bisnisnya ini.  Karena wanita yang kenyang pengalaman di dunia perhotelan ini genap berusia ke 41.

Ia pun sangat bersyukur dengan semua anugerah dan rahmat yang diberikan Yang Maha Kuasa dalam hidupnya. “Banyak sekali keistimewaan di hari  itu (11/11), semoga momen yang dikatakan banyak orang terjadi sekali dalam seabad ini mampu membangkit energi baru bagi semua orang untuk melakukan berbagai kebaikan di bumi ini dengan berbagi cinta dan kasih antara sesama. Dan juga kepada lingkungan alam di sekitar kita,” ujar Dewi.

Menurut Dewi, tak ada hal yang istimewa yang terjadi pada perayaaan ulang tahunnya tersebut. Selain mendapat ucapan selamat dari keluarga di rumah, ia juga mendapat ucapan selamat ulang tahun dari rekan-rekan baiknya yang selama ini selalu mensupport dirinya dalam menekuni berbagai aktivitas.

Dewi sadar betul energi baru yang muncul di momen khususnya tersebut mampu menjadi suatu rahmat dan berkah bagi dirinya.

Meskipun banyak orang merayakan momen tersebut dengan berbagai perayaan,  pesta dan seremonial semata, tetapi bagi dirinya yang penting adalah bagaimana momen ini dimaknai, salah satunya dengan membagi cinta dan kasih kepada semua orang. Mulai dari keluarga, saudara, kerabat dan orang-orang yang selama ini belum memiliki kesempatan untuk menikmati hidup dengan layak.

Dewi yang merupakan direktur di salah satu perusahaan MICE itu terpanggil untuk melakukan kebajikan dalam memaknai momen ini. Sebelum  tanggal 11 November itu, ia pun mengajak teman-teman baiknya untuk melakukan hal yang sangat sederhana,  tetapi diyakini apa yang dilakukannya menjadi inspirasi banyak orang untuk suatu kebajikan yang bermanfaat bagi orang lain.

Dewi pun menyampaikan pesan melalui SMS, email dan BBM kepada rekan-rekannya untuk melakukan solidaritas untuk anak-anak yatim di panti asuhan. Meskipun di tengah kesibukkan pekerjaan, namun  hal itu terwujud.
Pada Jumat (11/11),  sejumlah anak-anak yatim piatu di sejumlah Panti Asuhan  Medan menerima paket yang dikumpulkan Dewi bersama rekan-rekan terbaiknnya. Mulai dari Panti Asuhan Alwasliyah  (110 paket), Yayasan Permata Hikmah (60 paket), William Booth (78 paket), Getsemane (57 paket), Kasih Indonesia (107), Karya Murni (120 paket), Bani Adam (190 paket), Alwasliyah (334 paket) dan Azzahra (55 paket) dengan jumlah total keseluruhan 1.111 paket. (*/ful)

e-KTP Masih Terkendala Alat

MEDAN- Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengakui, pelayanan e-KTP di Kota Medan mengalami kendala karena beberapa peralatan yang dibutuhkan belum juga tiba. Karenanya, dia akan mendesak Kemendagri agar secepatnya mengirimkan peralatan tersebut, demi kelancaran program e-KTP di Kota Medan.

“Sedang kita usahakan agar alatnya tiba secepat mungkin. Kita tidak ingin pelaksanaan E-KTP ini menjadi terkendala,” kata Rahudman kepada wartawan, Selasa (15/11). Lebih lanjut, Rahudman menambahkan, Pemko Medan sedang berkoordinasi dengan Kemendagri agar mempercepat alat itu tiba. “Intinya, Pemko Medan akan tetap mempercepat agar alatnya tiba secepat mungkin dan pelaksanaan e-KTP tidak terkendala,” pungkasnya sambil berlalu pergi.

Menyikapi kendala yang dihadapi dalam pengurusan e-KTP ini, Ketua Komisi A DPRD Kota Medan Ilhansyah menilai, Pemko Medan dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kurang koordinasi dengan pemerintah pusat. Menurutnya, Pemko Medan harus secepatnya melakukan koordinasi dan mengatasi permasalahan yang terjadi saat ini.
Tidak hanya itu, diterangkannya, Pemerintah Pusat juga harus memberikan alat ini secepat mungkin. “Pemerintah Pusat harus cepat memberikan peralatan yang masih kurang itu agar masyarakat bisa merasakan dan menjalankan program e-KTP ini. Pemko Medan diminta agar tegas menangani permasalahan ini,” pungkasnya.

Ilhamsyah mengaku, tidak hanya dalam peralatan saja, penumpukkan penduduk yang ingin mengurus e-KTP juga harus diteliti dengan seksama apa penyebabnya dan kenapa bisa terjadi di luar alat yang belum tiba tersebut. “Pemko Medan harus mencari dan menyelidiki penyebab kenapa semua ini bisa terjadi. Jangan sampai masalah ini berlarut-larut,” tegasnya.

Ditambahkan Ilhamsyah, semua aparatur negara harus benar-benar menangani masalah e-KTP ini. “Aparatur negara itu seharusnya menunjukkan kinerja dan itu memang yang diinginkan masyarakat saat ini,” ungkapnya.

Sementara, Camat Medan Denai Edie Mulia Matondang mengaku, pelaksanaan e-KTP di wilayahnya berjalan maksimal meski sempat terkendala. “Memang, kalau seminggu kemaren sempat terkendala dan masalahnya terletak pada komputernya hanya satu. Namun, untuk saat ini komputernya sudah ada dua dan tidak ada masalah lagi,” katanya.
Edie menuturkan, masalahnya ada pada warga itu sendiri dimana warga itu masih ada yang tidak datang saat diundang ke kecamatan karena mereka sibuk kerja. “Kita sedang mencari solusi agar para pekerja bisa meluangkan waktu, sehingga pekerjaan mereka tidak terganggu,” ungkapnya.(jon)

Dituduh Rusak Jemuran

Maksud hati hendak membantu adiknya yang ingin pindah rumah, namun apes dialami Zaelani (27), warga Tanjung Balai. Pasalnya, dia dituduh merusak jemuran dan pagar tetangga adiknya, sehingga dia mendapat bogem mentah di bagian kepala dan dadanya. Tak senang atas kejadian itu, Zaelani pun mengadukan pemukulan itu ke Polsekta Medan Kota, Senin (14/11) siang.

Kepada polisi, Zaelani mengungkapkan, peristiwa ini terjadi ketika dia hendak mengeluarkan barang-barang adiknya. Tiba-tiba, dia didatangi seorang pemuda bertubuh tinggi besar yang diketahui bernama Budi (47). Tanpa basa-basi, lelaki itu menuduh Zaelani telah merusak pagar dan memutuskan tali jemuran mereka.

Karena merasa tak pernah merusak pagar dan jemuran, Zaelani membantah tuduhan itu. Pertengkaran pun tak terelakkan. Sangkin emosinya, Budi melayangkan bogem mentah ke kepala dan dada Zaelani. Karena kalah besar, Zaelani tak berani melawan. Saat warga mulai mengerumuni mereka, Zaelani berhasil kabur dan langsung mengadu ke Polsekta Medan Kota.

Sebelum diperiksa, Zailani disuruh visum ke rumah sakit terdekat. Namun disaat bersamaan, rombongan keluarga Budi juga datang ke Polsekta Medan Kota untuk melaporkan Zaelani atas kasus perusakan pagar dan memutuskan jemuran.
Kanit Reskrim Polsekta Medan Kota AKP S Simaremare yang dikonfirmasi wartawan koran ini mengaku akan segera memproses kedua pengaduan itu. (mag-10)

Demi Pendidikan yang Lebih Baik

Peresmian Madrasah Ibtidaiyah H Anif di Kampung Nelayan, Deliserdang

Gerimis. Jalanan dari barisan papan yang basah mengajak setiap orang waspada. Tapi, ketakutan akan jatuh ke tanah berlumpur seakan sirna. Di depan sana telah berdiri bangunan Madrasah Ibtidaiyah H Anif.

Begitulah, ada rasa yang menggelora. Melihat warga Dusun XIV Paluh Kurau Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang yang berbaris, rombongan yang akan meresmikan Madrasah Ibtidaiyah H Anif sumringah. Ada rasa bahagia karena kawasan Dusun XIV yang lebih dikenal dengan nama Kampung Nelayan itu akan mendapat pendidikan lebih baik.

Mungkin karena itulah, ketika memberikan sambutan, Bupati Deliserdang Amri Tambunan, sampai meneteskan air mata. “Atas nama warga, kami ucapkan terima kasih pada Haji Anif yang telah menyumbang sekolah ini,” kata sambil terisak, Selasa (15/11).

Sekolah yang dimaksud Amri Tambunan tak lain adalah madrasah yang terdiri dari empat kelas. Pembangunan sekolah ini dimulai pada Maret 2011 lalu. Faisal Nasution, camat Hamparan Perak menjelaskan, sebelumnya memang ada usaha untuk mendirikan sekolah tersebut. Namun, karena sesuatu hal, sekolah yang dimaksud belum juga terbangun. “Kami berbicara dengan Ijeck (Musa Rajecksah, anak Haji Anif, Red) tentang keadaan itu. Tanpa melihat lokasi, keluarga Haji Anif langsung membantu. Bahkan, tidak hanya membangun, kelas di madrasah ini pun ditambah,” urai Faisal.

Faisal pun menerangkan, selain madrasah, bantuan juga diberikan untuk merenovasi masjid, jalan setapak sepanjang 900 meter, titi papan sepanjang 900 meter, pembangunan MCK umum, dan sumur bor sedalam 130 meter.
Haji Anif yang datang langsung dalam peresmian menekankan kalau pendidikan adalah sesuatu yang penting. Melalui Yayasan Haji Anif, yayasan sosial miliknya, pengusaha nasional ini memang telah banyak mendirikan sarana sekolah, misalnya di daerah Mandailing Natal.”Semua karena Allah. Ini semua karena izin dan rezeki yang Dia berikan,” kata Haji Anif.

Dalam sambutannya, ayah dari sembilan anak ini mengungkapkan peresmian madrasah ini adalah sesuatu yang spesial. Bayangkan saja, tamu undangan yang hadir adalah orang-orang penting yang memiliki kesibukan. “Lihatlah, mereka meluangkan waktu untuk hadir di sini. Semoga ini bisa menjadi pemicu bagi yang lain-lain (pengusaha lain) untuk membantu pembangunan di Sumatera Utara ini,” ungkapnya.

Begitulah, pada peresmian kemarin selain bupati Deliserdang dan camat Hamparan Perak turut hadir Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Kasdam I/BB Brigjen TNI I Gde Sumartha yang mewakili Pangdam I/BB, dan Asisten Danlantamal I Kolonel Agus Irianto. Hadir juga Dandim 0201/BS Letkol Inf Doni Hutabarat, Kapolres Belawan AKBP Hendro Kiswanto, dan Wadanyon Marinir Belawan Mayor Heru.

Tidak sampai di situ, Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) yang diwakili Pembantu Rektor V Prof Yusuf Husni, Rektor Universitas Medan (Unimed)  Prof Ibnu Hajar Damanik, dan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Prof Nur Ahmad Fadhil Lubis pun hadir. Tidak ketinggalan, Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Anuar Shah.

Akhirnya, disaksikan Haji Anif dan rombongan lainnya, Amri Tambunan membubuhkan tanda tangan di prasasti yang berada tepat di depan madrasah. Sedangkan sang istri, Hj Anita Amri Tambunan, yang juga sebagai ketua penggerak PKK Deliserdang didaulat untuk menggunting pita. (rmd)

Tingkatkan Pendidikan Karakter dan Cinta Nilai Perjuangan

Wali Kota Apresiasi Festival Seni Pelajar Kota Medan

Mewujudkan peningkatan pendidikan karakater, cintai nilai perjuangan dan budaya Medan, Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM mengapresiasi penyelenggaran Festival Seni Pelajar Kota Medan, yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan pada 15-18 November di Atrium Grand Palladium Medan, Selasa (15/11).

Tujuan digelarnya kegiatan tersebut diharapkan mampu menjadi momen kebangkitan pelajar agar lebih meningkatkan pendidikan karakter dan mencintai nilai-nilai perjuangan dan budaya. “Banyak cara yang dilakukan dalam memperingati Hari Pahlawan tahun ini. Beragam kegiatan yang digelar, tapi semuanya itu memang untuk menunjukkan bahwa nilai-nilai perjuangan bangsa tetap harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini, pelajar dan masyarakat umumnya,” katanya dalam pembukaan Festival Seni Pelajar Kota Medan.

Dia menambahkan, bicara pendidikan harus disinergikan dengan kebudayaan. Hal ini sejalan dengan perubahaan yang telah dilakukan pemerintah tentang pendidikan dan kebudayaan. “Wajar jika Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melakukan event ini di mana untuk menonjolkan berbagai tarian daerah dan budaya, yang dibawakan para pelajar dari berbagai sekolah,” tambahnya.

Memaknai Hari Pahlawan, Rahudman mengajakan, agar para orang tua, guru dan semua pihak untuk lebih menanamkan etika dan sopan santun akan kepada orang tua dimana dengan menghormati orang tua tentu secara tak langsung mencermin anak tersebut berbakti kepada keluarga dan bangsa ini.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Medan, Drs Hasan Basri MM pada kesempatan itu mengatakan, kegiatan Festival Pelajar Kota Medan 2011 diselenggarakan untuk yang kedua kalinya.  “Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan dan diharapkan mampu membangkitkan semangat nasionalisme pelajar agar lebih mencintai bangsa ini,” ucapnya.

Menurut dia, selama even berlangsung akan digelar serangkai kegiatan mulai dari festival lagu-lagu perjuangan dan perlombaan tarian daerah yang nantinya dapat menanamkan rasa kecintaan terhadap budaya. “Semangat nasionalisme dalam memperingati Hari Pahlawan harus tetap ditanamkan kepada pelajar. Jadi saya mengimbau kepada pelajar agar lebih semangat belajar dan berkreativitas dalam memberikan yang terbaik untuk kemajuan pendidikan dan bangsa ini,” harapnya.

Festival Pelajar Kota Medan ini disemarakkan dengan festival seni pelajar tingkat SMP yang diikuti 27 group, festival paduan suara tingkat SMA/SMK sebanyak 25 group, tari kreasi daerah TK diikuti 17 grup, tari kreasi SD sebanyak 27 grup, tari kreasi asal Sumut tingkat SMP 25 grup. Jumlah peserta yang mengikuti festival ini mencapai 3000 orang pelajar di Medan. (jon/mag-11)

Pengusaha Warnet tak Tahu Perwal

MEDAN- Pengusaha warung internet (Warnet) mengaku belum mengetahui tentang Peraturan Wali Kota (Perwal) No 28 Tahun 2011, tentang izin usaha warnet dan larangan beroperasi hingga 24 jam. Hal ini terungkap saat wartawan koran ini melakukan penelusuran ke sejumlah warung internet di Kota Medan, Selasa (15/11).

Seperti Dewi Pinem (36), pemilik Dewi Net di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan Baru, mengaku belum mengetahui adanya perwal itu. Namun begitu, dia mengaku tidak keberatan dengan Perwal tersebut, dikarenakan warnetnya selalu tutup sampai pukul 00.00 WIB.

“Saya tidak pernah baca atau diberi tahu oleh pemerintah setempat, baik kepling lurah maupun instansi terkait lainnya soal adanya peraturan jam operasional warnet. Kalau peraturannya memang ada, saya tidak keberatan, karena warnet saya tidak pernah buka sampai sampai 24 jam,” jelasnya.

Demikian juga dengan operator warnet “GM Net” yang berlokasi di kawasan Jalan Jamin Ginting. Mereka mengaku tidak mengetahui tentang peraturan tersebut.

Selanjutnya di warnet “Goerning Net” yang beralamat di Jalan Sisingamangaraja, Medan Kota yang beroperasi di atas pukul 00.00 WIB, juga mengaku sama sekali tidak mengetahui tentang peraturan walikota tersebut.

Namun lain halnya dengan Juned (22), operator di warnet “Samudra Net” yang juga berlokasi di kawasan Jalan Jamin Ginting, mengaku sudah mengetahui tentang peraturan tersebut dari temannya dan sudah disampaikan kepada pemilik warnet tersebut. Tapi karena pemilik warnetnya keberatan akan hal itu, maka Juned harus melakukan keinginan sang pemilik warnet tersebut untuk tetap buka sampai pagi. “Tidak mungkin saya melawan bos saya, sementara saya hanya seorang pekerja di warnet ini,” tuturnya.

Hal senada dikatakan Ramika (24), operator di warnet Tree Net di Jalan HM Jhoni Nomor 54, Medan Kota. Dia mengaku, peraturan tersebut sudah diketahuinya dari pemilik warnet. Karenanya, mulai Senin (14/11) lalu, mereka sudah mulai melaksanakan Perwal tersebut. (mag-10)

Rp12,3 Miliar Segera Dikucurkan dari APBN

Pembebasan lahan Fly Over Simpang Pos, Tinggal 20 Rumah Lagi Belum Diganti Rugi

MEDAN- Pembebasan lahan Fly Over Simpang Pos hingga kini belum rampung. Masih ada 20 rumah warga lagi yang belum diganti rugi. Namun begitu, Pemko Medan masih optimis kalau persoalan ganti rugi lahan tersebut rampung sebelum 2012.

“Tinggal beberapa rumah lagi, kalau tidak salah sekitar 20 rumah lagi. Namun, tidak ada masalah, karena tim yang ada di lapangan masih mengupayakan agar pembebasan lahan ini bisa berjalan dengan cepat,” kata Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Selasa (15/11) siang.

Rahudman mengaku, tim Pemko Medan masih melakukan pendataan terhadap warga yang akan menerima anggaran ganti rugi tersebut. “Tim pembebasan lahan yang berada di lapangan sedang mengupayakan agar warga menerima ganti rugi. Rencana pembangunan Fly Over Simpang Pos ini dimulai awal 2012,” sebutnya.

Menurut Rahudman, pembangunan Fly Over Simpang Pos ini merupakan program untuk mengurangi kemacetan lalulintas. “Proyek ini dari dana APBN yang mulai dikerjakan awal 2012. Pemko Medan mengharapkan pembangunan Fly Over Simpang Pos ini tidak menimbulkan masalah dan kemacetan di Medan bisa diatasi dengan secepatnya,” ungkapnya.

Sementara, Seketaris Daerah (Sekda) Kota Medan Syaiful Bahri Lubis mengatakan, Jumat (18/11) nanti akan dikucurkan dana dari APBN sebesar Rp12,3 miliar untuk 23 persil (bidang tanah). “Saat ini masih proses pembebasan lahan. Kita harapkan dana ini segera cair dan warga mau menerima ganti rugi atas lahannya. Inikan demi kepentingan khalayak ramai juga, jadi kita upayakan pendekatan terhadap warga agar mereka mau menerima ganti rugi tersebut,” katanya.
Menurutnya, saat ini tim apresial masih melakukan pendataan terhadap warga yang akan menerima anggaran ganti rugi tersebut. Selain itu, pihaknya akan menyurati kelurahan agar membujuk warga untuk menerima ganti rugi tersebut.

“Anggap saja ini amal. Kalau dari nominal, saya rasa sudah lebih. Tim pembebasan lahan sedang membujuk warga untuk menerima ganti rugi. Selain itu, pembangunannya akan dimulai pada awal 2012,” jelasnya.(jon/mag-11)

Pembunuh Mahasiswa ITM Dituntut 20 Tahun

MEDAN- Rahmad Hidayat alias Dayat (25), pembunuh M Agus Widya Lubis mahasiswa ITM, dituntut 20 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Marina Surbakti, dalam persidangan lanjutan yang digelar di Pengadilan Negeri Medan, Selasa (15/11). Terdakwa, terbukti bersalah melanggar pasal primier pasal 340 jo 55 ayat 1 KUHP, tentang pembunuhan berencana atas korbannya yang tak lain mahasiswa Semester IV Fakultas Teknik di Institut Teknologi Medan (ITM).

Di hadapan majelis hakim yang dipimpin Serliwati SH, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menegaskan dalam dalam dakwaan tuntutan, terdakwa Rahmad Hidayat alias Dayat melanggar pasal Primair yaitu pasal 340 jo pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPidana.

“Unsur-unsur yang menjerat terdakwa dalam pasal tersebut telah terpenuhi yaitu, penyebab kematian M Agus Widya Lubis, adalah karena pendarahan yang banyak pada rongga kepala, leher dan rongga dada akibat luka paksa benda tumpul pada kepala dan luka tusuk pada leher dan dada,” ucap JPU Marina Surbakti.

Lebih lanjut dikatakan Marina Surbakti, berdasarkan visum et revertum, terdakwa Rahmad Hidayat alias Dayat dengan mengunakan sebilah pisau dan bersama teman terdakwa bernama Oky yang saat ini masih DPO, menggunakan broti memukul korban. “Terdakwa menusuk korban secara membabi buta di sekujur tubuh M Agus Widya Lubis sebanyak 37 tusukan yang menyebabkan korban tewas seketika,” ucapnya.

Dalam berkas tuntutan tersebut lebih lanjutkan dibacakan jaksa penuntut umum, bahwa kejadian tersebut terjadi pada 24 Januari 2011 bertempat di kamar kos korban di Jalan Air Bersih Gang Kasih Medan.  Sementara itu, Muhammad Wirdana SH MH selaku kuasa hukum terdakwa Rahmad Hidayat alias Dayat yang dimintai keterangan usai sidang menyatakan bahwa pasal 340 yang dijerat pada kliennya terlalu berlebihan.(rud)

Phil Jones Calon Suksesor

BEK muda Manchester United yang digadang-gadang bakal menjadi suksesor Jhon Terry, Phil Jones memberikan dukungan kepada seniornya yang telah kehilangan ban kapten akibat tindakan berbau rasis kepada Anton Ferdinand.
“Semuanya baik-baik saja dan semangat di dalam tim tetap bagus di kamp latihan. Segalanya berjalan normal dan seperti yang Anda ketahui bahwa dia (Jhon Terry) dalah seorang pemain besar, sekaligus kapten yang hebat,” bilang Phil Jones.
Memang, oleh banyak pengamat Phil Jones dianggap pemain muda yang memiliki talenta dan gaya bermain mirip Jhon Terry. Kokoh dalam bertahan namun efisien saat membantu serangan.

Karenanya, tak heran bila pelatih hebat sekelas Sir Alex Ferguson pun kesengsem dengan penampilannya.
Menurut Fergie (panggilan akrab Sir Alex Ferguson, Red) yang membuat dirinya tertarik untuk merekrut Jones dari Blackburn Rovers ke United adalah sikap pantang menyerah yang dimilikinya. Itu diperlihatkannya pada November tahun 2010 lalu, saat United mempermalukan Blackburn dengan skor 7-1.

“Ketika dia bermain melawan kami dalam pertandingan yang kami menangkan dengan skor 7-1, setelah gol kelima, dia terlihat berlari dan memberikan dorongan (motivasi) kepada pemain lainnya dan dia hanya berusia 18 tahun saat itu. Saya sangat terkesan. Setelah itu saya mencoba untuk menggaetnya pada bulan Januari. Kami memberikan penawaran, tetapi Blackburn tak ingin menjualnya pada saat itu,” ujar Ferguson.

“Dia adalah seorang pemain yang harus kami dapatkan. Dia pastinya berandil besar dalam pertandingan. Tak ada keraguan terhadap hal itu. Dia memiliki hasrat untuk bermain, berlatih dengan baik, dan memiliki determinasi luar biasa. Dia calon besar,” tutup Fergie. (net/jpnn)