28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 14423

Sempat Ikut Arisan

SEBELUM ditangkap Densus 88, Gilang Rian Janu alias Nanang Irawan alias Nang Ndut sempat mengikuti kegiatan arisan rutin di RT 24 RW 05, Kelurahan Bangunsari, Dolopo, Kabupaten Madiun, Kamis (20/10) malam pukul 19.30 WIB.

Ketika arisan berlangsung di rumah Hasyim Asyari, ketua RT 24, Janu duduk di teras rumah karena tidak kebagian tempat. “Ya baru pertama kali itu ikut arisan, katanya mewakili Pak Zaki, pemilik rumah,” ujar Kandar, tetangga sebelah rumah Zaki Adibani, pemilik pabrik penyamakan kulit kepada Radar Madiun (Group Sumut Pos), kemarin (21/10).

Kepada Kandar, Radar Madiun sempat menunjukkan foto sembilan daftar pencarian orang (DPO) tindak pidana terorisme pada Kandar. Pria 31 tahun itu langsung menunjuk foto Nang Ndut sebagai Janu yang dikenalnya selama ini.

Namun penampilannya, kata Kandar, sedikit berubah. Di Dolopo, Janu rambut tidak lagi pelontos seperti pada foto DPO. Rambutnya mulai tumbuh dan dipotong pendek. Janu juga tidak memiliki jenggot. “Waktu ikut arisan, dia pakai kacamata bening. Orangnya gemuk seperti di foto DPO itu,” terang Kandar.
Kandar mengaku tidak mengenal lebih dalam sosok Janu alias Nang Ndut.

Hanya,  Nang Ndut punya kebiasaan nongkrong di depan rumah Adibani selepas kerja. Saat malam tiba, Janu bergegas ke salah satu warnet yang tidak jauh dari rumah yang ditinggalinya. “Kebiasannya ya seperti itu, main ke warnet. Hampir setiap hari. Kadang juga ditemani Budi, teman sekamarnya,” katanya.

Beberapa kali, Kandar sempat ngobrol dengan Janu. Pria yang diduga terlibat bom di Cirebon dan Solo ini cukup pintar saat ditanyai masalah politik. “Dia itu senang membahas masalah politik. Kalau ngomong politik pintar sekali. Setahu saya, Janu itu dekat dengan Budi, karyawannya Pak Zaki juga. Tapi saat Janu ditangkap, Budi lagi pulang ke Solo,” terangnya.

Leni, penjual rokok di dekat rumah Zaki Adibani mengatakan, Janu sering membeli rokok. Biasanya pria bertubuh tambun ini membeli setengah bungkus rokok. (aan/jpnn)

Minta Uang Preman Sama Mantan Toke

Gara-gara tak memberi ‘uang preman’, Sunari Bahari (31) warga Jalan Pukat Banting V, Medan Denai, babak belur dipukuli Zulkifli, warga Seruai, Medan Labuhan, Kamis (20/10) siang.

Tak senang dianiaya, Sunari yang merupakan toke gas elpiji ini langsung membuat pengaduan ke Polsek Medan Labuhan Saat itu, Sunari mengawasi pembongkaran gas elpiji miliknya di lokasi distributor gas elpiji di Seruai, Medan Labuhan. Ketika pria turunan Tionghoa ini keluar dari lokasi distributor gas dengan mobilnya, Zulkifli yang merupakan warga sekitar langsung menghampirinya dan meminta ‘uang preman’ bongkar muat gas tersebut.

Permintaan itu tidak diindahkan Sunari. Akibatnya, Zulkifli yang merupakan mantan pekerja Sunari, langsung emosi dan memukul wajah toke gas tersebut hingga babak belur. Tak terima dipukuli, Sunari sempat melakukan perlawanan. Pergumulan itu berakhir setelah beberapa para pekerja melerai mereka.

Tak terima dengan perlakuan mantan pekerjanya itu, Sunari pun melaporkan kejadian itu ke Polsek Medan Labuhan. “Mau enak-enaknya saja dia minta uang. Saya saja mencarinya susah, dikiranya saya ini apa? Tak dikasih malah main pukul,” kata Sunari di kantor polisi. (ril/smg)

Teroris Cirebon-Solo Tuntas

Lima Masih DPO Kasus Pelatihan Militer di Aceh dan Bom Poso

JAKARTA-Penangkapan Nanang Irawan alias Nang Ndut di Madiun kemarin pagi mengakhiri pelarian kawanan pengebom Masjid Mapolresta Cirebon dan gereja GBIS Solo. Kelompok yang menamakan diri Tauhid Wal Jihad itu berhasil digulung oleh kerja rapi Detasemen Khusus 88 Mabes Polri dengan strategi persuasi.

Nanang Irawan warga Cemani, Grogol, Surakarta  ditangkap di sebuah pabrik penyamakan kulit di Dolopo Madiun oleh tim Mabes Polri. “Dia tidak melakukan perlawanan,” ujar Kadivhumas Polri Irjen Anton Bachrul Alam di kantornya kemarin (21/10). Nanang menggunakan nama samaran Gilang Rian Janu.

Dugaan sementara Nanang tidak hanya terlibat dalam kasus pengeboman Masjid Mapolresta Cirebon. “Kita juga dalami keterlibatannya untuk kasus peledakan di GBIS Solo. Polri punya tujuh hari untuk menyidik sebelum resmi dijadikan tersangka,” kata mantan Kapolda Jatim ini.

Penangkapan Nanang berawal dari informasi yang diperoleh dari Yadi Al Hasan yang ditangkap di rumahnya, Pasindangan, Gunung Jati,Cirebon. Yadi menyerah tanpa perlawanan setelah berhasil dibujuk melalui perantara komunikasi kakaknya.

Yadi mengakui dua bulan sebelumnya menemui Nanang di Solo. Saat itu, Nanang hendak pergi ke Madiun dan tinggal di sana. “Dengan ditangkapnya Yadi dan Nanang berarti untuk jaringan Cirebon sudah semuanya (tertangkap). Tapi, untuk yang lain masih ada DPO (Daftar Pencarian Orang),” kata Anton.

DPO yang terkait kasus terorisme lainnya adalah Umar alias Bujang alias Dede alias Rosi, Santoso alias Santo alias Abu Wardah, Cahya alias Ramzan, Imam Rasyidi alias Imam Sukamto alias Harun alias Yasir, dan Taufik Balaga alias Upik Lawanga. Mereka diduga terlibat pelatihan militer di Aceh dan juga kasus pengeboman di Poso 2006-2007.

Di bagian lain, kemarin tim Densus 88 juga melakukan penggeledahan di rumah Yadi di Cirebon. Mereka mencari barang bukti sebagai penguat sangkaan terhadap keterlibatan bapak satu anak berusia delapan bulan ini. Tim menemukan peta lokasi Mapolresta Cirebon, sejumlah buku dan kaos.

Hari ini, tim Densus 88 Mabes Polri juga akan menggelar rekonstruksi di sejumlah tempat di Solo terkait tersangka Umar Patek. Adik ipar Dulmatin Hari Kuncoro juga dibawa ke Solo untuk melengkapi keterangan lokasi persiapan bom Bali 1 yang terjadi sembilan tahun lalu itu.

Kali ini, tim Densus 88 sebenarnya cukup berani mengambil resiko dengan melakukan rekonstruksi di Solo. “Kami ekstra waspada dengan adanya upaya provokasi-provokasi,” kata sumber Jawa Pos (Group Sumut Pos) yang ikut mengawal Patek.

Selain mengerahkan 500 polisi setempat, tim CRT (Crisis Response Team) Densus 88 juga siaga penuh. Tim CRT ini dibekali dengan senjata peluru tajam yang siap digunakan jika kondisi mendesak. (rdl/jpnn)

Bayarkan Sertifikasi Guru

087869470xxx
Kepada Yth Bapak Kadis Pendidik kota Medan segera membayarkan stratifikasi guru  karena guru-guru Kota Medan sangat menyukai Kadis Pendidikan Kota Medan. Mewakili guru Kota Medan Drs Oka Somad Taruna SH MM. Terima kasih Sumut Pos.

Harap Bersabar
Terima kasih atas informasi dan pertanyaan yang disampaikan kepada kami. Dapat saya jelaskan, tidak serta merta semua guru yang sudah tersertifikasi langsung dapat dana sertifikasi tersebut. Namun, guru-guru yang menerima dana sertifikasi tersebut adalah guru-guru yang sudah memiliki Nomor Register Guru (NRG). Nah, jika sudah ada NRG baru dananya bisa diamprah. Selain itu, ada lagi revisi anggaran dari pusat. Inilah kendala-kendala yang sering kita hadapi dalam penyaluran dana sertifikasi tersebut.

Sedangkan mengenai adanya guru-guru yang sudah menerima dan ada yang belum, mungkin ada yang mendahulukan, atau bisa juga guru-guru tersebut memang sudah punya NRG. Karenanya, saya mengimbau agar guru-guru tersebut bersabar. Jika belum ada NRG-nya, maka tunggulah NRG tersebut keluar, baru dana sertifikasi tersebut bisa dicairkan.

Drs Hasan Basri MM
Kadis Pendidikan Kota Medan

——–

Pemko Harus Transparan
Berdasarkan laporan dan jawaban mengenai keluhan guru-guru agama ini, saya menilai masalah sertifikasi ini dikelola secara tak transparan. Buktinya, masih ada guru-guru yang mempertanyakannya, karena mereka merasa berhak menerrimanya. Saya juga melihat, komunikasi dan informasi yang terjalin dengan guru-guru tidak transparan. Untuk itu, sertfikasi ini harus dipublikasikan kepada guru-guru secara transparan sehingga mereka mengetahui apakah mereka sudah berhak atau belum menerima dana sertifkasi tersebut. Guru-guru juga harus proaktif mencari informasi seperti apa prosedurnya dan segera lengkapi persyaratannya, sehingga tak terjadi lagi keterlambatan pencairan dana sertifikasi tersebut.

Roma Simaremare
Ketua Komisi B DPRD Kota Medan

Pasar VII Marindal Berlubang

085262072xxx
Yth Bapak Bupati Deli Serdang Jalan Marindal Pasar VII dekat SD negeri 88 atau tepat di depan barisan ruko terdapat dua lobang besar di tengah jalan. Tolong ditambal, berbahaya bagi pengguna jalan. Sudah ada yang jatuh, trims.

Koordinasi Langsung Dengan Camat
Terimakasih untuk informasinya. Untuk perbaikan jalan ini dapat dikoordinasikan dengan pihak kelurahan dan kecamatan yang nantinya mengusulkan ke Pemkab untuk anggaran 2012.

Drs Umar Sitorus
Kabag Humas Infokom Deli Serdang

Siswa di Mabar Dikutip Rp120.000

087867141xxx
Maju terus harian Sumut Pos. Kepada Bapak Kepala Dinas Pendidikan yang terhormat apakah memang dibenarkan disetiap sekolah menengah atas saat pengambilan ijazah setiap siswa dikenakn biaya sebesar Rp120.000? Karena anak saya yang sekolah di Mabar dikenakan biaya sebesar itu. Kalau tidak dipatokan pasti kami selaku orangtua murid mengerti kepada pihak sekolah atas jerih payah mereka mengajar. Mohon penjelasannya dan mohon ditindak lanjuti terima kasih.

Akan Dikoordinasikan
Terimakasih atas informasinya. Laporan ini akan kami koordinasikan dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan. Begitupun warga juga dapat membuat laporan tertulis kepada Pemko Medan untuk dapat ditindaklanjuti

Budi Hariono, Kabag Humas Pemko Medan

Kapan Lagi Pendataan CPNS

085276819xxx
Bapak Kepala Dinas kalau guru honor yang sudah didata tahun 2010 sudah genap 5 tahun mereka diangkat jadi CPNS. Bagaimana yang sekarang ini baru pas 5 tahun, apakah ada pendataan lagi dan kapan ya Pak? Tolonglah kami mohon berikan harapan pada kami trima kasih J.STH (Tanjung Morawa).

Tunggu Keputusan Pusat
Terima kasih pertanyaannya, sesuai dengan aturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) PP 48/2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi CPNS yang berakhir 2009.

Untuk tenaga honorer yang diangkat daerah tahun 2006 sampai sekarang, tidak ada pengangkatan. Itu tanggung jawab pemerintah daerah, sebab PP 48/2005 melarang penambahan tenaga honorer. Nanti akan diakomodir dalam Rancangan PP tentang Pegawai Tidak Tetap yang masih dibahas.

Suherman
Kepala BKD Provsu

Paripurna Pergantian Komisi Dihujani Interupsi

Fraksi PPRN Terancam Bubar

MEDAN- Rapat paripurna DPRD Sumut dalam agenda membahas perubahan komposisi  komisi dan Badan Kelengkapan (Baleg) berujung banjir interupsi dan empat kali skor serta tak berujung,  Jumat (21/10).
Dari awal pelasakasanaan rapat paripurna, rapat baru dilaksanakan pukul 10.00, karena 50 persen anggota DPRD Sumut terlambat hadir dari agenda rapat semula pukul 09.00.

Bahkan, Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun  baru memasuki ruang rapat pukul 09.58 WIB. Beberapa menit kemudian, dua Wakil ketua DPRD Sumut Sigit Pramono Asri dan Kamaluddin Harahap juga terlihat hadir, tepatnya dalam catatan Sumut Pos pukul 10.02 WIB. Begitu juga Wakil Ketua DPRD Sumut lainnya, M Affan masuk pukul 10.09 WIB.

Setelah pimpinan masuk ke ruang paripurna, protokol rapat dengan pengeras suara mengumumkan, jumlah anggota dewan yang hadir sebanyak 65 orang, dan berarti telah quorum.
Wakil Ketua DPRD Sumut dari Fraksi Golkar, Chaidir Ritonga diunjuk menjadi pimpinan rapat. Baru beberapa kata dikeluarkan, interupsi dari Ketua Fraksi PDI P Budiman Nadapdap mempertanyakan rapat sebaiknya dipimpin Ketua Dewan. Bukan wakilnya.

Setelah dijelaskan mengenai kepemimpinan rapat, interupsi kembai datang dari anggota DPRD Sumut lainnya, Rijal Sirait menyatakan, untuk perubahan komposisi komisi,  sebaiknya ditunda semestinya dibahas  mengenai komposisi Badan Musyawarah (Bamus), bukan Badan Legislasi (Baleg), Badan Anggaran (Banggar) atau Badan Kehormatan Dewan (BKD). Dan bukan pula perubahan komposisi fraksi-fraksi.

“Per 21 Oktober ini, yang masanya habis itu komposisi komisi dan Banmus.  Bukan Banggar, bukan Baleg atau BKD. Kalau badan tersebut itu bulan depan berakhir,” katanya.
Rijal mengusulkan agar rapat sebaiknya ditunda terlebih dahulu, selanjutnya diperbaiki redaksi bahasa agenda rapatnya.

Selanjutnya, instruksi lainnya semakin tak bisa dihentikan. Akhirnya pimpinan DPRD Sumut melakukan skor rapat selama lima menit. Usai diskor, rapat kembali digelar. Baru saja dibuka, hujan interupsi kembali terjadi ketika Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Sumut,  Randiman Tarigan hendak membacakan komposisi perubahan Fraksi Golkar.

Anggota Fraksi PPP, Bustami Hs menyatakan tak ada persoalan dengan Fraksi Golkar. Tapi dalam rapat Banmus, perubahan komposisi yang akan dibacakan hanya Fraksi Gerindra Bulan Bintang Reformasi.

Suasana rapat semakin tidak kondusif. Pimpinan dewan terkesan tidak mampu menghandle jalannya rapat. Interupsi tidak kunjung berhenti. Melihat itu, sejumlah staf DPRD Sumut merasa geregetan melihat kondisi tersebut. Akhirnya, rapat diskor untuk ketiga kalinya.

Pimpinan rapat akhirnya dipimpin, Kamaluddin Harahap. Agenda pertama setelah skorsing tersebut adalah pembacaan penambahan anggota Fraksi Gerindra BBR oleh Sekwan DPRD Sumut Randiman. Baru saja Kamaluddin mempersilahkan Randiman Tarigan membacakan komposisi perubahan anggota Fraksi Gerindra BBR, Sekretaris Fraksi PPRN Restu Kurniawan Sarumaha  langsung melakukan interupsi.  Tapi dihalau Kamalauddin.

Randiman langsung membacakan komposisi anggota Fraksi Gerindra BBR, yang bertambah dua orang yakni, Oloan Simbolon dan Sony Firdaus. Sebelumnya, kedua anggota dewan ini merupakan anggota Fraksi Pelopor Peduli Rakyat Nasional (PPRN).

Mendengar itu, Restu langsung angkat bicara. Dengan nada tinggi  mengatakan, dalam rapat tersebut fraksinya telah dipermalukan. “Interupsi ketua! Pak Kamal ini garang kali sama aku. Ini yang dipersoalkan. Kalau ada penambahan anggota fraksi, harusnya ada pengumuman anggota fraksi. Saya sedih, bahwa kami diperolok-olok. Mintalah surat dari kami,” tegasnya.

Oloan Simbolon, anggota DPRD Sumut asal Partai Persatuan Daerah (PPD) yang menyatakan keluar dari Fraksi PPRN dan masuk ke Fraksi Gerindra BBR menyampaikan, keluarnya dari Fraksi PPRN dikarenakan suasana yang sudah tidak kondusif. “Bagaimana mau memikirkan rakyat Sumut. Di fraksi ribut terus, anggotanya sudah menyatakan keluar. Maka saya memutuskan keluar,” ujarnya.

Praktis Fraksi PPRN hanya diisi lima orang yakni, Rinawati Sianturi sebagai Ketua Fraksi, Roslynda Marpaung, Washington Pane, Rahmiana Delima Pulungan dan Restu Kurniawan Sarumaha. Kedua yang disebut-sebut berencana keluar  dari Fraksi PPRN yakni, Rahmiana dan Wahington. (ari)

Jenazah WNA Amerika Dibawa Pulang

Polisi Kantongi Identitas Pelaku

MEDAN – Polresta Medan sudah mengantongi dan mengetahui identitas pelaku penikaman warga negara Amerika, yang tewas ditikam di Jalan Mustang, Medan Polonia. Pelaku diketahui warga Jalan Jamin Ginting, Medan.

Wakil Kepala Polresta Medan, AKBP Pranyoto mengatakan, ciri-ciri  pelaku penikaman terhadap warga Amerika sudah diketahui. Sekarang ini masih dalam proses penyelidikan lanjutan, dan ada delapan orang yang telah diperiksa.

Pranyoto mengungkapkan korban datang ke Kota Medan untuk pekerjaan di bidang pendidikan, kehadirannya sebagai nara sumber di acara seminar yang digelar di Hotel Grand Angkasa, Kamis (20/10) kemarin. Tapi, belum melaksanakan tugasnya sudah meninggal.

Korban ditikam oleh dua pelaku itu, saat menumpangi becak motor bersama rekannya, Michele Devel menuju penginapannya di Swiss Bell Hotel. Baru beberapa menit berjalan, tepatnya di Jalan Mustang, Medan Polonia pada, Rabu (19/10) sekira pukul 22.30 ditikam dengan tiga tusukan oleh dua pelaku pengendara sepeda motor.

Akibatnya, korban pendarahan sebelum sampai ke RS Elisabeth Medan, korban . Pihak kepolisian langsung mengamankannya untuk divisum ke RSU Pirngadi Medan.
Rekan korban, Michele Davel menyampaikan, jenazah warga Samuel akan dibawa ke tanah kelahirannya di Colorado, Amerika Serikat, Jumat (21/10) malam via bandara Polonia Medan dan menumpangi pesawat Garuda Indonesia. “Tapi terlebih dahulu singgah di rumahnya di Korea, setelah itu dibawa ke Amerika,” ucapnya dalam bahasa Inggris.

Ketika ditanyai lebih jauh terkait penyebab tewasnya warga Amerika itu, Davel enggan berkomentar banyak. “Itu urusan perusahaan, terima kasih,” katanya didampingi penerjemahnya.
Di  ruang instalasi jenazah rumah sakit itu, Samuel terbaring kaku. Tampak di betis kiri ada dua tusukan benda tajam sedalam empat inchi serta di bagian pinggangnya satu tusukan sedalam tiga inchi. Tapi, saat baru masuk ke kamar jenazah, hidung dan telinga Samuel mengeluarkan darah.

Sekedar mengingatkan, warga Colorado, Amerika Serikat (AS), Samuel di tikam dua orang pelaku,  yang mengendarai sepeda motor Honda Supra  di Jalan Mustang, Medan Polonia. Dalam aksinya pelaku tak menggondol sejumlah barang berharga milik korban. Kini, barang-barang milik Samuel jadi barang bukti di kepolisian.  (mag-7/jon)

Kakek-Nenek Laporkan Cucu ke Polisi

MEDAN-  Pria pengangguran, Darmawan (26) warga Jalan Bersama, Gang Pelita, Kelurahan Bantan, Medan Tembung dilepas Polsekta Percut Seituan dari sel karena tak terbukti menjual sabu-sabu, Kamis (20/10). Tapi, akhirnya pria itu dilaporkan kakek dan neneknya karena seringan mengancam pakai belati.

Pasangan kakek dan nenek diketahui bernama, M Syarif (76) dan Khadijah (72) melaporkan Darmawan ke Polsek Percut Seituan. Syarif mengadukan cucunya itu, karena sering mengancam dirinya dengan belati. Bahkan, cucunya sering menjadikan rumahnya tempat berkumpul-kumpul diduga sebagai tempat memakai narkoba. “Kami sering diancam Darmawan pakai belati, apalagi bila keinginannya tak dipenuhi, “ ucapnya.

Beruntung, Syarif cepat membuat laporan. Dua jam akan dikeluarkannya dari penjara, petugas Reskrim Polsekta Percut Seituan akhirnya memasukkan kembali Darmawan ke penjara.  Kapolsekta Percut Seituan, Kompol M Simanjuntak menjelaskan, tersangka Darmawan kami proses lagi. (mag-7)