29 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14449

PKS Beri Pendidikan Bisnis

LUBUK PAKAM-Selain memberikan pendidikan politik secara berkesenambungan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kini memberikan warna baru dengan memberikan pendidikan bisnis kepada sekitar 300 kadernya, yang digelar di Medan, Minggu (16/10) akhir pekan silam.

“PKS tidak hanya sibuk dengan isu-isu politik namun terbuka dengan hal hal baru terutama mencerdaskan kader sehingga memberikan daya tambah buat perekonomian kader itu sendiri,”bilang Ketua DPD PKS Kabupaten Deli Serdang H. Mara Jaksa Harahap, S.Ag selaku penyelenggara  kegiatan.

Namun, sebelum memberikan pendidikan bisnis tersebut. PKS terlebih dahulu memberikan penguatan kadernya melalui seminar yang melakukan kajian bisnis menurut Islam bahkan kali ini bertema ‘Bisnis Etika dan Pandangannya Dalam Islam’

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera Deli Serdang (DPD PKS DS) ini  menghadirkan tiga orang pembicara. H. Abdul Latif Khan, S.Ag (Anggota Dewan Syariah Wilayah) memaparkan bisnis ditinjau dari syariat Islam. Sedangkan dua pembicra lainnya adalah  Junaidi Parapat, SE (Praktisi Bisnis) dan Irwansyah, SH,MH (Ketua Lembaga Hukum PAHAM) memaparkan bisnis ditinjau  dari tinjauan hukum Negara. “Kita ingin agar kita memiliki pengetahuan serta wawasan yang utuh tentang bisnis, karena kita ingin bekerja, membangun dan mensejahterahkan negeri ini,” ujar Ketua H. Mara Jaksa Harahap, S.Ag. (*/btr)

Polmas Deli Serdang Pungli

087768294xxx

Yth Kapolres Deli Serdang kami warga Namorambe prihatin dengan meningkatnya kejahatan di desa-desa Namorambe yang terkesan dibiarkan. Walau ada Polmas, bagi kami tak berarti apapun malah menambah beban kami setiap bulan hanya tahunya mengutip. Pungli ke setiap rumah tanpa adanya prestasi. Mohon segera ditindaklanjuti.

Laporkan ke Polsek Terdekat

Terimakasih untuk informasinya. Saya akan melakukan pengecekan ke lapangan. Begitu pun, bagi warga yang merasa dirugikan oleh orang baik itu dari Polmas maupun yang mengaku Polmas agar segera membuat laporan tertulis berserta data lengkap pelaku pungli untuk kita tindaklanjuti segera.

AKBP Wawan Munarwan
Kapolres Deli Serdang

Renovasi Kantor SPS Sumut Diresmikan

MEDAN – Renovasi Kantor Serikat Perusahaan Suratkabar (SPS) Sumut di Jalan Sena Medan, Minggu (16/10), diresmikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Provsu Nurdin Lubis.

Pada Kesempatan itu, Gatot melalui Sekda Provsu Nudin Lubis menyatakan dan meminta kepada para pemimpin perusahaan pers khususnya di Sumut, untuk terus memiliki komitmen untuk menciptakan  wartawan-wartawan yang berkualitas dan profesional di bidangnya. “Beberapa tahun terakhir ini keberadaan media massa sering disoroti masyarakat, baik tentang karya jurnalistik maupun keberadaan sarana dan prasarananya, terutama faktor pendukung seperti perkantoran dan fasilitas lainnya,” ujar Gatot melalui Sekdaprovsu H Nurdlin Lubis SH MM.

Pada kesempatan itu, Gatot juga menyatakan  saat ini banyak media yang melakukan tugas jurnalistik tanpa diketahui secara jelas dimana kantornya, dan kalaupun ditemukan kondisinya masih sangat jauh dari gambaran ideal sebuah kantor perusahaan pers.

“Kondisi ini secara tidak langsung akan mempengaruhi image masyarakat terhadap kehidupan media massa itu sendiri dan semakin krusial dengan adanya sejumlah sorotan yang intinya menilai kritik pers saat ini dituding sudah tidak proporsional dan pers telah memark-up informasi,” ujarnya.

Ketua SPS Sumut H M Zaki Abdullah mengharapkan dengan selesainya rehabilitasi kantor yang semula satu unit ruko menjadi dua unit yang digabung secara representatif menjadi stimulan bagi para pimpinan perusahaan pers untuk lebih komit menegakkan profesionalisme pers di medianya masing-masing.

“Kantor yang representatif ini menjadi simbol kesungguhan perusahaan pers untuk menepis berbagai image maupun kesan negative masyarakat terhadap pers melainkan membangun citra bahwa pers akan terus lebih professional dan bermartabat,” ujarnya pada acara yang juga dihadiri Penasihat PWI Pusat H M Yazid, Ketua PWI Sumut M Sjahrir dan para sesepuh maupun tokoh pers Sumut lainnya.

Plt Gubsu juga mengemukakan bahwa interaksi antara dunia pers dan masyarakat saat ini memang memerlukan saling koreksi dan introspeksi diri, yang muaranya tentu untuk mendorong pers Indonesia yang bersih dan kuat demi terwujudnya good media.

Kelahiran suatu media massa , lanjutnya sebenarnya harus bersandar kepada landasan filosofis jurnalistik yaitu mengabdi untuk kepentingan publik.

Oleh karenanya kehadiran sebuah media massa seharusnya sarat dengan cita-cita dan idealisme untuk menyangga kepentingan publik, yaitu hidup tenang, nyaman, damai dan sejahtera.  (ari)

IDTUG Sumut Buka Posko Pengaduan Penyedotan Pulsa

MEDAN- Maraknya keluhan masyarakat terkait penyedotan pulsa yang merugikan pengguna handphone (HP), menggugah Indonesia Telecommunication Users Group (IDTUG) Sumatera Utara untuk membuka posko pengaduan di Graha IDTUG Jalan Setia Budi Medan. Posko pengaduan ini akan menampung segala bentuk penipuan dan kasus penyedotan pulsa yang dialami pengguna HP. “Segala bentuk pengaduan akan kita terima, selanjutnya akan kita tindaklanjuti dengan mensurvei dan pembuktian di lapangan disesuaikan dengan kasus yang dialami user,” kata Ketua IDTUG Sumut Drs Hendrik Sitompul MM kepada wartawan di Graha IDTUG usai mengikuti rapat dengan BRTI di Gedung Kominfo Jakarta, kemarin.

Selain membuka posko pengaduan, IDTUG Sumut juga akan membongkar kasus baru yang diduga kuat, ikut menyedot pulsa dan sekaligus merugikan pengguna HP. “Kita sudah lakukan audit teknis dan bisnis, IDTUG siap untuk ungkap dan kini tahap koordinasi ke IDTUG Pusat. Tapi secara manual kita sudah ungkap, dimana kasusnya untuk sementara bersifat penyalahgunaan fasilitas untuk bisnis, sangat berpotensi menyedot pulsa pengguna HP,” tegas Hendrik Sitompul.

“Kita akan dalami terus kasus ini, jika data sudah lengkap, tidak tertutup kemungkinan persoalan ini akan kita lapor ke BRTI,” tambah Hendrik.

Terkait berbagai permasalahan dan pemberitaaan tentang adanya kecurigaan para Conten Provider (CP) yang nakal yang menyedot pulsa pelanggan, menurut Hendrik hal itu telah mencederai rasa keadilan masyarakat dan konsumen secara keseluruhan. Karenanya, untuk mengetahui mana saja CP  yang nakal dan tidak mengindahkan kaidah dalam berusaha, IDTUG Sumut meminta kepada pemerintah, BRTI dan operator agar dilakukan audit secara keseluruhan baik teknis dan bisnis. Audit teknis dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana mekanisme SMS premium berjalan. Sehingga diketahui mana-mana CP yang melakukan bisnisnya tidak benar alias nakal, begitu juga operator-operator mana saja yang melakukan kerjasama tersebut.

Sedangkan audit secara bisnis dimaksudkan agar masyarakat mengetahui kesepakatan antara content provider dan operator. Kemudian dari sana dapat diketahui siapa pemilik konten yang melanggar dan jika ada yang memberikan hadiah, dijelaskan bagaimana mekanismenya.

Selain itu, kata Hendrik, IDTUG meminta seluruh operator untuk menggunakan shortcode yang sama dan universal, berlaku untuk semua operator (misal 999), yang mudah diakses masyarakat pengguna, baik untuk mengetahui layanan SMS premium apa saja yang mereka pakai dan dapat pula digunakan untuk melakukan penghentian layanan tersebut.
“Misalnya dengan mengetik ‘999’ dari masing-masing HP pengguna akan muncul seluruh layanan SMS premium yang mereka registrasi. Dengan mengetik SMS ‘STOP’ dan dikirim ke ‘999’ otomatis akan menghentikan seluruh layanan SMS premium yang ada atau yang aktif pada pengguna tersebut,” bebernya.

Hendrik juga menegaskan, IDTUG meminta pemerintah untuk aktif terhadap isu data mirroring yang dilakukan CP dan operator, karena hal tersebut telah melanggar UU Telekomunikasi.

Selain itu, IDTUG meminta operator dan CP mengembalikan uang masyarakat pengguna dengan cara penambahan pulsa otomatis pada masing-masing nomor ponsel jika terbukti terjadi kecurangan yang dilakukan operator dan CP. Akhirnya, lanjut politisi Demokrat ini, regulator juga harus dapat tegas serta benar-benar melakukan fungsi control atas penyelenggaraan telekomunikasi di tanah air. Kredibilitas regulator juga harus lebih ditingkatkan agar objektifitas terhadap seluruh content provider dan operator tercapai.(*/ade)

UISU Bekali Mahasiswa Mengenal Potensi Diri

MEDAN- Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) menggelar seminar pelatihan kepada sejumlah mahasiswa di kampus UISU Almunawwarah Jalan Sisingamangaraja, Teladan Medan, Jumat-Sabtu(14/15) kemarin. Dengan seminar tersebut mahasiswa dapat mengenal potensi diri dan sukses dengan soft skill.

Seminar yang berlangsung di Gedung Fakultas Teknik itu dihadiri sedikitnya 200 lebih mahasiswa yang mewakili seluruh jurusan yang ada di kampus tersebut. “Seminar ini kita lakukan dalam dua sesi yakni untuk hari pertama tema yang diambil yakni pengembangan potensi diri yang diikuti para mahasiswa baru mewakili fakultas masing-masing. Dan untuk hari kedua tema yang dibahas yakni sukses dengan soft skill, dan untuk tema ini diikuti oleh mahasiswa semester akhir untuk menempah kesiapannya dalam memilih dunia kerja,” papar Dekan Fakultas Teknik UISU, Ir Luthfi Parinduri,MM saat ditemui di ruang kerjanya, Senin(17/10).

Luthfi juga mengatakan seminar tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi khususnya UISU yang diharapkan mampu bersaing di dunia kerja.

Selain itu bilang Luthfi, kegiatan seminar ini juga diharapkan mampu lebih memperkenalkan UISU kepada khalayak lewat berbagai kegiatan positif yang dilaksanakan.

“Sesuai imbauan rektor kegiatan ini tak lain untuk memperkenalkan UISU.Mengingat kedepannya kita berencana untuk menyiapkan tempat digelarnya pelatihan yang sama, namun untuk tingkat SLTA,” terangnya.

Kegiatan ini juga lanjutnya, merupakan program kerjasama antara UISU dengan PT Swakarya Insan Mandiri (SIM).
Dalam acara seminar itu pemberi materi yakni Frans Jadea Samosir (Psikolog), dan Dynar Fenny Manalu. “Dengan terselenggaranya program tersebut diharapkan mampu menjadi pembekalan yang bermanfaat bagi lulusan di UISU,” ujarnya.(uma)

Uji Materi UU Sisdiknas Siap Diajukan

JAKARTA-Sejumlah elemen pemerhati dunia pendidikan tengah menyiapkan materi untuk mengajukan judicial review atas Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Kelompok yang menamakan diri Koalisi Pendidikan ini akan mengajukan uji materi terhadap Pasal 50 ayat (3) yang menjadi dasar hukum bertumbuhnya Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). “Saat ini sudah sampai tahap menyiapkan materi untuk diajukan ke Mahkamah Konstitusi,” ungkap Retno Listyarti, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dalam sebuah diskusi di Kedai Tempo, Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin (17/10).

Ayat (3) Pasal 50 UU Sisdiknas, lanjut Retno, mewajibkan setiap kabupaten/kota memiliki minimal satu sekolah RSBI. Ia menduga, hal ini merupakan suatu kesengajaan lantaran untuk mencapai taraf tersebut, ada ‘upeti khusus’ yang harus diserahkan sekolah kepada pihak pendidikan nasional.

Sementara dari pihak sekolah, status internasional memungkinkan adanya pungutan yang lebih besar dari murid atau orangtua/wali murid.

“Antara 31 – 50 Juta setahun, tergantung kebijakan sekolah masing-masing,” urai Retno yang juga pengajar di sebuah sekolah berstatus RSBI di Jakarta.

Peserta didik yang kebanyakan dari kalangan berada ikut memeroleh keuntungan dari kehadiran RSBI. Mereka yang nilainya tidak memenuhi syarat untuk masuk sekolah unggulan tetap punya kesempatan masuk sekolah unggulan. Hal yang sama terjadi pada pemilihan jurusan. Siswa yang tidak memenuhi kualifikasi untuk masuk jurusan tertentu akhirnya bisa memilih RSBI sebagai sekolahnya. Pasalnya, syarat untuk menjadi murid RSBI, kata Retno, adalah memenuhi tuntutan keuangan yang diminta pihak sekolah.

Oleh karena itu, ia menegaskan, standar internasional tidak berarti mutunya lebih baik dari sekolah berstandar nasional.

“Kurikulum internasional tidak berarti muridnya lebih baik. Masuknya kan tergantung kemampuan keuangan, bukan murni hasil tes,” ujar Retno.

Ia mencontohkan, beberapa sekolah unggulan di Jakarta yang ternyata bisa dilampaui sekolah nonunggulan dalam Ujian Nasional 2011 . “Buktinya SMA (Negeri) 6, SMA 70, SMA 68, SMA 81, semuanya kalah dari SMA 77 dan SMA 99 dalam UN kemarin. Jadi, status unggulan tidak menunjukkan mutu sekolah lebih baik,” kata dia.
Masalah lain yang muncul dari kehadiran RSBI adalah adanya pengkotak-kotakan dalam pendidikan (Baca: RSBI Ciptakan Kasta Dalam Pendidikan).

Selain Koalisi Pendidikan, tim pengaju judicial review ini terdiri atas Indonesia Corruption Watch (ICW), Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam), dan tim kuasa hukum dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Tim akan menyertakan pula beberapa pakar pendidikan sebagai saksi ahli. (net/jpnn)

Kemendiknas Diubah Jadi Kemendikbud

Soroti Tawuran Pelajar dan Contek Massal

JAKARTA – Sebelum berganti nama menjadi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), institusi berslogan Tut Wuri Handayani itu bernama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pasca pengumuman perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II yang rencananya digelar hari ini (18/10), Kemendiknas bakal berubah nama kembali menjadi Kemendikbud.

Di temui di markas Kemendiknas, Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan besar kemungkinan perubahan Kemendiknas menjadi Kemendikbud. “Kebudayaan itu tidak bisa lepas dari pendidikan,” katanya. Dia mengakui, perubahan nama ini otomatis akan menambah perkejaan. Untuk itu, Presiden SBY menunjuk dua wakil menteri. Yaitu Wakil Menteri Bidang Kebudayaan Wiendhu Nurianti dan Wakil Menteri Bidang Pendidikan Musliar Kasim. Nuh berpendapat, penambahan pos wakil menteri baru ini akan disesuiakan dengan tugas pekerjaan yang tegas. “Dengan dua wakil menteri, diharapkan bisa lebih mengetahui kondisi riil di masyarakat,” jelas Nuh.

Namun, menteri asal Surabaya itu masih enggan menyebut dan memastikan nama-nama wakilnya nanti. “Lebih baik tunggu Selasa (hari ini, red) malam. Rencananya akan diumumkan secara resmi oleh Presiden SBY,” lanjutnya.
Diantara tugas tambahan setelah Kemendiknas berubah menjadi Kemendikbud, papar Nuh, adalah mengangkat kebudayaan dan dibumbui dengan unsur tuntutan yang tidak bisa dilepaskan dari muatan pendidikan. “Upaya ini bukan bentuk pemborosan. Juga bukan karena beberapa kasus yang terjadi akhir-akhir ini,” katanya.   Diantara kasus yang sempat mencuat di dunia pendidikan dan bersinggungan dengan budaya adalah tawuran pelajar dan contek massal. Dia berharap, penggabungan kebudayaan dan pendidikan dalam satu institusi bisa saling berinergi.

Seperti diketahui, selama ini kebudayaan menjadi bidang kerja Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar). Meskipun dalam perjalanannya Kemenbudpar lebih dominan mengurusi bidang pariwisata saja. Kementerian yang dipimpin Jero Wacik ini, berpeluang diganti menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Kebudayaan bisa dilihat dengan pandangan yang lebih mendalam. Kebudayaan itu ada yang namanya tuntunan dan tontonan,” ungkap mantan rektor ITS itu. Kedepan Nuh mengutarakan jika tuntunan dalam kebudayaan itu terkait dengan nilai dan tidak sesuai jika dikomersilkan.

Meskipun begitu, Nuh mengakui jika ekspresi budaya itu sangat beragam. Jika dimaknai sebagai hiburan, maka bisa digali dan menjadi sumber daya ekonomi. Dengan menggabungkan kebudayaan ini, Nuh bakal terus menggenjot pelaksanan misi pendidikan berkarakter. Nuh masih enggan dimintai keterangan tentang peluangnya masuk gerbong reshuffle. (wan/jpnn)

Pemuda Basis Ekonomi Mikro

Seminar Nasional Kewirausahaan

Sumatera Utara (Sumut) masuk lima besar penyumbang terbesar sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk skala nasional, termasuk di luar Pulau Jawa.

Berkaitan dengan itu Asisten Deputi Kewirausahaan Kemenpora, Drs Ponijan MPD berharap program prekonomian mikro berbasis kerakyatan harus terus digalakan. Terutama melalui UKM.

Itu disampaikan Ponijan usai mengikuti Seminar Nasional Kewirausahaan yang bertemakan, “Membangun Potensi Kemahasiswaan Pemuda Sebagai Basis Ekonomi Mikro Di Universitas” di Universitas Negeri Medan (Unimed), Senin (17/10).

Ponijan memaparkan, Selain Sumut ada lagi yang memiliki potensi besar dsalam menjalankan program prekonomian berbasis kerakyatan seperti Jogjakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. “Lima daerah tersebut dari segi UKM nya memberikan kontribusi besar bagi daerahnya,” jelasnya.

Jika UKM di suatu wilayah bagus bilang Ponijan, maka pertumbuhan ekonomi akan semakin berkembang dan kuat.
Untuk itu, sudut pandang  pemuda saat ini harus diubah, supaya dalam mencari kerja setelah selesai kuliah bisa membuka usaha atau berwirausaha.

Namun hal itu lanjutnya, harus didukung oleh pengusaha, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi. “Ketiga elemen tersebut harus saling bersinergi, jika tidak, sekuat tenaga apa pun generasi muda melakukan wirausaha akan sia-sia,” terangnya.

Dalam menggeluti dunia usaha, kata Ponijan, seorang pemuda harus memiliki daya saing yang baik pula, dan mampu memenej masa depan dengan rancangan yang baik.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas UKM dan Koperasi, Jonny Pasaribu hadir mewakili Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho. Ia mengatakan, Sumut saat ini sudah memiliki sekitar 2.537.416 unit UKM. Mereka itu dari berbagai bidang usaha.

“Semua itu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara nasional,” imbuh Jonny.
Sedangkan hambatan yang menekan pertumbuhan UKM menurutnya disebabkan ketersediaan teknologi dan sumber daya manusia yang masih terbatas.
“Pemerintah tetap mendukung dan memfasilitasi program UKM, terutama dalam perm odalan,” katanya.(uma)

UB Buka Kuliah Jarak Jauh Seluruh Indonesia

MALANG-Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, segera membuka program kuliah jarak jauh bagi mahasiswa di seluruh Tanah Air. Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Dr Yogi Sugito, Senin (17/10) menyatakan, segala persiapan untuk mematangkan konsep program kuliah jarak jauh tersebut sudah dilakukan dan saat ini tinggal membuka pendaftaran saja.

“Semua persiapan terutama yang berkaitan dengan teknologi yang mendukung kuliah jarak jauh bagi mahasiswa sudah dimatangkan, termasuk bagaimana mahasiswa mendapatkan materi kuliah dengan mudah,” katanya.
Menurut dia, materi kuliah jarak jauh tersebut dikirimkan ke masing-masing mahasiswa dengan memanfaatkan jaringan teknologi canggih, sehingga kuliah tidak harus tatap muka (bertemu secara fisik). Cukup dengan memanfaatkan kecanggihan tekonologi saja.

Yogi mengatakan, program kuliah jarak jauh tersebut akan dibuka tahun depan (2012) untuk beberapa jurusan. Sedangkan untuk Fakultas Pertanian program studi agribisnis sudah dimulai tahun ini (2011).
Sebenarnya, kata Yogi, jumlah yang mendaftar cukup banyak, hingga mencapai ratusan. Hanya saja, karena keterbatasan kapasitas yang diterima hanya 30 orang mahasiswa.”Pertemuan (tatap muka) secara fisik cukup satu kali saja dalam satu semester,” ujarnya.

Menyinggung pengembangan kampus di daerah lain, Yogi mengatakan, sedang dalam proses, yakni di Kediri. Namun, proses untuk menyamakan pendapat terkait Permendiknas dan Permendagri juga membutuhkan waktu cukup lama.
Mantan Dekan Fakultas Pertanian itu mengaku, pihaknya siap membeli lahan sesuai kebutuhan seluas 7 hektare yang nantinya dijadikan lahan penelitian bagi mahasiswa pertanian. (net/jpnn)

Andi M Ghalib Pendidikan di India Lebih Murah

DUTA Besar Indonesia untuk India, Andi M. Ghalib, mendorong masyarakat agar melanjutkan studi di India. Sebab, pendidikan di India kompetitif tapi relatif murah.

Karena pesatnya pendidikan di India, pihaknya saat ini berupaya meningkatkan kerja sama antar-negara khususnya di bidang pendidikan dan teknologi informasi sekolah.

“Ini merupakan bagian tindak lanjut nota kesepahaman pengembangan pendidikan antara Indonesia dan India yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu,” katanya.

Dia menjelaskan India saat ini termasuk negara yang tercepat pendidikannya di dunia. Beberapa indikatornya antara lain negara itu dalam satu tahun mampu mencetak satu juta sarjana teknik dan mampu menerbitkan 75 ribu-80 ribu judul buku. Kecenderungan penyelesaian tingkat pendidikan juga sangat positif. Menurutnya, rata-rata orang India berpikir mengambil gelar doktor pada usai 20-an tahun “Mereka negara luar biasa sekarang. Ilmu pengetahuan begitu didorong perkembangannya. Kita juga bisa lihat peran India di dunia internasional dari banyaknya penghargaan Nobel yang didapat oleh ilmuwan dan tokoh-tokoh mereka,” katanya.

Atase Pendidikan Indonesia di India, Son Kuswadi, menambahkan saat ini hanya ada 100 orang mahasiswa asal Indonesia di India. Ia mengakui minimnya masyarakat Indonesia menuntut ilmu di negara tersebut sebab upaya promosi pendidikan India masih kurang. (net/jpnn)