28 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14475

Profesional Guru Lebih Utama

Masyarakat menganggap, guru yang selama ini mengikuti program sertifikasi hanya mengejar tunjangan profesi. Hal ini disebabkan para guru belum memperlihatkan kompetensi yang dimiliki secara maksimal setelah menjadi gurun
profesional. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengubah stigma masyarakat tentang hal ini? Berikut wawancara wartawan koran ini Rahmat Sazaly dengan Rektor Unimed Prof Ibnu Hajar Damanik, Selasa (11/10).

Apa sebenarnya yang harus dilakukan agar guru benar-benar bekerja profesional?

Agar guru bekerja secara profesional, menurut saya dibutuhkan penilaian dan pengawasan secara objektif terhadap para guru penerima tunjangan sertifikasi itu. Apa bentuk tanggung jawab para guru terharap predikat yang telah mereka terima? Sebab, tak ada yang bisa menjamin profesinonalisme mereka. Malah, kompetensi mengajarnya terlihat terus merosot.

Program profesi, sertifikasi dan kompetensi tak dapat dipisahkan, karena ketiga unsur tersebut berkaitan erat dengan peningkatan kualitas guru. Untuk menjadi guru profesional, dibutuhkan sertifikasi dan hasilnya akan memperoleh kompetensi mengajar yang baik pula.

Jadi apa tanggapan Anda tentang program sertifikasi yang selama ini dilakukan?

Ini terkesan memang kurang bermanfaat. Meski, persyaratan guru untuk mendapatkan sertifikasi dengan melengkapi portofolio, masih banyak juga yang tak lulus sertifikasi.

Masih banyak guru yang tak menguasai bidang studinya karena tidak memiliki kompetensi. Guru juga banyak mengajar rangkap di kelas. Hal ini dilakukan karena keterbatasan guru, sehingga terpaksa harus mengajar di kelas yang sedang tidak ada gurunya. Berbeda dengan pendidikan di luar negeri yang mengutamakan keunggulan kompetensi guru.

Menurut Anda, apakah peran guru masih sangat besar mencerdaskan bangsa, mengingat semakin meningkatnya perkembangan teknologi informasi?
Saat ini pasar ilmu kependidikan sangat besar. Hal ini seiring dengan peluang dan meningkatnya permintaan tenaga guru. Kebutuhan tenaga guru di sekolah sejalan dengan tuntutan semakin banyaknya dibuka program studi ilmu keguruan juga sangat tinggi.

Untuk itu, diharapkan guru jangan sekedar mengajar anak didik di kelas dengan cara memindahkan isi buku kepada siswa. Tapi terpenting penguasaan materi dan kompetensi mengajar yang relevan dengan kebutuhan dunia pendidikan.

Jadi menurut Anda, program sertifikasi ini sudah tepat untuk perkembangan pendidikan di Indonesia?
Sertifikasi itu memang sangat baik, tapi hendaknya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar bermutu bagi guru, sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Untuk itu guru diharapkan jangan hanya sekedar mengejar tunjangan sertifikasi semata. (*)

Gara-gara WIL, Mantan Istri Dupukuli

Ely Mursita (33), warga Perumahan Bourgenvill Indah, Dusun Kuta Mbelin, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancurbatu, mendatangi Polsekta Pancurbatu.

Pasalnya, dia dipukuli Sahadi, mantan suaminya hingga mata sebelah kanan Ely lebam dan bibir atas bengkak. Penganiayaan tersebut terjadi di rumah Ely, Selasa (11/10) pagi pukul 10.00 WIB.

Saat itu, Ely terkejut melihat seorang wanita membersihkan rumahnya. Dengan emosi, Ely mendatangi perempuan tersebut. Dengan suara lantang, Ely mengusir wanita yang tidak dikenalnya itu dari rumahnya.

Wanita itu pun tak mau kalah, dia balik membentak Ely. Pertengkaran pun terjadi sehingga mengundang perhatian Suhandi yang saat itu juga ada di rumah itu. Suhandi mendatangi Ely dan langsung memukulinya hingga mengalami lebam di wajahnya. Beruntung Ririn, teman Ely, tiba-tiba datang dan melerai pertengkaran tersebut.

Ely menyebutkan, dia tak senang mantan suaminya itu membawa perempuan lain ke rumahnya. “Inikan rumah saya, jadi jangan kau berbuat mesum di sini. Kita sudah cerai beberapa bulan yang lalu,” ujar Ely kepada Suhandi. Mendengar perkataan itu, Sahadi langung naik pitam dan kembali memukuli Ely.

Tak senang diperlakukan seperti itu, Ely pun mengadukan kasus tersebut ke Polsek Pancurbatu. “Aku kesal sekali Bang. Padahal, selama kami berumah tangga belum sekali pun aku disentilnya, dan ini gara-gara wanita yang membersihkan rumahku itu ku usir, eh malah aku dipukulinya,” ujar janda tanpa anak ini. Namun ketika ditanyakan penyebab perceraiaannya, Ely enggan menceritakannya.

Kapolsek Pancurbatu AKP Ruruh Wicaksono Sik SH MH melalui Kanit Reskrim AKP Simon R Kendek SH mengatakan, pihaknya saat ini masih memeriksa sejumlah saksi. (roy/smg)

Pasien Alami Sesak Napas

Listrik di Ruang Isolasi RSUP Adam Malik Padam 3 Jam

MEDAN- Keluarga pasien sesalkan pelayanan RSUP H Adam Malik. Pasalnya, sejumlah pasien di ruang Rindu AI/SIDA atau biasa disebut ruang isolasi bagi para penderita HIV/AIDS, mengalami sesak napas karena alat bantu pernafasan tak berfungsi. Hal ini diduga terjadi karena pemadaman listrik selama tiga jam, Rabu (12/10) sore, mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 19.30 WIB.

“Pemadaman listrik ini sudah sering terjadi di ruangan SIDA ini, padahal kita juga sudah sering menyampaikan kekecewaan kepada pihak rumah sakit perihal mati lampu ini, tapi mereka tak peduli dan selalu beralasan ada perbaikan,” kata seorang keluarga pasien yang enggan menyebutkan namanaya saat konfirmasi wartawan koran ini, Rabu (12/10).

“Seharusnya ada alternatif yang dilakukan pihak rumah sakit untuk menanganinya. Malahan pihak rumah sakit juga beralasan gensetnya sedang dalam perbaikan sementara ruangan lain tetap menyala,” sebutnya.

Saat hal ini dikonfirmasi kepada Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik, Lukmanul Hakim, listrik padam ini merupakan hal yang biasa dan wajar. “Kenapa rupanya kalau mati? Itu memang hal yang biasa di rumah sakit. Kalau mati kan dihidupkan kembali Kenapa, hal seperti itu pun mau diberitakan?,” kata Lukmanul Hakim.

Manurutnya, pemadaman listrik itu merupakan kebijakan PLN, dan begitu listrik padam pihaknya langsung menyalakan genset. Terkait tabung oksigen yang tak berfungsi karena listrik padam, Lukmanul Hakim mengatakan, itu semua tidak ada hubungannya dengan listrik padam.

“Mana ada hubungannya antara tabung oksigen dengan mati lampu karena tabung oksigen berjalan dengan sendirinya. Wajar kalau pasien kalang kabut tapi kalau memang sudah mati lampu mau dibilang apa. Pokoknya genset kita hidupkan begitu lampunya mati,” sebut Lukmanul Hakim. (uma/jon)

Tindak Oknum Petugas Nakal

Fraksi PDIP DPRD Sumut Buka Posko Pengaduan Pelanggan PLN

MEDAN- Banyak oknum, khususnya petugas Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) yang memanfaatkan situasi dan kondisi, terutama yang bersangkutan dengan pelanggan listrik. Itu dikemukakan seorang mantan petugas P2TL PLN Cabang Medan yang enggan disebutkan namanya, yang mengadu ke Posko Pengaduan Pelanggan Listrik di Ruang Fraksi PDI P, Lantai III Kantor DPRD Sumut, Rabu (12/10).

“Tidak adanya komunikasi antara petugas dengan pihak PLN. Jadi, akhirnya banyak petugas yang memanfaatkan untuk mencari keuntungan pribadi,” ungkap pria berbadan kurus tersebut kepada wartawan di ruang anggota DPRD Sumut Brilian Moktar.

Satu contoh yang dikemukakannya yakni, bila ada warga yang melaporkan bahwa listrik di rumahnya tidak memiliki segel, dan meminta agar hal ini diperhatikan, malah akhirnya pelanggan itu dikenakan biaya. “Orang mau jujur saja, malah dimanfaatkan,” katanya.

Mantan petugas P2TL tersebut juga menuturkan, segel listrik di rumahnya rusak. Namun, tagihan rekening listrik di rumahnya malah terus-terusan membengkak.

Sementara itu, Brilian Moktar selaku pihak pemrakarsa posko aduan pelanggan listrik tersebut mengemukakan, dalam persoalan ini, banyak penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pihak PLN, terlebih lagi oknum-oknum PLN terutama petugas P2TL.

“Kalau Dirut PLN nya, Dahlan Iskan adalah pribadi yang baik. Karena kita ketahui, dia (Dahlan Iskan, red) saja tidak mau menerima gaji atas jabatannya. Tapi, PLN-PLN di daerah yang tindak-tanduknya merugikan pelanggan, yang dalam hal ini menjadi korban,” terangnya.

Dalam hal ini, Brilian mengaku, pernah secara langsung bertemu Dahlan Iskan dan meminta agar, Dahlan Iskan untuk langsung turun tangan dan tegas menindak oknum-oknum PLN tersebut.

“Waktu itu saya bertemu Pak Dahlan Iskan. Saya meminta, Pak Dahlan untuk terus berjuang menyelematkan PLN dari oknum-oknum yang tidak profesional. Karena dengan hal ini, sudah rahasia umum banyak masalah di PLN, khususnya di daerah,” tandasnya.(ari)

Tiga Ruko di Kapten Muslim Terbakar

MEDAN- Tiga unit rumah toko (Roku) berlantai III di Jalan Kapten Muslim, Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia, ludes dilalap sijago merah, Rabu (12/10) pagi pukul 08.00 WIB. Api diduga dari kompor minyak tanah yang meledak di lantai 1 ruko yang dikontrak Dodi (40), pengusaha sate padang.

Saat kejadian, Asep (28), karyawan Dodi hendak memasak lontong. Namun saat Asep menyalakan kompor minyak tanah dengan menggunakan mancis, tiba kompor tersebut meledak dan api spontan membesar.

Melihat api semakin membesar, Asep langsung keluar sambil menjerit memanggil Dodi beserta istri dan anaknya untuk keluar dari ruko guna menyelamatkan diri dari kebakaran tersebut. Api yang semakin membesar, merambat ke ruko di sebelahnya yang menjual aksesoris komputer dan ruko yang dijadikan kantor turut terbakar.

Tak lama berselang, lima unit mobil Pemadam Kebakaran tiba di lokasi. Satu jam kemudian, petugas pemadam berhasil menjinakkan api yang membakar ruko tersebut.  Akibat kebakaran tersebut, korban mengalami kerugian yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.(mag-7)

Elia Diduga Dibunuh Pacar Sendiri

MEDAN- Sedikitnya empat orang diperiksa sebagai saksi terkait tewasnya Elia Kartika Dewi, warga Marelan di kamar 319 Hotel Ardina, Jalan Krakatau Ujung, Selasa (11/10) kemarin. Keempat saksi yang diperiksa yakni Sudarso (40) ayah korban, Dedi, serta dua karyawan hotel lainnya.

“Saat ini kita baru memintai keterangan dari pihak hotel. Tiga pegawai hotel dan ayah korban,” kata Kapolsek Medan Timur Kompol Patar Silalahi saat dikonfirmasi, Rabu (12/10) siang.

Saat ditanyai mengenai identitas pelaku, Patar mengatakan, untuk sementara pelaku pembunuhan ini diduga pacar korban yang diduga berinisial AA warga Jalan Alumunium I, Kecamatan Medan Deli. Saat itu korban diduga bersama Ari ketika masuk ke Hotel Ardina, Senin (10/10) sore pukul 15.00 WIB.

Kemudian saat masuk ke hotel, tersangka menggunakan nama Arman, hal itu diketahui saat kepolisian mengcek ke pihak Hotel, tertera bahwa nama Arman sebagai pemakai kamar 319 Hotel Ardina.(mag-7)

Gatot Merasa Gubernur Definitif

Plt Gubsu Temui Sekjen Kemendagri

JAKARTA- Laporan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemedagri) ternyata mengecewakan. Petinggi di kementerian tak puas karena isi laporan Gatot itu tidak menyuarakan inti permasalahan.

Surat tertanggal 16 September 2011, yang dikirimkan Gatot menyebutkan bahwa mutasi yang telah dilakukan sudah melewati persetujuan Badan Pertimbangan Jabatan Kepangkatan (Baperjakat) Pemprov Sumut. Gatot, dalam laporannya itu, juga mengatakan bahwa mutasi dilakukan untuk meningkatkan kinerja di Pemprov Sumut.
Masalahnya, yang dipersoalkan Kemendagri adalah mutasi yang dilakukan Gatot melanggar aturan. Di mana, sebagai Plt gubernur, Gatot tidak punya kewenangan melakukan mutasi, terlebih menonjobkan sejumlah pejabat. “Dari laporannya itu, terlihat bahwa Gatot merasa sudah sebagai gubernur definitif. Laporan yang dibuat seolah dalam kondisi normal, padahal ini tak normal karena dia hanya Plt,” ujar sumber di Kemendagrin
yang mewanti-wanti namanya tidak ditulis di Sumut Pos ini.

Namun, terlepas dari itu, Gatot tampaknya sadar dengan masalah yang dihadapinya. Ancaman Mendagri Gamawan Fauzi yang akan mengeluarkan teguran keras kepada Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho,  langsung direspon politisi PKS itu. Gatot hari iniakan menemui Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri, Diah Anggraeni di gedung Kemendagri, Jakarta. Gatot sendiri yang minta bertemu ‘orang kedua’ di Kemendagri itu. Diah pun menjadwalkan mau menemui Gatot pagi ini sekitar pukul 10.00 WIB.

“Besok (hari ini, Red) dia mau menemui saya,” ujar Diah kepada wartawan di kantornya, kemarin sore.
Diah tak mau berkomentar banyak saat ditanya kebijakan apa yang akan diambil dalam kasus mutasi besar-besaran di Pemprov Sumut itu. Birokrat asal Semarang itu berjanji akan memberikan keterangan usai bertemu Gatot. “Besok setelah pertemuan saya jelaskan ya,” ujarnya ramah.

Sementara, informasi yang didapat Sumut Pos, Diah bersemangat untuk segera bertemu Gatot. “Ibu (Diah Anggraeni, Red) sudah tak sabar pengin segera memarahi Pak Gatot,” cerita sumber koran ini yang merupakan orang dalam Kemendagri.

Pihak Kemendagri sendiri tidak mengira jika Gatot mau datang menemui Diah. Padahal, pihak Kemendagri sudah menyiapkan draf surat teguran kedua, yang tentunya lebih keras dibanding teguran yang pertama. Selain menyiapkan teguran ke Gatot, pihak Kemendagri juga menyiapkan draf Surat Edaran (SE) Mendagri yang akan dikirim ke seluruh gubernur dan bupati/walikota. Isi SE, mengingatkan agar para kepala daerah tidak sembarangan melakukan mutasi di jajaran pegawainya. Bahkan, dari kasus mutasi besar-besaran di Sumut ini, Kemendagri akan memasukkan pasal yang mengatur secara lebih tegas kewenangan seorang penjabat atau plt kepala daerah, dalam rumusan revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 yang saat ini dalam proses penggodokan.

Informasi lain yang diperoleh Sumut Pos, tadi malam Gatot sudah berada di Jakarta. Kuat dugaan, kedatangan Gatot ke ibukota, terkait jadwal perteman dengan Diah Anggraeni.

Dengan kedatangan Gatot hari ini ke Kemendagri, skenario akan mengirim surat teguran kedua, bisa diurungkan. Dengan catatan, dari hasil pertemuan ini Gatot mau tunduk menjalankan perintah Gamawan Fauzi untuk mengevaluasi mutasi massal yang telah diambilnya.

Gamawan dan Diah sendiri kompak, tidak akan membiarkan perkara ini. Gamawan dan Diah, yang sama-sama merintis karir di birokrasi dari bawah, tidak ingin nasib para birokrat di Sumut dipermainkan oleh penguasa politik di tingkat lokal.

“Saya tak rela teman-teman saya dibegitukan,” ujar Diah, yang lama merintis karir di Pemprov Jawa Tengah itu.
Sebelumnya diberitakan, Gamawan mengancam akan segera mengeluarkan surat teguran kedua kepada Gatot. “Kita akan tegur lagi. Kalau tidak segera bersikap, kita tegur lagi,” ujar Gamawan Fauzi kepada Sumut Pos di kantornya, Jumat (7/10). (sam)

Setipis Keuntungan Calo

Indonesia vs Qatar

JAKARTA-Kekalahan 2-3 Indonesia dari Qatar tidak hanya menyesakkan sebagian besar pendukung Bambang Pamungkas dkk. Hasil ini ternyata sangat berimbas pada nasib para calo tiket yang berada di seputaran Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, tempat pertandingan digelar.

Tentu ini soal pendapatan para calo yang turun drastis. Puluhan calo hanya bisa tersenyum masam dengan keadaan itu. “Jauh sekali penurunanannya bila dibanding saat melawan Bahrain,” ujar Entis, seorang calo sebelum pertandingan, Selasa (11/10).

Untuk pertandingan melawan Qatar, Entis mengaku baru menjual setengah dari 10 tiket yang dibawanya sejak pagin
Padahal, sebelumnya, sekali pertandingan timnas Indonesia melawan tim asing, Entis rata-rata bisa menjual hingga 30 tiket. “Sekarang tiket di loket saja masih banyak,” ungkapnya tanpa menyebut berapa jumlah keuntungan yang didapat.
Hal yang sama dirasakan Rudi, penjual tiket lainnya. Akibat menurunnya tingkat penjualan tiket, ia bingung untuk mengembalikan setoran uang modal yang didapat dari pinjaman. “Enggak tahu nih bayarnya, tiketnya masih sepi, padahal modalnya minjam tetangga,” ujarnya.

Pada laga kemarin malam, sejatinya Indonesia cukup mengimbangi permainan Qatar. Namun, kemenangan bak harga mati. Jadi, kalah dengan skor tipis sangatlah menyesakkan. Apalagi, dengan kekalahan itu, peluang Indonesia sangat tipis, persis dengan nasib para calo yang terhenyak karena sedikitnya tiket terjual.

Pada malam kemarin, dua gol Indonesia dipersembahkan pemain naturalisasi Cristian Gonzales (26 dan 35), sementara gol Qatar didapatkan dari Abdulaziz AL Sulaiti (13), Khalfan Ibrahim (31), Muhammed Razarak (59)

Hasil ini menempatkan Indonesia di posisi juru kunci klasemen sementara Grup E tanpa meraih satu poin pun. Adapun Qatar berhak menduduki posisi puncak dengan lima poin. Tetapi posisi Qatar masih mungkin digeser oleh Iran dan Bahrain yang bermain kemarin malam.

Menariknya, meski sepi penonton, pengamanan ketat tetap diterapkan aparat Polda Metro Jaya dalam pertandingan tersebut. Penggeledahan badan dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali. Hasilnya, kepolisian mengamankan seorang pemuda yang kedapatan membawa petasan dan seorang pemuda yang kepergok tengah melinting ganja.
“Ada satu orang yang bawa petasan. Dia bawa sekitar dua atau tiga petasan di Sektor 7,” kata Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sujarno.

Polisi menahan pemuda tersebut hingga pertandingan selesai. “Sesuai janji kami yang kedapatan bawa akan kami ambil petasannya, dan orangnya tidak boleh masuk stadion. Supaya biar sekalian enggak bisa nonton,” ucap Sujarno. (bbs/jpnn)

Ketua KPU Sumut Ajak Rembug

Soal Draft Anggaran Pilgubsu Rp496 M

MEDAN- Pengajuan draft anggaran Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2013, dari Pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut senilai Rp496 miliar, dinilai terlalu besar atau berlebihan. Menyikapi keterkejutan tentang besarnya angkat itu, Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution mengajak pihak terkait untuk sama-sama menghitungn
Hal ini diungkapkan Irham kepada Sumut Pos saat ditemui di salah satu ruangan Dekanat Hukum UMSU, Selasa (11/10). Pada kesempatan itu, Irham tetap bersikeras, anggaran yang diajukan tersebut adalah anggaran yang riil. “Kita berharap Pemprovsu termasuk DPRD Sumut, jangan dulu mengeluarkan sikap untuk efisiensi. Mari kita koreksi bersama, duduk bersama. Mana item-item anggaran itu yang perlu dilakukan penghematan dan penyederhanaan,” tegasnya.

Jauh lebih baik, sambungnya, bila dilakukan terlebih dahulu analisis, dilakukan perdebatan dan pembahasan bersama dengan Pemprovsu, Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu), Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Biar ada persepsi yang sama melihat alokasi anggaran yang sama. Kita tidak ingin juga, diakhir-akhir bermasalah dari aspek administratif dan pengadaan barang dan jasa. Karena kami punya pengalaman baik di 2008 lalu, tidak ada masalah apa pun,” tegasnya.

Tidak sampai di situ saja, Irham Buana mengaku, penyusunan draft anggaran Pilgubsu tersebut juga merujuk pada Pilgubsu 2008 lalu. Berdasarkan Pilgubsu 2008 lalu, dari dana alokasi secara keseluruhan sebesar Rp224 miliar, KPU Sumut mengembalikan sebesar Rp100 miliar ke kas daerah.

“Biaya Pilgubsu 2013 mengalami kenaikan yang signifikan, lebih dari 100 persen sebesar Rp496 miliar. Dana Pilgubsu 2008, sebanyak Rp100 miliar telah dikembalikan ke kas daerah. Dengan itu, berarti kami berhasil melakukan penghematan besar-besaran. Itu artinya, logika kita bangun itu jauh lebih baik kalau dicantumkan anggaran sebagaimana mekanismenya Undang-undang dan peraturan, ketimbang kita berprediksi atau berasumsi, tapi kemudian itu tidak dicantumkan di APBD. Tapi kemudian, itu dibutuhkan. Nah, jadi tidak mungkin akhirnya mengambil dari anggaran lain,” tukasnya.

Dikatakannya lagi, penyusunan draft anggaran Pilgubsu 2013 itu berdasarkan undang-undang, peraturan dan prediksi. Penyusunan serta pengajuan yang dilakukan, Sebenarnya bertujuan agar tidak menyedot alokasi anggaran lainnya. Dan sebaiknya, pengajuan itu bisa dimasukkan dalam pembahasan R-APBD 2012 dan R-APBD 2013.

Irham juga menegaskan, dalam penyusunan item per item kegiatan dan kebutuhan Pilgubsu 2013 mendatang, telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 54 Tahun 2009.

“Pada 2008, dananya dialokasikan pada satu tahun anggaran sehingga menyedot alokasi lainnya. Kita tidak ingin mengusik hati nurani rakyat dan mengganggu alokasi anggaran lain,” jelasnya.

Kenaikan sebesar 100 persen dana di Pilgubsu 2013 tersebut, kata Irham, juga berdasarkan beberapa faktor (lengkapnya lihat grafis). Satu yang paling besar alokasi dananya adalah masalah honor panitia. “Untuk pihak KPU bukan honor, tapi tunjangan 1 orang Rp2,5 juta dipotong pajak. Karena sudah ada dari APBN yang namanya uang kehormatan. Kalau itu dipersoalkan, itu tidak masalah. Yang terbesar itu honor panitia pemilihan. Honor KPU nya relatif rendah. Malah kalau itu ditiadakan, tergantung komitmen Pemerintah Daerah,” cetusnya.

Begitulah, soal besar draf anggaran Pilgubsu yang disampaikan oleh Irham memang menuai keterkejutan. Setelah Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho terkaget-kaget, kini sikap yang sama juga ditunjukkan Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sumut yang juga Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga, yang ditemui Sumut Pos di Gedung Dewan, kemarin.

“Memang jumlah itu relatif lebih besar, bila dibandingkan dengan Pilkada tahun-tahun sebelumnya, terlebih pada Pilgubsu 2008 lalu. Dalam hal ini, nantinya akan dikaji lebih jauh di Banggar, guna mencari kemungkinan efisiensi anggaran,” ungkapnya.

Dikatakannya, dalam urusan pemilihan umum, terlebih lagi Pemilukada yang menjadi faktor utama bertambahnya anggaran jika diformulasikan dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih lanjut Chaidir Ritonga menyatakan, upaya efisiensi terhadap anggaran Pilgubsu 2013 mendatang, tidak serta merta akan langsung disahkan. Karena, masih ada peluang Pemilihan Gubsu kembali dilakukan oleh anggota dewan. “Kita juga masih menunggu peluang pemilihan gubernur dilakukan anggota dewan. Karena sejauh ini masih dibahas di DPR. Artinya, jika nantinya benar pemilihan gubernur kembali dilakukan anggota dewan, maka secara otomatis anggaran relatif bisa diminimalisir,” jelasnya.

Dalam pembahasan nantinya, anggaran yang diajukan KPU tersebut, sambung politisi Partai Golkar tersebut, bisa dimasukkan dalam pembahasan APBD 2012 dan P-APBD 2012 serta di pembahasan APBD 2013. “Bisa tiga kali pembahasan,” katanya.

Sementara itu, anggota Banggar DPRD Sumut lainnya Amsal Nasution mengatakan, sejauh ini belum ada pembahasan mengenai usulan draft anggaran Pilgubsu 2013 tersebut di Banggar. “Belum ada pengusulan rapat membahas itu. Jadi, kita lihat dulu nanti,” katanya singkat.  (ari)

446 Calhaj Kloter 1 Tiba di Mekkah

Puncak Haji 5 November

MEDAN-Sembilan hari melaksanakan Arbain, ziarah ke makam Rasul SAW dan kegiatan lain di Madinah, 446 jamaah calon haji kelompok terbang akan bergerak ke Mekkah. Calhaj ‘angkatan pertama’ musim haji 2011 tersebut akan bergerak dengan menumpang 10 bus, Selasa (11/10).

Informasi dari Media Center Haji, calhaj asal Labuhan Batu dan Medan ini tergabung dalam gelombang kedua calhaj Indonesia yang meninggalkan Madinah. “Gelombang pertama yang telah bergerak menuju Mekkah yakni jamaah calhaj kloter I asal Jambi dan Jawa Barat,” ungkap Kepala Daerah Kerja Madinah, Ahmad Jauhari, Selasa (11/10).
Di Mekkah, calhaj asal Sumut akan tinggal di Bir Ali untuk mengambil miqat, memakai pakaian ihram dan berniat. “Karena mengambil ‘Haji Tammatu’ setiba di Mekkah maka jamaah akan melaksanakan umroh yang diawali dengan tawaf, sai kemudian tahallul,” jelasnya.

Kemudian jamaah akan mengisi kegiatan dengan ibadah sunnah seraya menunggu hari H pelaksanaan haji yakni wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1432 H, mabit di Muzdalifah, melempar jumroh pada hari Tasrik.
Kepala Sektor 3 Makkah Shoim Munawar kepada Humas Kemenag di Arab Saudi menuturkan, gelombang kedatangan calhaj dari Madinah menuju Makkah ini berjalan hingga puncak ibadah haji yang diberkirakan Sabtu, 5 November mendatang. Puncak ibadah haji ini ditandai dengan pelaksanaan ibadah wukuf di Padang Arafah.

Setelah tiba di Makaah, calhaj sudah bisa menjalankan rangkaian ibadah haji. Diantaranya adalah tawaf di Masjidilharan. Menurut Shoim, saat ini pemerintah Indonesia tidak menyediakan transportasi bagi calhaj yang mendiami penginapan di sekitar Masjidilharam dengan radius kurang dari dua kilometer. “Ini sudah ketentuan. Jika pemondokannya jaraknya lebih dari dua kilometer, baru ada layanan transportasi,” tandasnya.

Bila 446 calhaj kloter I embarkasi Medan sudah sampai di Madinah, 445 calhaj baru tiba di Asrama Haji Medan, tadi malam. Jamaah tersebut 167 orang asal Tanjung Balai, empat orang warga Medan, 14 jamaah dari Dairi, lima orang asal Pakpak Bharat dan 260 jamaah dari Batubara dan tergabung dalam kloter 10.

Informasi dari Humas PPIH Embarkasi Medan, calhaj tertua atas nama Basri Abu Bakar Zainuddin Bin Abu Bakar dengan usia 87 tahun beralamat Dusun X Simpang Gambus Limapuluh Kabupaten Asahan dan jamaah calhaj termuda berusia 25 tahun atasnama Nuraidah Amansyah Bidin Binti Aman Syah dengan alamat Jalan Perintis Dusun VII Mesjid Lama Tanjung Tiram Kabupaten Asahan. Para jamaah kloter 10 ini akan berangkat hari ini, Rabu (12/10) dari Bandara Polonia, Medan.

Terkait masih ditemukannya jamaah calhaj yang mengandung dan masuk kategori berisiko, Humas PPIH Embarkasi Medan kembali mengingatkan agar jamaah mengindahkan aturan yang berlaku.

Sesuai Keputusan Bersama Mentri Agama RI dan Mentri Kesehatan dan Kesejahteran Sosial RI No 458/2000 menerangkan jamaah calhaj wanita hamil diizinkan berangkat haji jika usia kehamilan masih berada pada 14-26 minggu.

Dengan catatan wanita hamil harus mendapatkan sertifikat dari International Certificate Vaccination telah menjalani suntikan vaksinasi meningitis.

Menurut informasi dari Humas PPIH Embarkasi Medan, apabila jamaah haji wanita hamil dan melahirkan diperjalanan ke Saudi Arabia maka segala biaya melahirkan dan biaya pulang ketanah air harus ditanggung oleh jamaah dan tidak termasuk biaya keberangkatan ibadah haji. (saz)