28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14486

AMIK Medicom Adaptasi Pendidikan Singapore

MEDAN-Akademi Manajemen Informatika Komputer (AMIK) Medicom menerapkan model pengelolaan pendidikan ala negeri Singapore. Satu diantaranya mengadaptasi kurikulum pendidikan dengan menggunakan bahasa Inggris dalam mempelajari beberapa mata kuliahnya.

“Kita ketahui Singapore merupakan negara terbaik di Asia dalam bidang pendidikan, itu menjadi alasan kami mengapa mengadaptasi pola pendidikan negeri berlambang singa itu,” aku Supervisor Sistem AMIK Medicom, Drs Pangeran Sianipar MSc didampingi Ketua Promosi Fernando Pasaribu saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (1/11).

AMIK Medicom juga menerapkan nilai kehidupan orang-orang sukses dalam memotivasi para mahasiswa serta menerapkan sistem diskusi dalam menjalankan proses belajar mengajar.  Penerapan sistem tersebut menurut Fernando sangat efektif dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan mandiri bagi kampus yang memiliki jurusan diploma tiga bidang komputer ini.
Terbukti lebih dari setengah mahasiswanya (sekitar 2.000-an) yang masih aktif telah bekerja di perusahaan swasta. “Dari 3.000 jumlah mahasiswa yang tergabung di tujuh kampus yang ada di Kota Medan, 63 persen (berkisar 2.000-an) di antaranya telah bekerja khususnya di bidang Informatika Teknologi (IT).

Ini merupakan sebuah bentuk keberhasilan atas pola pendidikan yang diterapkan pihak kampus,” bebernya.

Bahkan menurut Fernando, AMIK Medicom juga memiliki penerapan sistem pendidikan yang berbeda dengan kampus lainnya. Yakni setiap mahasiswa memiliki hak angket untuk menilai dosen pengajar. Penilaian itu menjadi masukan bagi yayasan untuk mengevaluasi kinerja dosen. (uma)

FKG USU Adakan Bakti Sosial

MEDAN-Dalam rangka memperingati ulang tahun yang ke 50 (emas) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara melakukan berbagai kegiatan bakti sosial.
Diantaranya yakni operasi gratis terhadap 35 pasien celah bibir dan langit-langit serta kontruksi lewat kerjasama dengan Yayasan Penderita Celah Bibir dan Langit-langit dari Bandung yang dilaksanakan di Rumah Sakit Siti Hajar Medan, 28-30 Oktober kemarin.

“Kegiatan ini dilakukan FKG USU untuk memeriahkan ulang tahun emas FKG USU sekaligus bentuk kepedulian terhadap sesama manusia  lewat kegiatan bakti sosial yang kita lakukan,” ungkap Ulfa panitia pelaksana kepada wartawan, Selasa (1/11).
Selain itu bilang Ulfa, FKG USU juga akan melaksanakan ceramah popular dies natalis FKG USU 50 tahun dengan tema “Kondisi Gigi dan Mulut Cermin Kesehatan Anda” dengan menyiapkan tiga speaker atau penyaji makalah, yakni Saidina Hamzah Dalimunthe, drg,Sp.Perio (K), Drg, Essie Octiara, Sp.KGA dan dr Dharma Lindarto, Sp.PD.

Sedangkan untuk kegiatan ceramah popular ini menurut Ulfa sengaja dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya menjaga kesehatan mulut.
Bahkan sebagai puncak acara lanjut Ulfa, USU akan mengadakan Regional Dental Meeting and Exibition ke V (RDM&E-V) di Tiara Convention Centre, Medan pada tanggal 11-12 November mendatang yang rencananya akan diikuti lebih dari 1000 peserta dan 120 speaker serta 30 perusahaan yang terlibat dalam pameran.

“Untuk penutupnya USU akan mengadakan temu kangen antar alumni FKG USU dan bazaar dengan mengambil tema sarana pemersatu tenaga kesehatan gigi dan mulut dalam rangka meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Kegiatan itu juga nantinya akan dimeriahkan dengan fashion show untuk mahasiswa, perlombaan masak nasi goreng untuk laki-laki, lomba mewarnai untuk TK, pameran otomotif, indofood dan bank, stand terbaik serta kompak dan festival band untuk mahasiswa FKG USU,” terangnya. (uma)

Warga Bentrok, Pemerintah Thailand Pusing

BANGKOK- Amarah warga Thailand terus memuncak akibat rumah mereka terus-menerus terendam air selama 3 bulan. Amarah itu akhirnya berbuah terjadinya bentrokan dengan aparat kepolisian. Munculnya bentrokan itu membuat pemerintah negara gajah putih itu makin pusing.

Bentrokan itu terjadi antara warga yang tinggal di luar pintu air Kanal Sam Wa. Selasa (1/11) menggunakan palu untuk membobol pintu air tersebut. Namun, aksi itu mendapatkan perlawananan dari pihak kepolisian dan memicu bentrokan antara warga dengan polisi.

Warga terpaksa melakukan hal tersebut karena mereka ingin meringankan bebannya akibat banjir. Hingga kini, tinggi air di wilayah utara Bangkok dikabarkan mencapai setinggi dada orang dewasa padahal di saat bersama Bangkok sendiri sudah mulai mengering.

Bentrok fisik sempat terjadi antara warga dengan polisi, namun tidak ada korban. Akhirnya Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengizinkan pintu air dibuka satu meter. Namun pejabat lokal menyatakan bahwa pembukaan itu bisa memindahkan air ke kanal ke tempat lain yang selama ini masih aman jadi ikut kebanjiran, termasuk sebuah kawasan industri besar.

“Kami sebenarnya keberatan, namun pemerintah sudah memerintahkan Pemerintah Metropolitan Bangkok membuka pintu, jadi banjir akan datang,” kata juru bicara pemerintah Bangkok, Jate Sopitpongstorn.
Dia memaparkan banjir akan mencapai kawasan industri Bang Chan, selanjutnya akan dilihat konsekuensinya. Sedangkan konflik antara pemerintah Bangkok dengan pemerintah pusat menunjukkan perpecahan politik yang selama ini marak di Thailand.

Menurut Deputi Gubernur Bangkok, pembukaan pintu air itu harus diawasi dengan ketat. Pintu air yang dibuka ini dapat memberikan ancaman baru bagi sekira 19 distrik di Bangkok yang sebelumnya direndam air.
Seperti diketahui, 19 distrik tersebut saat ini sudah dianggap 80 persen bebas dari air. Tetapi dengan dibukanya pintu air, dikhawatirkan dapat melepaskan air dari kanal utama dan dapat mem bawa air masuk ke tengah kota.
Wilayah pemukiman di utara Bangkok serta warga yang tinggal di sebelah barat Sungai Chao Phraya memang menjadi daerah terparah yang dilanda banjir. Air tampak terus meluap dari sungai dan mengarah wilayah bersejarah di Bangkok. Tetapi, tembok pelindung banjir yang sebelumnya dibangun untuk mencegah gelombang tinggi laut masuk ke dalam Bangkok, seperti menunjukan pengaruhnya.
Sejumlah air sempat masuk ke dalam Istana Kerajaan. Tetapi prajurit Thailand dan relawan berhasil mempompa air tersebut keluar dari wilayah istana.

Kabinet hingga kini terus berjuang menyusun rencana pemulihan dengan biaya yang diperkirakan mencapai senilai triliunan rupiah. Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan Kittirat Na Ranong menyatakan pemerintah bakal butuh pinjaman ratusan miliar baht untuk pemulihan sekaligus untuk mencegah agar kondisi serupa tidak terulang di masa mendatang.

“Semua investor dan perwakilan negara asing yang bicara dengan saya tak ada yang bertanya sekarang banjirnya setinggi apa, namun apa yang akan dilakukan Thailand untuk mencegah hal ini terulang,” katanya. (bbs/jpnn)

Pesawat Qantas Mengudara Lagi

SYDNEY- Setelah menghentikan penerbangan sejak Sabtu siang lalu (29/10), maskapai nasional Australia Qantas kembali beroperasi. Kemarin (31/10), tepatnya pukul 04.41 waktu setempat (sekitar pukul 11.41 WIB), pesawat berlogo kanguru tersebut terbang lagi. Itu terjadi setelah sengketa kepegawaian Qantas selesai di pengadilan.

Meski hanya berhenti beroperasi selama 46 jam, aksi mogok masal para pegawai Qantas tersebut memberikan dampak ekonomi yang cukup besar. Khususnya bagi Australia. Bahkan, citra baik maskapai bintang empat versi Skytrax itu ikut terancam. Kendati demikian, solusi yang ditempuh lewat jalur hukum tersebut menuai reaksi positif berbagai pihak. Terutama, kalangan industri dan pemerintah.

“Mendung telah berlalu, kini semua pihak bisa melangkah dengan lebih percaya diri lagi bersama Qantas,” ujar Alan Joyce, chief executive Qantas. Dia juga menyatakan lega karena pengadilan memberikan solusi yang bisa diterima semua pihak. Yakni, para pegawai, khususnya petugas bagasi, teknisi dan pilot, serta manajemen Qantas. Sejak mogok masal Sabtu lalu, kasus Qantas lantas diambil alih oleh pengadilan industrial.

Meski sempat menelantarkan sedikitnya 70.000 penumpang di 22 kota di seluruh dunia, nilai saham Qantas kembali naik kemarin. Bersamaan dengan pengumuman Joyce soal berakhirnya aksi mogok itu, saham Qantas naik sekitar 4,4 persen. “Saya menjamin, seluruh penerbangan kami sudah kembali beroperasi normal besok (hari ini, Red),” janjinya di hadapan media. (afp/ap/hep/c11/ami/jpnn)

Insinyur Pimpin Libya

TRIPOLI – Libya resmi memiliki kepala pemerintahan baru. Senin malam waktu setempat (31/10), Dewan Transisi Nasional (NTC) memperkenalkan Abdel Rahim al-Keib sebagai perdana menteri (PM) sementara negeri Afrika Utara tersebut. Sebagai pemimpin, insinyur 61 tahun itu berjanji akan mengutamakan penegakan HAM.

“Kami jamin, pemerintahan yang baru akan membangun negara yang menjunjung tinggi HAM dan tidak menoleransi pelanggaran kemanusiaan dalam bentuk apapun. Tapi, untuk menuju ke sana, kami membutuhkan waktu,” papar Keib sesaat setelah dinobatkan sebagai PM sementara yang baru. Dia menggantikan tugas Mahmoud Jibril yang sebelumnya menjabat sebagai PM sementara selama sekitar tujuh bulan.

Keib yang dikenal sebagai putra asli Kota Tripoli terpilih sebagai PM sementara setelah mengalahkan empat pesaingnya. Pemilihan PM sementara yang akan menjabat sampai Libya menggelar pemilu tersebut dilakukan secara terbuka oleh seluruh anggota NTC. “Pemilihan ini membuktikan bahwa rakyat Libya sudah siap menyongsong masa depan mereka,” tandas Mustafa Abdel Jalil, chairman NTC.

Tugas pertama Keib sebagai PM sementara adalah membentuk pemerintahan baru Libya bersama NTC. Mereka memiliki waktu sampai 23 November untuk membentuk pemerintahan baru yang sifatnya sementara. Selanjutnya, pemerintahan sementara yang bakal disebut sebagai pemerintahan transisi itu punya masa jabatan selama sekitar delapan bulan sebelum pemerintahan permanen terbentuk.

Sebelum dikenal sebagai pebisnis sukses di Libya, Keib sempat tinggal di luar negeri selama beberapa tahun. Dia juga pernah menjadi dosen teknik elektro di University of Alabama, Amerika Serikat (AS), sampai 1996. Selama berkiprah di mancanegara, dia dikenal sebagai tokoh yang anti terhadap rezim Muammar Kadhafi. Karena itu, saat gelombang revolusi sipil bergelora pada awal tahun, dia ikut terjun.

Bersamaan dengan terpilihnya Keib sebagai PM sementara yang baru di Libya, Dewan Keamanan (DK) PBB menyoroti persenjataan rezim Kadhafi. Dewan yang beranggotakan 15 negara itu prihatin dengan banyaknya senjata yang disimpan Kadhafi. Apalagi, setelah Libya jatuh dalam krisis, senjata-senjata itu tak diketahui lagi keberadaannya. Sebagian diantaranya, konon, jatuh ke tangan kelompok radikal.

Karena persenjataan Kadhafi itu terdiri atas berbagai piranti canggih, termasuk semacam bazoka, DK PBB lantas mencetuskan resolusi yang berisi larangan penggunaan senjata-senjata tersebut. Selain itu, DK PBB juga melakukan pelacakan senjata rezim Kadhafi yang dikhawatirkan bisa memicu konflik senjata di kawasan Afrika. Khususnya di wilayah Sahel yang menjadi tempat bermukimnya Al Qaeda. (afp/hep/ami/jpnn)

Mengais Masa Lalu untuk Keuntungan Masa Kini

Ramadhan Batubara

Kemarin saya didatangi seorang kawan yang umurnya jauh di bawah saya. Pun, karirnya masih junior saya. Nah, saya pun gede rasa. Saya berbincang dengannya seolah sayalah yang paling benar. Persis pemangsa yang dapat mangsa. Sang kawan terlihat kurang senang. Terserah…, saya kan tidak mengundangnya.

“Dulu, semua gak kekgini,” kata saya ketika dia mengeluh soal pekerjaannya. “Saat aku masih kayak kau, tak ada kata mengeluh. Kalian sekarang manja!” sambung saya pula.

Lalu, kawan tadi pun bercerita tentang kendala di pekejaannya. Dia katakan, zaman sudah berubah, tidak bisa disamakan dengan zaman dulu.
“Sama saja! Hidup adalah pengulangan, Kawan. Aku dulu…,” balas saya lagi.

Intinya, setiap kawan itu bercerita, mengeluh, atau sekadar mencurahkan isi hati, saya pasti membalasnya dengan kata ‘dulu’. Dan ketika dia mulai ngotot, saya akan mengatakan kata ‘aku’. Fiuh, dia diam, mungkin sadar kalau saya lebih senior dan tentunya lebih berpengalaman. Bak kata orang bijak: sudah makan asam garam.Ya, meski tak sesuai dengan isi hati kawan tadi, saya memang unggul karena semua orang paham kalau pengalaman adalah guru yang sebenarnya.

Saya ceritakan fragmen di atas tak lain karena pada Oktober ini kita memperingati Bulan Bahasa. Ya, di bulan inilah ada kesepakan untuk menggunakan bahasa Indonesia bagi daerah di Nusantara yang merupakan jajahan Belanda; menariknya, saat itu belum merdeka. Jadi,  bisa bayangkan bagaimana perjuangan pemuda di zaman itu dalam meramu sesuatu untuk disepakati dalam Soempah Pemoeda 1928 yang terkenal tersebut.

Terus terang, saya tergoda ingin mengetahu seperti apa perdebatan kala itu. Ayolah, kesepakatan itu dibentuk di Pulau Jawa yang tentunya memiliki bahasa sendiri. Lalu, ada orang Sulawesi, Batak, dan sebagainya. Kenapa bahasa Melayu yang dipilih? Baiklah, saya paham kalau bahasa Melayu sudah dipakai dalam pergaulan pelayaran saat itu; menjadi alat komunikasi para pelaut, baik yang baik-baik maupun perompak. Pun, saya paham kalau kekalahan bahasa Jawa karena dia memiliki kelas.

Hal ini dianggap tidak demokratis padahal sejatinya perbedaan kelas untuk kesadaran warga dalam memandang dirinya dan orang lain. Lalu, bagaimana dengan bahasa Batak, bahasa dari Sulawesi semacam Bugis-Makassar, bisa kalah juga? Hm, mungkin terletak pada penggunanya yang terbatas. Tapi sudahlah, saya tidak ingin membahas itu. Saya penasaran, apakah dalam rapat tersebut ada yang menggunakan kata ‘aku’ dan ‘dulu’?

Untuk menjawab kepenasaran itu tampaknya saya butuh mesin waktu. Bagaimana tidak, saya tidak tahu harus bertanya pada siapa dan membaca buku karangan siapa terkait latar belakang dan perdebatan soal Soempah Pemoeda.

Pemuda yang meramu kesepakatan itu semuanya telah tiada. Dan, sepengetahuan saya, literatur yang tersedia tidak menceritakan secara detail seperti apa proses Soempah Pemoeda itu, yang ada hanya seputaran teks sumpahnya saja.

Kenapa tida bertanya pada sejarahwan saja? Wah, pasti jawabnya ‘dulu’ tanpa ada kata ‘aku’. Tidak asyik kan?

Hal inilah yang saya maksud dalam lantun kali ini. Pengalaman secara langsung memang lebih indah dibanding mendengar kata orang atau membaca buku orang lain kan? Lucunya, ada beberapa kawan yang tidak pernah melakukan sesuatu tapi mengaku sudah melakukan hanya karena dia lebih tua atau lebih senior di pekerjaan. Contohnya begini, ada seorang redaktur di sebuah koran, misalnya, memarahi beberapa reporternya. “Kalian ini kurang peka, tidak ada lagi features yang bisa diusulkan untuk halaman satu. Ayolah, tulis. Dulu, aku langganan nulis itu,” katanya.

Hm, kalau si redaktur memang benar langganan menulis feuters untuk halaman satu, tentunya tidak masalah, tapi bagaimana kalau sebaliknya? Apakah si redaktur tak sadar kalau isi koran dalam beberapa tahun sebelumnya masih bica dibaca? Ya, kalau si reporter penasaran seperti apa tulisan sang redaktur dan ingin membacanya, tapi tidak berhasil menemukannya bagaimana?
Ini dia yang saya maksud dari menjual masa lalu untuk keuntungan zaman sekarang. Atas nama tua dan lebih dulu makan asam garam di suatu profesi, kan tidak bisa asal mengklaim. Kesenioritasan boleh saja, tapi dibuktikan dengan karya kan? Jangan asal jual kata ‘dulu’ dan ‘aku’!

Fiuh…, pemikiran di atas tadi tampaknya ada dalam otak kawan saya yang curhat itu. Ya, ada sinar berbeda dari matanya ketika saya menunjukkan kesenioritasan padanya. Memang, dia tidak mengatakan kalau saya terlalu menjual masa lalu, namun saya melihat kegelisahnya.

Ya, sebagai generasi yang lebih muda, tentunya dia ingin dianggap sebagai manusia yang berkarya bukan? Manusia yang tidak hanya meneruskan apa yang telah dilakukan oleh pendahulunya. Seperti saya dulu (akhirnya saya tuliskan juga kata ‘dulu’ untuk diri sendiri; heheheheh) yang selalu protes kepada senior ketika diharapkan sebagai generasi penerus. Saya tidak setuju dengan itu karena saya menganggap diri saya dan generasi saya adalah generasi pengganti. Ingat bukan penerus, tapi pengganti!

Tapi, kenapa pula saya harus memaksa kawan tadi sebagai generasi penerus? Ah… hidup memang seperti lingkaran; bulat!(*)

9 Parpol Minta Mendagri Copot Gatot

JAKARTA-Panggung politik di Sumut memanas. Sembilan dari 11 partai pengusung pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho (Syampurno) saat Pilgub 2008, meminta Mendagri Gamawan Fauzi mencopot Gatot dari jabatannya sebagai plt gubernur Sumut. Gamawan diminta mengembalikan posisi Gatot sebagai wagubsu. Sembilan partai yang langsung menemui Gamawan di Gedung Kemendagri, Senin (31/10) petang, menyatakan siap mendukung kebijakan Mendagri jika sampai melakukan pencopotan Gatot dan menunjuk pejabat pusat sebagai plt gubernur Sumut.

Wakil Ketua DPD Partai Patriot Sumut, Edison Sirait menceritakan, dalam pertemuan itu Gamawan menjelaskan, pencopotan plt gubernur ada aturannya. Namun, kata Edison, jika Gamawan melakukan pencopotan dengan melompati aturan baku, maka sembilan partai siap mengamankan kebijakan itu.

“Demi stabilitas dan untuk kepentingan masyarakat, kita dukung kebijakan yang diambil di luar aturan,” ujar Edison yang juga Koordinator Partai Pengusung Syampurno kepada Sumut Pos usai pertemuan.

Dalam pertemuan hampir satu jam itu, Gamawan didampingi Sekjen Kemendagri, Diah Anggraeni. Kepada Sumut Pos, Gamawan menjelaskan, dalam pertemuan itu, para pimpinan sembilan partai pengusung mengaku kecewa dengan Gatot.  “Merasa komunikasi kurang lancar dengan plt gubernur,” ujar Gamawan begitu keluar dari gedung Kemendagri, tadi malam.

Gamawan menjelaskan, pihaknya juga tak tinggal diam, yakni sudah melakukan teguran ke Gatot. “Karena mekanisme mutasi sudah jelas, ada aturannya,” kata Gamawan.

Dia mengatakan, keluhan pimpinan sembilan parpol itu akan disampaikan Sekjen Kemendagri, Diah Anggraeni kepada Gatot secara langsung. Diah hari ini (Selasa, 1/11), ada agenda acara Korpri di Medan.

Para pimpinan sembilan partai yang hadir di pertemuan itu adalah Ketua PPDI Sumut BMR Simorangkir, Sekretaris PPDI Sumut Sukirman AM, Ketua PKPB Sumut HM Nasib Rusdiono, Sekretaris PKPB Sumut Surya Ginting, Ketua PKPI Sumut Haryanto, Ketua Partai Merdeka Sumut Marwansyah, Sekretaris Partai Merdeka Sumut Rudy R.

Selain itu, Ketua PDK Sumut H Pulungan, Ketua PSI Sumut Isaar Lubis, Ketua PPNU Sumut HZ Arifin, Wakil Ketua Partai Patriot Edison Sianturi, Sekretaris Partai Patriot Rismansyah, dan Wakil Ketua PPP Sumut Andi Jaya Matondang. Ketua DPW PPP Sumut Fadly Norzal urung hadir lantaran ada keluarga yang meninggal dunia.
Jadi, dari 11 partai pengusung Syampurno, hanya PKS dan PBB yang tidak hadir. Para pengurus sembilan partai itu pula yang meneken surat yang ditujukan ke Mendagri.

Dijelaskan Andi Jaya Matondang, menjelang penjaringan calon Wagubsu pada 2008 silam, Gatot pintar berkomunikasi dengan sejumlah partai, termasuk partai-partai berazas Islam. Gatot bersama tim PKS membeberkan konsep-konsepnya dan lantas bergabung dengan 10 partai lainnya.

“Kami berharap Mendagri mengingatkan Gatot. Kalau tetap tak bisa diatur, cabut saja mandat sebagai plt gubernur dan kembalikan ke posisi semula sebagai wakil,” tegas Andi.

Senada dengan Andi, Wakil Sekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha menyebut, Gatot telah ‘mengkhianati’ PPP yang dulu dijadikan perahu maju di Pilgub. “Nggak ada kontribusi. Nggak ada kontribusi PKS kepada PPP. Janganlah khianati terhadap koalisi dulu (koalisi PPP dan PKS usung Syampurna saat Pilgub, Red),” ujar Syaifullah Tamliha di Jakarta, kemarin.

Politisi asal Kalimantan Selatan itu berharap, Gatot bisa menjaga etika berpolitik. Mestinya, Gatot tidak seperti Syamsul. “Jangan maunya enak sendiri. Dulu Pak Syamsul balik ke Golkar,” kata Syaifullah.
Edison Sirait menambahkan, etelah Syamsul nonaktif dan Gatot naik, partai pengusung mencoba mengawal visi misi Syampurno dalam satu tahun belakangan. Pengawalan ini dilakukan, lanjutnya, karena sejak awal partai pengusung sudah sadar bahwa Gatot kurang mumpuni. “Kami sadar, calon Wagub yang kami dukung ini kapasitasnya adalah dosen. Tapi kami saat itu berharap, dua tahun bisa adaptasi cepat. Tapi nyatanya, kebijakannya yang merugikan masyarakat. Beliau tak mau dengar dan tak mau komunikasi. Kita khawatir ini memicu konflik elit dan konflik masyarakat,” tegas Edison.

Sementara itu, Ketua DPW PKS Sumut, Hafez LC MA, yang dihubungi wartawan koran ini tadi malam, tak bersedia memberikan jawaban detail. Wartawan koran ini sempat berkomunikasi dan berbasa-basi sebentar, namun saat wartawan koran ini menanyakan sikap PKS terhadap aksi 9 parpol pengusung Gatot ke Kemendagri, hubungan telepon langsung terputus. Wartawan koran ini kemudian beberapa kali mencoba menghubungi ustad Hafez, namun ponselnya tulalit-tidak aktif lagi.

Di tempat terpisah, anggota fraksi PKS di DPRD Sumut Amsal saat ditanya mengenai hal tersebut menerangkan, sikap fraksi tentang hal tersebut belum ada. “Tentang hal ini belum dibahas di tingkat fraksi. Jadi saya belum bisa memberikan komentar. Coba tanya Ketua Fraksi, karena memang belum ada pembahasan mengenai ini,” katanya.
Sedangkan Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut, Hidayatullah dan Ketua MPW PKS Sumut, Sigit Pramono Asri, juga tak bisa dimintai tanggapannya.

Menariknya, apa yang dilakukan oleh sembilan partai tersebut dianggap sia-sia oleh pengamat politik Sumut Ahmad Topan Damanik. “Hal itu memang bisa dilakukan, tapi itu tak ada gunanya. Dari sisi peraturan perundang-undangan, tidak ada hal yang akan memberatkan atau bahkan bisa mencopot jabatan,” ungkapnya, kemarin.

Menurutnya, tak ada UU yang bisa dipakai untuk mempengaruhi posisi plt gubsu saat ini, walau dengan penarikan dukungan dari partai pengusung. “Itu tak akan mempengaruhi,” jelas Ahmad.

“Lah, jika Mendagri menerima laporan tersebut dan memberikan tindakan, Mendagri tentu juga tak bodoh dan sudah mengerti. Ia (Mendagri, Red) juga pasti tahu tak ada UU yang bisa diterapkan untuk hal itu dan tentu tak bisa diterima,” tambahnya. (sam/saz/omi)

Siap Taruhkan Darah dan Nyawa

Ribuan Massa BPRPI dan AMAN Tuntut Tanah Adat

MEDAN-Ribuan masyarakat yang tergabung dalam Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI) atau Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) melakukan unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Senin (31/10).
Para pengunjuk rasa meminta agar pemerintah segera mendistribusikan 9.085 hektar tanah adat kepada masyarakat seperti yang telah disepakati sebelumnya.

Dalam hal ini Harun Nuh selaku Ketua Umum BPRPI menuntut pemerintah untuk membentuk tim khusus yang melibatkan masyarakat adat untuk mencari tanah yang pernah didistribusikan kepada masyarakat BPRPI sebanyak 9.085 hektar pada masa Pemerintahan Gubernur  Sumut, EWP Tambunan pada 24 Mei 1980 lalu. Yang mana menurut para pengunjuk rasa, tanah yang dijanjikan EWP Tambunan tersebut terletak di Kabupaten Langkat dan Deliserdang.

“Hingga saat ini sejengkal tanah pun tidak pernah diterima masyarakat adat BPRPI,” ungkap Harun.

Masih menurut Harun, perjuangan mereka menuntut hak atas tanah adat tertuang dalam Surat Gubernur EWP Tambunan Nomor 14233/3 tanggal 24 Mei 1980 tentang usaha penyelesaian kasus tanah adat yang diperjuangkan BPRPI secara tegas ditujukan kepada Bupati Langkat dan Bupati Deliserdang. Bahkan ditegaskan kembali surat Bupati Deliserdang yang saat itu dijabat Teteng Ginting, Nomor 10675/3 pada 4 Agustus 1980 tentang pendaftaran petani yang dikategorikan sebagai rakyat penunggu yang ditujukan kepada 10 Camat di Kecamatan Deliserdang.

Selain itu ada juga surat Asisten Bidang Pertanahan Tengku Putra Aziz, yang mengatasnamakan Gubernur TK I Sumut, No 593.7/ii 889 tanggal 30 April 1982 tentang penyelesaian tanah jaluran BPRPI di tujukan kepada Bupati Langkat dan Deli Serdang.

Isi surat tersebut menyatakan secara khusus pada Bupati Langkat untuk realisasikan penyediaan lahan 1000 hektar tanah untuk BPRPI.

Dasar itulah para pengunjuk rasa meminta agar Pemprov Sumut diminta serius untuk melindungi tanah tanah adat yang telah dikelola secara mandiri oleh masyarakat adat BPRPI. “Karena dengan melindungi tanah adat yang dikelola mandiri merupakan contoh nyata keberhasilan dalam mewujudkan ketahanan pangan seperti yang menjadi salah satu prioritas program pemerintah,” ungkapnya.

Diakhir orasinya, Harun menegaskan jika perjuangan BPRPI tidak akan pernah berhenti sampai pemerintah merealisasikan hak masyarakat adat. “Haram bagi kami mengakui yang bukan hak. Tapi kalau itu hak kami, wajib hukumnya untuk menuntut dan mempertahankannya walaupun nyawa dan darah taruhannya,” tegasnya.
Perwakilan pengunjuk rasa akhirnya diterima Kepala Bagian Pertanahan Biro Pemerintahan Pemprov Sumut Darwin Hutahuruk setelah satu jam lebih berorasi di depan kantor Gubsu. Dalam kesempatan itu, Darwin berjanji akan menyampaikan aspirasi tersebut ke Plt Gubernur Sumut yang kemarin sedang bertugas ke Kabupaten Karo.
“Permasalahan tanah sudah menjadi fokus perhatian Pemprov Sumut selama ini. Beberapa kali pertemuan dalam forum komunikasi daerah soal sengketa tanah selalu menjadi pembahasan,” sebutnya. (uma)

Tawuran di USU saat Ujian Tengah Semester

MEDAN-Merasa tak kuasa mengurusi mahasiswanya, pihak rektorat Universitas Sumatera Utara (USU), mempersilahkan pihak polisi untuk masuk kampus. Polisi diberi kebebasan untuk menindak langsung mahasiswa bermasalah.

Hal ini terungkap menyikapi tawuran yang terjadi antara mahasiswa Fakultas Pertanian yang dibantu Fakultas Ekonomi
melawan Fakultas Teknik. Dalam kejadian itu, dua unit sepeda motor menjadi korban setelah dibakar massa. Pun, sejumlah mobil yang terpakir di lokasi kejadian tak lumput dari sasaran lemparan dari kedua kubu ini. Tercatat 4 mahasiswa harus dirawat secara intensif, sementara 8 mahasiswa lainnya luka ringan.

Rektor USU Prof, Dr Syahrial Pasaribu, melalui Humas, Bisru mengatakan bahwa kesepakatan damai sudah dilakukan antara fakultas yang bertikai. Kemudian dia juga mengatakan, bahwa ke depannya jikalau ada mahasiswa yang bentrok, pihaknya akan menyerahkan ke proses hukum. “Kalau ada lagi yang bentrok, mau fakultas dari manapun itu akan kita serahkan ke polisi,” ujar Bisru, Senin (31/10).

Tawuran kemarin diduga merupakan lanjutan masalah ketika pelaksanaan orientasi studi dan pengenalan kampus (Ospek), September lalu. “Saya tidak tahu penyebabnya. Saya baru keluar dari kelas selesai ujian. Saya lihat bentrok, ya, saya sembunyi menyelamatkan diri ke dalam kelas,” ujar mahasiswi Fakultas Pertanian yang enggan menyebutkan namanya.

Di USU kemarin memang sedang dilaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS). Menariknya, ujian terus berlangsung meski kegaduhan terjadi di luar kelas. Bahkan, tawuran terjadi dalam dua gelombang. “Pertama jam 10 pagi. Kemudian jam 1 siang tadi yang besarnya. Dua motor milik mahasiswa ada yang dibakar. Tak tahu dari pihak mana kalau pemicu bentrokkan hanya salah paham saja, Bang,” ujar seorang security USU, Supriadi.

Dari informasi yang didapat, tawuran dimulai saat mahasiswa Fakultas Pertanian dibantu Fakultas Ekonomi menyerang Fakultas Teknik. Sempat terjadi aksi kejar antara kedua kubu yang berseteru. Jalan Almamater Pintu III–lokasi tawuran—yang tenang menjadi ramai dengan teriakan dan debu yang beterbangan. Bentrok juga melebar ke beberapa jalan lainnya. Dalam aksinya, mereka membawa batu, bambu, dan kayu.

Tawuran bisa reda setelah polisi dari Polsekta Medan Baru dan Polresta Medan turun melakukan pengamanan. Terlihat juga Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga turun langsung melakukan pengamanan. “Sudah berdamai. Tidak ada yang diamankan. Kalau sepeda motor yang dibakar itu mau didata pihak universitas,” ujar Kapolsekta Medan Baru, AKP Dony Alexander, SIk

Hingga sore kemarin, sekira pukul 15.30 WIB suasana kampus USU masih terlihat mencekam. Di lokasi selain terlihat polisi berjaga-jaga, pihak mahasiswa yang berseteru masih terlihat berkumpul dan tidak membubarkan diri. “Anggota masih tetap stanby, untuk berjaga-jaga,” tambah Dony. (mag-7/uma/mag-5)

Jamaah Haji Pulang Melalui Dua Pintu

MEDAN- Pemulangan Jamaah Haji Indonesia tahun ini diperkirakan akan lebih lancar dari tahun sebelumnya. Pasalnya, pemulangan tahun ini akan dilakukan melalui dua pintu (gate) di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
“Pemulangan jamaah haji selama ini hanya satu pintu, dan itu sangat merepotkan petugas. Serta pemulangan jamaah terkadang sering terlambat hingga memakan waktu 4 sampai 7 jam,” ujar Humas Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH), Sazli Nasution, Senin (31/10).

Selama ini pemulangan Jamaah Haji Indonesia hanya melalui satu pintu yaitu di pintu 22 yang khusus dibuat oleh pihak Garuda Indonesia. Tahun ini direncanakan menjadi dua pintu yang letaknya  di Terminal Barat tepatnya didekat parkir pesawat. “Rencana ini setelah Menteri Agama Surya Dharma Ali meninjau secara langsung persiapan pemulangan jamaah haji di Bandara King Abdul Aziz Jeddah,” kata Sazli.

Dalam kunjungan itu, Menteri Agama yang didampingi Sekretaris Dirjen Kemenag Pusat dan Dubes untuk Arab Saudi Gatot Abdul Mansyur juga mengunjungi ruangan imigrasi dan ruangan tunggu jamaah haji. “Untuk pemulangan Jamaah Haji sudah dipersiapkan sebaik mungkin. Pintu Terminal Barat sendiri masih dalam perbaikan dan pembersihan,” jelasnya.

Sementara itu, hingga saat ini, jumlah Jamaah Haji asal Sumut yang wafat di tanah suci mencapai 10 orang dan yang wafat di RS. Haji Medan ada dua orang. Ahli waris Jamaah Haji yang wafat ditanah suci akan mendapat asuransi dari Beringin Life Syariah sebesar Rp34 juta. Sementara, jamaah haji yang wafat di RS.Haji Medan juga mendapat asuransi Rp34 juta dan uang pemberangkatan sebelumnya akan dikembalikan seutuhnya.

“Dua Jamaah Haji Embarkasi Medan yang gagal berangkat ketanah suci karena sakit, uang pemberangkatan yang telah dibayarkannya akan dikembalikan seutuhnya. Uang tersebut, dapat diurus setelah pemulangan haji Kloter 01/MES ke tanah air. Jamaah Haji Kloter 01/MES dijadwalkan pada 11 November 2011 sekitar pukul 23.30 WIB,” bebernya. (mag-11)