24 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14535

Insentif Guru Raib

085261460xxx
Kepada Yth Pak Walikota Medan insentif guru honor periode Januari-Juni kenapa hilang/raib? Jawaban Pak Hasan sudah ditransfer sebelum lebaran. Bank Sumut bilang dananya belum ada. Ikan gulama-ikan mujair, sudah mau terima insentif nggak pernah cair. Horas tu Pak Walikota, trims.

Akan Diteruskan
Terimakasih untuk laporannya. Masalah ini akan saya teruskan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan.

Khairul Bukhari
Kabag Humas Pemko Medan

Perpanjangan Bidan PTT

081361430xxx
Yth Kadis Kesehatan Provinsi Sumut, saya mau mengurus perpanjangan Bidan PTT. Bagaimana carannya? Apakah pakai uang dan berapa harganya? Mohon penjelasannya trims.

Tanpa Pembiayaan
Terimakasih pertanyaannya. Saya sampaikan untuk perpanjangan bidan PTT dapat dilakukan melalui usulan Dinkes Kabupaten/Kota tanpa ada pembiayaan.

dr Chandra Syafei Pasaribu Sp Og, Kadis Kesehatan Sumut

Ngurus KTP Bayar?

087869583xxx
Kepada Bapak Walikota saya mau tanya sebenarnya mengurus KTP dikenakan biaya atau tidak? Kalau dikenakan dalam jumlah berapa? Karena kakak saya dikenakan biaya Rp50.000 dan saya Rp20.000.

Gratis
Terimakasih untuk pertanyaannya. Sesuai dengan undangan yang disampaikan kepada warga. Bahwa tertulis di situ pengurusan KTP tidak dikenakan pembiayaan. Bila warga memiliki bukti fisik adanya pungutan agar dilaporkan kepada pihak kepolisian karena itu sudah ilegal. Segera juga buat laporan tertulis kepada Pemko Medan.

Darusalam Pohan, Kadis Pendudukan dan Catatan Sipil Kota Medan

——

Pemko Harus Lebih Tegas
Terimakasih atas laporannya. Memang sesuai Perda, pengurusan KTP dilakukan secara geratis. Untuk itu, warga yang merasa dipungut biaya agar melaporkan hal itu ke Komisi A DPRD Kota Medan untuk kita tindaklanjuti.
Pemko Medan juga yang membawahi pemerintahan di kecamatan dan kelurahan agar lebih tegas menyuarakan pengurusan KTP secara gratis. Jangan hanya wacana dan menjadi asap seperti ini.

Ilhamsyah
Ketua Komisi A DPRD Kota Medan

Pesawat Casa Jatuh di Bahorok

Bawa 14 Penumpang dan 4 Kru, Sebelum Hilang Sempat Kepulkan Asap

MEDAN- Kecelakaan pesawat udara kembali terjadi. Kali ini, pesawat Casa 212-200 milik maskapai carter PT Nusantara Buana Air (NBA) jatuh di Bukit Kapur, Kecamatan Bahorok, kawasan Bukit Barisan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Hingga dinihari tadi belum diketahui nasib 14 penumpang dan empat awak pesawat (kru).

Petugas Bandara Polonia Medan, Jamal mengaku, pesawat ini jatuh Bahorok tepatnya di Gunung Kapur setelah hilang kontak. Sementara itu, Kepala pos SAR Kutacane Juanda Sodo menjelaskan berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang melihat jatuhnya pesawat. “Sebelum jatuh, ada saksi yang mengatakan pesawat mengeluarkan asap, kepulan asap hitam,” katanya.

Kepastian pesawat jatuh itu karena adanya pancaran sinyal dari pesawat. Pancaran sinyal itu dikeluarkan dari perangkat Emergency Locater Transmiter (ELT) secara otomatis dari pesawat yang mengalami benturan kuat. Sinyal pesawat akan diterima LUT atau Locater User Terminal di Kantor Pusat SAR di Jakarta. Kemudian, Kantor SAR Jakarta mengirimkan kabar itu ke Medan.

“Setiap pesawat dilengkapi ELT. Kami dapat kabar pesawat itu bukan dari Pihak Penerbangan, melainkan dari berita sinyal itu,” kata Kepala Seksi Operasi SAR Medan, Suhri Noster Nobertus Sinaga.
Menurut Suhri, pancaran sinyal itu bukan diaktifkan oleh pilot. Karena alat itu bukan berada di sekitar kokpit pesawat, melainkan berada di sebuah tempat khusus.

“Ini kemungkinan jatuh keras. Kalau terjadi benturan keras maka akan memancarkan sinyal, bukan diaktifkan,” kata Suhri.

Pesawat bernomor registrasi PK-TLF dengan tanggal pembuatan 31 Maret 1989 oleh PT Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) Bandung ini merupakan pesawat perintis dengan rute Medan-Kutacane.

“Pesawat berangkat dari Bandara Polonia Medan pukul 07.28 WIB dan diperkirakan akan mendarat di Bandara Kutacane pada pukul 08.03 WIB. Namun pada pukul 07.41 WIB, pesawat dengan konfigurasi 18 tempat duduk yang memiliki jam terbang 11329.30 flight hours dan 13626 flight cycle, kehilangan kontak dengan ATC Medan dan Kutacane. Koordinat terakhir diperkirakan pada posisi 03.23.80 North dan 098.01.21 East, yaitu di sekitar Bukit Kapur, Bahorok, kawasan Bukti Barisan.

Posisi pesawat naas itu akhirnya diketahui oleh pesawat Susi Air yang melintas di atasnya. Dilaporkan, pesawat terlihat di perbukitan pada ketinggian 3.600 feet. “Kalau dilihat dari atas, kondisi pesawat masih utuh. Baik sayap maupun bagian depan dan belakang pesawat masih utuh. Belum bisa dipastikan nasib penumpang dan crew-nya,” ujar Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti di kantornya, sore kemarin.

Dijelaskan Herry, berdasarkan data Badan Metreologi dan Geofisika (BMG), cuaca di Medan dilaporkan bagus meski sebagian kecil tertutup awan. Ketinggian awan sekitar 520 meter yang artinya cukup rendah. Tim SAR sudah dikirim, namun hingga dinihari belum sampai ke lokasi kejadian sehingga belum dapat dipastikan mengenai kondisi penumpang dan pesawatnya.

Berdasarkan manifes dari PT Nusantara Buana Air, crew yang bertugas dalam pesawat tersebut adalah pilot Capt Famal Ishak dengan Co pilot Budiyono, engineer Nico Matulessi dan FOO (Flight Operation Officer) B Sutopo. “Pilotnya (Capt Famal Ishak) saya tahu pilot senior yang telah lama menjadi kapten. Dia pernah di Pelita Air,” kata Dirjen.
Sementara itu, tim investigasi dari Ditjen Perhubungan Udara yang dipimpin oleh Direktur Kelayakan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (KKUPPU) Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub Diding Sunardi segera diberangkatkan ke lokasi. “Tim investigasi ini nantinya akan melakukan penelitian mengenai penyebab kecelakaan apakah karena faktor cuaca atau teknis pesawat,” terangnya.

Demikian juga Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera mengirimkan tiga orang untuk menyelidiki sebab musabab kecelakaan tersebut. Dia mengaku belum bias menyampaikan kesimpulan awal mengenai penyebab jatuhnya pesawat Casa itu sebelum sampai ke lokasi kejadian. “Kita perlu lihat dulu,” kata Ketua Sub Komite Keselamatan Udara KNKT, Masruri dikantornya.

Safety Manager Nusantara Buana Air Robur KD Rizallianto mengatakan bahwa pesawat Casa tersebut merupakan satu dari lima pesawat yang disewa dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak tahun 2008. Namun Robur mengaku tidak tahu berapa harga sewa pesawat-pesawat itu.

“Ada lima pesawat dari BPPT, tapi saya tidak tahu sewanya untuk berapa tahun dan berapa nilai sewanya,” kata dia.
Dia membantah bahwa kondisi pesawat sewaan itu tidak layak terbang karena sudah tua. “Memang kalau dilihat dari usianya itu buatan PT DI Bandung tahun 1989. Tapi kalau pesawat itu layak atau tidak bukan karena tua atau muda tapi dirawat atau tidak. Misalkan kalau di struktur pesawat kita temukan karatan atau korosi tentu akan kita perbaiki,” tambahnya.

PT Nusantara Buana Air saat ini memiliki sembilan armada, terdiri dari lima unit CASA 212-200, satu unit CASA 212-100, satu unit Piper Chayene dan dua unit helikopter MD-500. Adapun pesawat yang jatuh kemarin memiliki masa berlaku pemeriksaan (C of A) pada 31 Oktober 2011 mendatang dan pada 24 februari 2012 untuk C of R. Terakhir kali pesawat tersebut di-inspeksi oleh regulator penerbangan pada 30 November 2010.

Hanya Diberi Kertas Daftar Penumpang  
Puluhan kerabat penumpang pesawat Casa masih menunggu kabar dengan cemas. Di kantor perwakilan NBA Medan, mereka hanya diberi kertas berisi daftar penumpang, tak ada penjelasan lain. Selembar kertas fotokopian itu merupakan keterangan pers tentang pesawat NBA jenis Cassa 212-200 dengan register PK-TLF yang kehilangan kontak dalam penerbangan Medan-Kutacane, Aceh Tenggara, Kamis (29/9). Di situ tertulis daftar nama penumpang beserta nama kru pesawat.

“Sampai saat ini kami masih mencari secara pasti posisi pesawat berada, bekerjasama dengan tim SAR Medan. Kondisi pilot dan A/C sebelum terbang dalam kondisi baik,” demikian bunyi keterangan tersebut.
Mereka yang ingin mengetahui tentang nasib keluarganya yang ikut dalam pesawat tersebut, tidak bisa mendapat kepastian apapun. Sejumlah petugas perusahaan NBA yang ada di ruangan itu tidak bisa memberikan keterangan apapun selain yang telah dituliskan dalam lembar itu. “Demikian kami sampaikan, mohon doanya,” demikian penutup keterangan tersebut.

Pencarian Terhalang Hujan

Hingga dinihari, nasib 18 orang di dalam pesawat Casa 212 belum diketahui. “Pasukan kami belum sampai ke titik koordinat. Kami belum bisa memberikan informasi soal korban,” kata Kasi Operasional SAR Medan, Suhri Noster Nobertus Sinaga.

Apa kesulitan yang dijumlai tim SAR untuk mencapai lokasi? Mungkin karena hutannya, medannya sulit,” tambah Suhri. Sejauh ini, dia menambahkan, belum ada saksi mata yang melapor terkait jatuhnya pesawat itu. “Kalau ada saksi mata, mungkin kami cepat menemukan koordinat pesawat,” tambah dia.

Upaya menembus hutan untuk pencarian jatuhnya pesawat juga terhalang oleh buruknya cuaca.
Tim yang tergabung dari beberapa instansi, seperti tim SAR, tim polisi dari Polres Langkat yang menurunkan puluhan personel Samapta dengan mengendarai sepeda motor, tim Paskas TNI AU, personil TNI, terpaksa menunda keberangkatan pencarian dan memilih bermalam di salah satu perladangan milik warga bernama Coles, tepatnya di Desa Lau Damak, Kecamatan Bahorok. Pasalnya, hujan deras dan kabut tebal memaksa mereka untuk menunda pencarian.

Tanpa dilengkapi peralatan tenda, semua tim yang akan melakukan pencarian, memilih beristirahat di pondok-pondok kecil di ladang yang hanya terbuat dari papan. Dinginnya malam menusuk tak lagi dihiraukan. Meski belum tahu persis dimana titik lokasi pesawat jatuh, namun semua tim gabungan tersebut melanjutkan perjalanan pagi hari ini (30/9).
Kapolsek Bahorok AKP Biston Situmorang mengaku, pihaknya belum mendapatkan atau menemukan di mana tepatnya pesawat jatuh. “Belum, belum tahu kita di mana ini. Saya bersama dengan petugas Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) masih melakukan pencarian, kita masih di seputaran kawasan Gunung Kapur,” ujar Biston.
Dikatakanya, ia juga sudah kordinasi dengan petugas TNGL yang sering patroli di hutan, namun mereka juga belum menemukan titiknya. “Kita semua terus bergerak menyusuri hutan, kondisi di sini hujan, jadi pencarian agak mengalami kesulitan,” bilangnya. (mag-7/mag-5/rud/dan/jon/mag-4/war/jpnn)

Ya Allah, Kenapa Ini Terjadi Pada Menantu dan Cucuku…

Pengakuan Keluarga Penumpang Pesawat yang Hilang

Keluarga korban jatuhnya pesawat Casa mendatangi kantor Nusantara Buana Airlines (NBA) di Jalan Brigjen Katamso, Medan Maimun, Rabu (29/9) siang. Begitu sampai keluarga korban pun menangis.

Rosmawaty Harahap, keluarga salah satu penumpang pesawat bernama Syamsidar Yusni dan dua anaknyan
Hamimatul Jannah dan Hanif Abdilah yang berada dalam pesawat sempat berteriak histeris.
“Kenapa seperti ini, cucuku dan menantuku ada di pesawat itu. Gimana kabar mereka,” ungkap Rosmawati sambil terus menangis.

Wanita berjilbab itu menuturkan menantunya Syamsidar Yusni seorang PNS di Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang bertugas di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara. Kedatangan Syamsidar Yusni bersama dua orang anaknya ke Medan, bertujuan melihat Rosmawati Harahap yang rindu pada kedua cucunya, Hanif Abdillah dan Hamimatul Nurjannah. Anak, menantu dan kedua cucunya tersebut memang tinggal di Kutacane.

‘’Memang sebelum kejadian saya mendapatkan firasat buruk bingkai foto cucu saya (Hanif Abdillah) memakai seragam pilot yang menempel di dinding rumah saya tiba-tiba saja jatuh. Padahal ketika itu tidak ada angin atau apapun,’’ cerita warga Jalan Anggrek, Pasar 12, Amplas Medan.

Namun, katanya, firasat buruk itu tidak langsung dipercayainya. Karena menantunya tersebut datang ke rumahnya bersama kedua cucunya. ‘’Firasat itu tidak saya percayai. Karena setelah dua hari peristiwa jatuhnya foto cucu saya itu, mereka datang. Bahkan mereka bermalam selama 5 hari di rumah saya. Mereka datangnya bertiga, sedangkan anak saya (suami Syamsidar Yusni) tidak ikut dengan alasan kerja di Kutacane,’’ ucap Rosmawati.

Rosmawati juga mengatakan bahwa rasa rindunya pada kedua cucunya tersebut hingga saat ini belum hilangnya. ‘’Cucu saya itu cantik-cantik. Makanya ketika mereka akan pulang ke Kutacane dengan menumpang pesawat, saya juga mengantarkan mereka ke Bandara Polonia Medan. Di Bandara Polonia, saya sempat memberi kedua cucu saya itu makan sebelum masuk ke dalam pesawat,’’ cerita Rosmawati.

Sambil mengusap air matanya Rosmawati terus bercerita mengenang kedua cucunya, sebelum pesawat berangkat menantunya tersebut sempat berkomunikasi pada dirinya melalui ponsel.’’Mereka di dalam pesawat masih sempat menghubungi saya. Itulah percakapan terakhir mereka dengan saya,’’ucap Rosmawati.

‘’Ya Allah, kenapa ini terjadi pada menantu dan kedua cucu ku. Cucu ku masih kecil-kecil, cantik-cantik kenapa ini menimpa ku ya Allah,’’ucap Rosmawati semberi menangis sejadi-jadinya.

‘’Mereka berangkat dari rumah saya sekitar pukul 06.00 WIB. Saya bilang pada mereka perginya 6.30 WIB saja. Ketika tiba di Bandara Polonia Medan, mereka terlambat, namun menantu saya langsung berlari-lari menuju ruangan keberangkatan, sedangkan saya tidak sempat memarkirkan mobil,’’ kenangnya.

Abdul Adi, warga Salembo II yang keponakannya anggota DPRK Aceh Tenggara Dr Suhelman bersama istrinya Dr Juli Dhaliana ikut di dalam pesawat mengatakan, tak tahu ada keperluan apa keponakannya datang ke Medan.
“Saya tahu dari keluarga yang di Aceh bahwa pesawat yang ditumpangi keponakan saya jatuh, makanya saya datang mencari informasinya,” ungkap Abdul kepada Sumut Pos.

Menurutnya, dirinya terakhir bertemu dengan Suhelman saat Lebaran lalu. “Saat itu Suhelman bersama keluarganya datang bersaliturahmi ke rumah saya,” katanya.

Evi, kakak Astuti bersama suaminya Suriadi dan anaknya Tia Apriliani mengaku, ketiganya datang ke Medan Senin (26/9) lalu, untuk berobat ke RSU Martha Friska karena Suriadi terkena strok ringan. “Tadi saya dapat telepon dari kerabat saya di Kutacane katanya pesawat yang ditumpangi adik saya Astuti jatuh di Bahorok,” sebutnya. “Sedih kali saya, soalnya mereka tidak ada ngasih kabar kalau ke Medan, biasanya dia ngasih kabar nginap di rumah saya ini tidak, mereka langsung ke rumah sakit, sedih kali saya nggak bisa lihat muka adik saya untuk terakhir kali,” sebutnya.
Khaliva, abang Tirnau Karsu, warga Jalan Mawar Gang Buntu Medan Polonia mengatakan, Tirnau ke Kutacane untuk melihat proyek bangunan yang dikerjakannya. “Rencananya cuman pergi sehari saja dia melihat proyeknya,” sebutnya. Menurutnya, dia tidak punya firasat buruk ketika adiknya berangkat.

Rahmawati, kemanakan Aisyah menjelaskan, mengetahui kabar hilangnya pesawat sekitar pukul 12.00 WIB. Menurutnya ibunya Aisyah bertolak ke Kutacane bermaksud mengunjungi salah seorang dari enam anaknya.
“Sebelumnya, tidak ada firasat buruk tentang keberangkatan ibu ke Kutacane. Tetapi tidak tahunya, dapat kabar kalau pesawat yang ditumpanginya jatuh. Untuk itu, kami sangat berharap agar tim yang bekerja segera menemukan pesawat serta seluruh penumpang dan awaknya,” harap Rahmawati.

Teman Gatot

Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho berada di Jakarta saat terjadi kecelakaan jatuhnya pesawat Cassa 212-200 di kaki Pegunungan Bahorok, Langkat, Sumatera Utara, Kamis (29/9) pagi. Namun, usai menerima Kepres menunjukkan sekdaprov Sumut, Gatot sibuk menghubungi sejumlah pihak terkait terkait kecelakaan itu.
Gatot mengaku, teman dekatnya juga menjadi penumpang di pesawat yang jatuh itu. “Kawan saya itu namanya Junanda, istrinya bernama Syamsidar Yusri dan dua anaknya, Hanif Abdillah dan Hamimatul Jannah, berada di pesawat itu. Junanda tak ikut, dia di Kutacane,” ujar Gatot.  (rud/mag-5/mag-7/mag-4/sam)

Hari Ini, Nurdin Lubis Dilantik

Gatot Tetap Rahasiakan Nama

JAKARTA- Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho kemarin (29/9) siang menerima Kepres pengangkatan sekdaprov definitif, langsung dari tangan Mendagri Gamawan Fauzi. Hanya saja, usai menerima Kepres, Gatot enggan menyebutkan nama sekda yang sudah dicantumkan di Kepres itu.

Gatot mengaku, begitu diserahkan Gamawan, Kepres itu langsung dimasukkannya ke dalam tas, yang dibawa ajudan.  “Saya sudah terima Kepres, tapi belum saya buka. Langsung saya masukkan ke tas. Siapa (sekdanya, Red), saya belum tahu,” ujar Gatot kepada wartawan di sebuah rumah makan di Jakarta.

Gamawan yang dicegat wartawan koran ini kemarin petang begitu keluar dari kantornya, juga enggan menyebutkan nama sekda dimaksud. “Masih of the record. Tapi sudah selesai,” kata Gamawan.

Apa alasannya? Gamawan menjelaskan, karena dulunya ada dua usulan, yakni dari Syamsul Arifin dan Gatot. Karena ada dua usulan itu, prosesnya jadi lama karena harus dikaji dari sejumlah aspek. “Siapa usernya, bagaimana landasan hukumnya, bagaimana nanti efektifitasnya. Calon dikaji satu per satu di TPA (Tim Penilai Akhir), ada nggak temuan-temuan (kasus hukum). Jadi tak sederhana,” kata Gamawan.

Gatot sendiri, begitu keluar dari ruang Gamawan, enggan bicara ditanya soal itu. Alasannya, dia sangat lapar dan harus cepat makan. Maklum, Gatot tiba di gedung kemendagri pukul 12.10 WIB. Padahal, penyerahan Kepres sudah dijadwalkan pukul 12.00 WIB.

Untuk mengejar waktu karena lalulintas Jakarta macet, dari Bandara Soekarno-Hatta, Gatot menuju Kemendagri dengan kawalan voorijder. “Mengejar waktu,” kata Gatot begitu tiba di gedung Kemendagri.
Sayangnya, begitu tiba, Gamawan masih ada rapat di kantor wapres. Gamawan baru tiba menjelang pukul 15.00 WIB. Itu pun, tidak langsung menemui Gatot karena ada tamu lain. Lantaran menunggu cukup lama, Gatot tak sempat makan siang.

Di rumah makan itu, Gatot baru mau bicara. Dikatakan, saat menyerahkan Kepres, Gamawan berpesan agar dengan adanya sekdaprov definitif, kinerja Pemprov Sumut meningkat. “Terlebih menjelang pembahasan RAPBD, sekda dibutuhkan mengordinasikan SKPD-SKPD,” terang Gatot. Gamawan meminta agar sekda segera dilantik.

Diminta menyebutkan siapa sekda yang sudah diangkat itu, politisi dari PKS itu tetap tidak mau.  Dia mengaku ingin membuat kejutan. “Ibarat pengantin baru, kan yang ditunggu-tunggu malam pertama,” ujarnya memberikan alasan.
Sementara itu wartawan Sumut Pos mendapat bocoran kalau Surat Keputusan Keputusan (Keppres) pengangkatan Sekretaris Daerah (Sekda) Provsu yang diterima Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho, dari kementerian dalam negeri (Kemendagri), Kamis (29/9) bernomor: 145/M Tahun 2011, tertanggal 21 September 2011, dengan menetapkan Nurdin Lubis sebagai Sekda Provsu definitif. Sebelumnya Nurdin Lubis menjabat sebagai Kepala Inspektorat Provinsi Sumut.

Kapan akan dilakukannya pelantikan? Kabar yang berkembang di Pemprovsu, rencananya pelantikan akan dilakukan besok (hari ini, red). Namun, Nurdin Lubis yang dikonfirmasi wartawan, Kamis (29/9), menolak untuk memberikan komentar. “Belum etislah jika saya berkomentar. Setelah dilantik, dan saya sudah terima suratnya baru pas,” katanya.
Nurdin sendiri mengaku, dia telah menerima pemberitahuan dari Pelaksana Tugas (Plt) Sekdaprov Sumut Rahcmat Shah, akan adanya pelantikan atas dirinya keesokan harinya setelah Kepres itu diterima Pemprovsu. Nurdin juga mengakui, dia diberitahu oleh Rachmat Shah sekira pukul 11.00 WIB, bahwa dia Sekda defenitif.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Provinsi Sumut Zakaria mengatakan, pelantikan akan digelar pukul 11.00 WIB, hari ini (30/9) di Aula Martabe Lantai II Kantor Gubernur Sumut. Yang menjadi undangan dalam acara tersebut antara lain, Muspidaprov, bupati/wali kota, Ketua DPRD Sumut, para rektor, Mantan Sekdaprov, SKPD, dan undangan lainnya. Sedangkan pelantikan akan langsung dipimpin oleh Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho.(ari/sam)

Keranjingan Lagu Alamat Palsu

Five Vi

Lagu Alamat Palsu yang dinyanyikan Ayu Ting Ting kini tengah populer di masyarakat, tak terkecuali artis seksi Five Vi Rahmawati. Five Vi mengaku keranjingan lagu tersebut.

“Dimana dimana dimana. Lagunya unik banget, lucu. Banyak artis yang nyanyi lagu buat komedi. Unik lagunya, kreatif,” terang Five Vi, saat ditemui, Kamis (29/9) malam.

Five Vi sendiri mengaku tak hafal secara keseluruhan lagu Alamat Palsu. Namun begitu, bintang film 13 Cara Memanggil Setan ini ingin langsung bergoyang ketika mendengar syair lagu Alamat Palsu.

“Gampang didengar dan diingat. Di komedikan saja dii pergaulan. Aku sebenarnya suka banget sih nggak sama dangdut. Tapi dangdut kan gampang didenger. Di suasana formil jadi mencair dengan goyang. Itulah dangdut,” ujar Five Vi. (net/bbs)

Menag Resmikan Masjid Raya Al-Musanif

MEDAN-Menteri Agama Suryadharma Ali bertolak dari VIP Bandara Polonia Medan, Kamis (29/9) untuk meresmikan Masjid Raya Al-Musanif yang terletak di Desa Tabuyung Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Kedatangan sang menteri disambut hangat oleh H Anif didampingi Musa Rajeckshah dan Musa Idishah
Tampak pula Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro dan sejumlah anggota DPRD Sumut dan Medan maupun beberapa partai politik (parpol).

Menurut Musa Idishah yang akrab disapa Dodi, peresmian Masjid Raya Al Musanif di Desa Tabuyung Madina ini akan dirangkai dengan beberapa agenda kegiatan. “Menag akan meresmikan Masjid Raya Al-Musanif Desa Tabuyung. Juga ada peletakan batu pertama untuk pembangunan Klinik Haji Anif,” ucap Dodi kepada Sumut Pos.

Pada kesempatan itu, juga digelar penyerahan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 di Desa Muara Batang Gadis kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madina. SMKN 1 Muara Batang Gadis itu sendiri merupakan program PT Anugerah Langkat Makmur untuk memajukan pendidikan warga setempat.

“Harapan kita, ke depan daerah khususnya Kabupaten Madina memiliki tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang lebih baik. Dengan demikian akan tercipta sinergitas antara perusahaan dan warga sekitar yang menjadi keinginan perusahaan,” tuturnya. (jul)

Runway Bandara Kualanamu Baru Tuntas 12 Persen

Jalan Tak Ada yang Layak Dilintasi

DELI SERDANG-Landas pacu (runway) Bandara Kuala Namu, Deli Serdang baru selesai 12 persen dari target penyelesaian akhir 2012. Pembangunan runway yang telah berjalan dua tahun ini hanya sebatas untuk proses menstabilkan lapisan tanah.

Amatan wartawan Sumut Pos di lokasi pembangunan bandara, tiga alat berat sedang bekerja dan sejumlah truk pengangkut pasir timbun tampak mondar-mandir di lokasi runway. Bukan itu saja, di lokasi runway sepanjang sepanjang 3.750 meter dan lebar 60 meter itu dipasang sejumlah pipa untuk menguras kandungan air.
Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Bandara Kualanamu, Sigit Widodo mengatakan pembangunan runway ditargetkan selesai akhir 2012. Karena hal itu sesuai kontrak kerja dengan pihak kontraktor.

“Sesuai laporan 25 September 2011, pembangunan runway sudah 12 persen selesai,” ucapnya ketika ditemui Sumut Pos, Kamis (29/9) di ruang kerjanya di lokasi pembangunan Bandara Kuala Namun, Deli Serdang.

Widodo menerangkan keterlambatan pembangunan runway itu memiliki kendala, mulai teknis hingga kepada kendala material. Namun, hal itu sudah diselesaikan secepatnya. Sehingga, sekarang ini pihak kontraktor terus bekerja.
Pejabat di Kementrian Perhubungan itu memaparkan, hingga kini pembangunan runway tidak ada anjlok, melainkan sengaja dianjlokkan karena runway yang dibangun harus memiliki konstruksi tanah yang stabil agar pada saat operasionalnya tidak anjlok lagi.

“Sekarang ini runway terus ditimpa tanah dengan rupa-rupa beban yang sama dengan bobot pesawat A380, supaya ketika ditimpa beban yang sama tidak anjlok,” katanya. “Makanya, di lokasi pembangunan runway dipasang pipa untuk mengeluarkan air,” tambahnya.

Tapi, dia optimis penyelesaian runway bisa tuntas 2012 sama dengan target penyelesaian Bandara Kualanamu secara keseluruhan. “Penyelesaian Bandara Kualanamu bisa tuntas, bila seluruh instansi mendukungnya,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Hukum, Humas dan Umum Project Implementation Unit Bandara Kualanamu PT Angkasa Pura (AP) II, Wisnu Budi Setianto menyampaikan, fisik bangunan Bandara Kualanamu di lahan seluas 1.365 hektar sudah selesai 83 persen.

Hanya saja, sekarang ini belum bisa dilakukan percobaan perangkat secara keseluruhan dikarenakan instalasi seperti telekomunikasi, listrik dan air belum bisa difungsikan. Khusus untuk telekomunikasi dan listrik belum ada kesepakatan antar instansi, tapi untuk masalah airnya tinggal keputusan bersama.

“Bandara Kuala Namu ini bisa selesai, jika seluruh instansinya mendukung, jadi kami harap semua mendukungnya,” paparnya.

Ketika Sumut Pos bertandang ke kawasan itu, ada sedikit keanehan mengenai akses jalan menuju bandara itu. Memang, banyak jalan menuju bandara itu. Tapi, tak satupun layak untuk dilalui menggunakan kendaraan roda empat. Keseluruhan jalan rusak.

“Inilah yang masih jadi kendala, kami berharap seluruhnya bisa tuntas secara bersamaan. Termasuk jalan ini juga harus tuntas,” harapnya. (ril)

Terkait Laporan Pencurian Arus Listrik

Polisi Belum Panggil Ketua DPRD Langkat

MEDAN-Ditreskrimum Poldasu belum merencanakan untuk melakukan pemanggil terhadap Ketua DPRD Langkat, Rudi Hartono Bangun, terkait laporan pencurian arus listrik yang dilaporkan pihak PLN. “Kita belum sampai ke tahap pemanggilan terlapor (Rudi Hartono Bangun, Red) saat ini kita masih mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan dari pihak pelapor (PLN, Red),” ujar Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Raden Heru Prakaso.

Informasi yang dihimpun untuk melengkapi bukti-bukti laporan, pihak PLN telah menyerahkan meteran listrik kepada penyidik Ditreskrimum Poldasu.

Kasubdit II Dit Reskrimum Poldasu, AKBP Rudi Rifani yang dikonfirmasi mengaku telah menerima meteran listrik tersebut. “Saat ini kita belum memanggil terlapor,” terang Rudi. (mag-5)