24 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14557

Tunjangan Profesi Guru SLTA Segera Disalurkan

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) akan memberikan tunjangan profesi bagi 5.909 guru SMA dan SMK wilayah Sumut. Tunjangan profesi guru ini bersumber dari dana alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011.

Sesuai data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan kabupaten/kota se Sumut, sekitar 5.909 penerima tunjangan profesi guru SMA dan SMK akan menerima tunjangan yang belum dibayarkan selama 4 bulan, yakni September hingga Desember 2010, dan mencapai kisaran Rp 44 miliar, karena keterbatasan alokasi dana 2010.
Hal ini disampaikan Kadisdiksu Drs Syaiful Syafri MM melalui Kabid PMPTK Disdiksu Eduard Sinaga SH MM saat dikonfirmasi, Rabu (19/10).

Masih menurut Eduard, Dirjen PMPTK Kemendikbud juga akan menyalurkan tunjangan profesi kepada 61 orang guru yang telah memiliki SK Dirjen tahun 2010 yang belum dibayarkan selama 1 tahun dan 6 orang guru yang sudah terbit SK Dirjen tahun 2009 lalu namun belum menerima tunjangan sertifikasi karena keterlambatan berkas.
“Sehingga total penerima tunjangan profesi guru yang harus ditampung pada APBN-P tahun 2011 berjumlah 5.076 orang guru. Namun kita belum bisa memastikan kapan waktu pencairan dana tunjangan profesi tersebut mengingat seluruh berkas sedang diproses di Jakarta,” ungkapnya.

Eduard juga menyampaikan, jika Dirjen PMPTK Kemendikbud akan memberikan penambahan tunjangan profesi berdasarkan PP No 11 Tahun 2011 atas penyesuaian gaji pokok guru baik negeri maupun swasta di Sumut.  Namun, lanjutnya, jumlah total dana penambahan tunjangan profesi itu tidak dapat dirinci secara detail mengingat besaran jumlah gaji pokok berbeda setiap gurunya.

Eduard mengaku, otonomi daerah menjadi penyebab sulitnya menghimpun data karena program sertifikasi dan penyaluran tunjangan profesi guru ini bukan hanya terdapat di Dinas Pendidikan Provinsi, namun juga ada di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut serta program latihan pendidikan guru (PLPG) PTK Unimed.

Sehingga terjadi kurang sinergisnya hubungan antara Disdiksu serta Dinas Pendidikan kabupaten/kota menyangkut pendataan, dan pengiriman berkas karena yang mengelola program sertifikasi terdapat di kabupaten/kota, sedangkan Disdiksu hanya menyalurkan tunjangan profesi bagi guru yang sudah lulus dan mendapatkan SK Dirjen PMPTK Kemendikbud.

Ke depan, kata Eduard, diharapkan peran dan dukungan bupati/wali kota di Sumut untuk lebih memperhatikan pengiriman berkas dan pendataan bagi guru negeri dan swasta yang baru pertama kalinya mendapatkan tunjangan profesi guru, sehingga tidak terjadi lagi keter lambatan penyaluran tunjangan profesinya. (uma)

Tawarkan Studi Banding ke Amerika

Konsulat AS Kunjungi YPI Hikmatul Fadhillah

MEDAN- Konsulat Amerika di Medan, Kathryn T Crockart mengunjungi Yayasan Perguruan Islam (YPI) Hikmatul Fadhillah Medan. Dalam kunjungannya, konsulat merasa bangga dan percaya, para siswa ini berpeluang menjadi generasi muda yang andal. Karena mendapatkan pengajaran ganda, pengetahuan dan akhlak.

“Kalian semua ini adalah generasi penerus bangsa di Indonesia, giatlah belajar,” ingatkan Konsulat Amerika di Medan, Kathryn T Crockart, Rabu (19/10) saat berkunjung ke YPI Hikmatul Fadillah di Jalan Denai, Medan.

Dia memaparkan sekolah Islam mengajarkan kepada umat untuk perdamaian, bahkan sekolah itu sama seperti kerukunan umat beragama. Lihat saja seluruh umat beragama menginginkan perbuatan perdamaian.

“Jadi jangan kaitkan akibat sikap seseorang terikut dengan kelompok lainnya yang lebih besar. Inilah tugas berat kita semua untuk menyakinkan seluruh kelompok agar tidak ada lagi pemikiran negatif,” ucapnya.

Lebih lanjut, Kathryn menambahkan, kehadirannya ke sekolah tersebut mulanya hanya ingin bertemu dengan ketua Yayasan yakni Hj Hikmatul Fadhillah, tapi pertemuan diarahkan ke sekolah YPI Hikmatul Fadhillah. “Tapi, saya sangat bangga bisa bertemu dengan pelajar-pelajarnya, saya sangat bangga dan ini sangat luar biasa sekali,” katanya.
Dia merinci, Konsulat Amerika di Medan memiliki banyak program pendidikan, mulai pertukaran pelajar hingga studi banding. Konsulat bisa memfasilitasi para pendidik yang ingin studi banding dengan lembaga pendidikan di Amerika. “Kami bisa fasilitasi terlebih dahulu dengan fasilitas video confrence,” ujarnya.

Selain itu, memberikan tenaga pengajar bahasa Inggris untuk diperbantukan ke sekolah-sekolah, yang diminta. “Bisa saja kami tugasi, tapi tergantung persetujuan kerjasamanya,” sebutnya didampingi Consulate of the United States of America, Rachma Jaurinata.

Di tempat yang sama, Ketua Yayasan tersebut, Hj Hikmatul Fadhillah memaparkan yayasan ini berdiri sejak 1991, sekarang gedungnya seluas 2.000 meter per segi dan mendidik sebanyak seribu lebih siswa dari tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar hingga sekolah menengah pertama.(ril)

Dana Jamkesmas Buat Beli Lembu dan Sirup

BINJAI- Kasus dugaan penyelewengan anggaran Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di RSU dr Djoelham Binjai, masih diusut penyidik Polresta Binjai. Sejauh ini, penyidik belum menetapkan tersangka dalam kasus dugaan korupsi tersebut.

“Kita masih mendalami kasus tersebut, semua yang dimintai keterangan masih sebagai saksi. Hari ini kita tidak melakukan pemeriksaan,” kata Kasat Reskrim Polresta Binjai AKP Ronni, Rabu (19/10).

Terpisah, mantan Dirut RSUD dr Djoelham Binjai Dr Fuad El Murad, ketika dikonfirmasi menyebutkan, sesuai petunjuk pelaksanaan (Juklak) Depkes, anggaran Jamkesmas dibenarkan untuk digunakan membeli lembu dan sirup.
“Siapa bilang anggaran Jamkesmas tidak boleh dibelikan lembu dan sirup. Menurut Juklak yang dikeluarkan Depkes, anggaran Jamkesmas dapat digunakan sesuai kebijakan Dirut sebanyak 44 persen. Lebih dari itu, memang sudah melanggar Juklak. Sehingga, anggaran untuk membeli lembu dan sirup setiap tahunnya di RSU dr Djoelham Binjai itu, dikeluarkan dari 44 persen anggaran Jamkesmas, karna itu dibenarkan dalam Juklak Depkes,” kata Fuad.

Lebih lanjut dijelaskan Dr Fuad, anggaran Jamkesmas berasal dari Pusat. Setelah itu, akan digunakan oleh setiap masyarakt kurang mampu untuk berobat di rumah sakit. “Seperti yang saya katakan sebelumnya, jika pasien sudah pulang ke rumah. Maka biaya ditanggung negara. Maka, biaya itu sendiri akan diambil oleh pihak rumah sakit. Nah, disinilah ada hak rumah sakit dalam anggaran itu sebesar 44 persen. Kalau anggaran Jamkesmas dari Pusat kita belikan lembu dan sirup memeng tidak bolah,” jelasnya.

Disinggung dugaan Mark Up anggaran yang kerap dilakukan pihak rumah sakit dalam anggaran Jamkesmas, Dr Fuad membantah. “Mark Up dari mana? Di setiap rumah sakit itu ada dua orang petugas untuk melakukan audit atau pemeriksaan data peserta Jamkesmas yang dilakukan setiap hari. Petugas ini, ditunjuk langsung dari Depkes dan orangnya juga dari Depkes. Tanpa ada tanda tangan dua petugas ini, pihak rumah sakit tidak dapat mengambil anggaran Jamkesmas dari Pusat. Kalau memang ada kesalahan, berarti dua petugas ini juga bersalah dan terlibat,” ucapnya.
Menanggapi persoalan ini, Togar Lubis, selaku Koordinator Kelompok Study dan Edukasi Masyarakat Marginal (K-SEMAR) Sumut, kepada wartawan Sumut Pos, mengatakan, permainan dalam anggaran Jamkesmas di rumah sakit sudah menjadi rahasia umum.

Dijelaskannya, dugaan korupsi anggaran Jamkesmas bukanlah hal yang baru. Sejak program tersebut bernama Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPSBK) berganti nama menjadi Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin) dan sekarang bernama Jamkesmas, anggaran program ini selalu menjadi ajang korupsi bagi oknum pejabat Rumah Sakit (Rumkit) milik pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah.

Bukan itu saja, kata Togar, selain menjadi ajang korupsi untuk memperkaya diri, program tersebut juga sangat rentan dengan praktek Mark Up anggaran, manipulasi jumlah data pasien, tindakan medik dan obat-obatan sampai kepada praktek pungli terhadap pasien pemegang kartu Jamkesmas. Yang pasti menurutnya, berbagai program pemerintah untuk masyarakat miskin, sampai saat ini masih tetap menjadi lahan empuk untuk melakukan tindak pidana korupsi (Tipikor).(dan)

Lulusan Unimed Harus Mandiri dan Intelek

MEDAN- Sebagai lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK), lulusan Universitas Negeri Medan (Unimed) dituntut bersikap mandiri, inovatif dan mampu berperan aktif dalam proses pembangunan masyarakat. Terutama dalam bidang pendidikan sebagai salah satu sektor yang sangat strategis dalam peningkatan harkat dan martabat bangsa.

“Masyarakat menaruh harapan besar kepada Unimed agar mendidik dan menghasilkan para guru, konselor, pamong praja dan tenaga kependidikan yang bermutu, berkarakter dan memiliki kecerdasan intelektual, emosional maupun kinestik,” kata Rektor Unimed Prof Dr Ibnu Hajar Damanik MSI di hadapan 2.579 lulusan  Unimed dengan acara tunggal wisuda dan penganugerahan ijazah tahun akademik 2011/2012 di Kampus Unimed, Rabu (19/10).

Ia mengatakan, pada wisuda kali ini Unimed kembali melahirkan ribuan lulusan terbaik, khususnya para calon guru profesional dan tenaga ahli madya yang siap berkarya di masyarakat. Sebanyak 2.579 lulusan tersebut terdiri dari 213 orang lulusan magister (S-2), 2.084 lulusan Sarjana Pendidikan (SPd), 63l lulusan  Sarjana Sastra (SS), 129 lulusan Sarjana Sains (SSi), 73 lulusan Sarjana Ekonomi (SE), 17 lulusan bergelar Ahli Madya (AMd).

“Lulusan yang diwisuda ini berasal dari 39 program studi yang tersebar di tujuh fakultas dan delapan program studi pasca sarjana yang ada di Unimed,” ungkapnya.

Ibnu Hajar juga mengatakan, profesi guru ternyata telah banyak diminati masyarakat Indonesia, terlebih lagi dengan diluncurkannya program sertifikasi guru dalam jabatan. “Unimed adalah Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) Induk Rayon 102, yang diberikan kuasa dalam pelaksanaan sertifikasi guru di Sumut,” terangnya.

Sejak 2007 hingga kini, kata Ibnu Hajar, Unimed telah menerima sebanyak 34.776 guru yang disertifikasi, dengan rincian, 12.105 guru tahun 2007, 12.405 guru tahun 2008, 5.513 guru tahun 2009, 4.753 guru tahun 2010, dan pada 2011 ini Unimed mendapat sekitar 15.811 .

Kini Unimed terus meningkatkan pembelajaran, implementasi KBK system blok, guna menciptakan lulusan Unimed yang mempunyai daya saing di dunia kerja. “Tahun ini juga kita akan melaksanakan Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk bebagai bidang ilmu yang pelaksanaanya sendiri terdistribusi pada 18 program studi yang ada di Unimed, dan bagi guru yang lulus sertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi sebesar satu tahun gaji,” ungkapnya.
Ibnu Hajar juga mengimbau kepada seluruh lulusan Unimed harus mampu menjaga nama baik almamater Unimed yang telah membesarkan wisudawan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.(uma)

Partai NasDem Binjai Diverifikasi

BINJAI- Departemen Kementrian Hukum dan HAM melakukan verifikasi faktual terhadap Partai Nasional Demokrat (NasDem) Binjai di sekretariatnya, Jalan Garpu Kelurahan Nangka, Binjai Utara, Senin (17/10).

Verifikasi itu dipimpin Kasi Bukti Kewarganegaraan RI Umum Subdit Bukti Kewarganegaraan Dit Tata Negara, Bambang Asandiah SH. Verifikasi yang dilakukan tersebut menurut Bambang Asandia, sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang perubahan atas Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang parpol yang disahkan 5 Januari 2011, yang menyebutkan, bahwa partai baru untuk mendapatkan status badan hukum harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Undang-Undang tersebut di atas.

“Maka kepada partai politik yang sudah mendaftar akan dilakukan verifikasi secara administratif melalui Direktorat Tata Negara. Setelah pemeriksaan, pengujian dan pembuktian kelengkapan dan kebenaran persyaratan partai politik maka bagi partai politik yang telah melengkapi berkasnya, dilakukan verifikasi secara faktual. Seperti yang kami lakukan pada Partai NasDem Binjai,” kata Bambang Asandiah.

Dia menambahkan, Partai NasDem Binjai, berkas kelengkapan sudah lengkap. Namun untuk mengetahui hasilnya akan diumumkan secara nasional nantinya di Jakarta.

“Sudah, hasil kelengkapan berkas yang kami minta sesuai, kepengurusan partai sampai di tingkat Kecamatan dan Kelurahan juga sudah tak ada masalah. Tapi soal hasil lolos atau tidak nantinya akan diumumkan secara keseluruhan,” ucap Bambang yang saat itu mencek langsung berkas kepengurusan Partai NasDem Binjai.

Ketua DPD Partai NasDem Binjai H Lukman MD, SH MH didampingi Seketarisnya Sigit Pramana SE menyatakan, partai NasDem Binjai sejak awal siap diverifikasi. Sebab, kepengurusan partai di tingkat Kecamatan dan Kelurahaan akan dirampungkan 100 persen dalam waktu dekat.

Sementara, untuk tingkat kelurahan, kepengurusan baru 70 persen.  “Dan Insya Allah, akhir 2012 kepengurusan sudah selesai semua,” ucap Lukman.

Saat ini kader partai NasDem di Binjai sudah mencapai sekitar 3500 orang dan diharapkan pada awal tahun 2012 sudah mencapai 10 ribu anggota untuk 5 Kecamatan di Kota Binjai.

Sementara itu, Ketua Partai NasDem Sumut HM Ali Umri SH, MKn dalam sambutannya dihadapan pengurus NasDem Binjai, mengatakan, dirinya yakin masyarakat akan bergabung dengan partai yang dipimpinnya. Dia optimis, jumlah anggota NasDem mampu menembus angka 1 juta orang di Sumut. Karena NasDem partai yang akan melakukan perubahan dari yang tidak baik menjadi baik, dan diharapkan di Binjai NasDem bisa merebut simpati masyarakat dengan jumlah anggota 50 persen. (sc/kl/smg)

Tingkatkan Mutu Pendidikan Islam

Wisuda Sarjana Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIS Hikmatul Fadhilah

MEDAN- Sebagai konsekuensi sarjana muslim, para lulusan diharapkan harus pintar mengimplementasikan kompetensinya. Hal tersebut diungkapkan Ketua Yayasan STAIS Hikmatul Fadhilah Hj Hikmatul Fadhilah MM pada wisuda 71 sarjana Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah di Hotel Garuda Plaza Medan, baru-baru ini.

Menurut Hikmatul, STAIS yang dipimpinnya itu telah berdiri sejak 1967 dengan program D-2. Kemudian pada 2006 lalu baru berubah status menjadi program S-1. “Visi misi STAIS ini memiliki peranan penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di jenjang ibtidaiyah. Jangan khawatir, semua tetap punya kesempatan sama untuk menjadi PNS maupun bekerja di instansi atau institusi swasta. Semua juga berpeluang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2,” ujarnya.

Ia berharap, wisudawan bisa menjaga nama baik almamater. “Wisudawan diharapkan bisa menjaga sikap dan tingkah laku sesuai norma-norma yang ada di masyarakat. Maju mundurnya STAIS ini kembali ke masyarakat, melalui penilaiannya terhadap para lulusan,” kata Hikmatul.

Sementara itu, Ketua I H Surisno Gatot LC menerangkan, wisuda kali ini merupakan wisuda angkatan pertama Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah program S-1.

“Indeks pendidikan di Indonesia saat ini hanya mencapai nilai 0,934 yang berada di posisi 109 dari 179 negara di dunia. Sedangkan Singapura berada di posisi 24 setelah Jepang. Ini membuktikan keterpurukan pendidikan di Indonesia,” jelasnya.

Di Indonesia secara umum dan di Sumut secara khusus memiliki mayoritas guru non Muslim. “Nah, diharapkan peluang ini memberikan satu kesempatan untuk wisudawan bisa mengimplementasikan kompetensinya secara baik dan benar,” ujar Surisno lagi.

Di samping itu, kata Surisno, juga diharapkan kepada lulusan bisa menjadi corong untuk mempopulerkan almamater serta prodi yang diusungnya. “Tingkatkan komptensi pedagogik juga sosial kita. Bukan hanya sebagai guru di sekolah, tapi juga jadi panutan yang bisa memberikan bimbingan kepada masyarakat,” tegasnya.

Di kesempatan sama, Sekretaris Kopertais Wilayah IX Sumut Prof Amroeni Drajat mengungkapkan, indikator seorang sarjana yang benar adalah bisa memilih kawan yang tepat, serta bisa menempatkan diri dengan pas. “Ilmuwan yang alim harus haus ilmu, jangan menjadi seorang yang tak mau mencari ilmu,” ujarnya.

Sementara itu, Kakandepag Medan Abdur Rahim berkata, dengan lulusnya wisudawan dari prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah ini, diharapkan bisa memberikan peningkatan dan dampak positif terhadap pendidikan di Kota Medan. “Saya memberikan apresiasi yang tinggi langsung kepada STAIS Hikmatul Fadhilah,” terangnya.

Menurutnya, ini juga merupakan suatu bentuk peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di Medan. “Dengan adanya program S-1 ini diharapkan bisa menghasilkan lulusan yang lebih profesional dan bekerja lebih baik. Ini juga memberikan peluang besar untuk meningkatkan kompetensi para guru dan berapresiasi mengenai hal ini. Karena saat ini guru madrasah sudah memadai walau belum cukup,” papar Rahim. (saz)

16 Tahun Hidup Bersama Selang

TEBING TINGGI- Riski Yudatama Saragih (16) anak pertama  dari tiga bersaudara pasangan suami istri Adisyah Saragih (48) dan Mahzalina (38) warga Jalan AMD, Lingkungan II, Kelurahan Lubuk Raya, Kota Tebing Tinggi, sudah enam belas tahun hidup dengan selang yang dipasang dari otak bagian belakang menuju perut dan dikeluarkan melalui pembungan kotoran karena menderita penyakit pembekakan kepala (Hidrocepallus).

“Sudah enam belas tahun Riski hidup menggunakan selang untuk mengeluarkan cairan di bagian kepalanya, karena menderita hidrocepallus sejak lahir,” kata Adisyah Saragih kepada Sumut Pos, Rabu (19/10), ketika membawa anakanya berobat ke RSUD Dr Kumpulan Pane, Kota Tebing Tinggi.

Diceritakannya, semenjak usia bayi ketika lahir dari kandungan ibunya, Riski sudah mengalami ganguan pada anggota tubuhnya khususnya di bagian kepala dan punggung yang tumbuh benjolan besar.

Ketika baru lahir, ucapnya, benjolan dibagian belakang kepala langsung membesar, karena selalu kesakitan, pada usia delapan bulan, Riski dioperasi di Medan untuk mengeluarkan cairan dibagian belakang punggung dan otak belakang kepala. Saat ini, Riski sudah berumur 16 tahun, dan selang yang ada di dalam tubuhnya, juga sudah pendek, sehingga Riski merasa sakit saat mengangkat kepalanya, sehingga mereka berniat ingin mengganti selangnya.

“Untuk pengobatan dan operasi Riski ini, membutuhkan biaya besar, dulu saja ketika operasi pertama biayanya sebesar Rp35 juta dan operasi kedua hampir melebihi yang pertama, sedangkan kemungkinan operasi ketiga ini, mencapai Rp40 juta,” sebut Mahzalina, ibu Riski.

Pihak RSUD Dr Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi melalui dokter Poliklinik Anak dr Polin Simanjuntak, menyarankan, untuk dibawah berobat ke Medan, ke tempat pertama Riski dioperasi, karena di RSUD Dr Kumpulan Pane, tidak tersedia fasilitas untuk pengobatan Riski.

“Bawa saja ke Medan, tempat pertama dioperasi, karena disini peralatan medisnya tidak mendukung,” saran Polin. (mag-3)

Minggu Depan RE Siahaan Disidang

MEDAN- Mantan Wali Kota Siantar RE Siahaan akan menjalani sidang perdana di Pengadilan Tipikor Medan, 25 Oktober mendatang. Sidang tersebut langsung dipimpim  Ketua Majelis Hakim Jonner Manik dan Hakim Anggota Suhartanto dan Rodslowny.

Hal ini ditegaskan Humas Pengadilan Negeri Medan Achmad Guntur pada wartawan Rabu (19/10) di Jalan Pengadilan Medan. “Sidangnya Selasa depan dengan Ketua Majelis Hakim Jonner Manik. Ini berdasarkan SMS dari Pak Jonner sendiri,” jelas Achmad Guntur. Penitera Pengganti Tipikor, Wahyu mengungkapkan, jadwal sidang dan komposisi majelis sudah siap. (rud)

Bocah Tewas Dalam Sumur

BINJAI- Naila, bocah empat tahun ini, ditemukan tewas di dalam sumur sesaat setelah ditinggal orangtuanya ke pasar, Rabu (19/10) sekitar pukul 10.00 WIB.

Kepergian buah hati pasangan suami istri, Kholif (27) dan Iin Sundari (25) warga Jalan Umar Baki, Kelurahan Limau Mungkur, Kecamatan Binjai Barat itu, menyisakan kesedihan dan penyesalan mendalam bagi keluarga. Pasalnya, pasangan suami istri tersebut tidak menyangka, kalau anak satu-satunya dengan cepat meninggalkan mereka. (dan)

KTNA Minta Pemkab Antisipasi Alih Fungsi

LANGKAT- Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) se-Kabupaten Langkat meminta Pemkab mengantisipasi terjadinya alih fungsi lahan lebih parah lagi. Caranya, meningkatkan pembangunan proyek irigasi guna menopang pertanian lebih maksimal serta program lainnya.

“Dalam pertemuan KTNA se-Kabupaten Langkat dengan pemkab yang dihadiri bupati, mereka berharap agar pemkab mengantisipasi terjadinya alih fungsi lahan yang lebih parah sekaligus meningkatkan pembangunan proyek irigasi guna menopang pertanian,” kata Kabag Humas Pemkab Langkat, Syahrizal.

Syahrizal ketika dihubungi sedang berada di lokasi pertemuan KTNA se-Kab Langkat dengan Bupati, H Ngogesa Sitepu, di daerah wisata Bukit Lawang Kecamatan Bahorok, Rabu (19/10), menjelaskan harapan itu berkaitan dengan ketahanan pangan.

Apalagi, sebut dia, predikat lumbung beras yang disandang Langkat menjadi keinginan KTNA untuk mempertahankannya. (mag-4)