26 C
Medan
Saturday, December 7, 2024
spot_img

Tingkatkan Mutu Pendidikan Islam

Wisuda Sarjana Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIS Hikmatul Fadhilah

MEDAN- Sebagai konsekuensi sarjana muslim, para lulusan diharapkan harus pintar mengimplementasikan kompetensinya. Hal tersebut diungkapkan Ketua Yayasan STAIS Hikmatul Fadhilah Hj Hikmatul Fadhilah MM pada wisuda 71 sarjana Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah di Hotel Garuda Plaza Medan, baru-baru ini.

Menurut Hikmatul, STAIS yang dipimpinnya itu telah berdiri sejak 1967 dengan program D-2. Kemudian pada 2006 lalu baru berubah status menjadi program S-1. “Visi misi STAIS ini memiliki peranan penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di jenjang ibtidaiyah. Jangan khawatir, semua tetap punya kesempatan sama untuk menjadi PNS maupun bekerja di instansi atau institusi swasta. Semua juga berpeluang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2,” ujarnya.

Ia berharap, wisudawan bisa menjaga nama baik almamater. “Wisudawan diharapkan bisa menjaga sikap dan tingkah laku sesuai norma-norma yang ada di masyarakat. Maju mundurnya STAIS ini kembali ke masyarakat, melalui penilaiannya terhadap para lulusan,” kata Hikmatul.

Sementara itu, Ketua I H Surisno Gatot LC menerangkan, wisuda kali ini merupakan wisuda angkatan pertama Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah program S-1.

“Indeks pendidikan di Indonesia saat ini hanya mencapai nilai 0,934 yang berada di posisi 109 dari 179 negara di dunia. Sedangkan Singapura berada di posisi 24 setelah Jepang. Ini membuktikan keterpurukan pendidikan di Indonesia,” jelasnya.

Di Indonesia secara umum dan di Sumut secara khusus memiliki mayoritas guru non Muslim. “Nah, diharapkan peluang ini memberikan satu kesempatan untuk wisudawan bisa mengimplementasikan kompetensinya secara baik dan benar,” ujar Surisno lagi.

Di samping itu, kata Surisno, juga diharapkan kepada lulusan bisa menjadi corong untuk mempopulerkan almamater serta prodi yang diusungnya. “Tingkatkan komptensi pedagogik juga sosial kita. Bukan hanya sebagai guru di sekolah, tapi juga jadi panutan yang bisa memberikan bimbingan kepada masyarakat,” tegasnya.

Di kesempatan sama, Sekretaris Kopertais Wilayah IX Sumut Prof Amroeni Drajat mengungkapkan, indikator seorang sarjana yang benar adalah bisa memilih kawan yang tepat, serta bisa menempatkan diri dengan pas. “Ilmuwan yang alim harus haus ilmu, jangan menjadi seorang yang tak mau mencari ilmu,” ujarnya.

Sementara itu, Kakandepag Medan Abdur Rahim berkata, dengan lulusnya wisudawan dari prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah ini, diharapkan bisa memberikan peningkatan dan dampak positif terhadap pendidikan di Kota Medan. “Saya memberikan apresiasi yang tinggi langsung kepada STAIS Hikmatul Fadhilah,” terangnya.

Menurutnya, ini juga merupakan suatu bentuk peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di Medan. “Dengan adanya program S-1 ini diharapkan bisa menghasilkan lulusan yang lebih profesional dan bekerja lebih baik. Ini juga memberikan peluang besar untuk meningkatkan kompetensi para guru dan berapresiasi mengenai hal ini. Karena saat ini guru madrasah sudah memadai walau belum cukup,” papar Rahim. (saz)

Wisuda Sarjana Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIS Hikmatul Fadhilah

MEDAN- Sebagai konsekuensi sarjana muslim, para lulusan diharapkan harus pintar mengimplementasikan kompetensinya. Hal tersebut diungkapkan Ketua Yayasan STAIS Hikmatul Fadhilah Hj Hikmatul Fadhilah MM pada wisuda 71 sarjana Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah di Hotel Garuda Plaza Medan, baru-baru ini.

Menurut Hikmatul, STAIS yang dipimpinnya itu telah berdiri sejak 1967 dengan program D-2. Kemudian pada 2006 lalu baru berubah status menjadi program S-1. “Visi misi STAIS ini memiliki peranan penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di jenjang ibtidaiyah. Jangan khawatir, semua tetap punya kesempatan sama untuk menjadi PNS maupun bekerja di instansi atau institusi swasta. Semua juga berpeluang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2,” ujarnya.

Ia berharap, wisudawan bisa menjaga nama baik almamater. “Wisudawan diharapkan bisa menjaga sikap dan tingkah laku sesuai norma-norma yang ada di masyarakat. Maju mundurnya STAIS ini kembali ke masyarakat, melalui penilaiannya terhadap para lulusan,” kata Hikmatul.

Sementara itu, Ketua I H Surisno Gatot LC menerangkan, wisuda kali ini merupakan wisuda angkatan pertama Prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah program S-1.

“Indeks pendidikan di Indonesia saat ini hanya mencapai nilai 0,934 yang berada di posisi 109 dari 179 negara di dunia. Sedangkan Singapura berada di posisi 24 setelah Jepang. Ini membuktikan keterpurukan pendidikan di Indonesia,” jelasnya.

Di Indonesia secara umum dan di Sumut secara khusus memiliki mayoritas guru non Muslim. “Nah, diharapkan peluang ini memberikan satu kesempatan untuk wisudawan bisa mengimplementasikan kompetensinya secara baik dan benar,” ujar Surisno lagi.

Di samping itu, kata Surisno, juga diharapkan kepada lulusan bisa menjadi corong untuk mempopulerkan almamater serta prodi yang diusungnya. “Tingkatkan komptensi pedagogik juga sosial kita. Bukan hanya sebagai guru di sekolah, tapi juga jadi panutan yang bisa memberikan bimbingan kepada masyarakat,” tegasnya.

Di kesempatan sama, Sekretaris Kopertais Wilayah IX Sumut Prof Amroeni Drajat mengungkapkan, indikator seorang sarjana yang benar adalah bisa memilih kawan yang tepat, serta bisa menempatkan diri dengan pas. “Ilmuwan yang alim harus haus ilmu, jangan menjadi seorang yang tak mau mencari ilmu,” ujarnya.

Sementara itu, Kakandepag Medan Abdur Rahim berkata, dengan lulusnya wisudawan dari prodi Guru Madrasah Ibtidaiyah ini, diharapkan bisa memberikan peningkatan dan dampak positif terhadap pendidikan di Kota Medan. “Saya memberikan apresiasi yang tinggi langsung kepada STAIS Hikmatul Fadhilah,” terangnya.

Menurutnya, ini juga merupakan suatu bentuk peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di Medan. “Dengan adanya program S-1 ini diharapkan bisa menghasilkan lulusan yang lebih profesional dan bekerja lebih baik. Ini juga memberikan peluang besar untuk meningkatkan kompetensi para guru dan berapresiasi mengenai hal ini. Karena saat ini guru madrasah sudah memadai walau belum cukup,” papar Rahim. (saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/