25 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14564

Kenapa Puluhan Ton Ikan dan Trenggiling Dimusnahkan?

Syaharudin

BELAWAN- Pihak Kejaksaan Negeri Belawan melakukan pemusnahan barang bukti puluhan ton hewan hasil sitaan pihak Bea dan Cukai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Puluhan ton hewan yang dimusnahkan tersebut yakni ikan gabus pasir, teringgiling beku tanpa sisik, serta kulit teringgiling.
Namun, diduga pemusnahan tersebut liar (ilegal) dan pihak Kejari Belawan telah menghilangkan sebagian barang bukti terutama Trenggiling karena saat proses pemusnahan, Jumat (22/9) sekitar Pukul 12.00 WIB, hanya sedikit Trenggiling yang dimusnahkan.

“Diduga pemusnahan tersebut liar karena banyak kejanggalan yang terjadi, seperti tidak ada berita acara yang dibacakan dalam acara pemusnahan tersebut. Jumlah hewan yang dimusnahkan tidak sesuai kenyataan di lapangan,” kata Ketua Presidium Masyarakat Medan Utara (PMMU), Syaharudin yang ikut menyaksikan pemusnahan tersebutn
Pantauan Sumut Pos, tampak puluhan ton barang bukti dikeluarkan dari dalam kontainer yang bernomor 526728 untuk dimusnahkan.

Saat sejumlah petugas yang ditugaskan mengeluarkan puluhan ton barang bukti yang dibungkus dengan karton dan goni, terlihat hanya beberapa trringgiling yang akan dimusnahkan karena muatan lebih banyak ikan. Anehnya, untuk barang sitaan berupa kulit Trenggiling sendiri sama sekali tidak terlihat saat puluhan ton sitaan tersebut dikeluarkan dari dalam kontainer.

Menurut data yang diterima Sumut Pos menyebutkan bahwa puluhan ton barang sitaan yang dimusnahkan terdiri dari 12.439 kg ikan gabus pasir segar, 29,25 kg potongan-potongan daging beku, 790 kg kulit hewan Trenggiling dan juga 5.900 kg Trenggiling beku tanpa sisik (tanpa kulit). “Kita lihat saja secara bersama-bersama kenyataan di lapangan, puluhan ton hewan sitaan yang dimusnahkan tidak sesuai jumlahnya,” tambahnya.

Dia menjelaskan bahwa pemusnahan barang bukti tersebut juga perlu mendapatkan rekomendasi dari Kepala Rumah Penyimpanan Barang Hasil Sitaan Negara tentang prosedur pemusnahan barang bukti tersebut.

Sementara itu, Kejari Belawan Ranu Subroto mengatakan bahwa pihaknya membantah kalau sebagian barang bukti telah hilang. “Kemungkinan itu tertutup dengan jumlah ikan yang lebih banyak dan hanya segitu yang kami terima dari Bea Cukai,” katanya.

Lebih lanjut, dia menambahkan untuk tiga orang tersangka diamankan karena terlibat dalam penyeludupan puluhan ton hewan tersebut, masih dalam proses proses hukum. Sebelumnya, puluhan ton hewan yang dimusnahkan tersebut diamankan oleh pihak Bea dan Cukai pada Mei 2011 lalu di Kawasan Perairan Belawan saat hendak diseludupkan ke Vietnam. Selain itu,  pihak Bea dan Cukai juga mengamankan tiga orang yang terlibat dalam penyeludupan puluhan ton hewan tersebut.

Setelah menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Medan, akhirnya pihak Kejari Belawan yang berperan sebagai penyidik meminta permohonan agar memusnahkan barang sitaan tersebut. Setelah permohonan tersebut dikabulkan pada awal Juni 2011 lalu, akhirnya pihak Kejari Belawan pun langsung memusnahkan puluhan ton barang sitaan tersebut. (mag-11)

Jadi PNS Harus Siap 24 Jam

TEBING TINGGI- Wali Kota Tebing Tinggi Ir Umar Zunaidi Hasiabuan mengambil sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS) melantik 378 orang formasi 2010. Para PNS diminta untuk sumbangkan ilmu yang dimiliki.
Sejumlah  PNS yang dilantik itu terdiri dari 137 orang laki-laki dan 241 orang perempuan. Para PNS itu dilantik dan diambil sumpahnya di Balai Kartini, Jalan Imam Bonjol, Kota Tebing Tinggi, Jumat (23/9).

Wali Kota Umar Zunaidi Hasibuan mengatakan sebelum mengambil sumpah kepada seluruh PNS diminta menjadi abdi Negera, maka harus siap menjalankan tugas yang diembannya.
“ Bersyukurlah sudah menjadi PNS, tapi bersyukur bukan karena uangnya, tapi bersyukur karena ilmu yang dimiliki bisa disumbangkan ke rakyat,” katanya.

Dia menyebutkan, kemungkinan penerimaan PNS untuk tahun 2011 ditiadakan. Karena sudah menjadi kebijakan Pemerintah Pusat. Untuk itulah, PNS harus ikut aturan, norma dan etika sesuai dengan aturan yang berlaku. “ PNS harus punya skil untuk mendukung pemerintahan yang baik serta PNS di Tebing Tinggi harus tinggal di Tebing Tinggi serta siap duapuluh empat jam dipanggil,” terangnya.

Kepala Badan Kepegawai Daerah (BKD) Kota Tebing Tinggi, Erwin Suheri Damanik mengatakan dari 378 PNS yang diambil sumpah jabatannya hadir 376 orang, satu orang sedang sakit dan satu orang cuti. Semua PNS yang dilantik terdiri laki-laki sebanyak 137 orang dan perempuan 241 orang.  (mag-3)

Jual Sabu Milik Suami

SIANTAR – Seorang tukang jahit, Sri Megawati (44) warga Jalan Nagur, Kelurahan Martoba, Siantar Utara didapati memegang 6 paket kecil narkoba jenis sabu-sabu milik suaminya.

Peredaran narkoba itu terendus patugas Narkoba Polres Pematangsiantar dari sejumlah informan. Mendapati itu, petugas langsung melakukan penggerebekan di rumah Megawati.
Saat dilakukan penggerebekan pada Jumat (23/9) sekira pukul 12.30,  polisi sempat terkecoh. Pasalnya, polisi hanya menemui seorang wanita bernama Ana (27), sedangkan Sri Megawati belum ditemukan.

Namun, enam petugas yang melakukan penggerebekan itu masih tetap bertahan sembari mencari di setiap ruangan. Bersamaan itu pula, Megawati terlihat berjalan menuruni anak tangga dari lantai dua rumah tersebut. Begitu terlihat petugas sedang sibuk menyusuri setiap ruangan, Megawati kembali menaiki tangga menuju satu ruangan kamar yang ada di lantai dua. Ketika itu Megawati terlihat membuang bungkusan plastik dari balkon lantai dua. Petugas berhasil menemukan bungkusan yang dibuang ke sebelah rumahnya.

Tak hanya itu, dari rumah milik suami Sri Megawati, Mahrujar  alias Ujar (48) polisi juga memboyong barang bukti lainnya seperti 1 unit timbangan digital, 6 buah mancis, 20 plastik klip yang sering dipakai tempat sabu, lima buah kompeng, tiga pipet , serta bong.

Megawati menyebutkan, sabu itu milik suaminya yang memperdagangkan sabu. Karena pernah sekali seseorang datang ke rumahnya guna membeli sabu dan Megawati melayaninya dengan mematok harga Rp150 ribu perpaket kecil.
Kasat Narkoba Polres Pematangsiantar, AKP Sofian membenarkan penangkapan Megawati hingga saat ini sudah mengembangkan penyelidikan. (cr1/smg)

Legislatif-Eksekutif Langkat Harus Introspeksi

LANGKAT- Pihak eksekutif dan legislatif diminta saling introspeksi, bukannya saling menyalahkan seiring molornya waktu pembahasan Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (P-APBD) Langkat 2011. Pasalnya, agenda itu memiliki kepentingan bagi rakyat.

“Wah, aneh itu jika legislatifnya maupun eksekutif mempersoalkan kemoloran waktu membahas P-APBD 2011. Semestinya, kedua pihak introspeksi mengapa harus sampai begitu terjadi karena tujuannya jelas ada interes rakyat dari hasil pembahasan,” kata mantan anggota DPRD Langkat, M Irian Nasution, Jumat (23/9).

Dia berpendapat, sebaiknya eksekutif atau legislatif memiliki formula atau rumusan jadwal pembahasan yang disesuaikan satu sama lain. Karena, keduanya berdiri untuk kepentingan rakyat bukannya mengedepankan kepentingan masing-masing. Jika legislatifnya disoroti inkonsisten disebabkan agenda internal baik bimbingan teknis (bintek) serta kunjungan kerja (kunker), eksekutif idealnya mempersiapkan materi melalui TAPD (tim anggaran pemerintah daerah) sebelum waktu pembahasan dimulai.

Politisi Golkar ini menilai, kedua instansi masing-masing memiliki kelemahan. Diantaranya, legislatif disarankan tidak terlalu royal atau berlebih terhadap agenda-agenda yang urgensinya mungkin tak menyentuh langsung kepada rakyat. Artinya, guna kepentingan momen pembahasan APBD maupun P-APBD sebaiknya mengenyampingkan kunker atau bintek yang kurang berpihak kepada rakyat. Begitupula halnya dengan eksekutif, tak jarang satuan kerja perangkat daerah (SKPD) mangkir waktu saat memberikan draft ke TAPD. Nah, belum lagi ketua tim TAPD yang diunjuk mungkin selalu disibukkan tugas lainnya.

Sebelumnya legislatif melalui anggota badan anggaran (Banggar), Ralin Sinulingga, menuding eksekutif tidak mendukung visi misi bupati membangun daerah karena tidak disiplin menyerahkan materi -baik prognosis sampai P-APBD-.

Kerasnya lagi, politisi PDI-P ini menilai, terkesan ada unsur kesengajaan melambatkan agar dana dikucurkan nantinya dipergunakan untuk belanja pegawai bukannya pelayanan publik.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan daerah (Bappeda) Langkat, Ansyarullah, balik menyerang bahwa anggota dewan terlalu konsisten waktu dalam pembahasan prognosis sebelum dilanjutkan ke P-APBD. Plus lagi, banyak diantara legislator dipercayakan sebagai badan anggaran absen saat pembahasan berjalan selain pengaturan waktu yang tidak jelas. (mag-4)

Penyakit Jantung Pembunuh Pertama di Dunia

MEDAN-Suasana semarak begitu terasa di Lantai 1 Cambridge City Square, Jumat (23/9). Pasalnya, di pusat perbelanjaan itu digelar Pameran Foto Hari Jantung Dunia ke XI. Penikmat foto seakan tak putus, saling berganti mengerumuni foto-foto yang dipamerkan dari 23-26 September tersebut.

Selain pameran yang memajang foto pemenang dan nominasi dari lomba Foto Hari Jantung Sedunia XI tersebut, tercatat berbagai agenda juga digelar. Misalnya, penyuluhan akan bahaya penyakit jantung dan stroke hingga simposium.

Sebelumnya, di tempat terpisah, Panitia Hari Jantung Sedunia XI 2011 Provinsi Sumut dr Apsari Diana Kusumastuti MARS kepada Sumut Pos mengatakan penyakit jantung hingga saat ini masih memegang rekor sebagai penyakit pembunuh tingkat pertama di dunia. Hal itu dibuktikan dengan fakta bahwa 17,5 juta penderita yang maninggal setiap tahunnya.

“Dalam World Economic Forumn 2010, 80 persen manusia meninggal disebabkan karena jantung. Ini juga terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia sendiri,” katanya, Jumat (16/9) lalu.

Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menurut dr Apsari, menunjukkan bahwa 48,2 persen masyarakat Indonesia masih kurang dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan 93,6 persen masyarakat Indonesia juga kurang dalam mengonsumsi sayur dan buah yang dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler. “Kondisi ini semakin diperparah dengan besarnya jumlah perokok harian yang mencapai 23,7 persen,” terangnya.

Dengan kondisi saat ini, kesadaran masyarakat dunia akan penyakit jantung ini diminta agar sadar akan bahayanya penyakit jantung. “Pemko Medan dan instansi lainnya yang ada di Sumut dan diprakarsai oleh Federasi Jantung Dunia bekerja sama dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Unesco dalam hal ini tetap melakukan penyuluhan kepada masyarakat akan faktor risiko penyakit jantung dan stroke serta mempromosikan tindakan pencegahan yang terukur,” tegasnya.

Kegiatan tersebut yang dilakukan dalam Hari Jantung Sedunia XI 2011 tingkat Sumut dan juga menggelar simposium bagi profesional atau para ahli medis berupa New Update on Cardiologi Treatment bekerja sama dengan Departemen Kardiologi USU. Tidak hanya itu untuk mengurangi penderita penyakit jantung, pihaknya dalam waktu dekat ini kegiatan jalan santai juga dilakukan, pemeriksaan kolesterol dan ceramah kesehatan jantung. (jon)

Pemegang Kas Pemkab Langkat Jadi Tersangka

MEDAN- Tim Pidsus Kejatisu menetapkan Yantiti sebagai tersangka. Pemegang Kas Sekretaris Kabupaten Langkat ini diduga telah melakukan dugaan korupsi senilai Rp500 juta dengan melakukan kegiatan fiktif penyusunan neraca awal keuangan dan bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan Pemkab Langkat  tahun 2009.

“Yantiti kita tetapkan sebagai tersangka, karena penyidik menemukan adanya bukti yang kuat,” ujar Kasi Penyidikan Pidsus Kejatisu Jufri Nasution SH, kepada wartawan Jumat (23/9) di Jalan AH Nasution Medan.
Anggaran kegiatan neraca Pemkab Langkat ini, sambung Jufri, sebesar Rp500 juta. Namun pengerjaan proyek tersebut tidak dikerjakan tersangka sama sekali.

“Anggaran sebesar Rp500 juta ini dibagi dalam dua kegiatan. Yang pertama kegiatan penyusunan neraca awal keuangan di Pemkab Langkat sebesar Rp375 juta,” ujar Jufri Nasution.(rud)

Eh, Rupanya Polisi Gadungan

MEDAN-Memet (17) mahasiswa Fakultas MIPA USU sama sekali tak menyangka akan mengalami kesialan. Alih-alih menjadi pengendara sepeda motor yang baik, ia malah menjadi korban razia geng motor yang dilakukan oleh polisi gadungan. Hasilnya, handphone dan laptop pun raib.

Kesialan ini terungkap setelah Memet dan rekan sekampusnya, Nisa (17), membuat laporan di Polsek Medan Baru, Rabu (21/9) lalu. “Ya, kita sedang melakukan penyelidikan atas kasus ini, tapi yang jelas pelaku akan kita tangkap secepatnya,” jelas Kapolsek Medan Baru melalui Kanit Reskrim AKP Andik Eko kepada Sumut Pos.

Ceritanya, Memet pada Selasa (20/9) melakukan aktivitas seperti biasa. Dia mengendarai sepeda motornya melintasi Jalan Dr Mansur Medan sekira pukul 13.30 WIB. Tiba-tiba dia disuruh berhenti oleh oknum yang mengaku sebagai anggota polisi dengan berpakai preman. “ Dia berpakaian rapi memakai jeket warna putih dan mengaku anggota polisi yang sedang memberantas pelaku geng motor di kawasan Jalan Dr Mansur Medan,” jelas Memet.

Memet pun berhenti, dan dia yakin tidak akan bermasalah karena seluruh surat-suratnya lengkap. Lucunya, setelah dianggap lengkap, polisi gadungan itu malah menyuruh Memet untuk memfoto sepeda motor yang berada di depan kampus USU. Dan, Memet melakukannya. “Setelah aku mendapatkan foto-foto sepeda motor tersebut dia mengajakku untuk mencetak foto yang berada dalam handphoneku,” beber mahasiswa asal Tebing Tinggi itu.

Parahnya lagi, Memet malah mengikuti kemauan polisi gadungan itu untuk meminjam laptop agar bisa mencetak foto tadi. Laptop Nisa pun berhasil dipinjam Memet. “Kemudian kami duduk di warung tidak jauh dari kampus,” tambah Memet.

Nah, ketika di warung inilah Memet disuruh membeli minuman oleh pelaku. Memet pun menurut. Dan, ketika Memet kembali, pelaku sudah hilang beserta handphone dan laptop milik Memet dan Nisa.
Karena merasa ditipu oleh pelaku, Memet bersama Nisa langsung mendatangi Polsek Medan Baru untuk membuat laporan mengenai kejadian tersebut. “Karena aku merasa ditipu, makanya aku langsung ke polsek Medan Baru untuk buat laporan,” pungkasnya. (mag-7)

Prestasi Kendur, TPP Distop

JAKARTA- Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) merasakan, belum ada peningkatan kualitas mengajar oleh guru yang mengantongi sertifikat pendidik dan memperoleh tunjangan sertifikasi pendidik (TPP). Saat ini, sedang dirancang sistem evaluasi khusus bagi para guru penerima TPP. Jika prestasi mengajar mereka kendur, tunjangan TPP bakal ditangguhkan atau distop sementara.

Sistem evaluasi bagi para guru penerima TPP ini dinahkodai oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDM-PMP) Kemendiknas. Kepala BPSDM-PMP Kemendiknas Syawal Gultom menuturkan, sistem evaluasi ini ditargetkan mulai dijalankan tahun depan.

“Kami sudah gerah dengan selentingan sertifikasi guru hanya untuk pencairan TPP saja. Tanpa ada peningkatan kualitas pembayaran,” katanya di Jakarta kemarin (23/9).(wan/jpnn)

Buruh Ketangkap Miliki Sabu

LABUHAN- Gaga Prayuga (19) warga Jalan Komplek Sunggal Kecamatan Medan Sunggal ditangkap pihak kepolisian Polsek Medan Labuhan karena kedapatan memilik dua paket sabu-sabu. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik tersebut diamankan di Jalan Nibung Gang Mushala Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Labuhan. Akibatnya, buruh pabrik tersebut harus mendekam di sel tahanan Polsek Medan Labuhan.

Tersangka ditangkap, Jumat (23/9) sekitar Pukul 14.00 WIB, saat itu petugas yang sudah mengetahui Gaga menyimpan sabu-sabu di kantong celananya langsung melakukan penangkapan. Kanit Reskrim, Polsek Medan Labuhan, AKP Oktavianus membenarkan hal ini. “Tersangka kami amankan dengan barang buktinya da saat ini tersangka mendekam di sel tahanan,” katanya. (mag-11)

Terpilih Jadi Presiden AIPA

Ketua DPR Marzuki Alie terpilih menjadi Presiden AIPA (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly). Marzuki didapuk memimpin majelis parlemen se-ASEAN tersebut dalam forum sidang umum AIPA ke-32, di Phnom Penh, Kamboja, yang berakhir kemarin (23/9).

Terpilihnya perwakilan parlemen Indonesia dalam forum itu dianggap memiliki arti penting. Mengingat, sejak 2011 ini, Indonesia juga dipercaya sebagai ketua ASEAN. Dalam rilis yang dikirim, Marzuki menyatakan, mandat yang diterimanya tentu akan semakin meneguhkan komitmen Indonesia untuk menjadikan ASEAN sebagai jangkar hubungan regional.

“Berbagai tantangan harus dihadapi bersama demi mewujudkan integritas ASEAN,” ajak Marzuki, kepada peserta sidang umum AIPA, saat sesi penutupan. Khususnya, lanjut dia, pada tiga pilar ASEAN yaitu security community,economic community, dan socio-cultural community. (dyn/jpnn)