30 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14573

Putra Rahudman Persunting Dara Tebing Tinggi

Kebahagian terpancar dari wajah Wali Kota Medan, Drs H Rahudman Harahap MM dan istri Hj Yusra Siregar berserta seluruh keluarganya. Rabu (21/9) pagi, putera ketiganya, H Roby Agusman Harahap SH (Roby), mempersunting gadis asal Kota Tebing Tinggi, Mayzestika Dewanti Kamal Lubis SH (Tika), puteri Kamal Pribadi Lubis dan Lisa Suryani Pasaribu. Akad nikah dilangsungkan di Masjid Raya Nur-Addin di Jalan Suprapto Tebing Tinggi.

Ijab kabul disaksikan sejumlah pejabat penting, tokoh agama, tokoh politik dan tokoh pemuda di Sumut. Di antaranya, Kapoldasu Irjen Pol Drs Wisjnu Amat Sastro, Wali Kota Tebing Tinggi, Ir Umar Zunaidi Hasibuan, Wakil Wali Kota Medan, Drs H Dzulmi Eldin, Bupati Batu Bara, Drs OK Arya, Ketua DPRD Medan, Amiruddin, mantan Pj Wali Kota Medan, Afifuddin Lubis, Prof Dr Syahrin Harahap MA, Ketua DPD II Partai Golkar Medan, Syaf Lubis, dan sejumlah pejabat lainnya.

Rangkaian peristiwa sakral itu dimulai sekira pukul 08.30 WIB. Diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh qariah Yohani Purba. Selanjutnya ijab kabul pun dilaksanakan. Dipimpin langsung oleh Kepala Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tebing Tinggi Kota, Drs Akmaludin Lubis yang juga bertindak sebagai Petugas Pencatat Nikah (P2N). Sebelum ijab kabul dilakukan, Roby Agusman Harahap, menyerahkan mahar kepada mempelai wanita, Mayzestika Dewanti Kamal Lubis berupa 100 gram emas tunai. Orangtua mempelai perempuan, Pribadi Kamal Lubis, langsung yang menikahkan puterinya.

Ijab kabul berlangsung lancar dan cukup sekali diucapkan oleh mempelai laki-laki. Bertindak sebagai saksi pernikahan, Kapoldasu Irjen Pol Drs Wisjnu Amat Sastro dan Wali Kota Tebing Tinggi, Ir Umar Zunaidi Hasibuan. Usai janji pernikahan (sighat taklik talak, Red), dan penandatangan berkas, buku nikahpun diserahkan kepada kedua mempelai. Usai acara ijab kabul, sejumlah tokoh yang hadir memberikan tausiyah pernikahan. Pertama disampaikan oleh Wali Kota Tebing Tinggi, Ir Umar Zunaidi Hasibuan, dilanjutkan oleh Kapoldasu, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro dan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri Sumut (IAIN-SU), Prof Dr H Syahrin Harahap MA. Rahudman sendiri terlihat terharu dan sempat meneteskan air mata, menyaksikan puteranya mengucap ijab kabul dengan lancar.

Rahudman Harahap yang ditemui wartawan koran ini usai prosesi acara ijab kabul mengaku terharu dan bangga kepada puteranya. Dia juga mengucapkan terimakasih kepada Pemko Tebing Tinggi yang membantu pelaksanaan acara sakral itu, hingga berlangsung dengan baik dan lancar. “Alhamdulilah, kita bersyukur kepada Allah SWT bahwa acara akad nikah anak saya, Roby dan Tika berjalan dengan baik dan lancar. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebagai tuan rumah yang telah sukses menyelenggarakan acara ini dan kita berharap kedua pasangan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah dan taat kepada orangtua, karena kalau mereka bahagia kita juga akan bahagia,” ucapnya.

Sedangkan kedua mempelai, Roby dan Tika kepada wartawan koran ini di sela-sela acara repsepsi di Balai Kartini, Jalan Imam Bonjol mengatakan, sangat bahagia bisa melangsungkan akad nikah dengan lancar dan sukses, tanpa ada kendala. Ke depan pasangan pengantin ini berjanji akan membina keluarga dengan baik, dan berharap diberikan keturunan yang saleh serta berbakti kepada orangtua. “Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar, kita berdua sangat bahagia bisa melangsungkan pernikahan ini. Semoga ke depan kita bisa menjadi pasangan suami istri yang langgeng hingga menjadi kakek dan nenek,” kata Roby didampingi istrinya, Tika.

Sedangkan, Kamal Pribadi Lubis berpesan kepada puterinya agar selalu mentaati perintah suami, karena suami adalah kepala keluarga dalam rumah tangga. Dia juga mengaku, telah rela melepas tanggung jawabnya terhadap puteri tercintanya, menjadi tanggung jawab sang menantu. “Kami berpesan kepada suaminya, Roby agar selalu menjaga nama baik keluarga. Jadikankah rumah tangga itu menjadi rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warahmah,” ujar Kamal. (her/mag-3)

Pengangkatan Tenaga Honorer Tinggal Tunggu Diteken SBY

JAKARTA-Kabar bagus berhembus dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN dan RB). Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengangkatan Tenaga Honorer dinyatakan sudah beres, tinggal diteken Presiden SBY. Diharapkan RPP tersebut disahkan bulan depan. Sehingga, 67 ribu tenaga honorer kategori I bisa sakaligus diangkat menjadi CPNS.

“Insya Allah (disahkan) Oktober, RPP sudah tidak ada kendala lagi. Yang jelas tidak akan lewat 2011,” tutur Sekretaris Kemen PAN dan RB Tasdik Kinanto di Jakarta kemarin. Dia menuturkan, 67 tenaga honorer yang bakal diangkat itu adalah tenaga honorer yang digaji ABPN atau APBD, dan sering diistilahkan tenaga honorer kategori In
Sementara itu, untuk pengangkatan tenaga honorer kategori II menjadi CPNS, diupayakan bertahap hingga tuntas 2013 mendatang.

Tasdik menjelaskan, tenaga honorer kategori I yang berpeluang besar diangkat menjadi CPNS bulan depan adalah mereka yang bekerja sebelum 2005. Para tenaga honorer ini, sejatinya sudah diupayakan untuk diangkat pada 2010 silam. Namun, karena kendala administrasi, data pengangkatan mereka tercecer.

Dalam RPP pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS yang baru ini diterangkan jika pengangkatan diupayakan berjalan bulan depan. Sedangan untuk pemberkasan Nomor Induk Pegawai (NIP) diupayakan rampung sebelum pergantian tahun 2012. Para tenaga honorer kategori I ini, bakal diangkat tanpa tes.
Berbeda dengan kategori II yang jumlahnya mencapai 600 ribu. Tasdik menjelaskan, bagi tenaga honorer kelompok ini bakal diberlakukan seleksi tersendiri. “Seleksi bakal disendirikan dengan seleksi CPNS umum,” katanya. Aturan seleksi ini juga tertuang dalam draf RPP Pengangkatan Tenaga Honorer.

Sementara itu, usai sosialisasi RPP Pengangkatan Tenaga Honorer di Kementerian Dalam Negeri, Selasa lalu (20/9) Men-PAN dan RB EE Mangindaan mengataakan proses seleksi CPNS daerah bisa segera dijalankan. Menteri yang juga anggota dewan pembiana Partai Demokrat itu menuturkan, syarat utama bagi daerah yang akan menjalankan seleksi CPNS 2011 harus merubah usulan porsi CPNS.

Seperti diketahui, pada Mei hingga Juli lalu Kemen PAN dan RB menerima usulan porsi CPNS daerah. Tapi, beberapa bulan kemudian keluar kebijakan moratorium CPNS. Imbas dari kebijakan ini adalah, daerah diharapkan menghitung dengan seksama kebutuhan CPNS baru.

“Jika waktu pengajuan dulu ada yang gemuk, kuruskanlan atau rampingkanlah,” tandas Mangindaan.
Kemen PAN dan RB sendiri belum mengeluarkan deadline tertentu bagi daerah untuk merevisi usulan porsi CPNS 2011. Namun, Mangindaan mengatakan selama 2012 nanti formasi CPNS baru sangat terbatas. Kursi CPNS baru hanya digunakan untuk menambal kursi PNS yang kosong karena ditinggal pension, meninggal, atau dipecat. Jumlahnya bakal semakin terbatas, karena bakal diserbu CPNS baru dari gelombang pengangkatan tenaga honorer kategori I yang jumlahnya mencapai 67 ribu.

Sementara 223 honorer di Pemprovsu yang berpeluang untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Oktober 2011 mendatang, hingga kini belum diketahui formasi mana yang akan diisi. Untuk formasi itu, pihak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemprovsu juga masih menunggu Surat Keputusan (SK) dari pusat.

“Mayoritas di bagian administrasi yang tersebar di semua jajaran SKPD di Pemprovsu. Untuk pengangkatannya menunggu SK Menpan, baru bisa diketahui formasi yang akan diisi oleh para honorer yang diangkat menjadi CPNS,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pengadaan BKD Provsu, Kaiman Turnip kepada Sumut Pos, Rabu (21/9).
Terkait dengan pemutasian pejabat Pemprovsu, yang sampai saat ini belum ada alasan baik lisan maupun tertulis yang diberikan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho ke Mendagri, membuat Pemprovsu terancam tidak boleh membuka penerimaan CPNS, Kaiman membantahnya.

Menurutnya, tidak ada hubungan atau korelasi antara pemutasian pejabat dengan pengangkatan CPNS. Karena, pemutasian pejabat itu adalah khusus untuk pejabat struktural, sedangkan CPNS adalah rekrutmen yang dilakukan untuk menopang lajunya kinerja pemerintahan.

Tidak ada kaitannya antara pemutasian jabatan struktural, dengan penerimaan CPNS. Berdasarkan SK Menkeu, Mendagri dan Menpan menyatakan, bahwa bagi Pemprov, Pemkab/Pemko yang belanja APBD-nya di bawah 50 persen, bisa melakukan penerimaan CPNS. Nah, penerimaan CPNS tersebut untuk tiga kategori yakni, tenaga pendidik, tenaga kesehatan atau medis dan staf khusus atau penerimaan mendadak.

“Jadi, tidak ada korelasinya antara pemutasian dengan penerimaan CPNS. Jangan jadi seperti itu, dikhawatirkan bisa memperkeruh suasana,” tegasnya.

Sementara, Plt Sekdaprov Sumut H Rachmatsyah berdalih, pemprov tidak punya kewenangan memasuki wilayah kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

Menurut Rachmatsyah, di era otonomi daerah, urusan kepegawaian merupakan urusan masing-masing pemkab/pemko.  Gubernur sebagai wakil pusat di daerah, menurut Rachmatsyah, tak punya kewenangan mengurusi mutasi kabupaten/kota.

“Kecuali urusan kepegawaian sudah ditarik ke pusat. Maka sebagai wakil pusat, gubernur punya kewenangan,” ujar Rachmatsyah di sela-sela mengikuti rapat sosialisasi Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) pengangkatan honorer menjadi CPNS di gedung kemendagri.

Yang bisa dilakukan Pemprov lewat Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemprov, kata Rachmatsyah, sebatas memberikan rekomendasi kepada pemkab/kota yang akan menjadi tempat pemutasian PNS dari kabupaten/kota lainnya. Karena hanya sebuah rekomendasi, berarti tidak punya daya paksa.

Menurutnya, untuk proses mutasi yang diperintahkan pusat di masa moratorium penerimaan CPNS, yang paling menentukan adalah pemkab/pemko sendiri. Asalkan ada pemkab/pemko yang menyatakan siap menampung PNS dari pemkab/pemko lain, maka mutasi bisa dengan mudah dilakukan. “Yang penting yang menerima dulu, ada nggak? Kalau ada, maka pemkab/pemko yang mengirim mutasi, pasti siap-siap saja. Jadi, harus dipastikan dulu ada nggak yang menampungnya,” terangnya.

Jika nantinya proses distribusi PNS antarkabupaten/kota di Sumut tidak jalan, maka kemungkinan besar pemerintah pusat tidak memberikan kesempatan bagi pemkab/pemko di Sumut untuk membuka penerimaan CPNS jalur umum meski terbatas, yang sudah bisa dilakukan mulai Januari hingga Desember 2012.
Pasalnya, seperti dikatakan Menpan-RB EE Mangindaan, penataan organisasi dan penghitungan jumlah kebutuhan pegawai, termasuk pemerataan distribusi, menjadi syarat bagi pemda untuk bisa membuka seleksi penerimaan CPNS tahun depan. “Karena itu (penataan pegawai) konsep. Kalau tak punya konsep ya tidak bisa,” ujar Mangindaan usai rapat di kemendagri, Selasa (20/9).

Terkait dengan sikap Pemprov yang tak berani memutasi pegawai antarkabupaten/kota itu, kepada koran ini Mangindaan mengatakan, bahwa gubernur sebagai wakil pemerintah pusat punya kewenangan mengurusi hal itu. “Gubernur sebagai wakil pusat di daerah, harus mengatur agar pegawai tidak menumpuk di daerah tertentu, sedang daerah lain kekurangan,” ujar Mangindaan.

Hal yang sama dikatakan Sekjen Kemendagri, Diah Anggraeni. “Mutasi antarkabupaten/kota itu harus difasilitasi gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah. Kuncinya, ya komunikasi,” ujar Diah kepada koran ini.
Dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan di rapat yang dihadiri seluruh sekdaprov dan kepala BKD provinsi itu, Mendagri Gamawan Fauzi menekankan kembali mengenai peran gubernur tersebut. “Para gubernur, dengan dibantu oleh para Sekretaris Daerah, diharapkan memfasilitasi pelaksanaan mutasi pegawai antarkabupaten/kota dalam provinsi, sehingga terwujud komposisi aparatur yang tepat dan wajar pada setiap kabupaten/kota di masing-masing provinsi,” ujar Gamawan Fauzi.

Lulusan SMA ke Bawah Cukup Jadi PTT

Pemerintah pemerintah mengambil kebijakan untuk memprioritaskan calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) setidaknya menyandang gelar lulusan minimal diploma satu. Kebijakan itu ditempuh lantaran jumlah PNS di seluruh Indonesia saat ini masih didominasi lulusan SMA.

Karenanya kalaupun ada instansi yang membutuhkan lulusan SMA, SMP dan SD, maka akan diarahkan sebagai pegawai tidak tetap (PTT). “Profil PNS kita masih didominasi lulusan SMA. Dari 4,7 juta PNS, 1,59 pegawai berpendidikan SMA. Disusul strata satu 1,51 juta,” ungkap Sekretaris Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tasdik Kinanto, Rabu (21/9).

Dipaparkannya, jumlah pegawai lulusan diploma satu sampai tiga sebanyak 1,24 juta. Sedangan PNS berpendidikan S2 hingga S3 sebanya 113.919 orang. Sedangkan lulusan SD sebanyak 96.877 orang dan SLTP 137.058.
sementara untuk komposisi penyebaran PNS, Tasdik menyebut di pusat seb

nyak 21 persen dan daerah 79 persen. “Tingkat provinsi 6,4 persen dan kabupaten/kota 72,6 persen,” sebutnya.
Meski demikian, pemerintah tidak akan memberlakukan kebijakan untuk menjadikan lulusan SMA sebagai PTT itu secara kaku. Misalnya daerah pascakonflik, pemekaran, tertinggal, maupun perbatasan, masih diberi kesempatan untuk menerima pegawai lulusan SMA.

Sementara mengenai kapan kebijakan itu diberlakukan, Tasdik mengatakan bahwa hal itu menunggu diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) tentang  PTT.(ari/sam/esy/wan/jpnn)

Perketat Jalur Perbatasan di Perairan

Mayjen TNI Lodewijk F Paulus Pangdam I/BB

MEDAN-Mayor Jenderal TNI Lodewijk F Paulus resmi bertugas menjadi Panglima Kodam I Bukit Barisan yang baru, menggantikan Mayjen TNI Leo Siegers. Dalam mengemban tugasnya Lodewijk memprioritaskan untuk memperketat keamanan di jalur perairan di perbatasan RI dengan negera-negera tetangga.

“Pada intinya saya akan melanjutkan program kerja yang telah dilaksanakan oleh Pak Leo (Mayjen TNI Leo Siegers) di teritorial Kodam I Bukit Barisan.

Khususnya dengan memperketat dan menambah pasukan penjaga di wilayah perbatasan RI dengan negara-negara tetangga, khususnya yang bersentuhan dengan perairan internasional,” kata Lodewijk kepada wartawan di halaman Makodam I Bukit Barisan Jalan Gatot Subroto Medan, usai melakukan acara pisah sambut dengan mantan Pangdam I/BB Mayjen TNI Leo Siegers, kemarin (21/9).

Prioritas tersebut, sambung Lodewijk, mengingat jalur perairan perbatasan Indonesia khususnya di wilayah hukum Kodam I Bukit Barisan sangat rawan dengan pelaku pelanggaran hukum.

“Kita memperketat daerah-daerah perbatasan di pulau-pulau terluar di wilayah hukum Kodam I Bukit Barisan. Karena pulau-pulau terluar ini sangat rentan dengan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi,” tegas Lodewijk.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini mengatakan, bahwa penugasan dirinya untuk memimpin Kodam I Bukit Barisan  merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sekaligus merupakan kepercayaan yang diberikan oleh Pimpinan TNI Angkatan Darat, dengan Wilayah Kodam I/Bukit Barisan yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.

“Wilayah hukum Kodam I/BB terletak pada posisi geografis strategis yang mengandung kekayaan alam yang melimpah. Untuk itu dibutuhkan kesadaran seluruh komponen bangsa di wilayah untuk mengelolah potensi tersebut sebagai keunggulan wilayah, agar potensi-potensi tersebut dapat dikelola dengan baik maka dibutuhkan stabilitas pertahanan dan keamanan yang kondusif,” beber Lodewijk.

Kondisi ini, sambungnya, akan tercapai apabila seluruh komponen bangsa di wilayah ini bahu-membahu mendukung pembangunan di wilayah Kodam I/Bukit Barisan sebagai komponen utama dalam sistim pertahanan negara bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas nasional di daerah, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 34 Tahun 2004 dengan melaksanakan Operasi Militer. Era globalisasi yang membawa isu demokratisasi, hak azasi manusia, terorisme dan lingkungan hidup menjadikan pengelolahan wilayah ini semakin kompleks.

Untuk itu diharapkan kepada pemerintah daerah, Polri, unsur TNI lainnya, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama serta berbagai pihak lainnya tetap memberikan dukungan dan kerjasama yang harmonis.
Dalam amanatnya Lodewijk mengharapkan, jabatan baru yang diembannya
mendapat dukungan dari seluruh prajurit jajaran Kodam I/BB, sama saat
Mayjen TNI Leo Siegers memimpin.

“Saya berharap disiplin dan etos kerja terus dipelihara dalam suatu iklim yang harmonis. Sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan serta memaksimalkan pencapaian tugas pokok Kodam I/BB dan mari kita lanjutkan program yang belum selesai,” ujarnya.

Mayjen TNI Leo Siegers dalam amanatnya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas dukungan dan kerjasama semasa dirinya memimpin Pangdam I/BB. “Kiranya dukungan dan kerjasama yang harmonis kepada
saya selama saya memimpin Kodam I/BB harus ditingkatkan lagi,” tuturnya. (rud)

Konflik Sektarian 26 Peziarah Syiah Tewas

ISLAMABAD – Sebanyak 26 warga Syiah tewas di Pakistan saat hendak berziarah. Para warga itu melakukan perjalanan ke Iran, Selasa (20/9) waktu setempat. Puluhan orang itu tewas setelah adanya serangan brutal dilakukan oleh sekelompok bersenjata.

Para peziarah itu diserang saat berada di dalam bus di bagian selatan Kota Quetta yang merupakan ibu kota Provinsi Balukistan, Pakistan.

“Sekelompok bersenjata itu menghentikan bus dan memaksa para peziarah keluar. Beberapa orang di antara mereka melepaskan tembakan,” ujar polisi Saeed Imrani, seperti dikutip AFP, Rabu (21/9).
Konflik sektarian kini dikabarkan semakin menjadi di Provinsi Balukistan yang didominasi oleh warga Sunni. Warga Syiah di provinsi tersebut tergolong sebagai kaum minoritas.

Supir bus, Khushhal Khan memberikan kesaksian terhadap reporter televisi yang meliput peristiwa tersebut. Kesaksian itu disampaikan ke televisi Al Jazeira, menurut stasiun televisi tersebut bus yang melaju dari Iran masuk ke perbatasan Pakistan untuk keperluan kunjungan keagamanan itu diserang di sekitar 30 kilometer dari Kota Quetta, dekat perbatasan Afganistan.

Otoritas kepolisian dan pejabat distrik mengatakan, bus diserang oleh sejumlah pria bersenjata yang tak diketahui identitasnya mengendarai sepeda motor. Mereka menghentikan bus dan menembaki penumpang yang ada di dalam bus.

Para korban sedianya berziarah ke Distrik Mastung di Provinsi Baluchistan, ibu kota Quetta, namun kata pejabat setempat, mereka diserang sejumlah pria bersenjata hingga tewas.

“Di dalam bus terdapat 40 peziarah. Serangan itu, selain menewaskan 26 penumpang, juga melukai penumpang lainnya,” kata Dadullah Baluchi, anggota kepolisian setempat kepada kantor berita AP.

Dia menyebutkan, ada sebanyak 8 hingga 10 orang yang datang membawa peluncur roket dan senjata Kalashnikovs ke busnya. Ke semuanya pria. Ketika pria bersenjata itu datang, sejumlah penumpang mencoba lari, namun justru para pria bersenjata itu menembakinya. “Sebagian yang cedera tergeletak di atas tanah selama sejam sebelum petugas menyelamatkannya.” ujarnya. “Tidak ada keamanan dalam bus kami, delapan dari 10 pelaku serangan membawa senjata AK-47 dan peluncur roket. Mereka menghentikan kami dan memaksa seluruh penumpang turun,” tambahnya.
Serangan paling mematikan terhadap warga Syiah sejak 4 September 2010 lalu ketika seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan bomnya dan menewaskan 57 orang warga yang ada di Kota Quetta.

Kejadian yang sama juga terjadi di Irak pada pekan lalu. Sekira 20 peziarah juga tewas diserang dalam sebuah serangan di bus. (bbs/jpnn)

Berangkat dengan Biaya Sendiri, Menang berkat Tarian Betawi

Dian Inggrawati,  Gadis Tunarungu yang Menang Tiga Besar di Ajang Miss Deaf World 2011

Indonesia berhasil meraih penghargaan sebagai runner-up II kontes kecantikan Miss Deaf World 2011 berkat Dian Inggrawati. Ajang ratu sejagat yang dikhususkan bagi para perempuan penyandang tunarungu itu dihelat di Praha, Republik Ceko. 

M. HILMI SETIAWAN, Jakarta

Gadis itu tinggi semampai. Senyumnya mengembang ketika siang itu dia mulai melangkahkan kaki untuk memasuki Kantor Direktorat Pengembangan SMK Ditjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendiknas di Jalan Sudirman, Jakarta, akhir pekan lalu.

Dialah Dian Inggrawati. Gadis 27 tahun tersebut datang dengan didampingi sang ibu, Ny Ida Ratih Hermawan. Selain mengenakan mahkota, Dian memakai selempang kebesaran dari prestasi yang berhasil dia raih sebagai runner-up II Miss Deaf World 2011.

Tahun ini kali kesebelas ajang kecantikan dunia itu diadakan. Malam puncak kontes tersebutn
dihelat pada 8 Juli lalu di Praha, Republik Ceko.

Sesuai dengan namanya, kontes kecantikan itu dikhususkan bagi penyandang tunarungu. “Kelebihan kontes itu, selain kecantikan, sopan santun dinilai,” jelas Ida, yang ikut mendampingi putrinya tersebut ke Praha.
Ida menceritakan, keikutsertaan anak sulungnya itu bermula ketika Dian aktif di organisasi tunarungu yang bernama Yayasan Sehjira (Sehat Jiwa Raga). Kegiatan sosial Dian tersebut dimulai setelah dirinya lulus sarjana dari Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Persaja Indonesia pada 2010. “Di yayasan itu, Dian membantu bagian administrasi dan keuangan,” tutur perempuan kelahiran Malang yang sekarang tinggal di Jalan Tanah Abang II, Jakarta, tersebut.

Sebagai organisasi tunarungu, Mei lalu Yayasan Sehjira mendapat formulir pendaftaran kontes Miss Deaf Wolrd 2011. Saat itu yayasan boleh mengirim dua delegasi untuk diseleksi sebelum masuk babak final yang diikuti 38 peserta dari seluruh penjuru dunia.

Akhirnya, Dian menjadi satu-satunya delegasi dari Yayasan Sehjira setelah calon lain tidak bisa ikut. Dia juga menjadi satu-satunya delegasi Indonesia. Selain itu, baru tahun ini Indonesia mengikuti ajang tersebut.

Berbekal keyakinan kuat, Dian terbang ke Praha bersama ibunya dan pendamping dari Yayasan Sehjira pada 30 Juni lalu. Sebelum berangkat, Ida menyatakan mengalami kesulitan untuk pengurusan visa berkunjung ke Praha. Dia menjelaskan, saat itu tidak ada satu pun lembaga pemerintahan yang mendukungnya. Bahkan, Ida mengatakan menginap semalam untuk mengurus visa tersebut. “Kami murni berangkat mandiri,” jelas Ida.

Layaknya kontes-kontes kecantikan pada umumnya, setiba di Praha, gadis yang bisu-tuli sejak lahir tersebut menjalani masa karantina. Selama masa itu, Ida menjelaskan bahwa panitia sangat menekankan penanaman rasa percaya diri dan sopan santun. Penanaman sifat-sifat itu dilakukan dengan beragam kegiatan. Mulai pembelajaran di ruang kelas hingga kegiatan outbound.

Selama menjalani masa karantina itu, Dian tampak cepat beradaptasi dengan sesama penyandang tunarungu dari penjuru dunia. Ida menjelaskan, para peserta kontes sering saling membantu dalam memecahkan persoalan tertentu.
Misalnya, ketika ada peserta dari negara lain yang kesulitan memahami bahasa isyarat tunarungu yang sesuai dengan standar internasional, rekan lain tidak segan-segan membantu. Meski sejatinya mereka berkompetisi, persaingan hanya terjadi jika sudah berada di atas panggung. Di balik panggung, mereka terlihat seperti saudara.

Dian juga kurang begitu memahami bahasa tunarungu internasional. Pendengaran Dian tidak 100 persen hilang. Dian mengaku kepada ibunya bisa sedikit mendengar ketika menggunakan alat bantu dengar yang dipasang di telinga kanannya.

Saat tiba malam penganugerahan yang dihelat pada 8 Juli, Dian, Ida, dan pendamping dari Yayasan Sehjira diselimuti kegalauan. “Kami punya beban karena Dian harus tampil maksimal,” jelas Ida. Malam puncak acara itu diselenggarakan di sebuah gedung pertunjukan di Praha.  Laporan dari penyelenggara menyebutkan, total ada 700 penonton yang hadir saat itu. Malam itu Dian dan peserta lain harus unjuk gigi. Seluruh peserta wajib membawakan keahlian masing-masing yang juga bisa dikombinasikan dengan budaya negara masing-masing.

Malam itu sulung di antara tiga bersaudara tersebut membawakan tarian Betawi dalam balutan busana karya Anne Avantie. Ida menjelaskan, dengan iringan musik untuk tarian Betawi, Dian tampil nyaris sempurna. “Saya merasa, semua penonton terpikat,” ucap Ida.

Meski tampil bagus, Dian masih cemas. Sebab, kontestan lain juga terlihat memukau juri dan penonton. Misalnya, delegasi Prancis July Duffrece beraksi menjadi seorang penunggang kuda andal. Sedangkan wakil Siprus Christiana Tsangara menampilkan kebolehan bermain basket. Wakil Korea Selatan, Mongolia, Brazil, dan Meksiko juga unjuk gigi dengan menampilkan tarian adat negara masing-masing.

Ida menuturkan, ada sedikit perbedaan antara Miss Deaf World dengan Miss Universe. Yaitu, pada malam puncak itu dewan juri tidak melontarkan pertanyaan kepada peserta. Para peserta juga tidak harus menjawab pertanyaan yang telah diundi. “Semua penilaian murni dari aspek percaya diri dan sopan santun,” tegas istri Hermawan tersebut.
Sebelum turun panggung setelah memperagakan tarian khas Betawi, Dian membuat suasana gedung pertunjukan riuh. Tepatnya ketika dia mengeluarkan sejenis surat berukuran 1 meter persegi. Dalam surat tersebut, dia menunjukkan tulisan “Deaf, no problem (Tuli, bukan masalah)?.

Ida menyatakan cukup terkejut dengan kejutan Dian itu. “Selama ini, dia menyembunyikan itu dari saya. Kami tidak tahu,” kenang Ida. Dia menduga, upaya Dian tersebut turut mengatrol nilainya hingga diputuskan menjadi runner-up II atau peringkat ketiga. “Kami tidak kecewa dengan ranking itu. Runner-up II sudah sangat bagus,” ucap Ida.
Gelar juara Miss Deaf World 2011 disabet Ilaria Galbusera, 20, dari Italia. Dia juga dikukuhkan sebagai Miss Deaf Sympathy 2011. Sedangkan runner-up I direbut Elena Korchagina, 17, delegasi dari Rusia. Sedangkan Miss Deaf Europe 2011 menjadi milik Natallia Rabava, 17, delegasi Belarusia.

Aneka hadiah dari sponsor pun mengalir ke para pemenang tersebut. Selain itu, piala dan sebuah mahkota bisa dibawa pulang Dian. Dari keberhasilan tersebut, koleksi piala Dian bertambah menjadi 401 buah. “Uangnya tidak besar,” jelas Ida. Mereka lantas pulang ke tanah air pada 13 Juli lalu.

Dian yang mampu tampil percaya diri dan memukau itu bukan karbitan. Ida menuturkan, sejak duduk di bangku SMK Santa Maria, Dian sering dijadikan model peragaan busana oleh kakak kelasnya. Selain itu, dia sering mendapat order dari alumni. Saat itu Dian menempuh pendidikan menengah kejuruan di bidang tata busana.

?Dian sering menjadi model peragaan karena katanya mudah dilatih,” ungkap Ida. Selain sering ditunjuk untuk menjadi model peragaan, Dian menonjol dalam desain pola busana. Untuk urusan itu, dia sudah memenangi lomba mulai tingkat sekolah hingga sekolah lain di Jakarta.

Sepulang dari Praha dengan membawa embel-embel runner-up II Miss Deaf World 2011, Dian menyimpan impian khusus. Impian itu adalah membuat semacam butik. Bukan sembarang butik. Melainkan, butik yang khusus menampung desainnya dan desain para penyandang tunarungu lainnya.

Penghargaan di tanah air langsung mengalir untuk Dian. Salah satunya datang dari Kemendiknas. Dian mulai tahun ini ditunjuk menjadi duta SMK. Baik untuk siswa normal maupun siswa cacat.

Tugas lain juga siap digarap Dian, selain menjadi duta. Tugas itu adalah menyiapkan kontes miss deaf tingkat lokal. Rencananya, Kemendiknas siap menjadi penanggung jawab kontes tersebut. Namun, pesertanya khusus yang masih sekolah. Yang berhasil menjadi juara bakal disalurkan untuk mengikuti kontes Miss Deaf World tahun berikutnya. (c11/kum/jpnn)

Tabrakan saat Banjir, Kapal Cina Terbalik

BEIJING- Banjir parah yang melanda wilayah utara, tengah, dan selatan (barat daya) Cina belum menunjukkan tanda mereda. Sebuah momen mengerikan pun sempat terekam kamera saat sebuah kapal penumpang terbalik dan tenggelam setelah tabrakan dengan sebuah kapal restoran terapung. Foto-foto tenggelamnya kapal itu dipublikasikan luas kantor berita Agence France-Presse dan Associated Press kemarin (21/9).

Insiden tersebut terjadi saat berlangsung proses evakuasi dan operasi penyelamatan di kawasan banjir Sungai Jialing di Kota Chongqing, barat daya Cina, Selasa lalu (20/9). Para penumpang dan awak kapal itu, sejauh ini belum disebutkan jumlahnya. “Tolong, selamatkan kami,” teriak para penumpang, seperti dilaporkan koran Inggris The Daily Mail kemarin.

Koran terkemuka berbahasa Inggris di Cina, Cina Daily, justru punya versi berbeda. Harian berbahasa Inggris dengan tiras terbesar (lebih dari 500 ribu eksemplar) di Cina itu kemarin lewat edisi online-nya memberitakan bahwa yang tenggelam adalah kapal restoran terapung.

Insiden terjadi setelah kapal tersebut bertabrakan dengan kapal (penumpang) lain di Sungai Jialing. Tabrakan terjadi setelah kabel yang ada pada kapal restoran terputus ketika banjir menerjang. Sebanyak 11 orang di dalam kapal restoran terapung tercebur ke sungai.

Cina Daily menayangkan gambar dua pria yang memakai jaket pelampung berupaya menyelamatkan diri di tengah derasnya air bah di sungai. “Semua orang dalam kapal itu (11 orang, Red) berhasil diselamatkan petugas,” tulis koran itu.

Hujan deras terus mengguyur tanpa henti sejak akhir pekan lalu akibatnya banjir di sembilan provinsi di Cina. Pemerintah Cina mengungkapkan sedikitnya 1,7 juta orang mengungsi atau meninggalkan rumahnya. Sedangkan 22 orang lainnya dilaporkan hilang. (tdm/xin/cak/dwi/jpnn)

Lima Pelacur Indonesia Ditangkap di Makkah

MAKKAH- Komisi Investigasi dan Penuntutan (PIC) Arab Saudi, Selasa (20/9) menyidik 11 warga asing yang diduga melakukan praktik pelacuran di Distrik Al-Khansa, Makkah, saat musim haji dan umrah.

Pejabat setempat mengatakan, kelompok itu terdiri dari enam pria Bangladesh dan lima pelacur Indonesia. Sejumlah warga asing itu disergap petugas setelah dikuntit selama beberapa kali.

Polisi menjelaskan, praktik pelacuran itu berlangsung mulus berkat bantuan satpam gedung dengan mengutip bayaran SR 200 (Rp500 ribu) satu malam terhadap pelanggan.

Juru bicara Kepolisian Makkah, Letnan Kolonel Zaki Al-Rihaili, mengatakan para pelaku praktik mesum itu akan dikirimkan ke kantor Kepolisian Al-Maabdah sebelum diserahkan ke PIC untuk disidik dan dikirimkan ke pengadilan.
Arab Saudi tak hanya menggiurkan bagi penduduk dunia untuk mencari rezeki halal dan negara tujuan ibadah haji, melainkan juga memikat germo dan pelacur Afrika.

Dalam laporannya 15 Januari 2008, situs Moderghana.com, menyebutkan bahwa banyak perempuan Ghana di musim haji bergabung dengan rekan-rekannya dari Nigeria di Arab Saudi. Mereka bukan mau menjalankan ibadah, melainkan menjadi pelacur. (net/jpnn)

Televisi ABC Tayangkan Adegan Seks PM Australia

CANBERRA- Menuai banyak kecaman, stasiun televisi ABC keukeh menyiarkan program komedi fiksi yang mengisahkan hubungan intim Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard dengan pasangannya, Tim Mathieson.

Tayangan bertajuk “At Home With Julia” itu rencananya disiarkan Kamis (22/9) malam waktu setempat. Adegan seks dalam tayangan itu menimbulkan kemarahan publik Australia. Bagaimana tidak, dalam episode tersebut, Gillard digambarkan sedang bercumbu dengan pasangannya, Mathieson di kantor PM. Keduanya dikisahkan tanpa busana dan menggunakan bendera Australia sebagai penutup tubuh mereka.

Dalam episode itu, komedian Amanda VBishops berperan sebagai Julia Gillard dan Phil Lloyd berperan sebagai Mathieson. Ketika ditanyai mengenai program serial komedi “At Home With Julia” itu, PM Gillard tak bisa menyembunyikan kekesalannya.

Kepada radio ABC, Gillard mengaku dirinya telah menonton episode pertama program itu. Namun dia tak berniat untuk terus menonton siaran itu.

“Saya pikir aspek episode pertama itu lucu tapi saya punya banyak hal lain yang harus dilakukan daripada cuma duduk menonton ABC TV,” kata PM wanita pertama di Australia itu seperti dilansir News.com.au, Rabu (21/9).
Ketika ditanyai lagi mengenai adegan seks yang akan disiarkan ABC, Gillard menolak berbicara banyak. “Saya tidak mau berkomentar mengenai ini dan saya tidak akan membantu kalian dengan promosi silang,” cetusnya.

Sebelumnya sejumlah anggota parlemen Australia mengecam program komedi itu sebagai merendahkan dan ofensif.
Meski menuai kecaman, bos ABC Mark Scott menyatakan tetap menyiarkan tayangan itu. “ABC TV telah lama memproses pembuatan konten dan menelitinya dengan standar editorialnya,” tegas Scott melalui juru bicaranya Mick Millett. (bbs/jpnn)

Rosa Divonis 3 Tahun, El Idris 2,5 Tahun

Dicecar di Pengadilan, Andi Terbatuk-batuk

JAKARTA- Menteri Pemuda dan Olah Raga, Andi Mallarangeng, kemarin (21/9) dihadirkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta sebagai saksi pada persidangan atas mantan Sesmenpora Wafid Muharam yang menjadi terdakwa kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games. Pada persidangan itu, Andi dicecar oleh tiga pihak yakni majelis hakim, Jaksa Penuntut Umum (JPU), serta tim pengacara Wafid Muharam.

JPU dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Salim, mencecar menteri yang juga politisi Partai Demokrat itu tentang pertemuan dengan M Nazaruddin. Andi pun mengakui adanya pertemuan itu. “Sebagai teman separtai,” ucapnya.

Agus Salim lantas menanyakan pertemuan Andi dengan Nazaruddin pada Februari 2010 di Kemenpora yang juga dihadiri Ketua Komisi X DPR Mahyuddin dan Angelina Sondakh. Andi juga mengakui adanya pertemuan itu. “Pernah, tapi saya tidak tahu bulannya, mungkin Januari,” ucapnya.

Meski demikian ditegaskannya pula bahwa pertemuan itu hanya silaturahmi biasa. Sebab, rekan-rekannya separtai itu hendak mengucapkan selamat atas prestasi Indonesia pada ajang SEA Games di Laos pada Desember 2009.
JPU pun meminta penegasan, apakah pertemuan itu hanya silaturahmi biasa atau ada urusan dengan pekerjaan. Namun Andi menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan yang mengarah pada proyek pada pertemuan tersebut.
“Saya baru jadi menteri, ada yang kasih selamat ke saya, bicara program ke depan, tapi tidak ada yang terstruktur. Saya berusaha ada staf saya bias mendampingi,” tandasnya.

Sementara saat ditanya tentang Mindo Rosalina Manulang dan Muhammad El Idris, dengan tegas Andi mengaku tak kenal keduanya.

Pada persidangan tersebut Andi juga dicecar soal dana pinjaman dari pihak swasta untuk operasional di Kemenpora, yang disebut Wafid untuk dana talangan. Namun mantan juru bicara kepresidenan itu mengaku tidak tahu soal itu. Alasannya, karena Andi tidak pernah dilapori Wafid soal adanya dana pinjaman dari pihak swasta.

Namun demikian Andi mengakui bahwa dirinya memang mendelegasikan beberapa urusan di kementrian ke Wafid selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kemenpora. Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilu 1999 itu pun mengaku tak tahu tentang konsultan pelaksana proyek Wisma Atlet SEA Games di Palembang.
Jawaban Andi memancing majelis hakim untuk terus mencecar sistem kerja di Kemenpora. Majelis hakim yang diketuai Masrudin Nainggolan menanyakan peran supervisi Menpora terhadap bawahannya.

Namun Andi mengatakan, dirinya tidak mungkin mengawasi terus-menerus bawahannya di jajaran eselon I Kemenpora. “Kami lakukan supervisi, tapi kami tidak bisa mengikuti (mengawasi) staf 24 jam sehari,” elaknya.

Pada persidangan itu Andi sempat terbatuk-batuk saat menjawab pertanyaan dari tim pembela Wafid. Sampai-sampai majelis menskors sidang untuk memberi kesempatan Andi membasahi tenggorokannya dengan air minum. Andi pun hengkang dari kursi saksi disambut ajudannya yang telah menyiapkan sebotol air minum kemasan.

Sementara itu, dua terdakwa kasus suap proyek wisma atlet SEA GAmes, Mindo Rosalina Manulang dan Muhammd El Idris, akhirnya dinyatakan bersalah oleh Pengailan Tipikor. Pada persidangan dengan agenda pembacaan putusan, kemarin (21/9), Rosalina diganjar dengan hukuman tiga tahun penjara, sedangkan El Idris dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara. Keduanya juga dikenai hukuman denda masing-masing Rp200 juta.

Pada persidangan yang digelar secara terpisah, keduanya dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana dakwaan primair dan dijerat pasal 5 ayat (1) huruf b UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001 juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 juncto pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

Rosalina selaku Direktur Pemasaran PT Anak Negeri dan El Idris selaku manajer pemasaran PT Duta Graha Indah (DGI) Tbk. secara bersama-sama memberikan cek senilai Rp3,2 miliar kepada Sesmenpora Wafid Muharam dan Rp 4,3 miliar kepada anggota DPR M Nazaruddin. Cek itu terkait upaya untuk memenangkan PT DGI Tbk agar menjadi rekanan proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang. “Bahwa pemberian kepada Wafid Muharam dan M Nazarudin sebagai penyelenggara negara, untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu,” ujar anggota majelis I Made Hendra pada persidangan atas Rosalina.

“Menjatuhkan hukuman oleh karenanya dengan pidana penjara selama 2,5 tahun dan denda Rp 200 juta,” ujar hakim ketua, Suwidya, saat membacakan vonis atas perempuan yang akrab disapa dengan nama Rosa itu. Sedangkan pada persidangan atas Idris, majelis menjatuhkan hukuman dua tahun penjara dan denda Rp 150 juta. Dalam uraian sebelum pembacaan putusan majelis menyatakan, pemberian ke Wafid karena selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di Kemenpora memiliki kewenangan menerbitkan dan menandatangani surat keputusan tentang bantuan pembanguann wisma atlet.(ara/jpnn)

Bentrok Siswa v Wartawan, Kepsek SMAN 6 Dinilai Lalai

JAKARTA- Tuntutan agar pengelola SMAN 6 Jakarta dievaluasi terus menguat. Kali ini, tuntutan itu datang dari anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Iman Satria. Menurut Imam, aksi penyerangan siswa SMA 6 terhadap wartawan sudah keterlaluan dan harus diusut tuntas.

“Kepala sekolah, sebagai pimpinan di sekolah tersebut harus bertanggung jawab,” kata Iman, kemarin (21/9).
Dijelaskan Imam, selama menunggu proses penyelidikan oleh pihak berwajib, kepala sekolah harus dinonaktifkan. Hal ini, juga demi memberi keleluasaan pada pihak kepolisian dalam melakukan pengusutan. “Kalau bisa dinonaktifkan terlebih dahulu oleh Kadisdik DKI agar pihak kepolisian lebih leluasa memeriksa yang bersangkutan,” katanya. Iman menilai, Kepala Sekolah SMAN 6 telah lalai dan tidak bisa mengubah prilaku para siswanya yang terbukti sering melakukan aksi tawuran.

Sementara itu, Kepala SMAN 6 Jakarta, Kadarwati menyatakan siap dicopot dari jabatannya jika ada keputusan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). “Saya sudah mengabdi 28 tahun menjadi guru dan menjalankan sesuai sumpah jabatan untuk bersedia di tempatkan di seluruh daerah. Semua terserah pada atasan yang mengangkat saya yaitu Kemendiknas,” ujarnya.

Saat ini, pihaknya tetap menyerahkan seluruh proses yang ada pada jalur hukum. Jika terbukti melakukan kesalahan, dirinya akan memberikan sanksi tegas kepada siswa-siswanya sesuai ketentuan yang berlaku. “Kami menyerahkan kasus ini ke pihak kepolisian. Jika memang terbukti melakukan tindak kekerasan, siswa akan dikembalikan kepada orang tuanya,” tegasnya. Ia juga mengungkapkan, dari pihak sekolah terdapat tujuh orang yang menjadi korban luka.(wok/pes/jpnn)